Ringkasan Shrivastava
Ringkasan Shrivastava
ekologis, dan mengajak konsumen untuk menggunakan produk dan cara produksi yang
tepat.
b. Memastikan keamanan pangan dunia
Ketidakseimbangan distribusi pangan di dunia merupakan masalah utama. Negara
berkembang harus memberikan insentif ekonomi, panduan teknis, pembaharuan lahan,
dan perlindungan bagi petani kecil agar kecukupan pangan dapat terpenuhi. Di sisi lain,
negara industri harus mengirim kelebihan pangannya ke negara yang membutuhkan.
Agribisnis dapat mengurangi degradasi lingkungan dengan menggunakan teknologi
ramah lingkungan. Selain itu, perusahaan yang mengendalikan rantai distribusi makanan
dapat menggunakan kebijakan humane food-marketing dan strategi harga berkelanjutan
untuk menopang keamanan pangan.
c. Mengelola sumber daya ekosistem
ESD menghimbau perlindungan akan keanekaragaman hayati dan kekayaan sumber daya,
yakni dengan melindungi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan menjaga
integritas ekosistem, seperti hutan hujan, gurun dan biota laut. Perusahaan sebagai
perantara yang mengubah sumber daya menjadi sebuah produk, sebaiknya
mengimplementasikan strategi ekosistem sumber daya ekosistem, melalui konservasi dan
pembaharuan sumber daya.
d. Menciptakan ekonomi yang berkelanjutan (misal penggunaan energi yang
berkelanjutan, perindustrian yang berkelanjutan, dan urbanisasi berkelanjutan)
Untuk mencapai ekonomi yang berkelanjutan tingkat konsumsi energi dan dependensi
terhadap bahan bakar fosil harus diturunkan. Perindustrian yang berkelanjutan berarti
mengurangi dampak negatif produksi terhadap lingkungan dengan menggunakan
teknologi produksi yang lebih bersih, sehingga mengurangi polusi, zat kimia berbahaya
dan limbah.
A critique of Sustainable Development
Western-centric. Membuat negara berkembang lebih bergantung pada negara industri.
Selain itu, ESD terkesan kontradiktif.
Ecologically Sustainable Corporations
Terdapat hambatan untuk membentuk perusahaan yang berkelanjutan. Pertama,
sistem ekonomi yang sekarang membuat polusi dan barang limbah terlihat tidak mahal
karena biayanya tidak dimasukkan ke biaya produksi. Kedua, pola konsumsi masyarakat
negara industri yang tidak menyesuaikan terhadap isu keberlanjutan. Ketiga, pihak yang
berkepentingan menghalangi restrukturisasi radikal perusahaan menuju sustainability.
Visi: hubungan perusahaan dengan lingkungan alam dan sosialnya. Input: sumber
daya alam dan energi. Throughput: mengenai lingungan alam dalam ketidakefisienan
mengubah input menjadi output, emisi, limbah, dan bahaya. Output: produk dan limbah.
Empat