Anda di halaman 1dari 5

I.

INTRODUCTION
Penulis memilih lima area riset yang berkontribusi dalam keterkaitan Capital Market Research
dengan angka-angka akuntansi. Kelima area tersebut yaitu market efficiency, Feltham-Ohlson
modeling, value relevance, analysts behavior, dan discretionary behavior. Untuk market
efficiency&F-O Modeling menurut penulis menunjukkan bagaimana peran akuntansi
terefleksikan dalam pasar modal. Sedangkan value relevance, analyst behavior, dan
discretionary behavior menunjukkan data akuntansi dan kaitannya dengan pengambilan
keputusan investor di pasar modal.

II.

MARKET EFFICIENCY
Efisiensi pasar sangat berkaitan dengan analisis pasar modal. Pada pasar yang efisien,
ketika ada data akuntansi yang dipublikasikan ke khalayak umum maka yang terjadi adalah
informasi tersebut akan tercermin di harga sekuritas. Dengan begitu, investor dapat menghitung
abnormal return dengan menggunakan analisis efisiensi pasar.
Dalam berapa studi tentang efisiensi pasar juga menyimpulkan bahwa harga sekuritas
bersifat konsisten dengan keefisienan suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar maka
kemungkinan investor mendapatkan abnormal return menjadi kecil. Studi lainnya juga
mengatakan bahwa pasar bisa menjadi tidak efisien terkait dengan beberapa hal yaitu: post
earning announcement drift, market to book ratios dan refinements, dan isu akuntansi
kontekstual.
a. Post-earning announcement drift
Post-earning announcement drift menyatakan bahwa pasar yang efisien, seharusnya
harga saham akan mencerminkan informasi terkait pengumuman earning perusahaan. Post
earning announcement drift ini membuat pasar modal menjadi tidak efisien karena para
investor telah mengetahui beberapa informasi akuntansi untuk meramalkan adanya abnormal
return tersebut. Biasanya Post-earning announcement drift pada perusahaan dengan modal
yang kecil.
Abarbanell and Bernard (1992), menguji apakah porsi dari post-earnings announcement
drift diatribusikan terhadap perilaku analyst dalam memperkirakan earning dan kekurangan
dalam memproses data akuntansi. Studi ini menyimpulkan dua hal penting:
1) Perkiraan analyst rupanya meng-underestimate persistensi earning, dan perkiraan eror
berdasarkan analysts forecasts saling berkorelasi. Jika analyst secara efisien memproses
informasinya, maka unconditional expected value of the forecast error akan bernilai nol,
dan expected serial correlation juga akan nol.
2) Kita tidak mengharapkan perilaku analyst dapat menjelaskan secara lengkap, karena
PEAD lebih dinyatakan dalam small capitalization firm. Bartov et al. (2000)
menyarankan bahwa institutional holdings merupakan variabel penjelas yang penting
pula. Bhattacharya (2001) menyatakan bahwa ukuran perdagangan, sebuah proksi untuk
investor yang less wealthy dan less informed, juga sebagai faktor. Studi ini mewakili
hubungan kunci antara efisiensi pasar dan peran informasi dan financial intermediaries.
b. Market-to-book ratio and extension
Dalam jurnalnya, Beaver menyatakan terdapat studi yang menjelaskan bahwa Market-tobook ratio and extension memiliki hubungan negatif yang dengan subsequent return. Market-

to-book ratio and extension ini dinilai sebagai hal yang membuat pasar menjadi tidak efisien
dilihat dari dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah harga pasar yang tidak bisa
mencerminkan beberapa faktor terkait underlying value atau kemungkinan yang kedua adalah
market-to-book ratio memasukkan beberapa faktor yang justru tidak terkait dengan
underlying value. Sama halnya dengan Post-earning announcement drift, biasanya Marketto-book ratio and extension terjadi pada perusahaan dengan modal yang kecil. Ekstensi
mengenai penelitian market-to-book yang lain, Dechow dan Sloan (1997) menemukan bahwa
harga saham merefleksikan biased forecasts dari naive analysts terhadap future earnings
growth, dan reliance on analyst earnings growth forecasts can explain over half of the
higher returns associated with pursuing contrarian strategies.
c. Contextual Accounting Issues
Efisiensi pasar juga berkaitan dengan permasalahan kontekstual akuntansi seperti
pencatatan akrual atau cashflow dan juga penghitungan abnormal return pada laporan
keuangan. Pencatatan akrual pada perusahaan mengarah kepada ketidakpastian dan
manupulasi yang mungkin saja dilakukan perusahaan. Namun tidak semua akrual terkait
dengan abnormal return. Riset dalam jurnal ini juga mengatakan bahwa bagian
pengungkapan tambahan yang ditujukan pada hal akrual spesifik dapat menyebabkan capital
market membentuk estimasi yang tidak bias yang akan berdampak pula pada estimasi
earnings dimasa mendatang dan valuasinya
d. Unresolved Issues
Besarnya dan jangka waktu abnormal return sangat tiba-tiba. Terkait hal tersebut terdapat
beberapa hal yang belum terselesaikan yaitu diantaranya terkait portofolio strategies,
pengungkapan informasi akuntansi dan dampaknya terhadap harga, hubungan harga saham
dengan lag dalam data akuntansi, dan hubungan abnormal return dengan Portofolio
formation date.
III. Feltham Ohlson Modeling
Model ini memiliki satu karakteristik penting yang menyatakan bahwa penilaian ekuitas
perusahaan merupakan nilai buku awal pada expected future dividend, clean surplus relation, serta
informasi dinamis. Melalui informasi dinamis dalam teori ini, mengizinkan kita untuk menilai
perusahaan tidak hanya berdasarkan informasi yang ada tapi juga dapat berdasarkan informasi
lainnya yang ada dipasar sehingga kita dapat mengindikasikan adanya lag dalam mengestimasikan
nilai perusahaan.
- Kritik Terhadap Pendekatan Feltham-Ohlson Model
Kritik utamanya yaitu model ini tidak memiliki pengaruh permintaan terhadap data akuntansi.
Model ini lebih menggantungkan pada kerangka kerja dalam merepresentasikan valuasi angka-angka
akuntansi. Selain itu, model ini juga tidak memasukkan information asymmetry. Hal ini menegaskan
bahwa tidak ada kegunaan strategis dari data akuntansi dalam menyusun kerangka kerja model ini.
IV. Value Relevance Research
Value Relevance Research adalah area utama dalam penelitian empiris dalam 10 tahun terakhir.
Penelitian ini berisi hubungan antara variable dari harga saham dan variabel akuntansi. Sebuah

angka akuntansi dikatakan value relevance jika memiliki hubungan signifikan dengan dependent
variable.
- What Are the Distinctive Characteristics?
Value relevance memiliki dua karakteristik utama. Pertama, penelitian value relevance
membutuhkan pengetahuan yang mendalam dari institusi akuntansi, standar akuntansi, dan hal-hal
khusus dari angka yang dilaporkan. Pengetahuan ini meliputi tujuan dari pelaporan keuangan,
kriteria dari pembuat standar, basis untuk standar yang spesifik, dan detail bagaimana membangun
angka akuntansi dengan standar yang ada. Kedua, ketepatan waktu informasi bukan hal yang utama.
Penelitian value relevance meliputi event studies, dimana waktu dari informasi adalah fokus utama
dalam penelitian event studies. Event study meneliti reaksi harga saham pada saat tanggal
pengumuman. Penelitian value relevance mengkarakteristikan nilai pasar pada titik waktu sebagai
satu set variable akuntansi seperti harta, hutang, pendapatan, beban, dan laba.
-

Why Is Timeliness Not the Key Issue?


Penundaan pengakuan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang akuntansi. Jika tidak
ada private information yang mendahului earning announcement date maka terjadi pergerakan harga
yang tinggi dalam merespon unexpected earnings. Di sisi lain jika ada private information yang
mendahului earning announcemet date maka pergerakan harga tidak akan tajam pada saat tersebut,
meskipun announcement date tetap menjadi hal yang penting. Halangan utama dari mendapat
informasi pendahuluan yang komplit ialah biaya mendapatkan informasi tersebut. Padahal, Peran
utama dari pengumpulan informasi sebelum earning announcement ialah menyediakan informasi
tentang earning yang akan datang. hubungan price-earning daripada hanya reaksi harga jangka
pendek pada waktu announcement. Faktanya, besarnya pergerakan harga pada announcement date
berisi informasi tentang biaya dari pengumpulan predisclosure information, tetapi menyediakan bukti
terbatas tentang bagaimana nilai yang relevan dari earning. Sementara melalui pendekatan informasi,
sebuah petunjuk akan bernilai informative bila petunjuk tersebut dapat menunjukkan informasi yang
tersedia dapat dipercaya. Laporan keuangan diharapkan dapat lengkap dengan kendala dan definisi
GAAP. Tapi dalam pandangan yang lebih luas, Timeliness hanyalah satu dimensi dan bukan
merupakan hal utama.
-

What Is the Conceptual Foundation of Value-Relevance Research?


Dasar konsep penelitian value relevance adalah kombinasi dari teori valuasi ditambah dengan
argumen akuntasi dalam berbagai konteks yang memperkenankan penelitian untuk memprediksi
hubungan antara variabel akuntansi dengan nilai pasar dari ekuitas. Terdapat 3 tipe utama dalam
model valuasi, yaitu:
Earnings-only approach yang menunjukkan bahwa nilai ekuitas sebagai nilai sekarang dari
pendapatan masa depan yang tetap.
Balance-sheet approach
Model Feltham-Ohlson yang menunjukkan bahwa nilai perusahaan sebagai fungsi linear dari
nilai buku ekuitas dan nilai sekarang dari laba abnormal masa depan yang dapat
diekspektasikan.
value relevance bergantung pada kombinasi antara nilai buku dan pendekatan pendapatan.
Penelitian value relevance secara khusus menggabungkan argumen akuntansi untuk memprediksi
hubungan antara variabel akuntansi dengan nilai pasar.

What Have We Learned?


Hal penting yang perlu kita pelajari berdasar pada 3 pertanyaan penting yaitu: Apakah angka
akuntansi tersebut memiliki harga? Apakah harga tersebut konsisten dengan nilai-nilai teoritis?
Apakah harga dari angka tersebut konsisten atau tidak dengan angka akuntansi yang serupa?
-

The Role of Value Relevance Research


Penelitian akuntansi memiliki 3 peran diantaranya riset dapat membangun teori, riset dapat
memberikan bukti empiris, dan riset dapat membantu artikulasi isu, memberi paradigma. Penelitian
value-relevance menunjukkan bukti apakah angka akuntansi berhubungan dengan nilai yang di
prediksikan.
-

Unresolved issues
Masalah yang dapat mempengaruhi penarikan kesimpulan dalam analisis value-relevance,
yaitu: Efisiensi pasar, Masalah econometric, Tujuan lain laporan keuangan.
V. RESEARCH ON ANALYSIS BEHAVIOUR
Perilaku analisis penting dalam penelitian akuntansi, hal ini dikarenakan analisis sebagai
seorang perantara informasi yang menggunakan dan menginterpretasikan data akuntansi sehingga
harga sekuritas mencerminkan hasil analisis mereka. Apabila seorang analis dapat melakukan proses
analisis secara efisien maka harga sekuritas yang tercermin pun akan efisien, namun saat terdapat
adanya keterbatasan dan ketidakefisienan maka harga sekuritas tidak mencerminkan keseluruhan
data laporan keuangan. Secara lebih luas, analis percaya atau bergantung pada ketersediaan data yang
bersifat umum, forecast yang mereka lakukan bisa menjadi cara untuk memasukkan informasi lain
ke dalam penelitian.
- What We Have Learned?
Banyak dari penelitian sebelumnya yang berkesimpulan bahwa forecast yang dilakukan
analis optimis, walaupun terlihat ada penurunan dalam optimistic bias. Analis dengan tingkat
optimistic yang tinggi diawal forecastnya cenderung melakukan perubahan yang menurun didalam
setahun. Analis dengan kemampuan meramalkan yang lebih baik akan memiliki kemampuan
menjaga profitabilitas yang lebih baik untuk bertahan di pasar.
-

Unresolved issues
Peneliti butuh pemahaman lebih mengenai insentif bagi para analis dalam melakukan
forecast. Isu lain terkait yang perlu ditelusuri yaitu informasi lain apa saja yang dapat mempengaruhi
analis, selain data akuntansi yang dapat mempengaruhi prediksinya terkait pasar modal.
VI. RESEARCH ON DISCRETIONARY ACCRUAL
Discretionary behavior termasuk didalamnya melakukan earning forecast secara sukarela,
pengungkapan secara sukarela, pilihan metode akuntansi, dan estimasi akrual. Fokus penelitian ini
adalah pada management of accruals atau biasa disebut earnings management.
- Motives for Accrual Management
Motivasi terbagi menjadi dua kategori besar yaitu opportunistic dan signaling. Setiap motif
merupakan sebuah kategori yang luas yang mencakup berbagai perilaku tertentu. Motivasi ini dapat

saling memperkuat atau berlawanan yang sering membuat sulit untuk diketahui mana yang motif
utamanya
- What We Have Learned?
Peneliti menggunakan tiga cara untuk mengidentifikasi earning management, diantaranya
generic model of discretionary accruals, test based on discontinuities in the reported earnings
distribution, dan account-specific models of discretionary behavior. Manajemen dalam mengelola
laba dimaksudkan untuk menghindari kerugian dan menghindari kejatuhan dibawah forecast yang
dilakukan analis. Perusahaan yang telah mengeluarkan earning forecastnya cenderung untuk
menjaga labanya agar sesuai dengan forecast. Earning management yang meluas secara relatif
mudah untuk dideteksi, paling tidak diestimasi menggunakan beberapa teknik. Dalam pasar modal
terdapat perbedaan harga dari discretionary dan non discretionary component.
-

Estimation of Discretionary and Nondiscretionary Accruals


Isu utama dalam penelitian adalah kemampuan untuk menentukan variable yang
merefleksikan discretionary component dan nondiscretionary component. Hal yang sering terjadi
adalah regresi dilakukan hanya pada nondiscretionary variable dan sisanya diasumsikan sebagai
discretionary. Tentu saja kegagalan untuk identifikasi nondiscretionary component secara
keseluruhan akan berakibat sisa dari regresi terdiri dari discretionary dan nondiscretionary
component dengan kesalahan. Biasanya, discretionary variable yang umum seperti earning atau
leverage.
-

Unresolved issues
Banyak dari diskusi ini yang menyiratkan bahwa metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi discretionary accrual berpotensi memiliki power yang lemah.
VII.

KESIMPULAN
Teori yang diungkapkan diatas tidak hanya memiliki dampak yang besar pada penelitian
pasar modal, namun berpotensi akan memberi kontribusi secara signifikan. Area-area ini menjawab
pertanyaan penting, dengan dihubungkan satu sama lainnya.

Anda mungkin juga menyukai