Anda di halaman 1dari 10

No

Pulau
Provinsi Gorontalo

Isu Strategis
Perluasan jangkauan layanan

Permasalahan
Masih banyaknya konstruksi jalan tanah dan

irigasi pada lahan potensi

belum dilengkapi saluran/drainase.

pertanian

serta

mempertahankan
pelayanan
bendung

tingkat

irigasi

saluran/drainase dan tanah terbuka.

baik

jaringan
irigasi untuk mendukung KSP
(Kawasan Strategis Provinsi)
Pertanian

maupun

berkelanjutan

di

Provinsi

kawasan

Terhindarnya
permukiman
prasarana

dan
umum

sarana
dari

ancaman banjir dan abrasi


Kebutuhan

Masih kurangnya sanitasi (MCK).


Pembuangan limbah domestik terutama limbah

alternatif

jalan/jembatan

baru

Tidak adanya MCK dan penangan persampahan


yang memenuhi standar kelayakan.

Jalan lingkungan dalam kondisi rusak berat dan


belum

pantai.

Tidak adanya bak/kantong sampah.

rumah tangga pada saluran/drainase.

Gorontalo.

Pembuangan limbah domestik di alirkan ke

ada

saluran/drainase

yang

menyebabkan terjadinya genangan

ruas
serta

Pembuangan limbah domestik terutama limbah

pelebaran

jalan/jembatan

rumah tangga langsung halaman rumah, serta

untuk

mengantisipasi

penanganan persampahan yang buruk.

kawasan-kawasan

yang

memiliki tingkat kepadatan


arus lalu lintas yang tinggi

Status tanah milik Pemerintah Daerah.

Jalan lingkungan dalam kondisi tanah dan

dalam

rangka

menunjang

pergerakan arus barang dan


jasa.

berat

terbuka

dan

masih

tinggi

drainase/saluran yang rusak dan tersumbat.

jalan

yang
kawasan

andalan, kawasan strategis


pusat-pusat

distribusi

yang menjadi kewenangan


Provinsi.
Belum

terpenuhinya

akses

pelayanan air bersih (26 %)


dari target MDGs (68,87%)
dan belum terlayani akses
sanitasi (16 %) dari target
MDGs 67 %.
Rawan banjir/ genangan air
terutama

kawasan

perkotaan.

Belum

optimalnya

sarana

dan prasarana infrastruktur


dasar

minum atau bersih.


Jalan lingkungan dalam kondisi tanah dan

menghubungkan
dan

Tidak adanya MCK dan kekurangan pasokan air

belum

terutama

Kondisi jalan/jembatan yang


rusak

drainase/saluran ditumbuhi tanaman liar.

permukiman

di

kawasan perkotaan, kawasan


perdesaan (desa potensial),
kawasan

nelayan

dan

kawasan agropolitan.

Belum terbangunnya tempat


pemprosesan sampah secara
keseluruhan maupun belum
optimalnya pemanfaatan TPA
yang sudah terbangun.

Terdapat Jalan Provinsi yang


belum

memiliki

fasilitas

keselamatan LLAJ

Masih terdapat daerah yang


belum

terjangkau

oleh

transportasi umum

Produktivitas bongkar muat


yang

masih

rendah

di

pelabuhan, bandara.

Provinsi Sulawesi
Selatan

Kapasitas

terminal

Djalaluddin

penumpang

bandara

yang

di

kurang

memadai

Kapasitas layanan kapal di


pelabuhan

anggrek

belum

memenuhi

syarat

pelabuhan

sebagai

barang

level

internasioanl

Penyediaan Air Baku dalam


rangka

pencapaian

Millenium

target

Development

Goals (MDGs).

Pengembangan

dan

Pengelolaan Jaringan Irigasi,


Rawa, Tambak dan Air Tanah
dalam

rangka

mendukung

Program Ketahanan Pangan

Nasional

terutama

mencapai

surplus produksi

sistim irigasi yang handal untuk menjaga

beras

juta

stabilitas

10

dalam

ton

pangan

tahun

2014.

Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung

yang
koletivitas

dan

membutuhkan
keberlanjutan

dukungan
penyediaan

pangan nasional.

Pengendalian Daya Rusak Air


terhadap

nasional

Bencana

Banjir

mengganggu
secara

nasional

(Sungai dan Pantai) terutama


diperkotaan yang berdampak

Selain

permasalahan

pelayanan

kerusakan,

jaringan

kurang,masih

terdapat

irigasi

jangkauan

yang

205.161

Ha

masih
areal

persawahan yang belum terlayani oleh jaringan


irigasi teknis maupun semi teknis, sementara

kerugian jiwa dan material,

potensi air yang ada sangat melimpah dan

yang

belum dimanfaatkan secara optimal.

dapat

mengancam

jalan akses dan transportasi


secara nasional.

Ketahanan

Air

Kelestarian
Air

Air

Kualitas

dan

Tenaga

Teknis

Pengembangan
Prioritas
Industri)

Kuantitas

Kawasan

air

baku

dan

air

bersih

bencana kekeringan pada beberapa daerah

Di

sedimentasi

serta

pembuangan

menyumbang terjadinya banjir tersebut.

Kabupateng

Kawasan

pelanggaran
daerah-daerah

terhadap

pemanfaatan

bantaran/sempadan

pada
sungai,

danau.

Terbangunnya jalan lingkar


alternatif

Terjadinya

sampah pada beberapa sungai-sungai turut

Investas (Kawasan

Pengembangan

sebagai

telah

daerah.

Ekonomi Khusus

perkotaan

kehidupan masyarakat dan roda perekomian

belum

Bantaeng.

daerah

cenderung

telah menciptakan ancaman serius terhadap

memadai

yang

penduduk perkotaan.

Lainnya

pada

sumber-sumber

penanganan

Penampung

tanah

menyebabkan dampak intrusi air laut pada

Waduk, Embung, Situ serta


Bangunan

air

berlebihan

dan

Sumber-sumber

melalui

Penggunaan

dan

adanya manajemen rekayasa


lalu lintas terpadu di jalan
protokol sumber kemacetan.

Permasalahan utama dalam pengembangan


sistem

informasi

keterbatasan

sumberdaya

ketersediaan

air

perangkat

adalah
lunak

dan perangkat keras maupun serta masih

Tersedianya
massal

berupa

Monorail,

Kereta api Trans Sulawesi.


Pengembangan

Sekolah

antar

Kabupaten

Bantaeng

dikarenakan

permasalahn terkait pembebasan lahan yang


belum terselesaikan.

secara bertahap.
Pembangunan

informasi

Belum terlaksananya pembangunan kawasan


di

kawasan

Bandara Sultan Hasanuddin

sistem

kewenangan yang dimiliki.

api
maupun

integrasi

tingkat pengelola sumberdaya air berdasarkan

BRT,

Kereta

Mamminasata

lemahnya

angkutan

Rendahnya kinerja Jaringan Jalan

Transportasi yang terpadu


Provinsi Sulawesi
Utara

Mewujudkan
pembangunan
yang berkualitas dan berdaya
saing di Sulawesi Utara
Mewujudkan Sulawesi Utara
yang berbudaya, aman, dan
damai
Mewujudkan Sulawesi Utara
yang Mandiri dan Demokratis
Mewujudkan Sulawesi Utara
yang Adil dan Berpihak pada
Masyarakat yang Lemah
Melaksanakan Pembangunan
yang Berkelanjutan
Mewujudkan SULUT sebagai
Beranda Depan Di Utara NKRI
yang sejahtera dan aman

Perencanaan Pembangunan
Masih lemahnya koordinasi dan sinkronisasi
dalam perencanaan pembangunan, baik di
lingkup sektoral maupun lintas tingkatan
pemerintahan.
Masih terbatasnya ketersediaan data yang
dibutuhkan untuk melakukan perencanaan yang
baik.
Masih lemahnya sinergi pembangunan antar
kabupaten/kota terutama dalam menjamin
konsistensi implementasi rencana tata ruang
wilayah.
Masih lemahnya kualitas kajian-kajian yang
dapat menunjang perencanaan pembangunan
yang baik.
Masih
kurangnya
perhatian
masyarakat
terhadap
pentingnya
penyelenggaraan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan


Belum terintegrasinya seluruh masterplan
perencanaan sektoral di setiap tingkatan baik di
kabupaten-kota maupun di provinsi.
Masih terbatasnya intensitas kerjasama antar
pelaku pembangunan terutama pihak swasta
dan
masyarakat
pada
umumnya
dalam
membangun public private partnership.
Masih terbatasnya kemampuan pemerintah
daerah
dalam
menterjemahkan
dan
mengintegrasikan kebijakan perencanaan di
tingkat nasional ke dalam perencanaan tingkat
daerah baik dalam skala sektoral maupun
dalam skala kewilayahan.
Masih
kurangnya
upaya
pengembangan
kerjasama regional di tingkat provinsi-provinsi
pulau
Sulawesi
termasuk
dalam
upaya
sinkronisasi masterplan percepatan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia.
Masih lemahnya sumberdaya manusia yang
memiliki kualifikasi perencana (planolog) dan
peneliti (researcher) di hampir semua tingkatan
pemerintahan mulai dari pemerintah desa,
kecamatan,
kabupaten-kota
sampai
pada
tingkat provinsi.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


Upaya meyakinkan pemerintah pusat bahwa KEK
layak ada di Sulawesi Utara. Hal ini penting
karena provinsi-provinsi lain juga berkompetisi
untuk mendapatkan KEK, sedangkan di sisi lain

izin KEK yang dikeluarkan pemerintah pusat


sangat terbatas.
Perlunya upaya keras dan intensif untuk
mendapatkan investor yang akan membiayai
investasi KEK mengingat keterbatasan dana
pemerintah.
Penyediaan lahan untuk KEK juga menjadi
masalah yang patut diperhitungkan karena
sering muncul masalah pemilikan tanah di
Sulawesi Utara.
Operasi KEK dapat menarik buruh-buruh migran
dari dalam negeri maupun luar negeri yang
dapat menimbulkan kompleksitas masalah
sosial di Sulawesi Utara.
Penataan Ruang
Alih fungsi hutan secara ilegal masih sering
terjadi.
Konversi lahan terutama konversi lahan pertanian
menjadi kawasan pemukiman masih terjadi.
Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) secara
memadai belum dilakukan.
Legalisasi rencana tata ruang dan wilayah (RTRW)
yang terkini belum dilakukan.
Ketaatan dalam pemanfaatan ruang terhadap
RTRW masih rendah.
Pengelolaan hutan yang tidak memiliki limitasi
dalam suatu wilayah menjadi kendala dalam
kaitannya dengan kemampuan daya dukung
wilayah yang sangat terbatas..

Anda mungkin juga menyukai