Anda di halaman 1dari 13

Latihan 1

Albert Bandura Dan Teorinya


Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik).
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian
besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan
dari isyarat - isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran
sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar
sosial, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh
stimulus- stimulus lingkungan.
Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara
kebetulan. lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya
sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997: 14) bahwa sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori
pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu langkah
paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning). Pertama, pembelajaran melalui
pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya,
seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia
kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini
merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement2.
Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak
mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat
pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus
diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau
visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M. 1998a:43).

Sama seperti pendekatan teori pembelajaranan terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial
berdasarkan pada hujah yang diutarakan beliau bahawa sebahagian besar daripada tingkah laku manusia
adalah sebahagian daripada hasil pemerolehan, dan prinsip pembelajaranan sudah mencukupi untuk
menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori -teori sebelumnya kurang memberi
perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperihalkan fakta bahawa
banyak peristiwa pembelajaranan terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, semasa melihat
tingkah laku orang lain, individu akan pembelajaran meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu
menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.

Latar Belakang Teori


Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran
behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi.
Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana
perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran
peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu maklumat dan juga
sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan peneguhan
(reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity).
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan
tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar
individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan
dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya
menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau
lingkungan sebenarnya. Bandura menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian
-kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang
saling berpengaruh atau berkaitan. menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu
bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang
berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.

Hubungan yang aktif dapat mengubah aktiviti seseorang. Seterusnya, menurut Bandura (1982),
penguasaan kemahiran dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian,
motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur -unsur yang berdasarkan dari
diri pelajar sendiri yaitu sense of self Efficacy dan self regulatory system. Sense of self efficacy adalah
keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai seperti yang
berlaku. Self regulatory pula merujuk kepada:
1) Struktur kognitif yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran.
2) Sub proses kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur tingkah laku kita.
Dalam pembelajaran self -regulatory akan menentukan goal setting dan self evaluation pembelajar dan
merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar yang tinggi atau sebaliknya7. Menurut Bandura, untuk
Berjaya, pembelajar harus dapat memberikan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
pembelajar, Seterusnya mengembangkan self of mastery, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar.
Berikut Bandura mengajukan usulan untuk mengembangkan strategii proses pembelajaran yaitu seperti
yang berikut:

1.Strategi Proses
1).Analisis Tingkah Laku Yang Akan Dijadikan Model Terdiri Daripada:
a. Apakah karakteristik dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa konsep, kemahiran motor
atau efektif?
b.Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebut?
c. dimanakah letaknya hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?
2).Tetapkan Fungsi Nilai Dari Tingkah Laku Dan Pilihlah Tingkah Laku Tersebut Sebagai Model.
a. Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yangpenting dalam kehidupan dimasa
datang? (Success predicti on)
b.Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidak begitu penting) model manakah yang
lebih penting?
c. Apakah model harus hidup atau simbol? Pertimbangan soal pembiayaan, pengulangan demonstrasi dan
kesempatan untuk menunjukkan fungsi nilai dan tingkah laku.
d.Apakah peneguhan yang akan didapat melalui model yang dipilih?
3).Pengembangan Sekuen

a. Untuk mengajar motor skill, bagaimana cara untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan/ kemampuan yang
dipelajari.
4).Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor reproduksi.

2. Kemahiran motor
1) Hadirkan model
2) Beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secara simbolik
3) Beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan timbal balik visual.

3. Proses kognitif
1) Tampilkan model, baik yang didukung oleh kod-kod verbal atau petunjuk untuk mencari konsistensi
pada berbagai contoh.
2) Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan beri kesempatan pembelajar
untuk berpertisipasi secara aktif. 3) Beri kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi dalam
berbagai situasi.
Dari uraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan seperti berikut:
1)

Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan,

faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses - proses kognitif belajar.
2)

Komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi -konsekuensiterhadap model

dan proses -proses kognitif pembelajar


3)

Hasil belajar berupa kod-kod visual dan verbal yang mungkin dapat dimunculkankembali atau tidak

(retrievel).
4)

Dalam perancangan pembelajaran yang kompleks, disamping pembelajaran - pembelajaran

komponen-komponen skill itu sendiri, perlu ditumbuhkan sense of efficacy dan self regulatory
pembelajar.
5)

Dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk latihan

secara mental sebelum latihan fisik, dan reinforcement dan hindari punishment yang tidak perlu.

Teori Peniruan (Modeling)


Albert Bandura dan Richard Walters (1959, 1963)10, telah melakukan eksperimen lain yang juga
berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, peniruan boleh berlaku hanya melalui
pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa sebarang peneguhan. Proses
belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura,

kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandangkan teori pembelajaran
sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa memberi pertimbangan terhadap proses
mental seseorang.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri (kognitif) dan
persekitaran. Bagi menjelaskan pandangan ini, beliau telah mengemukakan teori pembelajaran peniruan,
dalam teori ini beliau telah menjalankan kajian bersama Walter (1963) ke atas kesan perlakuan kanakkanak apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi dan menumbuk
sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah menonton video kanak-kanak ini diarah bermain di bilik
permainan dan terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah kanak-kanak tersebut
melihat patung tersebut, mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh orang yang mereka tonton dalam
video (Ramlah Jantan & Mahani Razali 2004).

1.Unsur Utama Dalam Peniruan


Untuk pembelajaran pemerhatian wujudnya dalah penting untuk individu berkenaan
berbuat demikian:
a,Tumpuan ('Attention')
Subjek harus memberi tumpuan kepada tingkah laku model untuk membolehkannya mempelajarinya.
Sama ada subjek memberi perhatian atau tumpuan tertakluk kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain
yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak yakin diri mungkin meniru tingkah laku
pemain musik terkenal sehingga tidak mewujudkan stailnya yang tersendiri.
b.Penyimpanan ('Retention')
Subjek yang memerhati harus mengekod peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan
subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diinginkan.
c.Penghasilan ('Reproduction')
Setelah mengetahui atau mempelajarai sesuatu tingkahlaku, subjek juga mesti mempunyai kebolehan
mewujudkan atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkahlaku. Contohnya, memandu
kereta, bermain tenis. Bagi sesetengah tingkahlaku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan
komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan.
d.Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura kerana ia adalah penggerak
individu untuk terus melakukan sesuatu.

2.Ciri-Ciri Teori Peniruan


a.Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.
b.Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain -lain
c. Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kece kapan demontrasi guru sebagai
model.
d.Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan peneguhan yang
berpatutan.
e,Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan dgn tingkah laku
atau gerak balas yg sesuai, diakhiri dengan pene guhan positif.

3.Eksperimen Albert bandura


Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan kanak-kanak
meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Albert Bandura, seorang tokoh mazhab sosial ini menyatakan bahawa proses pembelajaran akan dapat
dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan permodelan. Beliau
menjelaskan lagi bahawa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh
guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada
kefahaman pelajar.
Eksperimen Pemodelan Bandura
Disuruh memerhati sekumpulan orang dewasa memukul,
menumbuk, menendang dan menjerit ke arah patung besar Bobo.
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orang dewasa malahan lebih agresif,

4.Jenis-Jenis Peniruan
a.Peniruan langsung
Pembelajaranan langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran sosial dari Albert Bandura.
Pembelajaranan langsung adalah model pembelajaranan yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Ciri khas pembelajaranan ini

adalah adanya modeling, iaitu suatu fasa di mana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu
melalui demonstrasi bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan.
Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian.
Contoh: meniru gaya penyanyi yang disanjungi.

b.Peniruan tak langsung


Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara tidak la ngsung. Contoh: meniru watak yang
dibaca dalam buku, memerhati seorang guru mengajar rakannya.
c.Peniruan gabungan.
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung
dan tidak langsung.
Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarna daripada
buku yang dibacanya.
d.Peniruan sekat laluan
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu sahaja.
contoh: Tiru fesyen pakaian di TV, tapi tidak boleh dipakai di sekolah.
e.Peniruan tak sekat laluan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam apa-apa situasi.
Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.

5.Faktor-faktor Penting dalam Pembelajaran Melalui Pemerhatian.


Mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti diakibatkan oleh pembelajaran, karena
pembelajaran melalui pemerhatian memerlukan beberapa faktor. Menurut Bandura, ada empat proses
yang penting agar pembelajaran melalui pemerhatian dapat terjadi, yakni:

Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke orang
itu.Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang menarik,
dan arti penting tingkah laku yang diamati bagi si pengamat.

Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan
dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk gambaran/imaginasi.
Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati,
dan menent ukan mana yang dibuang dan mana yang akan cuba dilakukan. Representasi
imaginasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan secara simbolik dalam fikiran, tanpa benarbenar melakukannya secara fisik.

Peniruan tingkah laku model (behavior production process): sesudah mengamati dengan penuh
perhatian, dan memasukkannya ke dalam ingatan.

Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process): Pembelajaran melalui


pengamatan menjadi efektif kalau pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat
melakukan tingkah laku modelnya. Pemerhatian mungkin memudahkan orang untuk menguasai
tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, proses daripada tingkah laku yang
dihukum tidak akan berlaku. Imitasi tetap terjadi walaupun model tidak diberi ganjaran,
sepanjang pengamatan melihat model mendapat ciri -ciri positif yang menjadi tanda dari gaya
hidup yang berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diberi ganjaran.

KELEBIHAN TEORI
Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya karena ia menekankan bahawa
lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura
memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan juga
akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning(pembiasaan merespon)
dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya penelitian empiris
dalam mempelajari perkembangan kanak-kanak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan
perkembangan kanak-kanak, faktor sosial dan kognitif.

KELEMAHAN/KRITIKAN TEORI ALBERT BANDURA


Teori pembelajaran sosial Albert Bandura sangat sesuai jika diklsaifikasikan dalam teori behavioristik. Ini
kerana, teknik pemodelan albert bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara
peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkahlakunya dengan hanya melalui peniruan
(modeling), sudah pasti terdapat sesetengah individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan
meniru tingkah laku yang negatif termasuklah perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

Implikasi Teori Pembelajaran Sosial Terhadap Pengajaran Dan Pembelajaran


Berdasarkan Teori Pembelajaran Sosial yang dipelopori oleh Albert Bandura, pemerhati akan meniru
setiap tingkahlaku 'model' sekiranya tingkahlaku model tersebut mempunyai ciri-ciri seperti bakat,
kecerdasan, kuasa, kecantikan atau pun populariti yang diminati oleh pemerhati.
Sudah tentu, sebagai seorang guru, kita sewajarnya turut mempunyai sedikit sebanyak mengenai ciri-ciri
yang disebutkan di atas. Ia secara tidak langsung amat berkait rapat terhadap proses pengajaran dan
pembelajaran.
Antara implikasi yang berkait rapat dengan Teori Pembelajaran Sosial terhadap pengajaran dan
pembelajaran yang pertama ialah sebagai seorang guru, amat penting bagi kita memberi setiap orang
murid peluang untuk memerhati dan mencontohi pelbagai jenis model yang menunjukkan tingkahlaku
yang diingini.
Oleh yang demikian, kita hendaklah memastikan bahawa kita sendiri boleh menunjukkan tingkahlaku
yang boleh diteladani serta memaklumkan kepada anak murid berkenaan kesan sesuatu tingkahlaku yang
tidak bermoral, melanggar norma-norma masyarakat dan undang-undang, bersifat eksploitasi dan
manipulasi dan sebagainya.
Kedua, kita sebagai guru perlu memastikan dan berusaha menyediakan persekitaran sosial yang kondusif
agar modeling boleh berlaku. Perkara seperti memberi insentif, pengukuhan dan sokongan moral
seharusnya diberi kepada murid-murid secara berterusan bagi menggalakkan berlakunya tingkahlaku
yang baik dalam kalangan murid-murid pada masa kini.
Selain itu, persembahan pengajaran seseorang guru seharusnya tersusun dan dapat menarik minat dan
perhatian murid-murid serta seharusnya dapat dijadikan model untuk diikuti oleh mereka.

Tambahan lagi, guru mestilah sentiasa bersedia dengan kemahiran komunikasi agar setiap kali sesi
demonstrasi pembelajaran di dalam kelas jelas,dapat difahami dan dapat diikuti oleh murid dengan mudah
dan tepat. Contohnya, jika guru mengajar cara-cara untuk menghasilkan lukisan, guru mestilah
menerangkan dahulu langkah-langkahnya agar ia dapat diikuti oleh murid secara mudah.
Di samping itu, guru juga boleh membawa bahan bantu mengajar atau contoh-contoh yang berkenaan
dengan apa yang dipelajari di dalam kelas agar murid dapat melihat secara terus dan seterusnya lebih
memahami dengan apa yang diajar oleh gurunya.
Guru juga boleh menjemput seorang murid agar menjadi contoh kepada murid lain berdasarkan kerjanya
yang bagus atau pun untuk membuat demonstrasi mengenai hasil kerja yang dihasilkannya yang terbaik
itu. Guru juga perlu menyemai nilai-nilai murni dan sentiasa menggunakan psikologi serta simulasi
semasa sesi pengajaran dan pembelajaran. Ianya dilihat dapat membentuk murid ke arah yang lebih
proaktif dan produktif. Contohnya, guru boleh membuat aktiviti seperti kuiz, teka-teki, bercerita dan
bertanyakan pelbagai soalan yang mencabar minda kepada murid agar kemahiran kognitif mereka dapat
berkembang secara berterusan. Melalui aktiviti ini juga, murid dapat berimaginasi dan seterusnya dapat
memikirkan idea-idea baharu dan bernas sesuai dengan tahap mereka.

Aplikasi

Model

Pembelajaran

Sosial

Bandura

Di

Dalam

Bilik

Darjah

Guru sebagai Role Model dan Model Simbolik.

Guru hendaklah memastikan dia mempunyai tingkah laku dan berpewatakan positif supaya pelajar dapat
menirunya. Segala tindakan yang ditunjukkan oleh guru hendaklah yang boleh dicontohi oleh pelajarnya.
Modifikasi Tingkah Laku.
Guru boleh menunjukkan teladan yang baik seperti bersopan santun dan tidak meninggikan suara di
dalam bilik darjah. Sekiranya guru ingin mengubah tingkah laku murid yang kurang menyenangkan
kepada yang boleh diterima, guru hendaklah menunjukkan kepada mereka contoh yang terbaik.
Peniruan Tidak Langsung.
Oleh kerana pengaruh media massa dan internet begitu luas terhadap pelajar daripada model lansung,
guru boleh menasihati mereka tentang jenis program yang harus dipilih dan yang harus ditolak.

Contoh dan hasil kerja yang baik.Guru perlu tunjukkan kepada pelajar dalam kalangan rakan-rakan
mereka siapa yang menunjukkan contoh sebagai pelajar yang baik dari segi hasilan kerja mereka. Pelajar
boleh belajar daripada rakan-rakan dan meniru idea-idea yang berkualiti yang terdapat dalam kerja-kerja
mereka.
Permainan dan simulasi.
Guru boleh mengajar nilai dan peranan watak-watak yang penting melalui situasi main peranan dan
simulasi. Pelajar dapat meniru tingkah positif. Situasi dalam main peranan dan simulasi perlu
diaplikasikan dalam situasi sebenar.

Rakan Sebaya sebagai Model.


Guru boleh menggunakan pelajar-pelajar yang popular atau yang berjaya untuk menunjukkan tingkah
laku model dalam kelas.Menunjukkan contoh yang baik bagi sikap, kepercayaan dan kebiasaan yang
ingin ditanamkan oleh guru dalam diri pelajar. Guru hendaklah bersifat penyayang untuk memenuhi
keperluan kasih saying.Guru hendaklah berkongsi perasaan, idea dan fikiran dengan pelajar.

Kesimpulan
Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang pensyarah psikologi pendidikan dari Stanford
Universiti, USA. Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang
mengalami pembelajaran dalam persekitaran yang sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahawa
tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada pembelajaran yang mempengaruhi persepsi
dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking). Harapan dan nilai
mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari timbal balik lingkungan sehingga
mengubah kesan-kesan personal. Tingkah laku mengaktifkan kontingensi lingkungan. Karakteristik fizik
seperti ukuran, dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeza. Pengakuan sosial yang
berbeza mempengaruhi konsepsi diri individu. Kontingensi yang aktif dapat mengubah arah aktiviti.
Tingkah laku dihadirkan oleh model. Model diperhatikan oleh pelajar (ada penguatan oleh model).

Tingkah laku (kemampuan dikod dan disimpan oleh pembelajaran). Pemrosesan kod-kod simbolik Skema
hubungan segitiga antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku,(Bandura, 1976).

Rujukan
1.

Panduan Ilmu Pendidikan untuk DPLI Psikologi, Dr. Ragbir Kaur Joginder Singh PHD),Kumpulan
Budiman SDN. BHD.

2.

PSikologi Pendidikan untuk Pengajaran dan Pembelajaran, Ketua Sidang Pengarang Mok Soon
Sang,Penerbitan Mutimedia Sdn. Bhd.

3.

Psikologi Pendidikan 1, Psikologi Perkembangan, Eee Ah Meng, Penerbit Fajar Bkti Sdn. Bhd.

4.

http://www.iyares.com/books/s/?q=teori+pembelajaran+sosial+albert+bandura

5.

http://www.scribd.com/doc/7747475/Albert-Bandura

6.

http://mabjip.blogspot.com/2009/10/teori-pembelajaran-sosial-bandura.html

7.

http://alfaned.blogspot.com/2008/09/bab-2-teori-sosial-bandura.html

Anda mungkin juga menyukai