Anda di halaman 1dari 2

Tumor Tonsil

Penyakit tonsil dan adenoid merupakan masalah kesehetan yang sering terjadi dalam
masyarakat. Nyeri tengoorokan, infeksi saluran nafas atas dan penyakit telinga yang terkait
adalah keluhan yang paling sering ditemukan pada kunjungan pasien ke Puskesmas, terutama
pada anak kecil dan remaja.
Peranan tonsil dalam mekanisme pertahanan tubuh masih diragukan meskipun
fungsinya memproduksi sel-sel limfosit. Berdasarkan penelitian, ternyata tonsil memegang
peranan penting dalam fase-fase awal kehidupan terhadap infeksi mukosa nasofaring dari
udara pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran pernafasan bagian bawah.
Hasil penelitian mengenai kadar antibodi tonsil menunjukkan bahwa parenkim tonsil
memang mampu memproduksi antibodi. Penelitian terakhir menyatakan bahwa tonsil
memegang peranan dalam memproduksi IgA, yang menyebabkan jaringan lokal resisten
terhadap organisme patogen.
Sewaktu baru lahir tonsil secara histologis tidak mempunyai centrum germinativum,
biasanya berbentuk kecil. Setelah antibodi ibu habis, barulah mulai terjadi pembesaran tonsil
dan adenoid, yang pada permulaan kehidupan masa kanak-kanak dianggap normal dan
dipakai sebagai indeks aktifitas sistem imun. Pada waktu pubertas atau sebelum masa
puberta, terjadi kemunduran fungsi tonsil yang disertai proses involusi 1,2.
Patofisiologi
Karsinoma sel skuamosa tonsil mungkin terbatas pada fosa tonsil, tetapi perluasan
pada struktur yang berdekatan sering terjadi. Karsinoma umumnya menyebar sepanjang ulkus
glosotonsilar melibatkan dasar lidah. Selain itu, penyebaran sering melibatkan palatum mole
atau nasofaring. Fosa tonsil dibatasi oleh otot superior konstriktor yang mungkin berisi
penyebaran karsinoma.
Namun ketika otot konstriktor dilampaui, ini menjadi keuntungan tumor untuk
mengakses ke ruangan parafaring. Ini melibatkan otot-otot pterigoid atau mandibular.
Penyebaran ke arah superior dari ruang parafaring bisa melibatkan dasar tengkorak dan
penyebaran ke arah inferior bisa melibatkan leher bagian lateral. Akhirnya keterlibatan yang
luas dalam ruang parafaring mungkin melibatkan arteri karotis.
Metastase ke daerah limfatik sering terjadi. Metastase ke leher sebnayak kurang lebih
65%. Karsinoma sel skuamosa tonsil juga dapat bermetastase ke kelenjar getah bening
retrofaring. Metastase jauh dari karsinoma sel skuamosa tonsil terjadi sekitar 15-30%. Lokasi
yang paling umum adaah paru-paru, diikuti oleh hati dan kemudian tulang.3
Prosedur diagnostik
Biopsi adalah satu-satunya alat untuk mendiagnosis keganasan tonsil berupa limfoma,
karena itu hal patologi dan timnya harus segeras\ siap untuk menangani jaringan dengan
tepat. Beberapa jaringan segar mungkin diperlukan untuk studi, yang tergantung waktu dan

memerlukan penanganan segera. Beberapa jaringan harus dibekukan dalam nitrogen cair.
Pertimbangan lain yang sangat penting adalah kenyataan bahwa karsinoma sel skuamosa
biasanya timbul jauh di dalam kripta. Hal ini memerlukan ahli bedah untuk mengambil biopsi
yang mendalam sehinga neoplasma tidak meleset. Mengingat kecenderungan lesi ini bisa
menimbulkan perdarahan yang merupakan prosedur rumit maka ahli bedah harus siap untuk
hal yang tak terduga.
Panendoskopi, endoskopi operatif memungkinkan ahli bedah untuk menilai
sepenuhnya tentang tumor. Hal ini sangat membantu ketika memilih antara pendekatan bedah
terbuka dan endoskopi. Bronkoskopi dan esofagoskopi digunakan untuk menilai tumor
primer yang mungkin hadir pada saat diagnosis.
Tes HPV merupakan rekomendasi National Comprehensive Cancer Network (NCCN)
sebagai faktor prognosis. Quantitative reverse transcriptase pcr (QRT-PCR) memungkinkan
perhitungan jumlah relatif dari mRNA yang ada pada sampel. HPV-16 ini paling sering
digunakan untuk memeriksa karsinoma orofaring. Hal ini bersifat sensitif dan spesifik. P-16
dapat diuji sebagai biomarker untuk aktivitas HPV E7.4
1. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk,. Buku Ajara Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala Leher. edisi 6. 2007. FKUI
2. Adams L George, boies L, dkk. Boies Buku Ajar Penyakit THT. edisi 6. Penerbit buku
kedokteran ECG. Jakarta. 1997
3. Chung TS, Stefani S. Distant metastase of carcinoma of tonsilar region: a study of 475
patients. J Surg Oncol. 1980; 14 (1):5-9
4. http://emedicine.medscape.cpm/article/848034-overview diakses tanggal 12 Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai