Tanaman kacang hijau lebih bagus perkecambahannya dibandingkan
tanaman jagung. Pada perkecambahan, tanaman jagung merupakan penyebabalelopati yang besar baik untuk persentase kecambah, maupun panjang akar dan tunas. Sebaliknya tanaman kacang hijau paling peka terhadap alelopati, untuk persentase kecambah, maupun panjang akar dan tunas. Untuk panjang akar, tanaman kacang hijau paling kecil dya tahannya. 2. Pada pengamatan terhadap perkecambahan kacang hijau dan jagung yang dihambat pertumbuhannya dengan alelopat dari alang-alang dan akasia dimana gulma tersebut diketahui sangat kompetitif dengan tanaman lain yang mengakibatkan turunnya produksi tanaman. Alelopati memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan perkecambahan jagung dan kacang hijau dimana, Senyawa
alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan. Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan. Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar. Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein. Jadi alelopat bisa berpengaruh dan juga bisa tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan perkecambahan hal tersebut tergantung pada konsentrasi ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang digunakan. Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain
(Hairiah et al., 2001).
3. Alang-alang mengandung zat alelopati berupa senyawa dari golongan
fenol, asam valinik dan karbolik. Senyawa fenol dan senyawa fenolik lainnya atau derivatnya dapat menimbulkan denaturasi protein yang terdapat pada dinding sel. Kerusakan pada dinding sel mengakibatkan rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dari mikrosom, lisosom dan dinding sel. Kerusakan pada membran ini memungkinkan ion anorganik yang penting, nukleotida, koenzim dan asam amino berosmosis ke luar sel. Selain itu, kerusakan membran dapat mencegah masuknya bahan-bahan penting ke dalam sel karena membran sitoplasma juga mengendalikan pengangkutan aktif dalam sel.
Dengan begitu alang-alang mempunyai kemampuan bersaing yang lebih
hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun. (Volk dan Wheeler, 1993). Akasia mengandung senyawa tannin yang keberadaan sejumlah gugus fungsional pada tanin akan menyebabkan terjadinya pengendapan protein, selain membentuk komplek dengan protein bahan pangan, tanin juga berikatan dengan protein mukosa sehingga mempengaruhi daya penyerapan terhadap nutrient tanaman lain di sekitar akasia. kandungan tanin yang terdapat pada akar (Ciperus rotundus L.) dapat menghambat perkecambahan, pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini disebabkan tanin merupakan senyawa polar dan termasuk senyawa yang mudah terhidrolisis dan padat seperti gula. Hasil 4. Alelopati merupakan salah satu jenis kompetisi. Kompetisi merupakan bentuk persaingan antar makhluk hidup untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas. Dalam melakukan persaingan di dalam lingkungan tumbuhan mempunyai bermacam-macam cara untuk memenangkan kompetisi, misalnya berduri, mempunyai duri, bahkan mengeluarkan zat kimia yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman di sekitarnya, cara tersebut disebut ALELOPATI. Peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh dari zat kimia (alelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain. Sehingga pertumbuhan tumbuhan lain menjadi kalah. Terdapat perbedaan antara alelopati dan kompetisi, yaitu pada alelopati terdapat senyawa kimia yang dikeluarkan ke lingkungan, sedangkan pada kompetisi terjadi pengambilan dan pengurangan beberapa faktor tumbuh (air, hara, cahaya) dari lingkungan. Fenomena alelopati dan kompetisi pada kenyataannya dalam ekosistem sulit dipilahkan sehingga Muller pada 1969 memperkenalkan istilah interferensi (interference) yang mencakup batasan keduanya (Rice 1995; Qasem & Foy 2001). -
Astiti. N. A. 1993. Kandungan Senyawa Fenolik Ekstrak Daun Jati
(Tectona grandis L.) Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Jamur Yang Hidup Pada Permukaan Kayu Jati. Tidak Dipublikasikan. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.
- Djufri. 2004. Acacia nilotica (L.) Willd. ex Del. dan
Permasalahannya di Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Vol 5, no 2. Halaman 96-104. (http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id, diakses taggal 3
desember 2013)
Izah, Lailatul. 2009. PENGARUH EKSTRAK BEBERAPA JENIS GULMA
TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI JAGUNG (Zea mays L.). Fakultas
SAINS DAN TEKNOLOGI. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM. MALANG.
http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/05520027.pdf - Junaedi, Ahmad. 2006. Perkembangan Terkini Kajian Alelopati.
Jurnal Hayati. Vol 13, no 2. Halaman 79.
(http://journal.ipb.ac.id/index.php/hayati/article/ diakses taggal 3 desember 2013) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB %20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3 -
Moenandir, J.H. 1993. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada..
- Pabinru, abdul muin. 1979. Penelitian alelopati pada
beberapa macam tanaman di tanah kering. Program pascasarjana. Institute pertanian Bogor. Bogor. -
Wiryowidgdo,sumali.2000.Kimia dan Farmakologi Bahan Alam edisi