Anda di halaman 1dari 2

Pengorbanan Ayah

Oscar Halomoan Panggabean


XII IS3/21
Di dalam keluarga saya, menurut saya orang yang paling sering
berkorban adalah Ayah saya. Banyak sekali pengorbanan yang telah
dilakukan olehnya, seperti saat pagi hari, Ayah sudah bangun duluan
bersama Mama untuk memasak dan membeli keperluan untuk memasak
sarapan, jika dia tidak bangun pagi-pagi sekali, pasti orang-orang di rumah
tidak akan mendapatkan sarapan sebelum melakukan aktivitas. Lalu ada
juga pengorbanan lain yang pernah dilakukan, seperti mau mengantarkan
anak-anaknya pergi ke sekolah meskipun pada saat itu sedang dipenuhi
kesibukan oleh pekerjaannya atau aktivitas lainnya, dan mengantarkan saya
ke tempat les, Ayah rela tidak beristirahat untuk mengantarkanku ke tempat
les, dan pernah waktu itu Ayah sedang sakit sehingga kondisinya lemah, tapi
Ayah tetap kuat dan mau mengantarkanku les, saya saja kalau sedang sakit
biasanya malah tidak mau pergi kemana-mana karena kondisi yang lemah
membuat tenaga dalam tubuh sedikit sekali sehingga butuh istirahat. Lalu
Ayah juga pernah rela malam-malam pergi ke luar untuk membeli makan,
sebenarnya tidak hanya makanan yang pernah dibeli, Ayah pernah keluar
rumah hanya untuk beli pulsa untuk aku. Lalu waktu menjemput kakak dari
stasiun, Ayah rela menunggu berjam-jam di stasiun untuk menjemput kakak.
Lalu Ayah juga rela mengorbankan sebagian waktu kerjanya untuk
menjemputku di sekolah, terkadang dia juga pernah rela menungguku
berlama-lama disekolah saat aku sedang belajar atau mengerjakan sesuatu
bersama teman, sungguh sabar sekali.

Lalu juga pernah waktu itu, Ayah sedang keluar kota, lalu disekolah ada
pertemuan orang tua dengan sekolah dan setiap orang tua diharuskan hadir,
Mama tidak bisa dating karena urusan pekerjaannya yang tidak bisa di
tunda, sehingga membuat Ayah lah yang harus datang ke sekolah padahal
posisi nya masih di luar kota, lalu saya menelpon Ayah supaya untuk datang
ke sekolah untuk menghadiri pertemuan orang tua itu, lalu Ayah bilang kalau
dia bisa datang ke pertemuan orang tua itu tetapi tidak tepat waktu karena
pada saat acara mungkin sudah berlangsung, posisi Ayah masih di luar kota,
sehingga Ayah berkata bahwa dia bisa datang, tetapi agak terlambat, lalu
saya menjawab iya karena Ayah sudah berencana untuk datang, tidak peduli
tepat waktu atau terlambat, yang penting datang. Lalu akhirnya Ayah datang
ke sekolah siang hari mungkin dengan kondisi yang agak lelah, tetapi dia
tetap datang meskipun acaranya sudah selesai, tetapi ternyata masih
dilayani oleh wakasek secara langsung karena tidak mungkin melakukannya
di aula yang hanya diisi oleh dua orang, tetapi yang penting adalah Ayah
menghadiri pertemuan itu dan setidaknya mendapat banyak penjelasan dari
guru tentang proses pembelajaran. Dari situ saya sangat salut dengan Ayah
saya, kalau saya dihadapkan dengan kejadian seperti itu, mungkin saya
malah akan tidak menghadiri acara itu karena sangat dirasa tidak mungkin
lagi untuk menghadirinya karena pada saat acara sudah dimulai, saya masih
di luar kota, dan itu membuat saya sangat malas.
Lalu ada lagi hal yang membuat Ayah harus berkorban lagi, pada
waktu itu Mama sedang sakit, sehingga Mama harus dirawat di rumah sakit
dan opname. Maka Ayah harus menjaga Mama di rumah sakit dan
mengesampingkan semua pekerjaannya. Meskipun begitu, Ayah tetap bisa
membagi waktunya antara menjaga Mama, pekerjaannya, dan keluarga
dirumah, hanya prioritasnya yang dibedakan. Ayah lebih sering menjaga
Mama karena Ayah cinta Mama. Selain itu, Ayah tetap bisa membelikan
bahan-bahan untuk masak subuh-subuh untuk sarapan kami yang ada di
rumah, dan juga masih bisa mengantarkan saya dan adik saya ke sekolah
masing-masing dan menjemput pulang, dan masih mengurusi pekerjaannya.
Saya sangat bersyukur memiliki Ayah yang seperti itu karena tidak ada yang
bisa seperti dia, karena Ayah adalah orang yang spesial yang diberikan oleh
Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai