Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Depresi dengan

Peningkatan Asam Lambung


Imam Zahid
Gangguan psikis (ansietas/depresi) dipercaya dapat meningkatkan asam lambung. Interaksi
faktor psikis dengan gangguan saluran cerna diyakini melalui mekanisme brain gut axis.
Jalur tersebut secara langsung atau tidak langsung , terpisah atau bersamaan dapat
mempengaruhi saluran cerna, mempengaruhi sekresi, motilitas, vaskularisasi dan menurunkan
ambang rasa nyeri.1
Gangguan sekresi pada lambung dapat terjadi karena gangguan jalur endokrin melalui
poros hipotalamus pituitary adrenal ( HPA axis). Pada keadaan ini terjadi peningkatan
kortisol dari korteks adrenal.2
Penderita dengan gangguan depresi lebih sering mengalami peningkatan kortisol. Sekresi
kortisol terjadi karena adanya respon terhadap stressor akut. Apabila stressor tersebut
berlangsung kronik terjadi pelepasan Corticotropin Releasing Hormone (CRH) dari hipotalamus
secara terus menerus. Apabila peningkatan kadar kortisol berlangsung lama maka dapat terjadi
kerusakan pada hipokampus yang merupakan predisposisi untuk terjadinya depresi.3
Pada orang depresi terjadi pelepasan CRH secara terus menerus oleh hipotalamus. CRH
akan merangsang hipopisis untuk mengsekresikan

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH).

ACTH akan merangsang adrenal untuk mengsekresikan kortisol. Peningkatan kortisol ini akan
merangsang produksi asam lambung dan dapat menghambat Prostaglandin E yang merupakan
penghambat enzim adenil siklase pada sel parietal yang bersifat protektif terhadap mukosa
lambung sehingga pada orang depresi cenderung terjadi nyeri ulu hati diakibatkan sekresi asam
lambung yang berlebih dan efek protektif lambung yang menurun.1,3
Sumber:
1. Murni, A. W. 2011. Plasma Cortisol Levels in Dyspepsia with Psychosomatic Patients. Sub
Division of Psychosomatic Department of Internal medicine Faculty of Medicine Andalas
University Padang. (Online). (http://repository.unand.ac.id/18327/1/PLASMA

%20CORTISOL%20LEVELS%20IN%20DYSPEPSIA.pdf, diakses pada 18 September


2015).
2. Nurdi, A. E. 2010. Pendekatan Psikoneuroimunologi. Majalah Kedokteran Andalas. Vol 34:
92-99.
3. Kimpton, J. 2012. The Brain Derived Neurotrophic Factor and Influences of Stress In
Depression. Psychiatria Danubina. 24: 169-171.

Anda mungkin juga menyukai