Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TERSTRUKTUR

FARMAKOEKONOMI
Chronic care model for diabetics by pharmacist home health in Bangkok
Metropolitan: A community based study

Disusun oleh:
Deasy Tiara H.

G1F012069

Firda Wuda F.

G1F012071

Muhammad Salman A.F

G1F012073

Hasna Muthia S.

G1F012075

Rizka Prihantono

G1F012077

Alfian Prima K.

G1F012079

Lingling Tri A

G1F012081

Mutiara Rizki.

G1F012083

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2015

Diabetes merupakan penyakit kronik utama di Thailand yang prevelasinya


cukup tinggi. Banyak pasien diabetes di Bangkok yang telah dirawat , namun kondisi
penyakit yang tidak terkendali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan
chronic care model ( CCM ) yang telah diperkenalkan menggunakan medication
therapy management ( MTM ) oleh apoteker dengan memantau pemanfaatan obat
pasien pada pasien diabetes di rumah .
Metode yang digunakan yaitu studi ini dilakukan sejak bulan mei 2009
sampai juli 2010. Didapat sampel sebanyak 288 pasien kronik yang memiliki kondisi
diabetes tidak terkontrol kemudian dirujuk untuk apoteker melakukan home health
care visit secara berkala untuk memonitor penggunaan obat pasien. Apoteker akan
melakukan intervensi dari 5 komponen dalam MTM seperti review pengobatan,
medical record pasien, rencana pengobatan, intervensi serta penyerahan ,
dokumentasi dan follow up. Waktu yang digunakan untuk setiap kunjunan yaitu 20
menit untuk melakukan interview dan 40 menit untuk melakukan intervensi.
Pada hasil penelitian tersebut terlihat perubahan pada tiga aspek ECHO. Pada
Clinical outcome terlihat terjadinya peningkatan perubahan terhadap beberapa
kriteria, kepatuhan pasien meningkat antara sebelum dan sesudah diberikan home
care, drug related problem (DRP) pasien dapat diperbaiki, dan tekanan darah pada
pasien hipertensi menurun secara signifikan. Pada Humanistic outcome diukur
berdasarkan kepuasan pasien dan melihat kualitas hidup pasien. Hasil menunjukan
bahwa kepuasan pasien meningkat termasuk kehidupan dan aktivitas sehari-hari ,
dampak penyakit diabetes, dan kekhawatiran tentang diabetes. Pada Economic
outcome rata-rata pasien mendapatkan pengobatan diluar dari apa yang dibutuhkan
sehingga memungkinkan pasien mengeluarkan biaya berlebih karena sistem out of
pocket yang diterapkan. Dengan adanya home care dari apoteker dapat
meminimalisasi pengeluaran biaya pasien.
Home care yang dilakukan oleh apoteker untuk penyakit diabetes ini dapat
meningkatkan ECHO dan menurunkan masalah yang berkaitan dengan terapi obat
pada pasien. Model pelayanan seperti ini jika diaplikasikan di Indonesia pada era
BPJS, lebih tepat diterapkan di Faskes tingkat 1. Sistem pembayaran oleh pikah BPJS
kepada Faskes untuk prolanis adalah dengan sistem pembayaran fee for service.
Dengan adanya pelayanan home care maka diharapkan dapat meningkatkan ECHO
dan dapat mencegah terjadinya komplikasi. Maka hal ini akan menguntungkan dari 3
perspektif. Pasien akan mendapat peningkatan ECHO, sedangkan pihak BPJS
mengeluarkan biaya yang lebih kecil jika kondisi diabetes pasien terkontrol dan tidak
terjadi komplikasi, dan pihak Faskes tingkat 1 melakukan kegiatan promotif dan
preventif yang dapat berimbas pada point klaim kapitasi Faskes tersebut sahingga
harga klaimnya dapat lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai