Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Befrie Mahaztra S
10711186
Anggy Apriyanto
08711184
09711074
10711195
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS HUBUNGAN POLA HIDUP DENGAN TEKANAN DARAH
TARGET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA CANDIMULYO
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
Befrie Mahaztra S
10711186
Anggy Apriyanto
08711184
09711074
10711195
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah hirobbilalamin puji syukur atas kehadirat dan rahmat Allah
SWT yang telah memberikan curahan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
berpartisipasi, berbakti dan mengabdi di masyarakat melalui kegiatan kepanitraan klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Segala kekurangan dan kesalahan yang penulis tidak harapkan mungkin pernah
terjadi, namun berkat adanya dukungan semangat dari diri sendiri dan pihak-pihak yang
sangat berjasa, dalam segi fisik maupun moril akhirnya seluruh tahap dapat dilalui
dengan lancar. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
itu penulis menerima dengan lapang dada segala bentuk pendapat, kritik dan saran yang
membangun. Diharapkan pada penulisan yang akan datang, penulis dapat menjadi lebih
baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Magelang, November 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Saat ini di Indonesia terjadi perubahan pola penyakit, dimana penyakit infeksi
menjadi penyakit tidak menular, seperti penyakit degenerative yang menjadi masalah
morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Semua itu disebabkan oleh perubahan
epidemiologi, demografi, serta teknologi. Beberapa penyebab terjadinya perubahan
epidemiologi diantaranya social ekonomi, lingkungan, dan perubahan struktur
penduduk, semua itu menyebabkan masyarakt Indonesia bergaya hidup tidak sehat
seperti makanan tinggi lemak dan kalori, kurangnya aktivitas fisik, merokok, serta
alcohol. Menurut WHO untuk kejadian penyakit tidak menular di tahun 2020
mendatang menyebabkan 73% angka kematian dan 60% angka kesakitan1.
Salah satu penyakit yang tidak menular dan hal tersebut merupakan maslah
terbesar di dunia adalah hipertensi atau dapat juga disebut sebagai the silent killer.
Menurut International Society of Hypertension (ISH) dan WHO, bahwasannya
penderita hipertensi saat ini telah mencapai anka 600 juta orang diseluruh dunia dan 3
juta diantaranya meninggal setiap tahun. Beberapa penelitian juga menyebutkan
bahwa hipertensi yang tidak terkontrol lebih berbahaya karena dapat mengalami
factor resiko terkena penyakit stroke, gagal jantung, dan serangan jantung1.
Hipertensi adalah penyebab kematian urutan ketiga (6,8%) setelah stroke dan
Tuberkulosis (Depkes, 2008). Berdasarkan data Depkes (2008) bahwa kejadian
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%. Ditingkat nasional, pulau jawa dan sumatera
memiliki kejadian prevalensi tertinggi di Indonesia. Dijawa tengah menduduki
peringkat kedua (37%) setelah jawa timur2.
Pada profil puskesmas Candimulyo, hingga bulan November 2014 disebutkan
bahwa hipertensi merupakan penyakit terbanyak di Kecamatan Candimulyo,
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah
Adakah Hubungan Perubahan Pola Hidup Dengan Pengontrolan Hipertensi.
1.3
1.3.1
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan pola hidup
dalam
pengontrolan
hipertensi
pada
desa
Candimulyo,
Kecamatan
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah
1. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, pola asupan garam, riwayat keluarga, alcohol,
obesitas dengan hipertensi.
2. Mengetahui pengaruhnya usia dengan pola pengontrolan hipertensi Desa
Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
3. Mengetahui pengaruhnya jenis kelamin dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
4. Mengetahui pengaruhnya kebiasaan merokok dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
5. Mengetahui pengaruhnya pola asupan garam dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
6. Mengetahui pengaruhnya riwayat keluarga dengan pola pengontrolan
hipertensi Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
7. Mengetahui pengaruhnya olah raga dengan pola pengontrolan hipertensi
Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Magelang.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan subyek penelitian mengenai hubungan pola hidup dalam
pengontrolan hipertensi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
subyek penelitian.
2. Puskesmas Candimulyo Magelang
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukkan tentang
hubungan pola hidup dalam pengontrolan hipertensi pada wilayah kerja
puskesmas candimulyo, sehingga dapat dilakukan tatalaksana lebih lanjut
demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Dinas Kesehatan Magelang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hipertensi diambil dari bahasa inggris Hypertension yang artinya adalah
tekanan darah tinggi. Sedangkan menurut Wilson LM, Hipertensi adalaheadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 dan tekanan darah diastolik 90 mmHg.
Sedangkan alat untuk mengukur tekanan darah disebut Spygmomanometer. Cara
menggunakan spygmomanometer adalah sebelumnya pasien diminta untuk rileks atau
beristirhat dengan tenang, posisi bisa duduk tegak ataupun berbaring, lalu lengan atas
pasien di tutup oleh manset. Jika pasien sebelumnya telah merokok atau minum kopi
maka pemeriksaan dilakukan dengan jeda 5 sampai 30 menit.1,2
Hipertensi terbagi menjadi dua yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer
dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer ini tidak diketahui sebabnya, sedangkan
hipertensi sekunder yang sebab-sebabnya sudah diketahui. 3.
2.2. Epidemiologi
Pada zaman yang sudah semakin berkembang dan modern ini, penyakit
hipertensi telah menjadi masalah utama, terutama untuk masyarakat yang ada di
Indonesia.Apalagi semakin meningkatnya usia, pada usia lanjut penyakit hipertensi
ini
tentag
pembuluh darah kaku maka pembuluh darah akan semakin sempit hal tersebut
akan menyebabkan tekanan daraha yang meningkat sehingga terjadi
hipertensi. 8
c. Jenis kelamin
Perbandingan yang mengalami hipertensi pada lai-laki dan perempuan hampir
sama. Tetapi ternyata perempuasn yang diatas 50 tahun memiliki kerentanan
akan terjadinya hipertensi. Hal tersebt dikarenakan perempuan yang diatas 50
tahun lebih tepatnya yang sudh menoupose akan mengalami penurunan
hormon. Terutama hormon estrogen. Hormon estrogen ini akan enurunkan
kasar HDL. Sehingga jika kadar HDL ini menururn faktor terjadinya
arteroklerosis akan semakin meningkat. Sehingga faktor terjadinya kejadian
hipertensi juga akan meningkat. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa
hormon estrogen ini merupakan atau dianggap sebagai imunitas pada seorang
perempuan pada usia sebelum menoupose. 8
d. Ras
Menurut penelitian angaka kejadian terjadinya penyait hipertensi lebih banyak
terjadi pada orang yang berkulit hitam dari pada orang yang berkulit putih.
Hal ini berhubungan dengan kadar renin. Kadar renin pada orang yang
berukulit hitam lebih rendah dari pada kadar renin yang ada di orang yang
kulit putih. Hal ini menyebabkan sensitifitas ornag yang berkulit hitam lebih
rendah dari pada orang yang berkulit putih. 1
Faktor yang bisa dimodifikasi antara lain :
a. Kegemukan atau Obesitas
Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998) menjelaskan bahwa
angaka kejadian hipertensi pada orang dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) > 30
(obesitas) sebesar 32 % untuk perempuan dan 38% untuk laki-laki,
dibandingkan dengan IMT < 25 (gizi normal menurut standar internasional)
dengan angka kejadian 17% untuk perempuan dan 18% utnuk laki-laki. 9
10
c. Merokok
Hubungan antara angaka kejadian merokok dengan pnyakit hipertensi adalah
karena adanya faktor resko dari terjadinya stenosis arteri renalis yang
mengalami arterisklerosis. Dalam sebuah penelitian, yaitu penelitian dari ST
Bowman ada subjek sebanyak 28.236 orang yang mana dari sabyek tersebut
awalnya tidak ada riwayat hipertensi. Tapi kemudian setelah diteusuri ternyata
11
12
2.5. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi oeh karena terbentuknya angiotensin II dari
angitensin I oleh angotensin converting enzyme (ACE). ACE ini berperan dalam
fisiologis yaitu dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang dihasilkan oleh hati. Selanjutnya renin akan diubah menjadi angitensin I. Oleh
ACE yang ada diparu-paru, menjadi angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin
II. Angiotensin II inilah yang berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah melalui
dua aksi utama.16
Aksi pertama adalah adanya peningkatan dari ADH dan peningkatan rasa
haus. Hipotalamus akan memproduksi ADH, sehingga ADH ini akan bekerja diginjal
yang kerjanya adalah mengatur osmolaritas dan mengatur produksi urin. Adanya
peningkatan ADH akanmembuat produksi urin berkurang, maka urin yang keluar
akan sedikit. Untuk mencegah hal tersebut maka tubuh akan bereaksi dengan cara
meningkatkan volume dari ekstraseluller denagn cara menarik cairan intraselulle. Hal
tersebut akan mengkibatkan peningkatan volume darah sehingga tekanan darah akan
meningkat.16
Aksi kedua adalah dengan menstimulus hormon aldosteron yang diproduksi
oleh kortes adrenal di ginjal. Salah satu fungsi dari
mengatur volume cairan ekstraseluller, aldesteron akan mengurangi ekskresi dari dari
13
NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsi dari tubulus ginjal. Jika NaCl meningkat
maka akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan kembali volume cairan
ekstraselluller yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.16
14
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitan yang akan dilakukan kali adalah jenis penelitian observasional
analitik dengan desain yang dipilih adalah Cross Sectional. Desain ini dipilih
dikarenakan dapat membantu dalam mengetahui hubungan pola perubahan hidup
dengan tekanan darah target hipertensi pada Desa Candimulyo Kecamatan
Candimulyo.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Direncanakan penelitian akan dilaksanakan di seluruh wiilayah Desa
Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Pengumpulan data
direncanakan mulai tanggal 17 November sampai dengan 20 November 2014.
3.3 Subyek Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh warga Desa Candimulyo yang
diketahui memiliki penyakit hipertensi hasil temuan dari Survey Mawas Diri
sebelumnya. Dari hasil surveilans penyakit tersebut, didapatkan jumlah populasinya
adalah 46 orang penderita hipertensi.
3.3.2 Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
a. Berusia lebih dari 18 tahun
b. Bersedia menjadi subyek dalam penelitian
2. Kriteria eksklusi
a. Penderita penyakit psikosis
16
17
Tekanan Sistolik
Tekanan Distolik
(mmHg)
(mmHg
Normal
< 120
dan
< 80
Pre-hipertensi
120-139
atau
80-89
Hipertensi Tingkat 1
140-159
atau
90-99
Hipertensi Tingkat 2
160
atau
100
Kriteria diatas berlaku untuk usia > 18 tahun. Hasil tersebut adalah hasil yang
didapat dari pengukuran rata-rata tekanan darah sebanyak dua kali atau lebih.
Sehingga kesimpulannya adalah kriteria penggolongan tekanan darah subyek
mengacu pada tabel tersebut.
2. Tekanan darah target adalah besar tekanan darah yang harus dicapai oleh
pasien hipertensi agar penyakitnya terkontrol. Dalam penelitian ini mengacu
pada JNC 8 target tekanan darah adalah < 140/90 mmHg atau <130/80mmHg
pada pasien dengan diabetes atau gangguan ginjal kronis.
3. Konsumsi garam yaitu jumlah garam yang terkandung dalam semua makanan
atau minuman yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan sudah terkontrol bila
hanya menggunakan setengah sampai satu sendok teh (2-6 gram) garam.
4. Konsumsi lemak yaitu jumlah lemak yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan
sudah terkontrol bila pasien telah mengurangi konsumsi lemak (makanan yang
digoreng/bersantan)
jika
dibandingkan
dengan
sebelum
terdiagnosis
hipertensi.
5. Konsumsi rokok yaitu jumlah batang rokok yang dihisap tiap harinya.
Dikatakan sudah terkontrol bila pasien telah berhenti merokok.
6. Konsumsi alkohol yaitu jumlah alkohol (>3% misalnya pada minuman keras,
minuman berkarbonasi >3 botol) yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan
terkontrol bila pasien telah berhenti mengkonsumsi alkohol.
18
7. Konsumsi sayur dan buah yaitu makanan berupa sayuran dan buah baik
mentah maupun diolah yang dikonsumsi tiap harinya. Dikatakan sudah
Meningkatkan konsumsi sayur dan buah jika mengkonsumsi sayur dan buah
hampir setiap hari (>3 kali dalam seminggu)
8. Aktifitas fisik yaitu aktifitas olahraga yang berhubungan dengan kegiatan
gerak fisik aerobik seperti jalan cepat, joging, senam atau renang. Dikatakan
sudah meningkatkan aktifitas fisik bila melakukan olahraga hampir setiap ahri
(>3 kali dalam seminggu) dengan durasi minimal 30 menit.
9. Stress kehidupan yaitu kondisi adanya beban atau permasalahan hidup yang
dirasakan mengganggu pikiran dan menyedot perhatian tiap harinya.
Dikatakan sudah melakukan pengontrolan stress adalah berdasar pengakuan
pasien apakah memiliki masalah hidup yang menyita pikiran atau tidak.
10. Penurunan badan yaitu jumlah berat badan yang diturunkan atas anjuran dari
petugas kesehatan. Dikatakan berat badan terkontrol bila IMT (indeks massa
tubuh) dalam batas normal (18,5-24,9 kg/m2).
11. Lama menderita hipertensi yaitu rentang waktu sejak pasien terdiagnosis
memiliki hipertensi sampai waktu dilakukannya penelitian. Dalam penelitian
kali ini dibagi menjadi penderita hipertensi awal (0-5 tahun) dan penderita
hipertensi lanjut (>5 tahun)
12. Kepatuhan minum obat yaitu frekwensi meminum obat sesuai dengan yang
dianjurkan oleh petugas kesehatan. Dalam penelitian kali ini di katakan patuh
apabila meminum obat setiap hari atau selepas terpapar faktor resiko.
13. Kontrol Rutin yaitu frekwensi pasien memeriksa tekanan darahnya untuk
mengetahui perkembangan penyakit. Dikatakan sudah kontrol rutin bila
pasien kontrol minimal setiap satu minggu sekali
14. Jenis obat hipertensi yaitu Jumlah obat hipertensi yang diminum setiap kali
meminum obat. Dikategorikan sebagai monoterapi bila hanya mengkonsumsi
1 jenis obat anti-hipertensi dan Kombinasi jika mengkonsumsi lebih dari 1
jenis obat anti-hipertensi.
15. Gejala Penganggu yaitu keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat
merasa sedang tinggi tekanan darahnya sehingga harus mencari pengobatan.
19
16. Komplikasi yaitu penyakit lain yang muncul sebagai dampak dari penyakit
hipertensi yang diderita.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk membantu dalam penelitian ini adalah
sebuah kuesioner untuk mengetahui perubahan pola hidup pada subyek. Sedangkan
untuk mengukur tekanan darah subyek digunakan alat tensimeter dan stetoskop.
3.7 Tahapan penelitian
Penelitian kali ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Tahap persiapan
- Menyusun ide
-
penelitian
kemudian
mengkonsultasikan
dengan
pembimbing
Menyusun metode penelitian kemudian mengkonsultasikan dengan
pembimbing
- Menyampaikan rencana penelitian kepada petugas puskesmas
2. Tahap pelaksanaan
- Meminta izin kepada tokoh masyrakat untuk melakukan penelitian
-
epidemiologi.
Pengambilan data langsung door to door ke rumah subyek dengan model
software statistik.
3. Tahap akhir
- Melakukan penyusunan laporan sesuai dengan format penelitian
-
epidemiologi.
Berdisuksi dengan pembimbing terkait dengan hasil penelitian.
20
Pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan bantuan software IBM
SPSS 21. Data dari hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekwensi dan persentase, tabel analisis univariat dan bivariat serta keterangan akan
diberikan dalam bentuk narasi.
Jadi ada 3 macam analisis yang akan dilakukan yaitu :
a. Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melaporkan deskripsi hasil temuan baik
variabel terikat maupun bebas. Direncanakan dalam bentuk tabel distribusi.
b. Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan antar variabel,
digunakan tehnik analisis chi square, dipilih CI 95% dengan = 0,05.
Dikatakan berhubungan bila nilai p < .
Tabel analisis bivariat yang akan dipakai adalah :
Faktor
Pengontrolan
Terkontrol (+)
Jumlah
Tidak Terkontrol
(-)
21
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil analisis, jenis kelamin terbanyak yang menderita hipertensi
adalah laki-laki, usia terbanyak adalah 40-60 tahun, berat badan terbanyak adalah 4059 kg, tinggi badan terbanyak adalah 160-170 cm, pendidikan terbanyak adalah SD,
pekerjaan terbanyak adalah petani / buruh, pengukuran tekanan darah saat control
terakhir adalah hipertensi grade II, pengukuran tekanan darah saat survey adalah
hipetensi grade II, lama merokok rata-rata terbanyak adalah 5-10 tahun, konsumsi
jenis obat hipertensi terbanyak adalah satu obat, obat hipertensi yang dikonsumsi
terbanyak adalah ACEI, kepatuhan minum obat terbanyak ketika timbul gejala, gejala
yang timbul terbanyak adalah pusing,pengingat untuk minum obat terbanyak adalah
diri sendiri, komplikasi terbanyak adalah lain-lain,waktu periksa tersering adalah saat
timbul keluhan,tempat periksa tersering adalah di dokter umum, konsumsi garam
tersering adalah - 1 sendok perhari, pengontrolan kolestrol terbanyak adalah
pengaturan control kolesterol, anjuran mengontrol berat badan adalah tidak anjuran,
kebiasaan olahraga terbanyak adalah hampir tiap hari,kebiasaan terbanyak adalah
tidak merokok, konsumsi alcohol terbanyak adalah tidak pernah, konsumsi sayur dan
buah terbanyak adalah tiap hari, pengontrolan stress terbanyak adalah hidup bahagia.
No.
Karakteristik
Kriteria
Frekuensi
persentase
1.
Responden
Jenis Kelamin
Laki-laki
25
54,3%
Perempuan
21
45,7%
20-39 tahun
6,5%
2.
Usia
23
3.
4.
5.
Berat Badan
Tinggi Badan
Pendidikan
40-60 tahun
32
69,5%
>60 tahun
11
24%
40-59 kg
27
58.7%
60-80 kg
19
41,3%
>80 kg
0%
150-159 cm
19
41,3%
160-170 cm
26
56,5%
>170 cm
2,2%
8,7%
25
54,3%
13,0%
17,4%
6,5%
19
41,3%
10,9%
13,0%
16
34,8%
4,3%
35
76,1%
19,6%
17
37,0%
23
50,0%
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Petani/ Buruh
PNS
Wirawasta
Pensiunan/ tidak bekerja
6.
Pekerjaan
Normal
HT 1
HT 2
7.
Tekanan Darah
Normal
HT 1
HT 2
terakhir control
8.
Tekanan darah
saat survey
<1 tahun
1-5 tahun
5-10 tahun
>10 tahun
24
1 jenis
2 jenis
9.
Lama merokok
ACEi
ACEi dan diuretic
CCB
Tidak tahu
10.
11.
Jumlah jenis
15.
10,9%
30
65,2%
17,4%
6,5%
29
63,0%
17
37,0%
Diri sendiri
Suami/istri
21
45,7%
14
30,4%
Jantung
Saraf/stroke
Lainnya
Tidak mengalami
8,7%
15,2%
19
41,3%
27
58,7%
42
91,3%
8,7%
25
54,3%
21
45,7%
2,2%
4,3%
25
54,3%
18
39,1%
Kepatuhan
1x/bulan
Saat obat habis
Saat ada keluhan
Gejala yang
Dialami
14.
Kepala pusing
Lain-lain
minum obat
13.
13,0%
obat
dipergunakan
12.
Setiap hari
Saat ada gejala
Pengingat
Puskesmas
Bidan/perawat desa
Dokter umum
minum obat
Tidak mengonsumsi
- 1 sendok teh
Mengurangi tetapi >1
Komplikasi
sendok teh
Tidak mengontrol
Mengontrol kolesterol
Tidak mengontrol
kolesterol
25
16.
17.
18.
Waktu periksa
Tempat periksa
Konsumsi
19.
4,3%
16
34,8%
28
60,9%
18
39,1%
19,6%
19
41,3%
4,3%
18
39,1%
Tidak pernah
Sering
14
30,4%
Setiap hari
2-3x/ minggu
12
26,1%
29
63,0%
17
37,0%
24
52,2%
Pengontrolan
17
37,0%
berat badan
10,9%
14
30,4%
Kebiasaan
6,5%
olahraga
15,2%
22
47,8%
Konsumsi
lemak/kolestero
Hidup bahagia
Ada masalah ringan
Ada masalah berat
l
20.
21.
26
22.
34
73,9%
Kebiasaan
10,9%
merokok
13,0%
2,2%
44
95,7%
4,3%
42
91,3%
8,7%
21
45,7%
Pengontrolan
18
39,1%
stres
15,2%
23.
Konsumsi
alcohol
24.
Konsumsi sayur
dan buah
25.
27
Pola Hidup
Target
Mencapai
OR
P-Value
0,86
0,528
4,3
0,037
0,86
0,619
Target
Sudah
1.
Konsumsi
Garam
2.
Konsumsi
Lemak
3.
Kontrol
BB
Mengubah
Belum
13
mengubah
Sudah
10
16
Mengubah
Belum
14
15
Mengubah
Sudah
14
Mengubah
Belum
15
26
Mengubah
Sudah
28
4.
Kebiasaan
Olahraga
5.
Kebiasaan
Merokok
6.
Konsumsi
Alkohol
7.
13
Mengubah
Sudah
16
Mengubah
Belum
13
21
Mengubah
Sudah
Mengubah
Belum
17
27
Mengubah
Sudah
Sayur dan
Mengubah
Belum
16
26
Mengubah
Sudah
Mengubah
Belum
17
22
Mengubah
Kontrol
Stres
1,38
0,410
1,23
0,524
Tidak
0,392
terdefinis
Konsumsi
Buah
8.
Mengubah
Belum
i
1,84
0,526
Tidak
0,029
terdefinis
i
4.2 Pembahasan
29
lain menjelaskan kejadian hipertensi berkaitan erat dengan obesitas yang dikarenakan
oleh berbagai sebab, yakni makin besar massa tubuh seseorang maka makin banyak
darah yang dibutuhkan untuk menyalurkan makanan dan oksigen keseluruh tubuh.
Hal ini berarti volume darah akan meningkat dan menyebabkan tekanan arteri
menjadi meningkat10.
Hasil analisis data pada kelompok pengontrolan olahraga didapatkan nila
p=0,410 berarti tidak signifikan hal ini bisa disebabkan karena berbagai sebab yang
tidak bisa ditentukan. Dari data yang diperoleh dari berbagai penelitian bahwa olah
raga sebenarnya merupakan factor resiko terjadinya hipertensi dimana olahraga dapat
menurunkan terjadinya tekanan darah. Dengan olahraga teratur maka isotonic dapat
menurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Kebiasaan merokok dapat menjadi factor resiko hipertensi. Hal ini terjadi
karena rokok mengandung zat berbahaya dimana salah satunya berdampak pada
peningkatan tekanan darah. Dari hasil data yang diperoleh pada penelitian ini
didapatkan nilai p= 0,524. Data ini secara analisis tidak signifikan. Sedangkan
menurut Hoeymans (1999) hubungan antara merokok dengan peningkatan resiko
terjadinya hipertensi telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya merokok, resiko
akibat merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari.
Seseorang yang merokok lebih dari satu pak/15 batang rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan untuk menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler daripada mereka
yang tidak merokok.
Pada analisis data mengenai kebiasaan mengkonsumsi alcohol didapatkan
nilai p=0,392. Riwayat mengkonsumsi alcohol tidak signifikan berarti tidak terbukti
sebagai factor resiko. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya oleh
Aris dimana didapatkan bahwa riwayat konsumsi alcohol merupakan factor terjadinya
hipertensi. Hal ini bisa disebabkan adanya variable lain yang kuat sebagai factor
resiko hipertensi. Kumar (2005) Alcohol bersifat meningkatkan aktivitas saraf
simpatis karena dapat merangsang sekresi corticotrophin releasing hormone (CRH)
31
yang berujung pada peningkatan tekanan darah dan menstimulasi jantung bekerja
lebih cepat.
Pada analisis kelompok yang mengkonsumsi sayur dan buah didapatkan hasil
nilap p= 0,526. Hasil ini berarti tidak signifikan dimana makan sayur dan buah tidak
mempengaruhi dalam menurunkan tekanan darah. Konsumsi sayur dan buah
mengandung banyak vitamin dan mineral. Menurut Kurniawan (2002) Buah-buahan
dan sayuran memainkan peran protektif dalam pencegahan hipertensi karena buah
dan sayur kaya akan nutrisi dan kompenen lain seperti antioksidan, dan serat. Buah
yang banyak mengandung mineral dapat membantu menurunkan tekanan darah hal
ini dibuktikan dengan analisis data berupa nilai p=0,046 yang berarti penelitian ini
signifikan dimana konsumsi sayur dan buah berkaitan erat dengan penurunan tekanan
darah13.
Stress diduga berperan penting dalam peningkatan tekanan darah. Hal ini
disebabkan oleh aktivasi saraf simpatis. Disamping itu juga dapat merangsang anak
ginjal yang dapat melepaskan hormone adrenalin dan memacu jantung lebih cepat
serta lebih kuat sehingga tekanan darah akan meningkat. Selain itu perangsangan
reseptor 2 adrenergik menyebabakan vasodilatasi dan mengaktifkan beberapa sistem
hormonal pengaruh mekanisme ini menyebabkan takikardi dan peningkatan curah
jantung. Dari hasil analisis data ini didapatkan p=0,029 yang berarti signifikan dalam
meningkatkan tekanan darah. Jika stress berlangsung cukup lama maka tubuh akan
berusaha untuk mengadakan penyesuaian sehingga menimbulkan kelainan organis
atau perubahan patologis. Stress dapat menimbulkan tekanan darah sementara waktu
dan apabila stress sudah hilang maka tekanan darah akan kembali normal. Menurut
Sarwoyo (2002) Perubahan fungsional tekanan darah pada beberapa tempat
disebabkan oleh stress akut bila berulang secara intermiten yang menyebabkan
adaptasi structural hipertropi kardiovaskuler. Hal ini mempertinggi hemodinamik
tekanan darah. Stress yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah ireversibel.
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di seluruh wilayah Desa Candimulyo,
Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang dari tanggal 17 November sampai
dengan 20 November 2014 dapat disimpulkan bahwa:
1. Distribusi penyebaran hipertensi lebih dominan yang tidak melakukan
pengontrolan yaitu sekitar 63% (27 orang)
2. Terdapat hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi lemak dengan kejadian
hipertensi di Desa Candimulyo dimana yang melakukan pengontrolan
mengkonsumsi lemak lebih berhasil mencapai tekanan darah target dibanding
dengan yang tidak melakukan pengontrolan konsumsi lemak.
3. Terdapat hubungan antara kebiasaan mengontrol stress dengan kejadian
hipertensi di Desa Candimulyo dimana yang melakukan pengontrolan
terhadap stress lebih berhasil mencapai tekanan darah target dibanding dengan
yang tidak melakukan pengontrolan terhadap stress.
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perubahan pola hidup
mengontrol garam, pengontrolan berat badan, kebiasaan olahraga, kebiasaan
merokok, mengontrol alkohol, dan mengkonsumsi buah-sayur terhadap
pencapaian tekanan darah target
33
5.2. Saran
1. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan yang bermakna dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
terhadap pasien hipertensi dengan melakukan pencegahan melalui pola hidup sehat
selain terapi farmakologis.
2. Bagi Masyarakat Desa Candimulyo
Masyarakat Desa Candimulyo lebih memperhatikan pola hidup sehat dengan cara
menghindari pola hidup tidak sehat seperti merokok, minum-minuman beralkohol
dan lain-lain. Selain itu masyarakat juga lebih rutin control tekanan darah di
puskesmas agar terhindar dari komplikasi akibat hipertensi.
3. Bagi Peneliti Lain
Melihat masih tingginya kasus hipertensi di Desa Candimulyo, Kecamatan
Candimulyo, Kabupaten Magelang dapat dilakukan penelitian dengan menambah
sampel dan dengan metode penelitian yang berbeda sehingga dapat menurunkan
morbiditas hipertensi.
34
DAFTAR PUSTAKA
Dalam Jilid I Edisi ke IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jakarta. 2006: 610-14
4. Wade, A Hwheir, D N Cameron, A., 2003. Using a Problem Detection Study
(PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of
Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension Jun Vol 17 Issue 6,
p397.
5. Sharma
S,
et
all.,
Hypertension.
Last
Update
Aug
8,
2008.
http//:www.emedicine.com.
6. Yogiantoro M., Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar I lmu Penyakit Dalam Jilid
I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006.
7. Oktora R., 2007. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari Sampai
Desember 2005, Skripsi, FK UNRI, hal 41-42
8. Kumar V, Abbas AK, Fausto N., 2005. Hypertensive Vascular Disease. Dalam:
Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier
Saunders, 2005.p 528-529.
35
D.
Apa
Manfaat
Garam
Sebagai
Bahan
Pengawas.
http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Aj3eh2PdCnd0po.ZrHRTNLVR
gx.;_ylv=3?qid=20080814042051AAWyOOk.
12. Sianturi G. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Last update 27 Februari
2003.www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1046314663,16713, - 24k.
13. Waspadji S dkk. Daftar Bahan Makanan Penukar. Divisi Metabolik Endokrin
Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Instalasi Ilmu Gizi RS Cipto
Mangunkusuno, Jakarta, 2004, hal.1-21.
14. Bowman ST et al. Clinical Research Hypertension. A Prospective Study of
Cigarette Smokey And Risk of Inciden Hypertension In Bringham And Women
Hospital Massachucetts, 2007.p 1-3.
15. Sarwoyo HD dan Hendarwo M. Pola Perilaku Type A (PPTA) Pada Penyakit
Jantung Koroner (PJK). Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/092002/art-2.htm.
16. Anonim.Hipertensi.Primer.http://www.scribd.com/doc/3498615/HIPERTENSI
PRIMER?autodown=doc.
17. Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia bekerja sama dengan
Proyek Pengembangan Industri Garam Beryodium, Ditjen Industri Kimia, Agro
dan Hasil Hutan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Retensi Kandungan
Iodium. http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1023429340,5799
18. Cardiology Channel Hypertension (High Blood Pressure); http://www.
Cardiologychannel.com
19. Hoeymans N, Smit HA, Verkleij H, Kromhout D. Cardiovascular Risk Factors in
Netherlands, Eur Heart , 1999.p 520.
36
LAMPIRAN
37
Valid
JK
Pdd
Pkj
46
46
46
46
Missing
Umur
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
29
2.2
2.2
2.2
30
2.2
2.2
4.3
35
2.2
2.2
6.5
40
2.2
2.2
8.7
42
2.2
2.2
10.9
43
2.2
2.2
13.0
44
2.2
2.2
15.2
45
6.5
6.5
21.7
46
6.5
6.5
28.3
47
4.3
4.3
32.6
48
2.2
2.2
34.8
50
4.3
4.3
39.1
52
2.2
2.2
41.3
53
2.2
2.2
43.5
54
4.3
4.3
47.8
55
6.5
6.5
54.3
56
6.5
6.5
60.9
57
2.2
2.2
63.0
58
2.2
2.2
65.2
59
2.2
2.2
67.4
60
8.7
8.7
76.1
64
2.2
2.2
78.3
38
65
2.2
2.2
80.4
67
4.3
4.3
84.8
70
2.2
2.2
87.0
71
2.2
2.2
89.1
75
2.2
2.2
91.3
77
2.2
2.2
93.5
80
4.3
4.3
97.8
93
2.2
2.2
100.0
46
100.0
100.0
Total
Pdd
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak sekolah
8.7
8.7
8.7
25
54.3
54.3
63.0
Lulusan SMP
13.0
13.0
76.1
Lulusan SMA/SMK
17.4
17.4
93.5
6.5
6.5
100.0
46
100.0
100.0
Lulusan SD
Valid
Total
Pkj
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Petani
11
23.9
23.9
23.9
Buruh
17.4
17.4
41.3
10.9
10.9
52.2
Wiraswasta
13.0
13.0
65.2
Pensiunan/Tidak bekerja
16
34.8
34.8
100.0
Total
46
100.0
100.0
39
JK
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki
25
54.3
54.3
54.3
Perempuan
21
45.7
45.7
100.0
Total
46
100.0
100.0
TD1
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Normal
Valid
4.3
4.3
4.3
Hipertensi Grade 1
35
76.1
76.1
80.4
Hipertensi Grade 2
19.6
19.6
100.0
46
100.0
100.0
Total
TD2
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Normal
17
37.0
37.0
37.0
Hipertensi Grade 1
23
50.0
50.0
87.0
Hipertensi Grade 2
13.0
13.0
100.0
46
100.0
100.0
Total
BB
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
40
4.3
4.3
4.3
45
13.0
13.0
17.4
47
4.3
4.3
21.7
49
2.2
2.2
23.9
40
50
6.5
6.5
30.4
52
2.2
2.2
32.6
53
4.3
4.3
37.0
54
2.2
2.2
39.1
55
6.5
6.5
45.7
56
4.3
4.3
50.0
58
8.7
8.7
58.7
60
17.4
17.4
76.1
62
2.2
2.2
78.3
65
8.7
8.7
87.0
66
2.2
2.2
89.1
70
2.2
2.2
91.3
75
2.2
2.2
93.5
76
2.2
2.2
95.7
80
4.3
4.3
100.0
46
100.0
100.0
Total
TB
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
150
8.7
8.7
8.7
151
6.5
6.5
15.2
152
8.7
8.7
23.9
153
8.7
8.7
32.6
154
2.2
2.2
34.8
155
2.2
2.2
37.0
157
2.2
2.2
39.1
158
2.2
2.2
41.3
160
15.2
15.2
56.5
162
8.7
8.7
65.2
164
10.9
10.9
76.1
165
13.0
13.0
89.1
41
167
2.2
2.2
91.3
168
2.2
2.2
93.5
170
4.3
4.3
97.8
175
2.2
2.2
100.0
Total
46
100.0
100.0
KD1
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
< 1 Tahun
10.9
10.9
10.9
1-5 Tahun
30
65.2
65.2
76.1
5-10 Tahun
17.4
17.4
93.5
> 10 tahun
6.5
6.5
100.0
46
100.0
100.0
Total
KD2
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Obat HT 1 jenis
29
63.0
63.0
63.0
Obat HT 2 Jenis
17
37.0
37.0
100.0
Total
46
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
KD21
Frequency
Cumulative
Percent
Valid
ACEI
21
45.7
45.7
45.7
14
30.4
30.4
76.1
CCB
8.7
8.7
84.8
Tidak tahu
15.2
15.2
100.0
42
Total
46
100.0
100.0
KD3
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Setiap hari
19
41.3
41.3
41.3
27
58.7
58.7
100.0
Total
46
100.0
100.0
KD4
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Diri sendiri
25
54.3
54.3
54.3
Suami/Istri
21
45.7
45.7
100.0
Total
46
100.0
100.0
KD5
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Kepala Pusing
Valid
lain lain
Total
42
91.3
91.3
91.3
8.7
8.7
100.0
46
100.0
100.0
KD6
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Penyakit jantung
2.2
2.2
2.2
Penyakti saraf/stroke
4.3
4.3
6.5
25
54.3
54.3
60.9
Lain-lain
43
18
39.1
39.1
Total
46
100.0
100.0
100.0
PH1
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Seminggu sekali
2.2
2.2
2.2
Sebulan sekali
2.2
2.2
4.3
16
34.8
34.8
39.1
28
60.9
60.9
100.0
Total
46
100.0
100.0
PH2
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Puskesmas
Valid
18
39.1
39.1
39.1
19.6
19.6
58.7
Dokter umum
19
41.3
41.3
100.0
Total
46
100.0
100.0
Bidan/Perawat desa
PH3
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
4.3
4.3
4.3
18
39.1
39.1
43.5
14
30.4
30.4
73.9
12
26.1
26.1
100.0
Total
46
100.0
100.0
teh garam
PH4
44
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
6.5
6.5
6.5
26
56.5
56.5
63.0
17
37.0
37.0
100.0
Total
46
100.0
100.0
PH5
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
24
52.2
52.2
52.2
Penurunan BB
17
37.0
37.0
89.1
10.9
10.9
100.0
46
100.0
100.0
BB tetap
Total
PH6
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
14
30.4
30.4
30.4
1 bulan sekali
6.5
6.5
37.0
1 minggu sekali
15.2
15.2
52.2
22
47.8
47.8
100.0
Total
46
100.0
100.0
PH7
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak merokok
34
73.9
73.9
73.9
10.9
10.9
84.8
13.0
13.0
97.8
45
2.2
2.2
46
100.0
100.0
100.0
PH8
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
44
95.7
95.7
95.7
4.3
4.3
100.0
46
100.0
100.0
Sering minum
Total
PH9
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Setiap hari
Valid
42
91.3
91.3
91.3
8.7
8.7
100.0
46
100.0
100.0
PH10
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Hidup bahagia
21
45.7
45.7
45.7
18
39.1
39.1
84.8
15.2
15.2
100.0
46
100.0
100.0
Total
46
KETERANGAN
PH3
PH4
PH5
PH6
PH7
PH8
PH9
PH10
TD2
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Mencapai Target
17
37.0
37.0
37.0
29
63.0
63.0
100.0
Total
46
100.0
100.0
47
PH3
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
20
43.5
43.5
43.5
Belum Mengubah
26
56.5
56.5
100.0
Total
46
100.0
100.0
PH4
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
29
63.0
63.0
63.0
Belum Mengubah
17
37.0
37.0
100.0
48
Total
46
100.0
100.0
PH5
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
41
89.1
89.1
89.1
Belum Mengubah
10.9
10.9
100.0
46
100.0
100.0
Total
PH6
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
22
47.8
47.8
47.8
Belum Mengubah
24
52.2
52.2
100.0
Total
46
100.0
100.0
PH7
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
34
73.9
73.9
73.9
Belum Mengubah
12
26.1
26.1
100.0
Total
46
100.0
100.0
PH8
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
44
95.7
95.7
95.7
Belum Mengubah
4.3
4.3
100.0
46
100.0
100.0
Total
49
PH9
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
42
91.3
91.3
91.3
Belum Mengubah
8.7
8.7
100.0
46
100.0
100.0
Total
PH10
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sudah Mengubah
39
84.8
84.8
84.8
Belum Mengubah
15.2
15.2
100.0
46
100.0
100.0
Total
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Total
Sudah Mengubah
13
20
Belum Mengubah
10
16
26
17
29
46
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.058a
.809
.000
1.000
.058
.809
1.000
Linear-by-Linear Association
.057
N of Valid Cases
.528
.812
46
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.39.
b. Computed only for a 2x2 table
Total
Sudah Mengubah
14
15
29
Belum Mengubah
14
17
17
29
46
59
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
4.315a
.038
3.101
.078
4.591
.032
.058
4.222
.037
.040
46
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.28.
b. Computed only for a 2x2 table
60
Total
Sudah Mengubah
15
26
41
Belum Mengubah
17
29
46
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.022a
.881
.000
1.000
.022
.882
1.000
.022
.619
.883
46
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.85.
b. Computed only for a 2x2 table
61
Total
Sudah Mengubah
13
22
Belum Mengubah
16
24
17
29
46
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.283a
.595
.051
.821
.283
.595
.761
.277
.410
.599
46
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.13.
b. Computed only for a 2x2 table
62
Total
Sudah Mengubah
13
21
34
Belum Mengubah
12
17
29
46
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.091a
.762
.000
1.000
.092
.761
1.000
.089
.524
.765
46
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.43.
b. Computed only for a 2x2 table
63
Total
Sudah Mengubah
17
27
44
Belum Mengubah
17
29
46
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
1.226a
.268
.128
.720
1.898
.168
.524
1.199
.392
.274
46
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .74.
b. Computed only for a 2x2 table
64
Total
Sudah Mengubah
16
26
42
Belum Mengubah
17
29
46
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.269a
.604
.000
1.000
.284
.594
1.000
.263
.526
.608
46
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.48.
b. Computed only for a 2x2 table
65
Total
Sudah Mengubah
17
22
39
Belum Mengubah
17
29
46
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
4.840a
.028
3.150
.076
7.180
.007
.036
4.735
.029
.030
46
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.59.
b. Computed only for a 2x2 table
66