Anda di halaman 1dari 5

The Role of Corporation in Achieving Ecological Sustainability

Artikel ini menguji implikasi perkembangan ekologi yang berkelanjutan untuk


perusahaan. Ekologi perusahaan yang berkelanjutan dijelaskan melalui konsep (a) total
quality environmental management, (b) ecologically sustainable competitive strategies,
(c) technology transfer through technology-for nature-swaps, dan (d) reducing the impact
of populations on ecosystems. Tujuan artikel ini adalah memberikan kerangka untuk
penelitian dan praktek perusahaan dalam berurusan dengan masalah lingkungan, dan
dengan cara apa perusahaan dapat berkontribusi untuk perkembangan ekologi yang
berkelanjutan.
Pada tahun 2030 diproyeksikan populasi manusia berkembang dari 5,5 milyar
menjadi 11 milyar. Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, diprediksikan bahwa
produksi makanan dan energi perlu ditingkatkan dari 5 ke 35 kali dari level saat ini.
Dengan keadaan sekarang, baik secara teknologi, organisasi sosial, dan tingkat produksi,
pemenuhan kebutuhan tersebut akan berdampak pada degradasi lingkungan.
Earth Summit di Rio de Janeiro pada Juli 1992, mempererat komitmen internasional
dalam perkembangan ekologi yang berkelanjutan melalui pakta untuk berurusan dengan
penipisan ozon, pemanasan global, berkurangnya keanekaragaman hayati.
They could benefit by reducing costs through ecological efficiencies, capturing
emerging green markets, gaining first-mover advantage in their industries, ensuring
long-term profitability, establishing better community relations, and improving their
image.
Unit analisis paper ini adalah perusahaan dan peran yang mereka mainkan di
ESD. Perusahaan sebagai roda penggerak utama perekonomian, perusahaan memiliki
sumber daya finansial, pengetahuan teknologi dan kapasitas kelembagaan untuk
mengimplementasikan solusi ekologi, sehingga mereka harus memperhatikan
perkembangan ekologi yang berkelanjutan.
Boundary condition:
a. Horison waktunya adalah 40 tahun, dimana populasi dunia akan menjadi dua kali
lipat. Sehingga perekonomian bertransisi ke keadaan ekologi yang berkelanjutan.
b. Asumsi bahwa bertambahnya kesadaran ekologi yang berkelanjutan, ekspansi
teknologi yang tak terbatas, dan distribusi sumber daya alam yang tak adil.
Ecologically Sustainable Development
ESD merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan generasi sekarang dapat terpenuhi
dengan baik dan tidak merusak alam, selain itu juga tidak merampas hak generasi
mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Untuk itu, alam harus dikelola dengan
baik, misalnya dengan menggunakan konservasi energi, regenerasi sumber daya,
penjagaan lingkungan, dan minimisasi limbah.
ESD merupakan strategi komprehensif untuk perkembangan global. Adapun
strateginya adalah:
a. Mengelola dampak populasi pada ekosistem
Populasi di negara berkembang perlu untuk menekan ledakan populasi, negara industri
perlu menekan laju konsumsi energi dan sumber daya. Perusahaan tidak dapat
mendorong konsumsi dan konsumerism melalui promosi agresif dan iklan. Sebaliknya,
perusahaan bertanggung jawab pada pola konsumi agar tetap menjaga lingkungan

ekologis, dan mengajak konsumen untuk menggunakan produk dan cara produksi yang
tepat.
b. Memastikan keamanan pangan dunia
Ketidakseimbangan distribusi pangan di dunia merupakan masalah utama. Negara
berkembang harus memberikan insentif ekonomi, panduan teknis, pembaharuan lahan,
dan perlindungan bagi petani kecil agar kecukupan pangan dapat terpenuhi. Di sisi lain,
negara industri harus mengirim kelebihan pangannya ke negara yang membutuhkan.
Agribisnis dapat mengurangi degradasi lingkungan dengan menggunakan teknologi
ramah lingkungan. Selain itu, perusahaan yang mengendalikan rantai distribusi makanan
dapat menggunakan kebijakan humane food-marketing dan strategi harga berkelanjutan
untuk menopang keamanan pangan.
c. Mengelola sumber daya ekosistem
ESD menghimbau perlindungan akan keanekaragaman hayati dan kekayaan sumber daya,
yakni dengan melindungi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan menjaga
integritas ekosistem, seperti hutan hujan, gurun dan biota laut. Perusahaan sebagai
perantara yang mengubah sumber daya menjadi sebuah produk, sebaiknya
mengimplementasikan strategi ekosistem sumber daya ekosistem, melalui konservasi dan
pembaharuan sumber daya.
d. Menciptakan ekonomi yang berkelanjutan (misal penggunaan energi yang
berkelanjutan, perindustrian yang berkelanjutan, dan urbanisasi berkelanjutan)
Untuk mencapai ekonomi yang berkelanjutan tingkat konsumsi energi dan dependensi
terhadap bahan bakar fosil harus diturunkan. Perindustrian yang berkelanjutan berarti
mengurangi dampak negatif produksi terhadap lingkungan dengan menggunakan
teknologi produksi yang lebih bersih, sehingga mengurangi polusi, zat kimia berbahaya
dan limbah.
A critique of Sustainable Development
Western-centric. Membuat negara berkembang lebih bergantung pada negara industri.
Selain itu, ESD terkesan kontradiktif.
Ecologically Sustainable Corporations
Terdapat hambatan untuk membentuk perusahaan yang berkelanjutan. Pertama,
sistem ekonomi yang sekarang membuat polusi dan barang limbah terlihat tidak mahal
karena biayanya tidak dimasukkan ke biaya produksi. Kedua, pola konsumsi masyarakat
negara industri yang tidak menyesuaikan terhadap isu keberlanjutan. Ketiga, pihak yang
berkepentingan menghalangi restrukturisasi radikal perusahaan menuju sustainability.
Visi: hubungan perusahaan dengan lingkungan alam dan sosialnya. Input: sumber
daya alam dan energi. Throughput: mengenai lingungan alam dalam ketidakefisienan
mengubah input menjadi output, emisi, limbah, dan bahaya. Output: produk dan limbah.

Empat

mekanisme dimana perusahaan dapat berkontribusi untuk keberlanjutan ekologi.


1. Total Quality Environmental Management
Merupakan optimisasi kinerja ekologis pada sistem perusahaan secara keseluruhan.
TQEM menggunakan analisis daur hidup (life-cycle analysis), mulai dari input,
throughputs, dan output. Dari sisi input, TQEM mendorong pembaharuan dan konservasi
energi dan sumber daya, membuat penggunaan material yang dapat diperbaharui lebih
baik, mengimbangi konsumsi energi, dan developing ecologically sensitive purchasing
policies and inventory-management systems. Di sisi throughput, TQEM berfokus
meningkatkan efisiensi produksi, meminimalkan limbah dan mengurangi biaya. TQEM
meminimalkan biaya life-cycle dan meningkatkan kualitas produk. Selain itu juga
menciptakan industrial ecosystems dalam bioregion, yakni sebuah hubungan saling
bergantung antara industri dalam ekosistem biologisnya.
2. Ecologically Sustainable Competitive Strategies
Tiga strategi yang biasanya digunakan adalah least-cost strategy (produk desain yang
ramah), diferensiasi (use environmental orientation of product features and packaging to
create differentiation, friendly packaging, management vendors), dan niche strategy
(specialized technologies, key vendors). Strategi ini merupakan kombinasi unik dari
pilihan produk, sistem operasi, hubungan ke konsumen dan supplier, dan transfer
teknologi.

3. Technology Transfer: Technology-for-Nature Swaps


Negara berkembang tidak mempunyai kapabilitas teknologi untuk mengurangi polusi dan
menghentikan degradasi lingkungan, serta mereka tidak mempunyai modal kapital untuk
mendapatkan teknologi ramah lingkungan tersebut. Di sisi lain, negara industri
mempunyai teknologi, dan membutuhkan sumber daya yang dimiliki oleh negara
berkembang. Sehingga technology-for-nature-swaps menjadi opsi yang tepat.
4. Corporate Population Impact Control
Untuk menghadapi overpopulasi, diperlukan edukasi publik dan mass distribution
untuk informasi dan pertolongan terhadap kelahiran. Di negara berkembang, perusahaan
dapat mendorong perkembangan ekonomi pedesaan dengan membangun fasilitas
produksi di area desa. Dengan investasi di area rural, perusahaan dapat membendung
urbanisasi dan meningkatkan kegunaan tanah pedesaan dan tenaga kerja, sehingga dapat
memfasilitasi distribusi kesejahteraan. Selain itu, perusahaan dapat mengedukasi orang
umum tentang keluarga berencana melalui iklan-iklan. Distribusi informasinya dapat
dilakukan melalui jaringan dan logistik.
Di negara industri, melalui reorientasi iklan untuk memenuhi tujuan edukasi dan
mempromosikan pola konsumsi yang bertanggung jawab, perusahaan dapat mengurangi
kelebihan konsumsi sehingga mengurangi limbah.
Implications and Conclusions
Untuk melepaskan kemampuan perusahaan dalam memecahkan masalah ekologi,
aktivitas perusahaan harus dikaitkan dengan masalah dasar keberlanjutan (misal: dampak

ekologi terhadap populasi, keamanan pangan, pelestarian ekosistem, penggunaan energi,


dan perubahan teknologi).
Ada interaksi yang berhubungan antara aksi perusahaan, kebijakan pemerintah, dan
pilihan konsumen. Berikut adalah keuntungan terhadap keberlanjutan ekologi.
1. Menurunkan biaya operasi dengan memanfaatkan efisiensi ekologi. Dengan
mengurangi limbah, konservasi energi, daur ulang material, perusahaan dapat
menghemat biaya.
2. Keberlanjutan ekologi menciptakan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, karena
ada banyak konsumen yang concern dengan produk ramah lingkungan.
3. Pada tahap corporate environmentalism, perusahaan mempunyai kemampuan untuk
menciptakan strategi lingkungan yang unik dan tidak dapat ditiru oleh perusahaan
lainnya.
4. Keberlanjutan ekologi baik untuk public relation dan image perusahaan, membantu
perusahaan memapankan keeksistensian dan mendapatkan legitimasi sosial.
5. Keberlanjutan ekologi menawarkan keuntungan untuk mengurangi resiko jangka
panjang yang berhubungan dengan penipisan sumber daya, fluktuasi biaya energi,
polusi, dan manajemen limbah.
6. Meningkatkan kinerja ekologi dengan menguntungkan ekosistem dan komunitas
lingkungan dimana perusahaan beroperasi. Sehingga dapat mengurangi biaya
kesehatan di kominitas akibat dari polusi industri.
7. Praktik keberlanjutan ekologi memungkinkan perusahaan mendaptkan tumpu hukum
yang lebih kuat.
Untuk mengaktualisasikan kentungan potensial di atas, perusahaan harus
mengeluarkan sejumlah biaya. Terdapat dua faktor yang dapat mengurangi biaya-biaya,
yakni dengan melakukan investasi misal dengan ecological investment. Selain itu,
berkomitmen untuk menyatukan tujuan dan nilai keberlanjutan ekologi dengan tujuan dan
nilai ekonomi perusahaan. Kesediaan ini merupakan fungsi dari faktor nonorganisasi
seperti (a) sikap dan nilai konsumen, (b) kebijakan aturan, dan (c) infrasturktur baik fisik
dan sosial untuk perkembangan ekologi yang berkelanjutan.
Keberlanjutan ini juga memerlukan sistem dan proses organisasi yang baru.
Kapasitas perusahaan akan dicocokkan untuk menciptakan (a) sistem produksi hijau
dan tak dapat ditiru, (b) strategi langkah awal untuk mengambil green market yang
semakin berkembang, (c) struktur biaya lingkungan yang efisien untuk profit jangka
panjang, (d) sistem hukum yang lebih baik menyangkut lingkungan dan kewajiban
produk, dan (e) program lingkungan untuk hubungan publik dan image perusahaan yang
lebih baik.
Implications for Future Research

Anda mungkin juga menyukai