Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

ANALISIS HUBUNGAN POLA HIDUP DENGAN TEKANAN DARAH


TARGET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA CANDIMULYO
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:
Befrie Mahaztra S

10711186

Anggy Apriyanto

08711184

Siti Sausan Salma

09711074

Fetra Bagus Tira

10711195

Ananda Putri F. K. 09711208


Pembimbing:
dr. Sunarto, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
1

LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS HUBUNGAN POLA HIDUP DENGAN TEKANAN DARAH
TARGET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA CANDIMULYO
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
Befrie Mahaztra S

10711186

Anggy Apriyanto

08711184

Siti Sausan Salma

09711074

Fetra Bagus Tira

10711195

Ananda Putri F. K. 09711208

Telah disetujui dan disahkan oleh :


Dosen Pembimbing Fakultas

dr. Sunarto, M.Kes

Dosen Pembimbing Lapangan I

dr. Lies Pramudiyanti

Dosen Pembimbing Lapangan II

dr. Syirotul Aini


2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah hirobbilalamin puji syukur atas kehadirat dan rahmat Allah
SWT yang telah memberikan curahan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
berpartisipasi, berbakti dan mengabdi di masyarakat melalui kegiatan kepanitraan klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Segala kekurangan dan kesalahan yang penulis tidak harapkan mungkin pernah
terjadi, namun berkat adanya dukungan semangat dari diri sendiri dan pihak-pihak yang
sangat berjasa, dalam segi fisik maupun moril akhirnya seluruh tahap dapat dilalui
dengan lancar. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

dr. Lies P selaku Kepala Puskesmas Candimulyo


dr. Syirotul Aini selaku Penanggung jawab UGD Candimulyo
Dokter Kepala Puskesmas Pakem dan Ngaglik I
dr. Sunarto M.Kes selaku pembimbing dari fakultas
Kedua Orang tua saya tercinta yang selalu mendukung
Seluruh pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang ikut
membantu kelancaran penyusunan laporan ini, saya ucapkan terima kasih
Banyak sekali kekurangan yang mungkin masih ditemukan, sehubungan dengan

itu penulis menerima dengan lapang dada segala bentuk pendapat, kritik dan saran yang
membangun. Diharapkan pada penulisan yang akan datang, penulis dapat menjadi lebih
baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Magelang, November 2014
Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Saat ini di Indonesia terjadi perubahan pola penyakit, dimana penyakit infeksi
menjadi penyakit tidak menular, seperti penyakit degenerative yang menjadi masalah
morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Semua itu disebabkan oleh perubahan
epidemiologi, demografi, serta teknologi. Beberapa penyebab terjadinya perubahan
epidemiologi diantaranya social ekonomi, lingkungan, dan perubahan struktur
penduduk, semua itu menyebabkan masyarakt Indonesia bergaya hidup tidak sehat
seperti makanan tinggi lemak dan kalori, kurangnya aktivitas fisik, merokok, serta
alcohol. Menurut WHO untuk kejadian penyakit tidak menular di tahun 2020
mendatang menyebabkan 73% angka kematian dan 60% angka kesakitan1.
Salah satu penyakit yang tidak menular dan hal tersebut merupakan maslah
terbesar di dunia adalah hipertensi atau dapat juga disebut sebagai the silent killer.
Menurut International Society of Hypertension (ISH) dan WHO, bahwasannya
penderita hipertensi saat ini telah mencapai anka 600 juta orang diseluruh dunia dan 3
juta diantaranya meninggal setiap tahun. Beberapa penelitian juga menyebutkan
bahwa hipertensi yang tidak terkontrol lebih berbahaya karena dapat mengalami
factor resiko terkena penyakit stroke, gagal jantung, dan serangan jantung1.
Hipertensi adalah penyebab kematian urutan ketiga (6,8%) setelah stroke dan
Tuberkulosis (Depkes, 2008). Berdasarkan data Depkes (2008) bahwa kejadian
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%. Ditingkat nasional, pulau jawa dan sumatera
memiliki kejadian prevalensi tertinggi di Indonesia. Dijawa tengah menduduki
peringkat kedua (37%) setelah jawa timur2.
Pada profil puskesmas Candimulyo, hingga bulan November 2014 disebutkan
bahwa hipertensi merupakan penyakit terbanyak di Kecamatan Candimulyo,

Kabupaten Magelang. Dengan latar belakang diatas, kami melakukan penelitian


tentang Hubungan Perubahan Pola Hidup Dengan Pengontrolan Hipertensi.

1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah
Adakah Hubungan Perubahan Pola Hidup Dengan Pengontrolan Hipertensi.
1.3
1.3.1

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan pola hidup
dalam

pengontrolan

hipertensi

pada

desa

Candimulyo,

Kecamatan

Candimulyo, Kabupaten Magelang sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan


yang tepat untuk membantu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat.
1.3.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah
1. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, pola asupan garam, riwayat keluarga, alcohol,
obesitas dengan hipertensi.
2. Mengetahui pengaruhnya usia dengan pola pengontrolan hipertensi Desa
Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
3. Mengetahui pengaruhnya jenis kelamin dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
4. Mengetahui pengaruhnya kebiasaan merokok dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
5. Mengetahui pengaruhnya pola asupan garam dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
6. Mengetahui pengaruhnya riwayat keluarga dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
7. Mengetahui pengaruhnya olah raga dengan pola pengontrolan hipertensi
Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.

8. Mengetahui pengaruhnya alkohol dengan pola pengontrolan hipertensi


Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
9. Mengetahui pengaruhnya indeks masa tubuh dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
10. Mengetahui pengaruhnya kontrol rutin dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.

1.4
MANFAAT PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan subyek penelitian mengenai hubungan pola hidup dalam
pengontrolan hipertensi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
subyek penelitian.
2. Puskesmas Candimulyo Magelang
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukkan tentang
hubungan pola hidup dalam pengontrolan hipertensi pada wilayah kerja
puskesmas candimulyo, sehingga dapat dilakukan tatalaksana lebih lanjut
demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Dinas Kesehatan Magelang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan dan pertimbangan dalam


membuat kebijakan-kebijakan bidang kesehatan dimasa mendatang
khususnya dalam penatalaksanaan pasien dengan hipertensi.
4. Peneliti
Dengan penelitian ini dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang
didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan serta pengalaman
dalam membuat penelitian epidemiologi ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hipertensi diambil dari bahasa inggris Hypertension yang artinya adalah
tekanan darah tinggi. Sedangkan menurut Wilson LM, Hipertensi adalaheadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 dan tekanan darah diastolik 90 mmHg.
Sedangkan alat untuk mengukur tekanan darah disebut Spygmomanometer. Cara
menggunakan spygmomanometer adalah sebelumnya pasien diminta untuk rileks atau
beristirhat dengan tenang, posisi bisa duduk tegak ataupun berbaring, lalu lengan atas
pasien di tutup oleh manset. Jika pasien sebelumnya telah merokok atau minum kopi
maka pemeriksaan dilakukan dengan jeda 5 sampai 30 menit.1,2
Hipertensi terbagi menjadi dua yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer
dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer ini tidak diketahui sebabnya, sedangkan
hipertensi sekunder yang sebab-sebabnya sudah diketahui. 3.

2.2. Epidemiologi
Pada zaman yang sudah semakin berkembang dan modern ini, penyakit
hipertensi telah menjadi masalah utama, terutama untuk masyarakat yang ada di
Indonesia.Apalagi semakin meningkatnya usia, pada usia lanjut penyakit hipertensi
ini

semakin bertambah. Biasanya penyakit hipertensi adalah gejala awal dari

penyakit-panyakit yang medasar. 1,3


Di prediksikan bahwa pada tahun 2025 kasus hipertensi dinegara yang
berkembang akan semakin meningkat dengan presentase sekitar 80%. Dari sejumlah
639 juta kasus hipertensi pada tahun 2000 akan menjadi 1,15 miliar pada tahun 2025.
Prediksi ini berdasarkan atas angka kasus penderita hipertensi pada tahun 2002. 1

Jumalah prevalensi yang mengalami hipertensi di Indonesia telah bnayak


terjadi. Beberapa mungkin ada yang tidak menunjukan gejala ataupun keluhan. Dan
faktanya masih banyak juga penderita hipertensi yang tidak mengatahui

tentag

hipertesi dikarenakan jarak pelayanan kesehatan yang mana jangkauannya masih


sangat terbatas. 4
2.3. Etiologi
Hipertensi primer sampai saat ini penyebabbya belum diketahui. Tetapi
beberapa penelitian menyabutkan bahwa hipertensi primer tidak hanya di sebabkan
oleh satu faktor saja. Jadi ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hipertensi
primer. Sedangkan untuk hipertensi sekunder, itu disebabkan oleh beberapa faktor
primer yang diketahui. Beberapa faktor-faktor yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa
dimodifikasi, anatara lain :5
Faktor yang tidak bisa dimodifikasi antara lain :
a. Faktor genetik
Faktor genetik ini sangatlah berpengaruh. Adanya faktor genetik didalam
tubuh orang tua mternyata setelah diteliti, hal ini berhubungan dengan
meningkatnnya kadar sodium intraseluller yang menyebabkan meningkatnya
resiko terjadinya hipertensi. Peningkatan kadar sodium intraseluller ini akan
menurunkan kadar potasodium yang akhirnya akan meningkatkan terjadinya
hipertensi.4
b. Umur
Seiring bertambahnya usia maka kejadian hipetensi akan semakin meningkat.
Karena menurut penelitian ternyata 50-60% saat orang-orang menginjak usia
diatas 45 tahun maka akan memiliki tekanan diatas 90/140 mmHg.7
Penyakit hipertensi juga adalah penyakit yang memiliki banyak faktor yaitu
brhubungan dengan beberapa faktor-faktor. Hpada orang yang diatas 45 tahun
maka dinding artesi akan semakin berkurang ke elasisitasannya karena zat
kolagen didalam otot akan mengalami penebalan. Oleh karena itu semikin
9

pembuluh darah kaku maka pembuluh darah akan semakin sempit hal tersebut
akan menyebabkan tekanan daraha yang meningkat sehingga terjadi
hipertensi. 8
c. Jenis kelamin
Perbandingan yang mengalami hipertensi pada lai-laki dan perempuan hampir
sama. Tetapi ternyata perempuasn yang diatas 50 tahun memiliki kerentanan
akan terjadinya hipertensi. Hal tersebt dikarenakan perempuan yang diatas 50
tahun lebih tepatnya yang sudh menoupose akan mengalami penurunan
hormon. Terutama hormon estrogen. Hormon estrogen ini akan enurunkan
kasar HDL. Sehingga jika kadar HDL ini menururn faktor terjadinya
arteroklerosis akan semakin meningkat. Sehingga faktor terjadinya kejadian
hipertensi juga akan meningkat. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa
hormon estrogen ini merupakan atau dianggap sebagai imunitas pada seorang
perempuan pada usia sebelum menoupose. 8
d. Ras
Menurut penelitian angaka kejadian terjadinya penyait hipertensi lebih banyak
terjadi pada orang yang berkulit hitam dari pada orang yang berkulit putih.
Hal ini berhubungan dengan kadar renin. Kadar renin pada orang yang
berukulit hitam lebih rendah dari pada kadar renin yang ada di orang yang
kulit putih. Hal ini menyebabkan sensitifitas ornag yang berkulit hitam lebih
rendah dari pada orang yang berkulit putih. 1
Faktor yang bisa dimodifikasi antara lain :
a. Kegemukan atau Obesitas
Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998) menjelaskan bahwa
angaka kejadian hipertensi pada orang dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) > 30
(obesitas) sebesar 32 % untuk perempuan dan 38% untuk laki-laki,
dibandingkan dengan IMT < 25 (gizi normal menurut standar internasional)
dengan angka kejadian 17% untuk perempuan dan 18% utnuk laki-laki. 9

10

b. Asupan diet garam


Menurut WHO (World Health Organization) mengemukakan dengan pola
konsumsi garam dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Pemberian
garam dapur sehari minimal adalaha 6 garam atau setara dengan 1 sendok teh.
Hal terseut dikarenakan oerang yang mengonsumsi garam yang berlebih
didalam tubuhnya akan terjadi peningkatan natrium. Peningkatan kadar
natrium terutama didala cairan ektrasel akan meningkatatkan cairan di
intraseluller sehingga menyebabkan peingkatan volume darah yang berakibat
timbulnya hipertensi. Oleh karena itu dianjurkan mengkonsumsi garam dapur
tidak lebih dari 6 gram atau setara dengan satu sendok teh. 12, 11,10
Tabel 1. Kandungan Natrium pada Beberapa Makanan 13

c. Merokok
Hubungan antara angaka kejadian merokok dengan pnyakit hipertensi adalah
karena adanya faktor resko dari terjadinya stenosis arteri renalis yang
mengalami arterisklerosis. Dalam sebuah penelitian, yaitu penelitian dari ST
Bowman ada subjek sebanyak 28.236 orang yang mana dari sabyek tersebut
awalnya tidak ada riwayat hipertensi. Tapi kemudian setelah diteusuri ternyata

11

51% subyek mempunyai riwayat tidak merokok, 36 % merupakan perokok


pemula dan 5% adalah perokok tapi hanya menghabiskan 1-14 batang sehari
dan sisanya 8% merupaka perokok lebih dari 15 batang perhari. Ternyata dari
penelitian tersebut hasilny adalah adanya kejadian hipertensi terdapat pada
subyek yang merokok dan menghabiskan rokok lebih dari 15% perhari. 1,14
d. Tipe kepribadian dan steress
Menurut penelitian dari Rosenman, ternyata ada perbedaan perilaku tipe A
terhadap adanya kejadian penyakit hipertensi. Ternyata dai penelitin tersebut
perilaku tipe A mempunyai hubungan yang sangat erat dengan adanya
kejadian hipertensi. Pada orang yang mempunyai perilaku tipe A seperti
sifatnya yang ambisius, suka marah-marah, ingin menang sendiri, suka
bersaing bekerja tidak henti dan tidak kenal lelah, selalu dikejar waktu dan
selalu merasa tidak puas. Sifat sifat itu akan mengerluarkan dari otak suatau
za yang dapat mempermudah terjadinya arterosklerosis yaitu zat ketekolamin.
Semakin kadar ketekolamin meningkat, maka semakin mudah terjadnya
arterosklerosis sehingga bisa mengkatkan terjadinya resiko hipertensi. 15
Dan hubungan stres dengan terjadinya hipertensi adalah adanya kerja aktifitas
simpatis. Pada orang stress yang berkelanjutan akan danya resistensi
pembuluh darah, resistensi pembuluh darah ini akan meningkatkan curah
jantung sehingga menstimulus kerja dari aktifitas saraf simpatis. Adanya
peningkatan kerja saraf simpatis akan meningkatkan tekanan darah. Apabila
hal tersebut terjadi secara terus menerus dan bekesinambungan maka akan
terjadi hipertensi. 1
2.4. Klasifikasi
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluasion and
Treatment of High Blood Pressure (JNC VII).

12

Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII 1

2.5. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi oeh karena terbentuknya angiotensin II dari
angitensin I oleh angotensin converting enzyme (ACE). ACE ini berperan dalam
fisiologis yaitu dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang dihasilkan oleh hati. Selanjutnya renin akan diubah menjadi angitensin I. Oleh
ACE yang ada diparu-paru, menjadi angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin
II. Angiotensin II inilah yang berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah melalui
dua aksi utama.16
Aksi pertama adalah adanya peningkatan dari ADH dan peningkatan rasa
haus. Hipotalamus akan memproduksi ADH, sehingga ADH ini akan bekerja diginjal
yang kerjanya adalah mengatur osmolaritas dan mengatur produksi urin. Adanya
peningkatan ADH akanmembuat produksi urin berkurang, maka urin yang keluar
akan sedikit. Untuk mencegah hal tersebut maka tubuh akan bereaksi dengan cara
meningkatkan volume dari ekstraseluller denagn cara menarik cairan intraselulle. Hal
tersebut akan mengkibatkan peningkatan volume darah sehingga tekanan darah akan
meningkat.16
Aksi kedua adalah dengan menstimulus hormon aldosteron yang diproduksi
oleh kortes adrenal di ginjal. Salah satu fungsi dari

hormon aldosteron adalah

mengatur volume cairan ekstraseluller, aldesteron akan mengurangi ekskresi dari dari

13

NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsi dari tubulus ginjal. Jika NaCl meningkat
maka akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan kembali volume cairan
ekstraselluller yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.16

Gambar 1. Patofisiologi hipertensi


2.6. Komplikasi
Komplikasi dari hipertensi ada bermacam macam dan beberapa organ juga
bisa terkena dan menjadi komplikasi dari hal tersebut. koplikasinya yaitu terjadinya

14

penyakit jantung, gagal jantung kongestif, stroke, gangguan penglihatan, gangguan


ginjal dan lain sebagainya. Jika hipertensi tidak diobati maka akan mempengaruhi
semua organ dan akan memperpendek harapan untuk hidup sebesar 10-20 tahun. 18
Angka rmatian terjadinya hipertesnia akan semakin mengnkat jika hipertensi
tidak segera ditangani atau hipertensi itu tidak terkontrol. Beberapa komplikasi yang
sering menyebabkan kematian diantaranya adalah penyakit jantung, stroke dan gagal
ginjal. Adapun komplikasi-komplikasi yang disebabkan oleh hipertensi, diantaranya:
19

Tabel 3. Komplikasi Hipertensi 19

15

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitan yang akan dilakukan kali adalah jenis penelitian observasional
analitik dengan desain yang dipilih adalah Cross Sectional. Desain ini dipilih
dikarenakan dapat membantu dalam mengetahui hubungan pola perubahan hidup
dengan tekanan darah target hipertensi pada Desa Candimulyo Kecamatan
Candimulyo.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Direncanakan penelitian akan dilaksanakan di seluruh wiilayah Desa
Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Pengumpulan data
direncanakan mulai tanggal 17 November sampai dengan 20 November 2014.
3.3 Subyek Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh warga Desa Candimulyo yang
diketahui memiliki penyakit hipertensi hasil temuan dari Survey Mawas Diri
sebelumnya. Dari hasil surveilans penyakit tersebut, didapatkan jumlah populasinya
adalah 46 orang penderita hipertensi.
3.3.2 Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
a. Berusia lebih dari 18 tahun
b. Bersedia menjadi subyek dalam penelitian
2. Kriteria eksklusi
a. Penderita penyakit psikosis

16

b. Belum pernah memeriksakan diri sebelumnya terkait hipertensi


c. Penderita penyakit keganasan
3.3.3 Besar Sampel
Pada penelitian kali ini digunakan metode total sampling dari seluruh
populasi. Maka dari itu total jumlah sampel yang dimiliki adalah 46 orang subyek
penelitian.
3.4 Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah tekanan darah target
2. Variabel bebas
Variabel bebas adalah :
a.
b.
-

Perubahan pola hidup


Konsumsi garam
Konsumsi lemak
Konsumsi rokok
Konsumsi alkohol
Konsumsi sayur dan buah
Aktifitas fisik
Stress kehidupan
Penurunan badan
Faktor penunjang
Lama menderita hipertensi
Kepatuhan minum obat
Kontrol Rutin
Jenis obat hipertensi
Gejala Penganggu
Komplikasi

17

3.5 Definisi Operasional


1. Tingkatan tekanan darah pada penelitian kali ini berpedoman pada The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and treatment of
High Blood Pressure (JNC 8, 2014). Memberikan kategori tekanan darah
sebagai berikut :
Kategori

Tekanan Sistolik

Tekanan Distolik

(mmHg)
(mmHg
Normal
< 120
dan
< 80
Pre-hipertensi
120-139
atau
80-89
Hipertensi Tingkat 1
140-159
atau
90-99
Hipertensi Tingkat 2
160
atau
100
Kriteria diatas berlaku untuk usia > 18 tahun. Hasil tersebut adalah hasil yang
didapat dari pengukuran rata-rata tekanan darah sebanyak dua kali atau lebih.
Sehingga kesimpulannya adalah kriteria penggolongan tekanan darah subyek
mengacu pada tabel tersebut.
2. Tekanan darah target adalah besar tekanan darah yang harus dicapai oleh
pasien hipertensi agar penyakitnya terkontrol. Dalam penelitian ini mengacu
pada JNC 8 target tekanan darah adalah < 140/90 mmHg atau <130/80mmHg
pada pasien dengan diabetes atau gangguan ginjal kronis.
3. Konsumsi garam yaitu jumlah garam yang terkandung dalam semua makanan
atau minuman yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan sudah terkontrol bila
hanya menggunakan setengah sampai satu sendok teh (2-6 gram) garam.
4. Konsumsi lemak yaitu jumlah lemak yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan
sudah terkontrol bila pasien telah mengurangi konsumsi lemak (makanan yang
digoreng/bersantan)

jika

dibandingkan

dengan

sebelum

terdiagnosis

hipertensi.
5. Konsumsi rokok yaitu jumlah batang rokok yang dihisap tiap harinya.
Dikatakan sudah terkontrol bila pasien telah berhenti merokok.
6. Konsumsi alkohol yaitu jumlah alkohol (>3% misalnya pada minuman keras,
minuman berkarbonasi >3 botol) yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan
terkontrol bila pasien telah berhenti mengkonsumsi alkohol.

18

7. Konsumsi sayur dan buah yaitu makanan berupa sayuran dan buah baik
mentah maupun diolah yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan sudah
Meningkatkan konsumsi sayur dan buah jika mengkonsumsi sayur dan buah
hampir setiap hari (>3 kali dalam seminggu)
8. Aktifitas fisik yaitu aktifitas olahraga yang berhubungan dengan kegiatan
gerak fisik aerobik seperti jalan cepat, joging, senam atau renang. Dikatakan
sudah meningkatkan aktifitas fisik bila melakukan olahraga hampir setiap ahri
(>3 kali dalam seminggu) dengan durasi minimal 30 menit.
9. Stress kehidupan yaitu kondisi adanya beban atau permasalahan hidup yang
dirasakan mengganggu pikiran dan menyedot perhatian tiap harinya.
Dikatakan sudah melakukan pengontrolan stress adalah berdasar pengakuan
pasien apakah memiliki masalah hidup yang menyita pikiran atau tidak.
10. Penurunan badan yaitu jumlah berat badan yang diturunkan atas anjuran dari
petugas kesehatan. Dikatakan berat badan terkontrol bila IMT (indeks massa
tubuh) dalam batas normal (18,5-24,9 kg/m2).
11. Lama menderita hipertensi yaitu rentang waktu sejak pasien terdiagnosis
memiliki hipertensi sampai waktu dilakukannya penelitian. Dalam penelitian
kali ini dibagi menjadi penderita hipertensi awal (0-5 tahun) dan penderita
hipertensi lanjut (>5 tahun)
12. Kepatuhan minum obat yaitu frekwensi meminum obat sesuai dengan yang
dianjurkan oleh petugas kesehatan. Dalam penelitian kali ini di katakan patuh
apabila meminum obat setiap hari atau selepas terpapar faktor resiko.
13. Kontrol Rutin yaitu frekwensi pasien memeriksa tekanan darahnya untuk
mengetahui perkembangan penyakit. Dikatakan sudah kontrol rutin bila
pasien kontrol minimal setiap satu minggu sekali
14. Jenis obat hipertensi yaitu Jumlah obat hipertensi yang diminum setiap kali
meminum obat. Dikategorikan sebagai monoterapi bila hanya mengkonsumsi
1 jenis obat anti-hipertensi dan Kombinasi jika mengkonsumsi lebih dari 1
jenis obat anti-hipertensi.
15. Gejala Penganggu yaitu keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat
merasa sedang tinggi tekanan darahnya sehingga harus mencari pengobatan.

19

16. Komplikasi yaitu penyakit lain yang muncul sebagai dampak dari penyakit
hipertensi yang diderita.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk membantu dalam penelitian ini adalah
sebuah kuesioner untuk mengetahui perubahan pola hidup pada subyek. Sedangkan
untuk mengukur tekanan darah subyek digunakan alat tensimeter dan stetoskop.
3.7 Tahapan penelitian
Penelitian kali ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Tahap persiapan
- Menyusun ide
-

penelitian

kemudian

mengkonsultasikan

dengan

pembimbing
Menyusun metode penelitian kemudian mengkonsultasikan dengan

pembimbing
- Menyampaikan rencana penelitian kepada petugas puskesmas
2. Tahap pelaksanaan
- Meminta izin kepada tokoh masyrakat untuk melakukan penelitian
-

epidemiologi.
Pengambilan data langsung door to door ke rumah subyek dengan model

wawancara terpimpin dan pemeriksaan fisik.


Pengolahan data dan memeriksa ulang data yang sudah didapatkan apakah

sudah sesuai atau belum, dan memasukkan data ke komputer.


Melakukan coding data, kemudian melalukan analisis data menggunakan

software statistik.
3. Tahap akhir
- Melakukan penyusunan laporan sesuai dengan format penelitian
-

epidemiologi.
Berdisuksi dengan pembimbing terkait dengan hasil penelitian.

3.8 Analisis Data

20

Pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan bantuan software IBM
SPSS 21. Data dari hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekwensi dan persentase, tabel analisis univariat dan bivariat serta keterangan akan
diberikan dalam bentuk narasi.
Jadi ada 3 macam analisis yang akan dilakukan yaitu :
a. Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melaporkan deskripsi hasil temuan baik
variabel terikat maupun bebas. Direncanakan dalam bentuk tabel distribusi.
b. Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan antar variabel,
digunakan tehnik analisis chi square, dipilih CI 95% dengan = 0,05.
Dikatakan berhubungan bila nilai p < .
Tabel analisis bivariat yang akan dipakai adalah :
Faktor
Pengontrolan
Terkontrol (+)

Tekanan Darah Target


Tercapai (+)
Tidak tercapai (-)

Jumlah

Tidak Terkontrol
(-)

3.9 Etika Penelitian


Sebelum penelitian dilakukan, peneliti meminta izin kepada kepala desa
Candimulyo dan memberikan penjelasan penelitian apa yang akan dilakukan dan
mekanisme penelitian. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan mengenai mekanisme
penelitian kepada subyek dan meminta subyek untuk mengisi dan menanda tangani
form informed concent. Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada hasil
penelitian maupun laporan dan menjamin kerahasiaan informasi dari subyek yang
telah diberikan.

21

22

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil analisis, jenis kelamin terbanyak yang menderita hipertensi
adalah laki-laki, usia terbanyak adalah 40-60 tahun, berat badan terbanyak adalah 4059 kg, tinggi badan terbanyak adalah 160-170 cm, pendidikan terbanyak adalah SD,
pekerjaan terbanyak adalah petani / buruh, pengukuran tekanan darah saat control
terakhir adalah hipertensi grade II, pengukuran tekanan darah saat survey adalah
hipetensi grade II, lama merokok rata-rata terbanyak adalah 5-10 tahun, konsumsi
jenis obat hipertensi terbanyak adalah satu obat, obat hipertensi yang dikonsumsi
terbanyak adalah ACEI, kepatuhan minum obat terbanyak ketika timbul gejala, gejala
yang timbul terbanyak adalah pusing,pengingat untuk minum obat terbanyak adalah
diri sendiri, komplikasi terbanyak adalah lain-lain,waktu periksa tersering adalah saat
timbul keluhan,tempat periksa tersering adalah di dokter umum, konsumsi garam
tersering adalah - 1 sendok perhari, pengontrolan kolestrol terbanyak adalah
pengaturan control kolesterol, anjuran mengontrol berat badan adalah tidak anjuran,
kebiasaan olahraga terbanyak adalah hampir tiap hari,kebiasaan terbanyak adalah
tidak merokok, konsumsi alcohol terbanyak adalah tidak pernah, konsumsi sayur dan
buah terbanyak adalah tiap hari, pengontrolan stress terbanyak adalah hidup bahagia.
No.

Karakteristik

Kriteria

Frekuensi

persentase

1.

Responden
Jenis Kelamin

Laki-laki

25

54,3%

Perempuan

21

45,7%

20-39 tahun

6,5%

2.

Usia

23

3.

4.

5.

Berat Badan

Tinggi Badan

Pendidikan

40-60 tahun

32

69,5%

>60 tahun

11

24%

40-59 kg

27

58.7%

60-80 kg

19

41,3%

>80 kg

0%

150-159 cm

19

41,3%

160-170 cm

26

56,5%

>170 cm

2,2%

8,7%

25

54,3%

13,0%

17,4%

6,5%

19

41,3%

10,9%

13,0%

16

34,8%

4,3%

35

76,1%

19,6%

17

37,0%

23

50,0%

Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Petani/ Buruh
PNS
Wirawasta
Pensiunan/ tidak bekerja

6.

Pekerjaan
Normal
HT 1
HT 2

7.

Tekanan Darah

Normal
HT 1
HT 2

terakhir control

8.

Tekanan darah
saat survey

<1 tahun
1-5 tahun
5-10 tahun
>10 tahun

24

1 jenis
2 jenis
9.

Lama merokok
ACEi
ACEi dan diuretic
CCB
Tidak tahu

10.

11.

Jumlah jenis

15.

10,9%

30

65,2%

17,4%

6,5%

29

63,0%

17

37,0%

Jenis obat yang

Diri sendiri
Suami/istri

21

45,7%

14

30,4%

Jantung
Saraf/stroke
Lainnya
Tidak mengalami

8,7%

15,2%

19

41,3%

27

58,7%

42

91,3%

8,7%

25

54,3%

21

45,7%

2,2%

4,3%

25

54,3%

18

39,1%

Kepatuhan
1x/bulan
Saat obat habis
Saat ada keluhan

Gejala yang
Dialami

14.

Kepala pusing
Lain-lain

minum obat
13.

13,0%

obat

dipergunakan

12.

Setiap hari
Saat ada gejala

Pengingat

Puskesmas
Bidan/perawat desa
Dokter umum

minum obat

Tidak mengonsumsi
- 1 sendok teh
Mengurangi tetapi >1

Komplikasi

sendok teh
Tidak mengontrol
Mengontrol kolesterol
Tidak mengontrol
kolesterol

25

16.

17.

18.

Waktu periksa

Tempat periksa

Konsumsi

Tidak ada anjuran


Penurunan BB
BB tetap
Tidak pernah
1x/bulan
1x/minggu
Hampir setiap hari
Tidak merokok
<8batang
8-16 batang
>16 batang

garam per hari

19.

4,3%

16

34,8%

28

60,9%

18

39,1%

19,6%

19

41,3%

4,3%

18

39,1%

Tidak pernah
Sering

14

30,4%

Setiap hari
2-3x/ minggu

12

26,1%

29

63,0%

17

37,0%

24

52,2%

Pengontrolan

17

37,0%

berat badan

10,9%

14

30,4%

Kebiasaan

6,5%

olahraga

15,2%

22

47,8%

Konsumsi
lemak/kolestero

Hidup bahagia
Ada masalah ringan
Ada masalah berat

l
20.

21.

26

22.

34

73,9%

Kebiasaan

10,9%

merokok

13,0%

2,2%

44

95,7%

4,3%

42

91,3%

8,7%

21

45,7%

Pengontrolan

18

39,1%

stres

15,2%

23.
Konsumsi
alcohol
24.
Konsumsi sayur
dan buah
25.

4.1.2. Analisis Bivariat

27

Analisis bivariat dimaksudkan untuk mencari hubungan signifikansi antara


pengontrolan factor resiko sebagai variabel bebas dengan pengukuran tekanan darah
pada saat survey berlangsung sebagai variabel terikat dengan menggunakan chisquare test. Signifikansi ditentukan dari nilai p<0,05. Selain itu, juga dinilai odss
ratio (OR) dari masing-masing variabel. Interpretasi OR sebagai berikut.
OR < 1: Pola hidup berhubungan negative dengan tekanan darah target
OR = 1: Tidak hubungan antara pola hidup dengan tekanan darah target
OR > 1: Pola hidup berhubungan positif dengan tekanan darah target
Variabel bebas yang dinilai adalah pengontrolan konsumsi garam, konsumsi
lemak, berat badan, kebiasaan olahraga, konsumsi rokok, konsumsi alcohol,
konsumsi sayur dan buah serta pengontrolan stress.
Tekanan Darah Target
Mencapai
Tidak
No.

Pola Hidup

Target

Mencapai

OR

P-Value

0,86

0,528

4,3

0,037

0,86

0,619

Target
Sudah
1.

Konsumsi
Garam

2.

Konsumsi
Lemak

3.

Kontrol
BB

Mengubah
Belum

13

mengubah
Sudah

10

16

Mengubah
Belum

14

15

Mengubah
Sudah

14

Mengubah
Belum

15

26

Mengubah
Sudah

28

4.

Kebiasaan
Olahraga

5.

Kebiasaan
Merokok

6.

Konsumsi
Alkohol

7.

13

Mengubah
Sudah

16

Mengubah
Belum

13

21

Mengubah
Sudah

Mengubah
Belum

17

27

Mengubah

Sudah

Sayur dan

Mengubah
Belum

16

26

Mengubah
Sudah

Mengubah
Belum

17

22

Mengubah

Kontrol
Stres

1,38

0,410

1,23

0,524

Tidak

0,392

terdefinis

Konsumsi
Buah

8.

Mengubah
Belum

i
1,84

0,526

Tidak

0,029

terdefinis
i

Nilai p-value yang terdapat dalam table di atas memperlihatkan apakah


terdapat hubungan yang signifikan antara masing-masing pola hidup dengan tekanan
darah target. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa hanya pengontrolan
terhadap konsumsi lemak dan stress yang memiliki hubungan signifikan terhadap
tekanan darah target. Pada OR dapat dinilai bahwa pola konsumsi garam dan berat
badan berhubungan negative terhadap tekanan darah target. Sedangkan konsumsi
lemak, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, serta konsumsi sayur dan
berhubungan positif terhadap tekanan darah target.

4.2 Pembahasan

29

Berdasarkan hasil analisis data pada kelompok pengontrolan konsumsi garam


didapatkan nilai p=0,528. Hal ini merupakan hasil analisis yang tidak signifikan.
Sehingga kejadian hipertensi rendah. Menurut WHO pola konsumsi garam dapat
mengurangi resiko hipertensi dengan kadar tidak lebih dari 6 gram/hari yang setara
dengan 110 mol natrium atau 2400 mg/hari 5. Sedangkan menurut Sianturi (2003)
hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam
rendah, pengaruh asupan garam terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Asupan garam yang tinggi dapat
menyebabkan tubuh meretensi cairan sehingga meningkatkan volume darah (Kumar,
2005).
Dari pengontrolan konsumsi lemak didapatkan nilai p=0,037. Ini berarti
signifikan dimana dengan lemak yang terkontrol berhubugan erat dengan kejadian
hipertensi hal ini berhubungan dengan membatasi konsumsi lemak dilakukan agar
kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Dengan
demikian akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah
hipertensi. Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh juga meningkatkan resiko
aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi
lemak jenuh terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak
sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat
menurunkan tekanan darah (Kurniawan, 2004).
Hasil analisis pengelompokkan berat badan didapatkan nilai p=0,619 artinya
kejadian hipertensi dengan obesitas tidak signifikan. Ada penelitian yang mengatakan
peningkatkan IMT berkaitan erat dengan peningkatan tekanan darah. Menurut
Almetsier (2004) Obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan sebesar 20%
atau lebih dari berat badan ideal. Akibat obesitas para penderita cenderung menderita
penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus. Sedangkan pada penelitian
30

lain menjelaskan kejadian hipertensi berkaitan erat dengan obesitas yang dikarenakan
oleh berbagai sebab, yakni makin besar massa tubuh seseorang maka makin banyak
darah yang dibutuhkan untuk menyalurkan makanan dan oksigen keseluruh tubuh.
Hal ini berarti volume darah akan meningkat dan menyebabkan tekanan arteri
menjadi meningkat10.
Hasil analisis data pada kelompok pengontrolan olahraga didapatkan nila
p=0,410 berarti tidak signifikan hal ini bisa disebabkan karena berbagai sebab yang
tidak bisa ditentukan. Dari data yang diperoleh dari berbagai penelitian bahwa olah
raga sebenarnya merupakan factor resiko terjadinya hipertensi dimana olahraga dapat
menurunkan terjadinya tekanan darah. Dengan olahraga teratur maka isotonic dapat
menurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Kebiasaan merokok dapat menjadi factor resiko hipertensi. Hal ini terjadi
karena rokok mengandung zat berbahaya dimana salah satunya berdampak pada
peningkatan tekanan darah. Dari hasil data yang diperoleh pada penelitian ini
didapatkan nilai p= 0,524. Data ini secara analisis tidak signifikan. Sedangkan
menurut Hoeymans (1999) hubungan antara merokok dengan peningkatan resiko
terjadinya hipertensi telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya merokok, resiko
akibat merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari.
Seseorang yang merokok lebih dari satu pak/15 batang rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan untuk menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler daripada mereka
yang tidak merokok.
Pada analisis data mengenai kebiasaan mengkonsumsi alcohol didapatkan
nilai p=0,392. Riwayat mengkonsumsi alcohol tidak signifikan berarti tidak terbukti
sebagai factor resiko. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya oleh
Aris dimana didapatkan bahwa riwayat konsumsi alcohol merupakan factor terjadinya
hipertensi. Hal ini bisa disebabkan adanya variable lain yang kuat sebagai factor
resiko hipertensi. Kumar (2005) Alcohol bersifat meningkatkan aktivitas saraf
simpatis karena dapat merangsang sekresi corticotrophin releasing hormone (CRH)

31

yang berujung pada peningkatan tekanan darah dan menstimulasi jantung bekerja
lebih cepat.
Pada analisis kelompok yang mengkonsumsi sayur dan buah didapatkan hasil
nilap p= 0,526. Hasil ini berarti tidak signifikan dimana makan sayur dan buah tidak
mempengaruhi dalam menurunkan tekanan darah. Konsumsi sayur dan buah
mengandung banyak vitamin dan mineral. Menurut Kurniawan (2002) Buah-buahan
dan sayuran memainkan peran protektif dalam pencegahan hipertensi karena buah
dan sayur kaya akan nutrisi dan kompenen lain seperti antioksidan, dan serat. Buah
yang banyak mengandung mineral dapat membantu menurunkan tekanan darah hal
ini dibuktikan dengan analisis data berupa nilai p=0,046 yang berarti penelitian ini
signifikan dimana konsumsi sayur dan buah berkaitan erat dengan penurunan tekanan
darah13.
Stress diduga berperan penting dalam peningkatan tekanan darah. Hal ini
disebabkan oleh aktivasi saraf simpatis. Disamping itu juga dapat merangsang anak
ginjal yang dapat melepaskan hormone adrenalin dan memacu jantung lebih cepat
serta lebih kuat sehingga tekanan darah akan meningkat. Selain itu perangsangan
reseptor 2 adrenergik menyebabakan vasodilatasi dan mengaktifkan beberapa sistem
hormonal pengaruh mekanisme ini menyebabkan takikardi dan peningkatan curah
jantung. Dari hasil analisis data ini didapatkan p=0,029 yang berarti signifikan dalam
meningkatkan tekanan darah. Jika stress berlangsung cukup lama maka tubuh akan
berusaha untuk mengadakan penyesuaian sehingga menimbulkan kelainan organis
atau perubahan patologis. Stress dapat menimbulkan tekanan darah sementara waktu
dan apabila stress sudah hilang maka tekanan darah akan kembali normal. Menurut
Sarwoyo (2002) Perubahan fungsional tekanan darah pada beberapa tempat
disebabkan oleh stress akut bila berulang secara intermiten yang menyebabkan
adaptasi structural hipertropi kardiovaskuler. Hal ini mempertinggi hemodinamik
tekanan darah. Stress yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah ireversibel.

32

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di seluruh wilayah Desa Candimulyo,
Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang dari tanggal 17 November sampai
dengan 20 November 2014 dapat disimpulkan bahwa:
1. Distribusi penyebaran hipertensi lebih dominan yang tidak melakukan
pengontrolan yaitu sekitar 63% (27 orang)
2. Terdapat hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi lemak dengan kejadian
hipertensi di Desa Candimulyo dimana yang melakukan pengontrolan
mengkonsumsi lemak lebih berhasil mencapai tekanan darah target dibanding
dengan yang tidak melakukan pengontrolan konsumsi lemak.
3. Terdapat hubungan antara kebiasaan mengontrol stress dengan kejadian
hipertensi di Desa Candimulyo dimana yang melakukan pengontrolan
terhadap stress lebih berhasil mencapai tekanan darah target dibanding dengan
yang tidak melakukan pengontrolan terhadap stress.
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perubahan pola hidup
mengontrol garam, pengontrolan berat badan, kebiasaan olahraga, kebiasaan
merokok, mengontrol alkohol, dan mengkonsumsi buah-sayur terhadap
pencapaian tekanan darah target

33

5.2. Saran
1. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan yang bermakna dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
terhadap pasien hipertensi dengan melakukan pencegahan melalui pola hidup sehat
selain terapi farmakologis.
2. Bagi Masyarakat Desa Candimulyo
Masyarakat Desa Candimulyo lebih memperhatikan pola hidup sehat dengan cara
menghindari pola hidup tidak sehat seperti merokok, minum-minuman beralkohol
dan lain-lain. Selain itu masyarakat juga lebih rutin control tekanan darah di
puskesmas agar terhindar dari komplikasi akibat hipertensi.
3. Bagi Peneliti Lain
Melihat masih tingginya kasus hipertensi di Desa Candimulyo, Kecamatan
Candimulyo, Kabupaten Magelang dapat dilakukan penelitian dengan menambah
sampel dan dengan metode penelitian yang berbeda sehingga dapat menurunkan
morbiditas hipertensi.

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya


dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS.
http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=38&Itemid=12).
2. Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study
(PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of
Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension,Jun Vol 17 Issue 6,
p397.
3. Yogiantoro M., 2006.

Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid I Edisi ke IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jakarta. 2006: 610-14
4. Wade, A Hwheir, D N Cameron, A., 2003. Using a Problem Detection Study
(PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of
Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension Jun Vol 17 Issue 6,
p397.
5. Sharma

S,

et

all.,

Hypertension.

Last

Update

Aug

8,

2008.

http//:www.emedicine.com.
6. Yogiantoro M., Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar I lmu Penyakit Dalam Jilid
I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006.
7. Oktora R., 2007. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari Sampai
Desember 2005, Skripsi, FK UNRI, hal 41-42
8. Kumar V, Abbas AK, Fausto N., 2005. Hypertensive Vascular Disease. Dalam:
Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier
Saunders, 2005.p 528-529.

35

9. Cortas K, et all., 2008. Hypertension. Last update 11 May 2008.


http//:www.emedicine.com.
10. Shapo L, Pomerleau J, McKee M.., 2003. Epidemiology of Hypertension and
Associated Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition. Albania:
Journal Epidemiology Community Health.2003;57:734739
11. Widayanto

D.

Apa

Manfaat

Garam

Sebagai

Bahan

Pengawas.

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Aj3eh2PdCnd0po.ZrHRTNLVR
gx.;_ylv=3?qid=20080814042051AAWyOOk.
12. Sianturi G. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Last update 27 Februari
2003.www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1046314663,16713, - 24k.
13. Waspadji S dkk. Daftar Bahan Makanan Penukar. Divisi Metabolik Endokrin
Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Instalasi Ilmu Gizi RS Cipto
Mangunkusuno, Jakarta, 2004, hal.1-21.
14. Bowman ST et al. Clinical Research Hypertension. A Prospective Study of
Cigarette Smokey And Risk of Inciden Hypertension In Bringham And Women
Hospital Massachucetts, 2007.p 1-3.
15. Sarwoyo HD dan Hendarwo M. Pola Perilaku Type A (PPTA) Pada Penyakit
Jantung Koroner (PJK). Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/092002/art-2.htm.
16. Anonim.Hipertensi.Primer.http://www.scribd.com/doc/3498615/HIPERTENSI
PRIMER?autodown=doc.
17. Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia bekerja sama dengan
Proyek Pengembangan Industri Garam Beryodium, Ditjen Industri Kimia, Agro
dan Hasil Hutan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Retensi Kandungan
Iodium. http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1023429340,5799
18. Cardiology Channel Hypertension (High Blood Pressure); http://www.
Cardiologychannel.com
19. Hoeymans N, Smit HA, Verkleij H, Kromhout D. Cardiovascular Risk Factors in
Netherlands, Eur Heart , 1999.p 520.

36

LAMPIRAN

Foto 1 Sedang Melakukan Pengukuran Tekanan darah subyek

Foto 2 Sedang Melakukan wawancara terpimpin dengan subyek

37

HASIL ANALSIIS STATISTIK EPIDEIMOLOGI


Statistics
Umur
N

Valid

JK

Pdd

Pkj

46

46

46

46

Missing

Umur
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

29

2.2

2.2

2.2

30

2.2

2.2

4.3

35

2.2

2.2

6.5

40

2.2

2.2

8.7

42

2.2

2.2

10.9

43

2.2

2.2

13.0

44

2.2

2.2

15.2

45

6.5

6.5

21.7

46

6.5

6.5

28.3

47

4.3

4.3

32.6

48

2.2

2.2

34.8

50

4.3

4.3

39.1

52

2.2

2.2

41.3

53

2.2

2.2

43.5

54

4.3

4.3

47.8

55

6.5

6.5

54.3

56

6.5

6.5

60.9

57

2.2

2.2

63.0

58

2.2

2.2

65.2

59

2.2

2.2

67.4

60

8.7

8.7

76.1

64

2.2

2.2

78.3

38

65

2.2

2.2

80.4

67

4.3

4.3

84.8

70

2.2

2.2

87.0

71

2.2

2.2

89.1

75

2.2

2.2

91.3

77

2.2

2.2

93.5

80

4.3

4.3

97.8

93

2.2

2.2

100.0

46

100.0

100.0

Total

Pdd
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak sekolah

8.7

8.7

8.7

25

54.3

54.3

63.0

Lulusan SMP

13.0

13.0

76.1

Lulusan SMA/SMK

17.4

17.4

93.5

Lulusan Perguruan Tinggi

6.5

6.5

100.0

46

100.0

100.0

Lulusan SD
Valid

Total

Pkj
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Petani

11

23.9

23.9

23.9

Buruh

17.4

17.4

41.3

PNS atau Polri/TNI

10.9

10.9

52.2

Wiraswasta

13.0

13.0

65.2

Pensiunan/Tidak bekerja

16

34.8

34.8

100.0

Total

46

100.0

100.0

39

JK
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Laki-laki

25

54.3

54.3

54.3

Perempuan

21

45.7

45.7

100.0

Total

46

100.0

100.0

TD1
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Normal
Valid

4.3

4.3

4.3

Hipertensi Grade 1

35

76.1

76.1

80.4

Hipertensi Grade 2

19.6

19.6

100.0

46

100.0

100.0

Total

TD2
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Normal

17

37.0

37.0

37.0

Hipertensi Grade 1

23

50.0

50.0

87.0

Hipertensi Grade 2

13.0

13.0

100.0

46

100.0

100.0

Total

BB
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

40

4.3

4.3

4.3

45

13.0

13.0

17.4

47

4.3

4.3

21.7

49

2.2

2.2

23.9

40

50

6.5

6.5

30.4

52

2.2

2.2

32.6

53

4.3

4.3

37.0

54

2.2

2.2

39.1

55

6.5

6.5

45.7

56

4.3

4.3

50.0

58

8.7

8.7

58.7

60

17.4

17.4

76.1

62

2.2

2.2

78.3

65

8.7

8.7

87.0

66

2.2

2.2

89.1

70

2.2

2.2

91.3

75

2.2

2.2

93.5

76

2.2

2.2

95.7

80

4.3

4.3

100.0

46

100.0

100.0

Total

TB
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

150

8.7

8.7

8.7

151

6.5

6.5

15.2

152

8.7

8.7

23.9

153

8.7

8.7

32.6

154

2.2

2.2

34.8

155

2.2

2.2

37.0

157

2.2

2.2

39.1

158

2.2

2.2

41.3

160

15.2

15.2

56.5

162

8.7

8.7

65.2

164

10.9

10.9

76.1

165

13.0

13.0

89.1

41

167

2.2

2.2

91.3

168

2.2

2.2

93.5

170

4.3

4.3

97.8

175

2.2

2.2

100.0

Total

46

100.0

100.0

KD1
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

< 1 Tahun

10.9

10.9

10.9

1-5 Tahun

30

65.2

65.2

76.1

5-10 Tahun

17.4

17.4

93.5

> 10 tahun

6.5

6.5

100.0

46

100.0

100.0

Total

KD2
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Obat HT 1 jenis

29

63.0

63.0

63.0

Obat HT 2 Jenis

17

37.0

37.0

100.0

Total

46

100.0

100.0

Percent

Valid Percent

KD21
Frequency

Cumulative
Percent

Valid

ACEI

21

45.7

45.7

45.7

ACEI dan Diuretik

14

30.4

30.4

76.1

CCB

8.7

8.7

84.8

Tidak tahu

15.2

15.2

100.0

42

Total

46

100.0

100.0

KD3
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Setiap hari

19

41.3

41.3

41.3

Saat ada gejala

27

58.7

58.7

100.0

Total

46

100.0

100.0

KD4
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Diri sendiri

25

54.3

54.3

54.3

Suami/Istri

21

45.7

45.7

100.0

Total

46

100.0

100.0

KD5
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Kepala Pusing
Valid

lain lain
Total

42

91.3

91.3

91.3

8.7

8.7

100.0

46

100.0

100.0

KD6
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Penyakit jantung

2.2

2.2

2.2

Penyakti saraf/stroke

4.3

4.3

6.5

25

54.3

54.3

60.9

Lain-lain

43

18

39.1

39.1

Total

46

100.0

100.0

100.0

PH1
Frequency

Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Seminggu sekali

2.2

2.2

2.2

Sebulan sekali

2.2

2.2

4.3

Saat Obat habis

16

34.8

34.8

39.1

Saat ada keluhan

28

60.9

60.9

100.0

Total

46

100.0

100.0

PH2
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Puskesmas
Valid

18

39.1

39.1

39.1

19.6

19.6

58.7

Dokter umum

19

41.3

41.3

100.0

Total

46

100.0

100.0

Bidan/Perawat desa

PH3
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Tidak konsumsi garam

4.3

4.3

4.3

1/2-1 sendok teh garam

18

39.1

39.1

43.5

Mengurangi tapi > 1 sendok

14

30.4

30.4

73.9

Tidak mengontrol garam

12

26.1

26.1

100.0

Total

46

100.0

100.0

teh garam

PH4

44

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak makan kolesterol


Valid

6.5

6.5

6.5

Kurang dari <300 mg/hari

26

56.5

56.5

63.0

Tidak mengontrol lemak

17

37.0

37.0

100.0

Total

46

100.0

100.0

PH5
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Tidak ada anjuran

24

52.2

52.2

52.2

Penurunan BB

17

37.0

37.0

89.1

10.9

10.9

100.0

46

100.0

100.0

BB tetap
Total

PH6
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak pernah olahraga

Valid

14

30.4

30.4

30.4

1 bulan sekali

6.5

6.5

37.0

1 minggu sekali

15.2

15.2

52.2

Hampir setiap hari

22

47.8

47.8

100.0

Total

46

100.0

100.0

PH7
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Tidak merokok

34

73.9

73.9

73.9

merokok < 8 batang

10.9

10.9

84.8

Merokok 8-16 batang

13.0

13.0

97.8

45

Merokok >16 batang


Total

2.2

2.2

46

100.0

100.0

100.0

PH8
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak pernah minum


Valid

44

95.7

95.7

95.7

4.3

4.3

100.0

46

100.0

100.0

Sering minum
Total

PH9
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Setiap hari
Valid

2-3 kali seminggu


Total

42

91.3

91.3

91.3

8.7

8.7

100.0

46

100.0

100.0

PH10
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Hidup bahagia

21

45.7

45.7

45.7

Ada masalah ringan

18

39.1

39.1

84.8

Ada masalah berat

15.2

15.2

100.0

46

100.0

100.0

Total

46

HASIL ANALISIS PERUBAHAN


KODE

KETERANGAN

PH3
PH4
PH5
PH6
PH7
PH8
PH9
PH10

MENGONTROL KONSUMSI GARAM


MENGONTROL KONSUMSI LEMAK
MENGONTROL BERAT BADAN (IMT)
MENGONTROL KEBIASAAN OLAHRAGA
MENGONTROL KEBIASAAN ROKOK
MENGONTROL KONSUMSI ALKOHOL
MENGONTROL KONSUMSI SAYUR DAN BUAH
MENGONTROL STRESS

TD2
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Mencapai Target

17

37.0

37.0

37.0

Tidak Mencapai Target

29

63.0

63.0

100.0

Total

46

100.0

100.0

47

PH3
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

20

43.5

43.5

43.5

Belum Mengubah

26

56.5

56.5

100.0

Total

46

100.0

100.0

PH4
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

29

63.0

63.0

63.0

Belum Mengubah

17

37.0

37.0

100.0

48

Total

46

100.0

100.0

PH5
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

41

89.1

89.1

89.1

Belum Mengubah

10.9

10.9

100.0

46

100.0

100.0

Total

PH6
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

22

47.8

47.8

47.8

Belum Mengubah

24

52.2

52.2

100.0

Total

46

100.0

100.0

PH7
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

34

73.9

73.9

73.9

Belum Mengubah

12

26.1

26.1

100.0

Total

46

100.0

100.0

PH8
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

44

95.7

95.7

95.7

Belum Mengubah

4.3

4.3

100.0

46

100.0

100.0

Total

49

PH9
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

42

91.3

91.3

91.3

Belum Mengubah

8.7

8.7

100.0

46

100.0

100.0

Total

PH10
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Sudah Mengubah

39

84.8

84.8

84.8

Belum Mengubah

15.2

15.2

100.0

46

100.0

100.0

Total

50

51

52

53

54

55

56

57

58

HASIL ANALSIIS BIVRIAT


PH3 * TD2 Crosstabulation
Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH3

Sudah Mengubah

13

20

Belum Mengubah

10

16

26

17

29

46

Total

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

.058a

.809

.000

1.000

.058

.809

Fisher's Exact Test

1.000

Linear-by-Linear Association

.057

N of Valid Cases

.528

.812

46

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.39.
b. Computed only for a 2x2 table

PH4 * TD2 Crosstabulation


Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH4
Total

Sudah Mengubah

14

15

29

Belum Mengubah

14

17

17

29

46

59

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

4.315a

.038

3.101

.078

4.591

.032

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

.058
4.222

.037

.040

46

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.28.
b. Computed only for a 2x2 table

60

PH5 * TD2 Crosstabulation


Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH5

Sudah Mengubah

15

26

41

Belum Mengubah

17

29

46

Total

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

.022a

.881

.000

1.000

.022

.882

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

1.000
.022

.619

.883

46

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.85.
b. Computed only for a 2x2 table

61

PH6 * TD2 Crosstabulation


Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH6

Sudah Mengubah

13

22

Belum Mengubah

16

24

17

29

46

Total

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

.283a

.595

.051

.821

.283

.595

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

.761
.277

.410

.599

46

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.13.
b. Computed only for a 2x2 table

62

PH7 * TD2 Crosstabulation


Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH7

Sudah Mengubah

13

21

34

Belum Mengubah

12

17

29

46

Total

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

.091a

.762

.000

1.000

.092

.761

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

1.000
.089

.524

.765

46

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.43.
b. Computed only for a 2x2 table

63

PH8 * TD2 Crosstabulation


Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH8

Sudah Mengubah

17

27

44

Belum Mengubah

17

29

46

Total

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

1.226a

.268

.128

.720

1.898

.168

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

.524
1.199

.392

.274

46

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .74.
b. Computed only for a 2x2 table

64

PH9 * TD2 Crosstabulation


Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH9

Sudah Mengubah

16

26

42

Belum Mengubah

17

29

46

Total

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

.269a

.604

.000

1.000

.284

.594

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

1.000
.263

.526

.608

46

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.48.
b. Computed only for a 2x2 table

65

PH10 * TD2 Crosstabulation


Count
TD2

Total

Mencapai Target Tidak Mencapai


Target
PH10

Sudah Mengubah

17

22

39

Belum Mengubah

17

29

46

Total

Chi-Square Tests
Value

Pearson Chi-Square
Continuity Correction

Likelihood Ratio

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

4.840a

.028

3.150

.076

7.180

.007

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

.036
4.735

.029

.030

46

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.59.
b. Computed only for a 2x2 table

66

Anda mungkin juga menyukai