Pengorbanan Ayah
Pengorbanan Ayah
Lalu juga pernah waktu itu, Ayah sedang keluar kota, lalu disekolah ada
pertemuan orang tua dengan sekolah dan setiap orang tua diharuskan hadir,
Mama tidak bisa dating karena urusan pekerjaannya yang tidak bisa di
tunda, sehingga membuat Ayah lah yang harus datang ke sekolah padahal
posisi nya masih di luar kota, lalu saya menelpon Ayah supaya untuk datang
ke sekolah untuk menghadiri pertemuan orang tua itu, lalu Ayah bilang kalau
dia bisa datang ke pertemuan orang tua itu tetapi tidak tepat waktu karena
pada saat acara mungkin sudah berlangsung, posisi Ayah masih di luar kota,
sehingga Ayah berkata bahwa dia bisa datang, tetapi agak terlambat, lalu
saya menjawab iya karena Ayah sudah berencana untuk datang, tidak peduli
tepat waktu atau terlambat, yang penting datang. Lalu akhirnya Ayah datang
ke sekolah siang hari mungkin dengan kondisi yang agak lelah, tetapi dia
tetap datang meskipun acaranya sudah selesai, tetapi ternyata masih
dilayani oleh wakasek secara langsung karena tidak mungkin melakukannya
di aula yang hanya diisi oleh dua orang, tetapi yang penting adalah Ayah
menghadiri pertemuan itu dan setidaknya mendapat banyak penjelasan dari
guru tentang proses pembelajaran. Dari situ saya sangat salut dengan Ayah
saya, kalau saya dihadapkan dengan kejadian seperti itu, mungkin saya
malah akan tidak menghadiri acara itu karena sangat dirasa tidak mungkin
lagi untuk menghadirinya karena pada saat acara sudah dimulai, saya masih
di luar kota, dan itu membuat saya sangat malas.
Lalu ada lagi hal yang membuat Ayah harus berkorban lagi, pada
waktu itu Mama sedang sakit, sehingga Mama harus dirawat di rumah sakit
dan opname. Maka Ayah harus menjaga Mama di rumah sakit dan
mengesampingkan semua pekerjaannya. Meskipun begitu, Ayah tetap bisa
membagi waktunya antara menjaga Mama, pekerjaannya, dan keluarga
dirumah, hanya prioritasnya yang dibedakan. Ayah lebih sering menjaga
Mama karena Ayah cinta Mama. Selain itu, Ayah tetap bisa membelikan
bahan-bahan untuk masak subuh-subuh untuk sarapan kami yang ada di
rumah, dan juga masih bisa mengantarkan saya dan adik saya ke sekolah
masing-masing dan menjemput pulang, dan masih mengurusi pekerjaannya.
Saya sangat bersyukur memiliki Ayah yang seperti itu karena tidak ada yang
bisa seperti dia, karena Ayah adalah orang yang spesial yang diberikan oleh
Tuhan.