Anda di halaman 1dari 3

Pada mulanya Arab Saudi bukanlah negara yang kaya seperti sekarang, dengan

keadaan alam Arab Saudi yang terhampar gurun pasir luas maka tidak banyak sektor
perekonomian yang dapat dikembangkan oleh Arab Saudi. Perdagangan dan peternakan
menjadi sektor penghasilan yang dilakukan masyarakat Arab Saudi. Sedangkan sektor utama
pendapatan Arab Saudi adalah pajak yang ditarik dari orang-orang yang menunaikan ibadah
haji ke Makkah.
Ditemukannya tambang minyak pada 31 Maret 1938 memberikan angin segar dalam
pertumbuhan ekonomi di Arab Saudi. Perusahaan minyak yang ditemukan kemudian di
nasionalisasi pada tahun 1988. Pemerintah mengontrol penuh kegiatan produksi sumber daya
alam. Arab Saudi perlahan demi perlahan mulai memperbaiki kehidupan perekonomiannya
melalui sektor produksi dan ekspor migas.
Sistem Ekonomi adalah Strategi suatu negara untk mengatur kehidupan ekonominya
untuk mencapai kemakmuran, Sistem Perekonomian Arab Saudi menganut sistem
Perekonomian Syariah. Sistem Perekonomian Syariah adalah Ekonomi Rakyat yang
didasarkan oeh nilai-nilai islam, oleh karena itu sistem perekonomian ini menentang
eksploitasi oleh pemilik modal, tetapi merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang
memiliki pandangan ibadah yang diaplikasikan oleh etika dan moral
Perekonomian dinegara ini sebagian besar berasal dari minyak dan pertanian,
perdagangan minyak tersebut dapat membantu dan merupakan pembentukan kekuatan Arab
Saudi baik diluar maupun didalam
Perekonomian Syariah mempunyai tujuan yaitu :
1. Keberkahan menerapkan mengamalkan akan mendapatkan keuntungan duniawi dan
ukhrawi
2. Tanpa ada pihak yang dirugikan
3. Distribusi merata
4. Tahan Krisis
5. Pertumbuhan Enterpreneur tanpa riba
Sifat interkasi masuk dan keluarnya informasi itu selalu melalui pemerintahan karena
sistem pemerintahan di negara ini adalah sistem pemerintahan Monarki (kerajaan). Sistem
perekonomian di negara ini pada umumnya tidak ada pengaruhnya dengan turun naiknya
dolar atau moneter dikarenakan sistem perekonomian dinegara ini menganut syariah dan
pemerintahan monarki jadi sangat terasa masalah pemerataan dan kebijakan ekonomi lainnya.
Sistem perekonomian pasar dinegara ini dipenuhi dengan minyak petrokimia karena
Para Arab Saudi Umum Investment Authoritytelah didirikan pada bulan April 2000 dalam

rangka untuk mempromosikan investasi asing di Arab Saudi. Pemerintahnya membuka


beberapa sektor yang tertutup seperti distribusi asuransi, telekomunikasi dan listrik. Pada
bulan Desember 2005, setelah bertahun-tahun negosiasi, Arab Saudi bergabung
dengan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) dalam rangka diversifikasi ekonomi dan
menarik investasi asing. Negosiasi ditangani dengan cara di mana Arab Saudi bersedia untuk
mengubah sejauh akses pasar untuk jasa asing dan barang yang bersangkutan.
Sistem
1.
2.
3.
4.

perancanaan

perekonomian

di

negara

Arab

saudi

Menebarkan keamanan dan ketentraman ke seluruh negeri kerajaan yang sangat luas
Mengamankan perjalanan haji ke Baitullah
Memberikan perhatian kepada ilmu dan para ulama
Membangun hubungan luar negeri untuk merealisasikan tujuan-tujuan solidaritas islam
dan memperkuat tali persaudaraan diantara seluruh bangsa arab dan kaum Muslimin
serta sikap saling memahami dan menghormati

Para Pelaku Ekonomi :


M. Umer Chapra :salah satu ekonomi yang paling terkenal pada zaman modern ini
di timur dan barat. Ayahnya bernama Abdul Karim Chapra. Chapra dilahirkan dalam keluarga
yang taat beragama, sehingga ia tumbuh menjadi sosok yang mempunyai karakter yang baik.
Keluarganya termasuk orang yang berkecukupan sehingga memungkinkan ia mendapatkan
pendidikan yang baik.
Sistem perekonomian dinegara ini menganut sistem perekonomian syariah maka
strategi yang negara ini miliki sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Konsep pemilik dan kekhalifahan


Integrasi antara nilai-nilai akhlak dan kegiatan ekonomi
Sikap positif terhadap aktivitas dan pembangunan ekonomi
Pembagian untung rugi
Penanaman modal asing
Sejak bergabung menjadi salah satu anggota World Tade Organization pada tanggal 11

Desember 2005, Arab Saudi menunjukan kemajuan perekonomian yang cukup pesat
walaupun Arab Saudi telah mencapai hasil produksi minyak 100 juta barel/hari, Raja
Abdullah selama ini berupaya untuk mendorong kemajuan disektor non migas dan investasi
serta melakukan reformasi ekonomi pada tahuan 2008 dikeluarkan aturan yang memangkas
ranatai birokasi dalam sistem perekonomian di Arab Saudi Raja Abdullah juga gencar
melakukan pemberantasan korupsi didalam negeri.
Berdasarkan Trade Policy Review yang diterbitkan olhe WTO untuk periode 25-27
Januari 2012, Arab Saudi merupkan negara peringkat ke-8 dalam penerimaan Foreign Direct

Investment, dengan rata-rata per tahun mencapai sekitar US$ 25 M selama 2005-2010,
pembukaan aliran terutama disektor pertambangan petrokiamia, gas, dan telekomunikasi.
peringkat tersebut menjadikan Arab Saudi sebagai pemerima FDI terbesar dikawasan Timur
Tengah, berada di atas Turki dan persatuan Emirat Arab. Arab Saudi juga dianggap sebagai
salah satu tempat teraman didunia untuk penanaman modal asing, selama tahun2005-2010 ,
strategi pembangunan Arab saudi menghasilkan kinerja perekonomian yang positif dengan
hasil peninggkatan GDP riil pertahun rata-rata 3,2%.
Dengan kekuatan dan stabitas perekonomiannya, Arab Saudi tidak terpengaruh oleh
berbagai finansial yang melanda AS dan Eropa prestasi lainnya dari Raja Abdullah bin
Abdulaziz Al Saud dalam kemajuan perekonomian adalah telah suksen membawa Arab Saudi
sebagai satu-satunya wakil negara Arab dalam Fokur G20.
Namun disamping itu Arab Saudi kini menghadapi tantangan penggunaan secara
optimal dan efisien dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pidato pembukaan Saudi
Energy Efficiency Forum and Exhibition yang berlangsung pada tanggal 24-17 November
2012 Menteri perminykan dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi Ali bin Ibrahim Al
Naimi, menyampaikan bahwa guna menyukseskan hal tersebut salah satunya adlah dengan
melakukan efisiensi dan pengurangan konsumsi minya dalam beberapa tahun mendatang.
Arab Saudi harus dapat mengkombinasikan pemanfaatan energi yangs seimbang anata energi
konvesional dan energi terbarukan, sehinggal dapat mengurangi konsumsi bahan bakar fosil
Diperkirakan kebutuhan pasokan listrik bagi Arab Saudi di masa sepuluh tahun
mendatang akan mencapai hingga 90.000 MW untuk mewujudkan hal ini dibutukan dana
investasi sebesar SR 500 M atau sebesar US$ 133 M. Rasionalisasi konsumsi adalah salah
satu cara paling efektif dan murah mengatasi tantangan penyediaan kebutuhan pasokan
energi. selain itu juga diperlukan kebijakan yang tepat serta aplikasi pengetahuan
pertumbuhan penggunaan listrik dan menggalakan sosialisasi penggunaan sistem isolasi
termal pada bangunan-banguanan perumahan kepada masyarakat luas

http://punyadina88.blogspot.co.uk/2015/03/sistem-perekonomian-arab-saudi.html

Anda mungkin juga menyukai