Anda di halaman 1dari 10

PERANAN MATEMATIK DALAM TEKNOLOGI MAKLUMAT DAN KOMUNIKASI

Pada zaman ini, teknologi satelit sudah semakin maju dan banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh yakni GPS (Global Positioning System) atau biasa
dikenal sebagai sistem navigasi. Untuk lebih memahami cara kerja GPS dan tidak hanya
sekadar menggunakannya saja maka dilakukan pendekatan terhadap algoritma dan logika
yang digunakan untuk mengoperasikan sebuah GPS. Pendekatan dengan menggunakan
graf berarah dan berbobot dan juga pohon keputusan merupakan pendekatan yang paling
tepat dan sesuai dengan sistem ini. Gambar jalan-jalan yang diterima dari satelit diubah
menjadi sebuah graf berarah berbobot dan digunakan pohon keputusan untuk menentukan
jalan mana yang harus diambil (jalan yang paling efektif).
Terlebih dahulu satu per satu pengertian dan definisi sebenarnya dari GPS, graf
dan juga pohon keputusan lalu aplikasinya dalam kehidupan nyata. Hal ini penting untuk
dibahas dan diketahui kerana sekarang ini jalan-jalan yang terletak di bandar seringkali
sesak, penyelenggaraan jalan dan sebagainya. Dengan teknologi GPS maka kita akan
dapat menggunakan jalan alternatif tanpa harus mengalami kesesakan terlebih dahulu.
Maka pemahaman terhadap cara kerja dan logika pada algoritma GPS sederhana sangatlah
diperlukan agar kita tidak hanya dikendalikan oleh mesin dan teknologi tetapi kita dapat
mengendalikan dan mengembangkan teknologi agar jadi lebih bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
1. Apa itu GPS?
GPS yang merupakan singkatan dari Global Positioning System atau biasa dikenal
sebagai sistem navigasi. GPS pada umumnya menggunakan satellite untuk beroperasi.
Umumnya GPS yang kita kenal digunakan sebagai sistem navigasi, tetapi sebenarnya tidak
hanya itu. GPS dasarnya digunakan untuk keperluan militer dan pertahanan, lalu kemudian
berkembang untuk keperluan navigasi baik untuk di darat maupun di laut dan juga di udara
pada pesawat-pesawat udara.
2. GRAF
Graf terbahagi kepada beberapa bahagian iaitu graf berarah dan tak berarah. Dalam
konteks ini, graf yang akan digunakan untuk merepresentasikan jalan dan tempat-tempat
acuannya adalah graf berarah.
2.1. Graf Berarah
Sebuah graf terarah atau digraf G terdiri dari suatu himpunan V dari verteks-verteks
(atau simpul-simpul) dan suatu himpunan E dari rusuk-rusuk (atau busur-busur) sedemikian
rupa sehingga setiap rusuk e E menghubungkan pasangan verteks terurut.

Gambar 1 : Contoh Graf Berarah


Graf berarah dianggap yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah ini karena
jalan-jalan di bumi memiliki arah dan tidak semua jalan dua arah ada juga jalan satu
arah. Oleh kerana itu, dengan graf berarah masalah tersebut dapat diselesaikan.
Tetapi masih ada masalah selanjutnya iaitu kepadatan jalan-jalan di kota yang sering
menimbulkan kesesakan terutama pada musim perayaan dan sebagainya. Selain itu
banyaknya jalan-jalan yang rosak akibat cuaca yang tidak menentu sehingga banyak jalan
yang perlu diselenggara menyebabkan jalan ditutup atau kesesakan teruk.

2.2. Graf Berbobot


Sebuah graf dengan bilangan-bilangan pada rusuk-rusuknya disebut graf berbobot
(weighted graph). Dalam sebuah graf berbobot, panjang lintasan adalah jumlah bobot rusukrusuk dalam lintasan. Dalam bahasan ini bobot setiap lintasan tidak hanya mewakili panjang
lintasan saja, tetapi juga mewakili kepadatan/ kesesakan jalan/lintasan. Jadi akumulasi dari
panjang jalan dari suatu titik/tempat acuan di jalan yang nyata ke titik berikutnya dan tingkat
kepadatan pada jalan tersebut merupakan bobot untuk setiap lintasan.

Gambar 2 : Contoh graf berbobot tak berarah.


Semakin besar bobot suatu lintasan maka waktu yang diambil semakin lama untuk
melalui lintasan itu. Jadi bobot pada graf berbanding lurus dengan waktu tempoh dan efektif
jalan untuk dilalui. Untuk mewakilkan gambar jalan yang diterima dari satelit pada peringkat
navigasi GPS, maka kedua bentuk graf yang sudah diterangkan di atas perlu digabung
sehingga membentuk graf berbobot dan berarah.
Dengan graf berbobot dan berarah maka kedua masalah utama untuk
merepresentasikan lintasan atau jalan dapat diatasi, iaitu masalah jarak/panjang lintasan
dan peningkatan kesesakan jalan. Sekarang masih ada satu masalah yang sangat penting
iaitu mengambil keputusan jalan mana yang akan dipilih. Hal tersebut akan dilakukan
pendekatan dengan menggunakan pohon keputusan.
3. POHON KEPUTUSAN
Secara umum pohon keputusan digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri
dari serangkaian keputusan yang mengarah ke proses penyelesaian. Tiap simpul pada
pohon keputusan menyatakan keputusan, setiap daun menyatakan penyelesaian dan setiap
cabang menyatakan keputusan yang diambil. Pohon keputusan adalah salah satu metode
klasifikasi yang paling popular kerana mudah untuk diinterpretasi oleh manusia. Pohon
keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki.
Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan
aturan-aturan keputusan. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah
kemampuannya untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks
menjadi lebih mudah sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan
penyelesaian dari permasalahan.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan, tetapi metode pengambilan keputusan
dengan pohon keputusan ini merupakan pendekatan yang paling mudah, sederhana dan
sesuai untuk menentukan jalan mana yang paling cepat, dekat dan efektif yang akan dipilih
pada sistem navigasi GPS. Kaedah pohon keputusan ini melengkapi data yang telah diubah
menjadi bentuk graf berarah dan berbobot lalu akan memberikan lintasan terbaik pada
sistem navigasi GPS.
Ketika menemui cabang jalan atau simpul pada graf berarah dan berbobot yang telah
dibentuk, kita tidak dapat langsung memilih jalan / lintasan dengan bobot terkecil begitu saja

kerana jalan/lintasan dari suatu titik asal ke titik tempat tujuan belum tentu hanya terdiri dari
sebuah lintasan saja, sehingga lintasan tercepat dan terefektif tidak dapat ditentukan jika
hanya memilih jalan dengan bobot terkecil setiap kali menemui cabang jalan atau simpul
pada graf yang telah terbentuk dari data yang diterima dari satelit pada sistem navigasi
GPS.
Dengan menggunakan pohon keputusan, maka kita dapat menentukan jalan mana
yang terbaik, lintasan yang pada awalnya memiliki bobot yang tinggi mungkin saja pada
pilihan jalan/cabang berikutnya dapat menghantarkan kita pada tujuan dengan lebih cepat
kerana jalan selanjutnya memiliki bobot yang kecil. Sedangkan jalan/lintasan yang bobot
awalnya kecil mungkin saja lintasan-lintasan berikutnya berbobot besar dan akan semakin
menghambat jalan ke titik tujuan.
Untuk itu diperlukan pohon keputusan dan algoritma pohon secara rekusif untuk setiap
cabang pohon agar dapat memperoleh penyelesaian terbaik dengan cara yang efisien.
Setiap cabang jalan pada graf atau pada kehidupan nyata merupakan simpul atau node
pada keputusan di mana pada pohon akan dilakukan perbandingan bobot pada cabang
jalan/lintasan. Begitu juga untuk setiap cabang jalan yang ditemui, kita akan dihadapkan
pada pilihan yang harus diambil pada pohon keputusan sehingga menemui jalan yang
terbaik lalu diinformasikan pada pengguna sistem navigasi GPS cabang jalan mana atau
arah mana yang harus dipilih.

Matematik juga sangat berperanan dalam pengembangan ilmu kontrol. Aplikasi


sistem kontrol sebagai penolong dalam pengembangan beberapa bidang matematik. Salah
satunya adalah aplikasi teori kontrol pada permasalahan satelit. Pada skripsi ini akan
ditunjukkan aplikasi teori kontrol dalam linierisasi model persamaan gerak satelit. Sistem
kontrol yang digunakan adalah sistem kontrol linier dan gerakan unit massa satelit pada
inverse square law force field dipengaruhi oleh suatu pasangan persamaan diferensial orde
dua pada jari-jari r dan sudut . Selain itu akan dibahas pengertian controllability
(keterkontrolan) dan observability (keterobservasian), sehingga apakah model persamaan
gerak satelit dapat dikatakan controllable (terkontrol) dan observable (terobservasi).

Contoh penggunaan matematik dalam teknologi kejuruteraan pula ialah penggunaan sudut
dan trigonometri untuk mencipta suatu alatan, penggunaan pembezaan dan pengamiran
dalam mengukur kelajuan cahaya dan elektrik. Begitu untuk mengukur amaun elektrik yang
diperlukan untuk menjanakan sesuatu alatan elektrik.
Bidang kedoktoran juga memerlukan matemetik. Sukatan dos ubat untuk sesuatu
penyakit dikira dengan teliti mengunakan formula matematik. Sewaktu pembedahan ukuran
untuk lakukan bedahan adalah dikira dengan teliti dengan menggunakan matematik.
Dalam bidang sains seperti kimia dan biologi juga memerlukan matematik. Dalam
kimia, matematik digunakan untuk mengira bilangan molekul dan unsur dalam sesuatu
sebatian. Untuk mengira nombor jisim dan isotop juga memerlukan formula matematik.
Statistik juga memainkan peranan yang penting dalam kehidupan kita. Statistik
digunakan untuk menyajikan data yang dikumpul daripada manusia supaya manusia dapat
faham dan guna untuk buat keputusan dalam beberapa perkara yang penting dalam
kehidupan kita. Statistik adalah sebahagian daripada matematik. Bidang ini menumpukan
kepada pengiraan nilai-nilai unik dalam matematik seperti min, median dan mod untuk
menggambarkan ciri-ciri sesuatu sampel atau populasi.

PENGGUNAAN KOD DAN CHIPPER


Kod dan chipper amat berguna semasa Perang Dunia pada awal abad ke 20. Kod
rahsia ini menjadi tali hayat kepada dua pihak bertelagah untuk menyampaikan sesuatu
maklumat tanpa dapat dikesan oleh pihak musuh. Jepun, Jerman, Britain mahupun Amerika
Syarikat masing-masing mempunyai ahli chipper yang terlatih. Mereka ini bertanggungjawab
untuk memecahkan kod yang telah dipintas dan pada masa yang sama mencipta sejenis
kod yang sukar dipecahkan oleh musuh mereka.
Suatu sejarah menarik tentang chipper ialah berkaitan Telegram Zimmerman dalam
Perang Dunia Pertama. Telegram ini digelar Zimmerman kerana ianya merupakan
telegramyang dihantar oleh Setiausaha Asing Empayar Jerman, Arthur Zimmerman pada 16
Januari 1917 kepada duta Jerman di Mexico. Telegram ini berupa nombor yang dienkrip
kepada 4 digit. Antara kandungan telegram ini ialah berkaitan cadangan bagi pakatan
Jerman dengan Mexico, sementara Jerman mengekalkan keadaan berkecuali dengan
Amerika Syarikat. Walau bagaimanapun, telegram ini telah berjaya dipintas dan dinyah
enkrip oleh penyah kod dari Perisikan Tentera Laut British.
2.1 SITUASI SEBENAR PENGGUNAAN KOD DAN CHIPPER.
Salah satu penggunaan kod dan chipper dalam situasi sebenar adalah dalam penggunaan
alat kawalan jauh bagi kereta mainan kanak-kanak. Kereta kawalan jauh ini boleh
digerakkan kepada 4 arah iaitu Hadapan, Mundur, Kanan dan Kiri dengan menggunakan
alat kawalan jauh. Bagi setiap arahan pergerakan akan diwakili katakod yang menjadi
isyarat bagi membolehkan kereta ini beroperasi mengikut arahan. Empat arah itu diwakili
dengan kod binary seperti dalam jadual berikut:-

Arah

Maju

Mundur

Kanan

Kiri

Katakod

00

01

10

11

Jadual 2
Bagi memastika katakod dapat diterima dengan jelas dan tiada ralat, maka kod
ulangan digunakan. Oleh itu setiap katakod diulang sebanyak 5 kali. Oleh yang demikian,
katakod yang menggunakan kod ulangan adalah seperti dalan jadual rajah 3.

Arah

Maju

Mundur

Kanan

Kiri

Katakod

0000000000

0101010101

1010101010

1111111111

Bagi alat kawalan jauh kereta mainan ini, peraturan yang digunakan ialah
dengan mengulang setiap katakod sebanyak 5 kali.
Contohnya katakod bagi MAJU ialah 00
Maka katakod yang dihantar ialah 00 00 00 00 00
Jika katakod yang diterima adalah 00 01 00 00 00, maka mengikut Pengesanan Logik
Majoriti( Majority Logic Detection), mesej didekod sebagai 00 kerana 00yang paling kerap
muncul.
Selain menggunakan kod ulangan bagi kod pembetulan ralat. Kod semakan parity
tunggal juga boleh digunakan. Kod semakan parity tunggal adalah kod yang hanya
mempunyai satu digit semakan ataupun check digit. Nama lain bagi digit semakan ini ialah
bit parity. Digit semakan adalah bit yang ditambahkan di hujung suatu rentetan kod binary
untuk memberi maklumat samada bilangan bit 1 dalam rentetan tersebut adalah genap
atau ganjil.
Oleh yang demikian, bilangan digit 1 dalam mesej akan diulangi. Jika bilangannya
adalah nombor genap, digit semakan ditetapkan sebagai 0. Jika bilanggannya adalah
nombor ganjil, digit semakan ditetapkan sebagai 1.
Maka bagi alat kawalan jauh kereta mainan kanak-kanak tadi, jika Kod Semakan
Pariti Tunggal digunakan, kesilapan dalam penghantaran kod akan dapat dikesan. Jadual 4
berikut menunjukkan penggunaan Kod Semakan Pariti Tunggal dalam menentukan ralat
bagi arahan alat kawalan jauh kereta mainan kanak-kanak.

Arahan

Maju

Katakod

0000000000

Bilangan bit

Genap @

Ganjil

Genap

Digit

Katakod

semakan

dengan digit
semakan

0000000000
0

Mundur

0101010101

Ganjil

0101010101
1

Kanan

1010101010

Ganjil

1010101010
1

Kiri

1111111111

10

Genap

11111111111

Jadual 4
Katakod yang dihantar dengan digit semakan dihujungnya akan memastikan bahawa
katakod yang diterima adalah tepat.

2.2 BANDING BEZA KOD ULANGAN DAN KOD SEMAKAN PARITI TUNGGAL
Kod ulangan dan Kod Semakan Parity Tunggal masing-masing mempunyai kelebihan dan
kelemahan dalam fungsinya membetulkan kesilapan dan ralat yang berlaku dalam proses
pengkodan data. Jadual 5 berikut menunjukkan banding beza di antara kedua-dua kod
pembetulan ralat ini.
Ciri
Fungsi

Kod ulangan
Memastikan

Kod Semakan Parity Tunggal


tiada

kesilapan

dalam penerimaan katakod


mesej

atau

isyarat

Sama seperti kod pembetulan


yang lain iaitu:-

yang
Memastikan

dihantar

katakod

yang

diterima adalah tepat dan


Kaedah

pengulangan

tiada ralat.

digunakan
Kaedah digit semakan parity
genap digunakan.
Bilangan

digit

menjadi

petunjuk.
Jika bilangan digit 1 adalah
genap maka digit semakan
ialah 0
Jika bilangan digit 1 adalah
ganjil maka digit semakan
ialah 1

Contoh

Katakod 10000

Katakod : 100
Dengan

menggunakan

kod

ulangan 3 kali katakod ialah

Bilangan bit 1adalah 1 dan


ganjil

100 100 100.


Katakod semakan 10000 1
Ini bermaksud katakod diulang
Katakod : 11000

3 kali.
Satu lagi jenis pengulangan
ialah

dengan

mengulang

setiap digit dalam katakod.


Katakod

Bilangan bit 1 adalah 2 dan


genap
Katakod semakan : 11000

:100

Kod ulangan : 111 000 000


Kelebihan

Kebarangkalian

mendekod

mesej yang diterima dengan

Mempunyai

kadarmaklumat

yang tinggi

betul dapat dipertingkatkan


Baik untuk membetulkan ralat
Kelemahan

Mempunyai

kadar

maklumat Hanya sesuai untuk mengesan

yang rendah

kesilapan, tetapi tidak dapat


membetulkan kesilapan
Data

yang

silap

terpaksa

dibuang
Penghantaran

semula

diperlukan
Kesesuaian

Sesuai
mengesan

digunakan
kesilapan

untuk
dan

Sesuai

untuk

mengesan

kesilapan sahaja.

membetulkan kesilapan.

n 1
2
Kesimpulannya, kod ulang adalah baik untuk membetulkan ralat iaitu

ralat di

mana n adalah bilangan ulangan ganjil. Walaubagaimanpun kod ulangan mempunyai kadar

maklumat yang rendah. Contohnya bagi mesej yang terdiri daripada 3 digit dan diulangi 5

3
15
kali untuk membentuk katakod. Kadar maklumat adalah

1
5
iaitu

Manakala Kod Semakan Pariti pula hanya sesuai untuk mengesan kesilapan,
bukannya membetulkan kesilapan. Ini kerana mana-mana bit yang silap, tidak dapat
dikenalpasti. Oleh yang demikian, data tidak boleh dibetulkan dan dibuang. Maka
penghantaran semula akan diperlukan. Namun begitu, kod semakan parity mempunyai
kadar maklumat tinggi. Contohnya bagi katakod yang ditunjukkan dalam jadual 4.
Bilangan digit mesej =10
Bilangan digit semakan = 1
Bilangan digit katakod = 11
Kadar maklumat =10/11

BIBLIOGRAFI
Rujukan buku
Yeoh Chew Lan, Mohd Afifi Baharudin Setambah, Ket Lee Lian, Narmal Singh (2015)
Aplikasi Matematik, Selangor
Kementerian Pendidikan Malaysia (2013) Modul MTE3114 Aplikasi Matematik
Rujukan internet

1. http://www.slideshare.net/SivaneswariMuniandy/krt3013-teknologi-maklumatsekolah-rendah-d20102040653
2. http://mujahid.tripod.com/komputer1.html
3. http://www.treasury.gov.my/pekeliling/subjek/PS.pdf
4. http://www.info.com/define:%20chipper?cb=12&cmp=4917
5. http://cilikhebat.blogspot.com/2012/03/peranan-komputer-dan-internet-dalam.html
6. http://i-learn.uitm.edu.my/v2/wp-content/uploads/2013/02/Perkembangan-Cabarandan-Aplikasi-Teknologi-Maklumat-dalam-Pengajaran-dan-Pembelajaran-diMalaysia.pdf
7. http://www.treasury.gov.my/pekeliling/topik/PS1.1.pdf
8. https://prezi.com/sefwp4u8chgp/encryption/

Anda mungkin juga menyukai