Anda di halaman 1dari 3

KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

No Dokumen

Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan
Direktur RSUD Ade Muhamad Djoen, Sintang

dr. Harysinto Linoh


Kewaspadaan yang diterapkan untuk memutus mata rantai transmisi
mikroba penyebab infeksi pada pasien yang diketahui maupun dugaan
terinfeksi atau terkolonisasi patogen yang dapat ditransmisikan lewat
uddara (airborne), droplet, kontak dengan kulit maupun lingkungan yang
terkontaminasi
Sebagai acuan dalam melaksanakan kewaspadaan berdasarkan transmisi
1. SK Direktur tentang kebijakan Pelayanan Kesehatan di RSUD Ade
Muhamad Djoen, Sintang No. ....Tahun ...
2. SK Direktur tentang Kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di
RS No. ....Tahun...
1. Penetapan pasien
a. Transmisi melalui kontak
- Tempatkan di ruang rawat terpisah bila tidak memungkinkan
kohorting, bila keduanya tidak memungkinkan maka
pertimbangkan epidemiologi mikrobanya melalui edukasi pasien.
- Bicarakan dengan Sub Nosokomial RSUD Ade Muhamad Djoen,
Sintang
- Tempatkan pasien dengan jarak > 1 meter
- Jaga supaya tidak terjadi kontaminasi silang ke lingkungan dan
pasien lain.
b. Transmisi melalui droplet
- Tempatkan di ruang rawat terpisah bila tidak memungkinkan
kohorting, bila keduanya tidak memungkinkan, buat pemisah
dengan jarak > 1 meter antar tempat tidur dan jarak dengan
pengunjung.
- Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus
terhadap udara dan ventilasi
c. Transmisi melalui udara (airborne)
- Tempatkan pasien di ruang terpisah yang mempunyai tekanan
negative, aliran udara 6 12 x/jam, pengeluaran udara terfilter
sebelum keluar atau ke tempat lain di rumah sakit.
- Usahakan pintu ruang pasien selalu tertutup
- Bila ruangan terpisah tidak memungkinkan, tempatkan passien
dengan pasien lain yang mengidap mikroba yang sama, jangan
dicampur dengan infeksi yang lain dengan jarak > 1 meter
2. Transportasi pasien
a. Transmisi melalui kontak
- Batasi gerak
- Transportasi pasien kalau perlu

Bila diperlukan pasien keluar ruangan, perlu kewaspadaan agar


resiko minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan dan
pasien
b. Transmisi melalui droplet
- Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari pasien
dengan menggunakan massker pada pasien.
- Terapkan hygiene resporasi dan etika batuk
c. Transmisi melalui udara/ airborne
- Batasi gerak dan transportasi psien hanya kalau perlu saja
- Bila perlu untuk pemeriksaan, pasien dapat diberikan masker N95
3. Penggunaan APD petugas
a. Transmisi melalui kontak
- Sarung tangan dan cuci tangan, memakai sarung tangan bersih
non steril, lateks saat masuk ke ruangan pasien, ganti sarung
tangan setelah kontak dengan bahan infeksius (feses, cairan,
drain)
- Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan
cuci tangan dengan antiseptik
b. Transmisi melalui droplet
- Sarung tangan dan cuci tangan, memakai sarung tangan bersih
nonsteril, lateks saat massuk ke ruang pasien, ganti sarung tangan
setelah kontak dengan bahan infeksius (feses, cairan drain)
- Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan
cuci tangan dengan antiseptik
- Masker pakailah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap
pasien, masker seyogyanya melindungi hidung dan mulut, dipakai
saat memasuki ruang rawat pasien dengan infeksi saluran nafas
- Gaun bersih (tidak steril) dipakai saat massuk ruang rawat passien
untuk baju
- Jaga agar tidak terjadi kontaminasi silang antara pasien dengan
lingkungan, dari lingkungan pasien lain.
- Apron dipakai bila gaun yang digunakan tembus air
c. Transmisi melalui udara/ airborne
- Gunakan masker respirator (N 95/ kategori N pada efisiensi 95%)
saat masuk ruang rawat pasien.
- Bila melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul aerosol,
gunakan sarung tangan, tutup kepala, google, gaun, apron, dan
sepatu pelindung.
4. Peralatan untuk perawatan pasien
a. Transmisi melalui kontak
- Bila memungkinkan, peralatan non kritikal dipakai untuk satu
pasien, atau untuk pasien dengan jenis infeksi mikroba yang sama
- Bersihkan peralatan sebelum digunakan untuk pasien yang lain
b. Transmisi melalui droplet
- Tidak perlu penanganan udara secara khusus
- Desifeksi permukaan dilakukan terjadwal dengan baik (desinfeksi
permukaan dilakukan setiap hari dan dilakukan bongkaran besar
setiap minggunya)
c. Transmisi melalui udara/ airborne
Ruang rawat pasien jika memungkinkan dibuat bertekanan negatif dengan
filtrasi udara menggunakan hevafilter

Instansi Terkait

Seluruh instansi

Anda mungkin juga menyukai