Anda di halaman 1dari 2

TEODAS STERIL

Proses aseptis adalah proses steril tanpa sterilisasi akhir. Metode aseptik
memiliki resiko kontaminasi lebih besar daripada metode sterilisasi akhir. Untuk
menghindari kontaminasi terhadap produk, ruang proses (clean room) harus bebas
kontaminasi mikroorganisme (suharmadi et al, 2014)
Sterilisasi adalah proses destruksi atau mematikan mikroorganisme.
Tujuan sterilisasi adalah membunuh semua bentuk mikroorganisme hidup
termasuk sporanya pada alat-alat yang disterilkan (meliawaty,2012)
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila
panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas
lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas
kering atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat dilakukan
dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasdarkan pada sifat
bahan yang akan disterilkan (Hadioetomo, R. S., 1985).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf (pada hakikatnya,
autoklafg adalah pressure cooker berukuran besar) atau sterilisator uap yang
mudah diangkat atau (portabel) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 1210 C selama 15 menit. Karena naiknya titik didih air menjadi 121 0 C
itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer (atm) pada ketinggian permukaan laut,
maka daur sterilisasi tersebut sering kali juga dinyatakan sebagai : 1 atm selama
15 menit. Namun perlu diingat bahwa pernyataan ini hanya berlaku pada tempattempat yang tingginya sama dengan permukaan laut. Pada tempat-tempat yang
lebih tinggi diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 121 0C. Karena
itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa keadaan
steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 1210C selama 15 menit. Dapat
pula dipakai kombinasi suhu dan waktu yang lain yang memberikan hasil sama
(Hadioetomo, R. S., 1985).
Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi,
karena uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan, dilepaskan
panas sebanyak 686 kalori per gram uap air pada suhu 1210 C. Panas ini

mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan


dengan demikian mematikannya. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk
mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air (minyak misalnya, tidak
dapat ditembus uap air) dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang
berkisar antara 1100 C dan 1210 C (Hadioetomo, R. S., 1985).
Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien dan
membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal
ini disebabkan karena tanpa kelembaban tidak ada panas laten. Sebagai contoh,
albumin telur dengan kelembaban 50% menggumpal pada 560C, sedangkan tanpa
kelembaban baru menggumpal pada suhu 160-1750 C. Karena bentuk kehidupan
yang paling tahan panas, yaitu endospora bakteri, berperilaku seakan-akan tidak
mengandung kelembaban, maka panas kering harus mencapai suhu 160-175 0C
untuk dapat mematikannya. pemanasan seperti ini menjamin bahwa suhu pada
benda-benda yang diapanaskan dalam oven akan mencapai 160-1750C selama
sekurang-kurangnya 10 menit (Hadioetomo, R. S., 1985).

Anda mungkin juga menyukai