Masalahnya respon kebijakan yang ada justru menahan investasi di sektor riil
dengan kebijakan pungutan pajak dan bukan pajak yang agresif, baik di
tingkat nasional maupun daerah. Masalah ini ditambah dengan keengganan
pemerintah untuk segera memperbaiki kebijakan ketenagakerjaan pada saat
ini, yang berintikan kebijakan upah minimum dan kebebasan total dari
pekerja untuk melakukan mogok dan telah berhasil mengubah potensi
investasi menjadi realitas investasi. Samsung yang semula berniat
membangun pabrik handphone di Indonesia, memilih Vietnam.
Saat ini diperkirakan 60-70% investasi dilakukan di pasar modal dan di
sektor yang padat modal-padat-teknologi, yaitu pertambangan, perbankankeuangan, perdagangan, telekomunikasi, dan jasa-jasa lainnya. Sisanya
mengalir ke sektor yang menyerap tenaga kerja, tetapi tenaga kerja
berpendidikan menengah dan tinggi, yang tidak sinkron dengan fakta
kualitas SDM Indonesia yang berpendidikan kelas 2 SMP (menurut data
Kemenko Kesra & SDM).