Anda di halaman 1dari 39

PEDOMAN CLUSTER RISET DAN KAJIAN

Forum Kajian Islam Sains dan Teknologi


Pendamping:

Anggota Kelompok :

1
2
3

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014

Kata Pengantar

Alhamdulillah, syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan


kesempatan waktu serta kelimpahan atas rahmat-Nya sehingga Pedoman Cluster
Riset dan Kajian Forum Kajian Sains dan Teknologi ini dapat diselesaikan.
Pedoman Cluster Riset dan Kajian ini berisi tentang pedoman karya tulis ilmiah
bagi anggota Forum Kajian Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dengan dibuatnya pedoman ini diharapkan para anggota maupun pendamping
mendapat pengarahan lebih jelas dalam hal pembuatan karya tulis ilmiah dan
pengkajian tentang islam.
Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan pengarahan
bagi pendamping maupun anggota FKIST yaitu mahasiswa fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam program pembuatan karya tulis
ilmiah maupun pengkajian tentang agama Islam. Peran pendamping adalah
membimbing,mengawal, dan mengawasi, serta bertanggung jawab terhadap karya
tulis ilmiah bimbingannya dan memberikan penjelasan tentang pengkajian agama
Islam.
Kami berharap tujuan dapat berjalan dengan baik dan dengan keterbatasan
yang dimiliki, maka kami mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk menyempurnakan pedoman ini.

Yogyakarta, Oktober
2014

Penyusun

Pendahuluan
Dewasa ini riset merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia
modern untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuannya. Riset dikembangkan
dengan beberapa dukungan ilmu seperti sains, ilmu sosial, dan tidak terkecuali ilmu
agama. Peranan masing-maing ilmu memegang fungsi yang vital. Masing-masing
bagian ilmu pengetahuan dapat dijadikan metode terhadap ilmu lainnya sebagai
fungsi konfirmasi klasifikasi dan informasi.
Forum Kajian Islam dan Sains Teknologi (FKIST) UIN Sunan Kalijaga
merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat penelitian (riset)
dan pengkajian antar ilmu yang berkaitan dengan perkembangan dan kebutuhan
ilmu pengetahuan yang dinamis. Dalam dunia riset dan kajian antar ilmu
pengetahuan tidak hanya dibutuhkan esensi materi tetapi bagaimana tahapantahapan dan metode yang digunakan untuk menuliskan dan menganalisis suatu
kajian dan riset hingga menjadi materi atau bahan yang dapat disalurkan sebagai
teori atau penemuan baru.
Melalui buku panduan ini, diharapkan mahasiswa khususnya anggota FKIST
lebih tertantang untuk belajar tentang riset dan menuliskan hasil penelitiannya ke
dalam tulisan yang ilmiah.

Presensi
No

Nama

Pertemuan
1

1
2
3
4
5

Pertemuan 1
Materi
A. Sejarah Singkat FKIST

FKIST adalah lembaga legal atau Badan Otonom Mahasiswa (BOM) di Fakultas
Sains dan Teknologi yang berdiri pada tanggal 26 Agustus 2008. Lembaga yang
berfokus pada riset dan kajian Islam-sains ini berusaha membangun tradisi ilmiah di
kalangan

mahasiswa dengan

jargon

Kompeten, Profesional, Kontributif,

Prophetic ( KPK Prophetic).Moslem Prophetic artinya muslim yang mampu


membawa risalah kenabian dengan memiliki penguasaan kaffah dan pemikiran Islam
yang memadai. Kompetensi artinya kapasitas dan kemampuan individu dalam suatu
bidang tertentu (spesialisasi). Profesionalisme artinya menunjukkan kualitas
pekerjaan yang excellent, dan jauh dari cacat. Kontributif artinya wujud kepekaan
terhadap sekeliling, baik kepada pribadi maupun lingkungan.
VISI FKIST
Menjadikan FKIST sebagai organisasi profesional yang fokus pada peningkatan kultur
ilmiah civitas akademika berdasarkan integrasi dan interkoneksi Islam dan Sains Teknologi.
MISI FKIST

Menciptakan FKIST Fakultas Sains dan Teknologi sebagai organisasi yang


Rabbaniyah

Membentuk generasi teladan pembelajar

Membangun kultur ilmiah civitas akademika khususnya dalam bidang riset dan
kajian islam-sains

Memperkokoh dan memperluas hubungan yang sinergis dengan elemen pendukung


kegiatan FKIST

B. Perkenalan tentang Riset

Kata penelitian dalam Bahasa Inggris adalah Research. Dari kata ini kita
membuat istilah Riset dalam bahasa Indonesia. Kata research sering digunakan

untuk mewakili serangkaian kegiatan atau untuk mengartikan sesuatu yang


kurang tepat sehingga perlu diluruskan terlebih dahulu.
Untuk memahami apa itu riset atau penelitian, kita perlu tahu apa yang
bukan dikatagorikan riset dan apa karakteristik riset.
Apa yang Bukan Riset
Perlu diketahui bahwa research atau penelitian atau riset:
1. Bukan hanya mengumpulkan informasi tentang sesuatu atau beberapa hal. Ini
namanya pencarian informasi (information discovery).
2. Bukan memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan
menghilangkan inti dari riset yaitu: intepretasi data. Misalnya seorang mahasiswa
membuat tulisan tentang Teknologi Pendeteksi Gempa Bumi yang membutuhkan
sumber informasi dari berbagai macam sumber dan format. Namun demikian
karena sifatnya mengkoleksi data, informasi dari berbagai sumber dan kemudian
menyusunnya menjadi sebuah tulisan tanpa intepretasi data, maka kegiatan yang
menghasilkan tulisan ini bukanlah riset.
3. Bukan mencari informasi tertentu secara acak. Misalnya kita ingin membeli
rumah, kemudian kita mencari informasi-informasi tentang rumah-rumah yang
setipe, harga yang mendekati, lokasi yang bervariasi dan model-model yang
ditawarkan melalui brosur-brosur perumahan untuk menentukan rumah yang
seperti apa yang kita inginkan, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan .
4. Bukan sekedar istilah untuk menarik perhatian. Beberapa iklan produk
menggunakan kata riset untuk menarik perhatian konsumen dan meyakinkan
konsumen bahwa produk mereka bermutu.
Karakteristik Riset
Jika riset bukanlah 4 hal di atas maka apakah riset itu?
Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan
informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap
suatu fenomena tertentu yang menarik perhatian kita. Sekalipun kegiatan ini
dapat saja terjadi untuk hal sehari-hari, tapi kita fokuskan pada FORMAL
RESEARCH yaitu riset yang ditujukan untuk menambah pemahaman kita terhadap
suatu fenomena dan untuk dikomunikasikan kepada komunitas (dipublikasikan).
Menurut Paul Leedy dalam Practical Research, ada 8 karakteristik riset:
1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengan menanyakan
pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian.
Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.

2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas : pernyataan tujuan ini menjawab


pertanyaan : Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan? tujuan adalah
pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam riset.
3. Riset membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian rencana
kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari riset, kita harus menetapkan juga
bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan
misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut?
Apakah data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam riset?
4. Riset biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah: untuk
mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi
menjadi beberapa sub masalah.
Masalah : Kompresi data dengan algoritma substitution
Sub-masalah:
- bagaimana melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30%
dari file asli?
- bagaimana melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah isi?
5. Riset dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis riset yang
spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan
jawaban sementara tentang permasalahan riset berdasarkan penyelidikan awal.
Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi yang membantu kita
untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan riset yang sudah ditetapkan.
Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau
tidak didukung oleh data. Jika suatu hipotesis tidak didukung oleh data, maka
hipotesis itu
6. Riset mengakui asumsi-asumi: Dalam riset, asumsi merupakan hal penting
untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan
riset jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita
melakukan riset.
7. Riset membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah
yang mendasari adanya riset: Pentingnya data bergantung pada bagaimana
peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam
riset data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.
8. Riset bersifat siklus: siklus dari riset dapat digambarkan seperti pada gambar.

Gambar Siklus Riset


Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu
ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah:
membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati. Dengan
membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya
diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide
lain yang layak untuk diteliti.

C. Info Lomba:

No.
1.

2.

3.

Nama Lomba & Tema

Deadline

Partisipan
Ketua

Anggota

Judul/Sub tema yang


diambil

Tugas Pertemuan 1 : Pembuatan


Esai dan dikumpul di pertemuan
selanjutnya !

Materi Kajian

Hukum Memakai Kawat Gigi


Syeikh Shalih al Fauzan pernah ditanya tentang hukum meratakan gigi. Jawaban beliau,
Jika ada kebutuhan untuk meratakan gigi semisal susunan gigi nampak jelek sehingga perlu
diratakan maka hukumnya tidak mengapa (mubah).
Namun jika tidak ada kebutuhan untuk mengotak-atik gigi maka mengotak-atik gigi
hukumnya tidak boleh. Bahkan terdapat larangan meruncingkan dan mengikir gigi agar nampak
indah. Terdapat ancaman keras atas tindakan ini karena hal ini adalah suatu yang sia-sia dan
termasuk mengubah ciptaan Allah.
Jadi mengotak-atik gigi dengan tujuan pengobatan, menghilangkan penampilan gigi yang
jelek atau ada kebutuhan yang lain semisal seorang itu tidak bisa makan dengan baik kecuali jika
susunan gigi diperbaiki dan ditata ulang maka hal tersebut hukumnya diperbolehkan.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Artinya : Para wanita yang
mengikir gigi untuk berhias dan yang merubah ciptaan Allah Mengikir gigi merupakan
perbuatan yang merubah ciptaan Allah Subhanahu wa Taala dan menyibukkan diri dengan
perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya, dan hanya membuang-buang waktu yang
seharusnya dipergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi manusia. Perbuatan
tersebut juga merupakan penipuan dan penggelapan serta menunjukkan kerdilnya manusia.
[Zinatul Marah, hal. 84]

Pertemuan 2
Materi
A. Sistematika Pembuatan Esai

Secara etimologis esai berasal dari kata Esai (Perancis = mencoba, berusaha,
atau berupaya; Inggris = karangan sastra dan secara operasional mempunyai
pengertian yang bermacam-macam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
esai (Esai) merupakan karangan dalam bentuk prosa yang membahas dan
mengekspresikan sebuah topik dari sudut pandang pribadi penulisnya, sedangkan
dalam konteks ilmiah dan akademis, esai berarti komposisi sebuah prosa yang ditulis
secara singkat, tetapi dapat mengekspresikan opini penulis mengenai sebuah topik.
Pada dasarnya, esai merupakan tulisan dengan sistematika yang relatif bebas untuk
menyampaikan beragam informasi, opini, atau argumentasi atas suatu topik tertentu.
Karena sistematika dan teknik yang tidak baku, esai lebih menonjolkan kekuatan
individual. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman, pergaulan, dan wawasan
serta bahan bacaan penulis. Biasanya penulis menggunakan esai untuk melakukan
perenungan dan refleksi.
Terdapat setidaknya ada tiga jenis cara menulis Esai yang umum digunakan,
yaitu esay dalam bentuk naratif, deskriptif, dan persuasif.

Esai Naratif (Narative Esai) memaparkan sebuah cerita, pengalaman, atau


peristiwa sejarah, baik yang dialami oleh penulis sendiri atau orang lain. Esai
jenis ini mendeskripsikan pikiran/pendapat dengan cara bertutur dan
disajikan secara kronologis.

Esai Deskriptif (Descriptive Esai) menggambarkan detail tokoh, tempat, atau


objek tertentu, sehingga pembaca akan dibawa pada sebuah gambaran
mengenai objek yang ditulis secara nyata. Esai jenis ini ditulis dengan tujuan
untuk memberikan kesan nyata mengenai hal tertentu.

Esai Persuasif (Persuasive Esai) menyakinkan pembaca untuk menerima


pikiran atau argumentasi penulis mengenai suatu topik, sehingga pembaca
bisa mengikuti semua arahan dari penulisnya. Esai jenis ini bersifat mengajak
pembaca untuk mengubah sudut pandang dan mendorong pembaca untuk
melalukan tindakan seperti yang ditulis dan juga dapat menggambarkan suatu
keadaan emosional.

Secara umum, sistematika penulisan esai terbagi menjadi tiga bagian utama,
antara lain:
1. Pendahuluan

Berisi latar belakang yang mengidentifikasi topik yang dibahas;

Sebagai pengantar dari topik yang diangkat;

Meliputi 5% Esai;

Biasanya terdiri dari 1 2 paragraf; dan

Berisikan tujuan penulisan.


2. Isi Esai (Esai)

Menyajikan dan memaparkan seluruh data dan informasi yang mengenai


topik yang diangkat;

Berisi sudut pandang atau pikiran penulis dalam bentuk ulasan mengenai
fakta atau opini yang disajikan;

Meliputi 85 90% Esai; dan

Merupakan bagian utama dari sebuah Esai yang ditunjukkan dengan bukti
bukti dalam bentuk logika penalaran pribadi, teori teori yang ada, dan
secara empiris melalui penelitian yang relevan dengan masalah yang dibahas
(kalau ada).
3. Kesimpulan

Memaparkan dan menjelaskan kembali ide-ide pokok yang telah dibahas pada
bagian sebelumnya;

Berisi ringkasan dari isi esai, berkaitan dengan bukti bukti yang dibahas
pada isi;

Berisi solusi, himbauan atau saran yang mendukung suatu esai;

5 10% penyusun Esai;

Banyaknya atau panjangnya tergantung dari tujuan pada latar belakang.

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan teknik penulisan
Esai (esai), antara lain:

Memilih dan menentukan tema atau topik. Pada tahap ini penulis harus dapat
menentukan tinjauan umum dari topik yang akan diangkat dan batasan topik
secara khusus. Pembatasan ini akan mempengaruhi pembahasan dalam
lingkup yang lebih sempit dan spesifik, sehingga pembahasannya mendalam
dan berkarakter kuat.

Menentukan judul. Dalam hal ini judul tidak berupa kalimat lengkap, harus
menarik, tidak lebih dari 15 kata, tidak diakhiri dengan titik, bentuknya
piramida terbalik, fontnya harus besar dan tebal, dan spesifik pada suatu
topik/objek.

Menyusun kerangka. Kerangka esai merupakan garis besar ide yang dibahas,
sehingga esai yang dibuat akan terbih teratur, fokus, dan sistematis.

Menuliskan pokok pikiran. Pernyataan eksplisit ini merupakan pendapat


penulis yang akan mencerminkan isi esai (Esai) dan poin penting yang akan
disampaikan secara singkat dan jelas.

Menyusun pendahuluan. Bagian ini merupakan pengantar yang berisi latar


belakang ditulisnya esai (Esai) tersebut. Penulis dapat memberikan
penjelasan, menggambarkan, dan memberikan pendapat secara menyeluruh
untuk topik terpilih.

Menulis isi esai. Bagian ini bisa didahului dengan membuat paragraf pembuka
yang memancing minat baca. Penulis dapat memberikan data dan informasi
yang menjadi gambaran untuk poin penulis selanjutnya dan anekdot yang
bersifat persuasif. Lalu penulis menentukan hal-hal yang dibahas, termasuk
subtema untuk mempermudah pembaca memahami pokok pikiran penulis.

Menulis Kesimpulan. Kesimpulan dianggap sangat penting karena pada bagian


inilah penulis dapat membentuk opini pembaca yang harus memberikan
kesimpulan pendapat dari gagasan penulis.

Melakukan editing. Pada tahap ini penulis harus

membaca ulang semua

tulisannya dan meneliti dengan seksama isi, fakta, opini, teori, data, dan tata
bahasa yang digunakan.

Catatan Perkembangan
kompetisi yang diikuti:

B. Info Lomba

No.

Nama Lomba & Tema

Deadline

Partisipan
Ketua

Anggota

Judul/Sub tema yang


diambil

1.

2.

3.

Hikmah Medis di Balik Perintah Membaca AL-Quran


Materi Kajian

Seorang peneliti bernama al-Qadhi menggunakan bantuan peralatan


elektronik mutakhir untuk mendeteksi detak jantung, ketahanan otot, dan
ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Penemuan ini kemudian disampaikan pada
sebuah muktamar tahunan ke-17 di Universitas Kedokteran Islam di Amerika
bagian utara yang diadakan di kota Sant Louis Wilayah Mizore, pada bulan
Agustus 1984.
Penemuan ini menunjukkan bahwa bacaan Al-Quran berpengaruh besar
(hingga 97%) dalam memberikan ketenangan dan penyembuhan penyakit. Hal ini
sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Allah swt. dalam firman-Nya,
Dan apabila dibacakan Al-Quran maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah
dengan tenang agar kalian mendapat rahmat. (QS. Al-Araf : 204). Juga dijelaskan
dalam hadits Rasulullah saw., Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu
rumah dari rumah-rumah Allah swt., lalu mereka membaca Kitabullah (Al-Quran),
dan saling mengajar di antara sesama mereka, melainkan sakinah (ketentraman)
turun pada mereka, diliputi rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat, serta
disebut-sebut oleh Allah swt. di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya. (HR.
Muslim dan Abu Dawud).

Pertemuan 3
PANDUAN PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah


Sistematika dari penulisan karya ilmiah terdiri dari beberapa bagian
sebagai berikut:

JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.

Tujuan Penulisan

2.

Manfaat Penulisan

BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN


A. Kajian Teoretis
B. Kerangka Berpikir
C. Metodologi Penulisan
BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik masalah yang dibahas)
A. Deskripsi Kasus
B. Analisis Kasus
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang
ditulis)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam
merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah.
Penulis dapat mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita melalui media
massa, peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau
fenomena yang akan ditulis. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang
dikutip tidak ada catatan kaki, sedangkan pendapat para ahli, berita melalui
media massa harus disertai catatan kaki.
B. Perumusan Masalah
Menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari
jawabannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan
terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang dibahas, diakhir
pertanyaan harus memberikan tanda tanya (?).
C. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan Penulisan: Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai
dalam penulisan.
b. Manfaat Penulisan: Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoretis
Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap
perlu dan relevan dengan pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai
penjelasan dan komentar penulis tentang kaitan teori tersebut dangan masalah.
Sedangkan pada akhir dari semua teori-teori yang dikutip, penulis harus
memunculkan sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan.
B. Kerangka Berpikir
Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah

dikemukakan dimuka. Penelitis harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling
keterkaitan antar indikator dengan permasalahan yang dibahas. Peneliti dapat
untuk mengungkapkannya dapat menggunakan bantuan skema atau bagan
penjelasan.
C. Metodologi Penulisan
1.

Tempat

dan

waktu:

jelaskan

tempat/lokasi

observasi

dengan

menyebutkan nama perusahaan serta alamatnya, kemudian sebutkan


waktu observasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh masingmasing program studi.
2.

Metode :
a. Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif
analisis).
b. Teknik

pengumpulan

data

(misalnya:

wawancara,

observasi,

menggunakan kuesioner).
c. Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus
keuangan, atau model analisis lain seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).
BAB III PEMBAHASAN (judul bab ini harus sesui dengan topik yang diangkat)
A. Deskripsi Kasus
Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan
kekhususan bidang ilmu penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan
kasus sederhana sampai pada kasus kompleks dan rumit sesuai dengan urgensi
fenomena yang diangkat pada perumusan masalah.
Kasus yang diangkat merupakan kasus yang ditemukan di perusahaan dan
penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak perusahaan (guna
menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia tidak disarankan
untuk dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa point-point uraian
penjelasan atau berupa tabel, diagram dan sebagainya.
B. Analisis Kasus
Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi
permasalahan dan berusaha mengkaitkan dengan konsep teori dan temuan-

temuan lain yang dianggap perlu. Untuk mendapatkan solusi/pemecahan


terhadap kasus yang dibahas, penulis dapat juga menggunakan model-model
analisis seperti analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai kebutuhan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk
point-point penting secara jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar
kasus yang dianalisis). Berangkat dari kesimpulan tersebut penulis memberikan
saran-saran yang berguna terkait dengan kasus yang telah dianalisis (untuk
jangka pendek, menengah dan panjang) terutama ditujukan kepada perusahaan
yang ditulis dan kegunaannya bagi perkembangan IPTEK. Pada bab ini antara
Kesimpulan dan Saran masing-masing dijadikan sub-bab tersendiri.

Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah


A. Bahan dan Teknik Pengetikan
1. Kertas
a. Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80
gram berukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm)
b. Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada
saat ujian karya ilmiah dan hard cover setelah ujian (revisi) dan
dinyatakan lulus dengan warna magenta.
c. Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas
kertas doorslag warna magenta berlogo Universitas Negeri.
2. Jenis Huruf
a. Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai
akhir, yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab
digunakan ukuran font 14 dan footnote dengan ukuran font 9.
b. Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan
lampiran
c. Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata
dalam bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan.
3. Margin
Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai
berikut
a. Tepi atas 4 cm
b. Tepi bawah 3 cm
c. Tepi kiri 4 cm
d. Tepi kanan 3 cm
4. Format
a. Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan
huruf kapital diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.
b. Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf
kecil tebal kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf

kapital.
c. Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan
ketujuh atau mulai pada ketukan delapan.
d. Tabel dalam teks disertai nomor tabel dan judul tabel diketik dengan
huruf T kapital seperti Tabel II.1, berarti tabel Bab II yang pertama dan
seterusnya serta penempatannya di atas tabel.
e. Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik
dengan huruf G kapital seperti Gambar III.1, berarti gambar Bab III yang
pertama dan seterusnya serta ditempatkan di bawah gambar.
f.

Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program


perangkat lunak komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang
digunakan hanya yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing
seperti: 100 C; kg; 12 ppm; ml; dan sebagainya.

g. Istilah asing yang dalam teks dicetak miring (Italic) misalnya: et al.; ibid;
supply;centring; dan sebagainya.
h. Setelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan
sebelumnya tidak perlu diberi spasi.
i.

Pemutusan kata harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan
benar.

5. Spasi
a. Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, sub
judul, sub bab, judul tabel, dan judul gambar serta judul lampiran adalah
satu setengah spasi.
b. Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul
bab dengan sub bab adalah empat spasi.
c. Abstrak/abstract diketik dengan jarak satu spasi; judul abstract dan
seluruh teksnya diketik dengan huruf miring (Italic).
d. Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak
spasi antara sumber pustaka.
e. Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel maupun
gambar 2 (dua) spasi.
B. Penomoran Halaman

1. Halaman Bagian awal:


Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka
Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah
halaman yang dimulai dari judul dalam (sesudah sampul) sampai dengan
halaman Riwayat Hidup. Halaman judul dan halaman persetujuan tidak diberi
nomor, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii yang tidak perlu diketik.
2. Halaman Utama:
Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan
Saran menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor
diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman berikutnya diletakkan sudut
kanan atas dengan jarak tiga spasi. Penomoran bukan bab dan sub bab
menggunakan angka Arab dengan tanda kurung misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.
3. Halaman Bagian Akhir:
Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai
dengan Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin
bawah persis di tengah-tengah dengan jarak tiga spasi dari marjin bawah teks,
dan halaman selanjutnya diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari
pinggir atas (baris pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.
D. Info Lomba

No.
1.

2.

3.

Nama Lomba & Tema

Deadline

Partisipan
Ketua

Anggota

Judul/Sub tema yang


diambil

Catatan Perkembangan lomba

Materi Kajian

Iptek Menurut Quran


Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan ditempuh sehingga manusia
memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai hudan memberi kecerahan pada akal manusia,
kebenaran hasil riset dapat diukur dari kesesuaian rumus baku, dan antara akal dengan naql.
Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala perubahannya sebagai persoalan
yang layak dan perlu dijawab, maka al-Qur`an sebagai kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki
alam semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang tepat yaitu al-Qur`an.
Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat Quraniyah akan berjalan secara pararel dan
seimbang. Ilmu pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka akan menjadikan
teknologi berbasiskan Quran atau teknologi yang Quranik.
Banyak ayat Al-Quran yang menyinggung tentang pengembangan iptek, seperti wahyu pertama
QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca, menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi
iman dan akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam
QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20 yang artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana
dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (QS. Al-Ghasiyah: 17-20)

Banyak ayat Al-Quran yang menyinggung tentang pengembangan iptek, seperti wahyu pertama
QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca, menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi
iman dan akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam
QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20:

(20)
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan? (QS. Al-Ghasiyah: 17-20)

Pertemuan 4
PENGGUNAAN BAHASA

Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam
penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis
skripsi bisa dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa yang baik dan
benar.
Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah sebagai
berikut:
1.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana termuat


dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).

2.

Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek
dan/atau keterangan.

3.

Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimat
penjelas.

4.

Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-Indonesiakan.

5.

Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada


padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai
penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan diketik dengan
menggunakan huruf miring.

6.

Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau


dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).

7.

Hal-hal yang harus dihindari:

Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami,
kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar,
istilah saya diganti dengan penulis.

Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian.

Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.

Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan


fungsi di dan ke sebagai kata depan).

Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik
koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.

Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya

ilmiah.
Beberapa contoh kesalahan yang sering dijumpai dalam penyusunan skripsi
beserta koreksinya adalah sebagai berikut:
Contoh 1: Hubungan Subyek dan Predikat
Salah:
Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia
menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Benar:
Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi dilema
dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Benar:
Ichlasul

Amal

(1994)

mengatakan

bahwa

pemerintah

Indonesia

menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.


Contoh 2: di dan ke sebagai kata depan dan awalan
Salah:
Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di lihat dari
perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki posisi tawar
yang lebih di banding Kepala Desa yang di tunjuk. Karenanya, arus
aspirasi otonom dari bawah keatas mengalir deras.
Benar:

Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat dari


perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki posisi tawar
yang lebih besar dibanding Kepala Desa yang ditunjuk.

Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah ke atas mengalir deras.

Contoh 3: Penggunaan tanda kurung

Salah:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah direorganisasi
menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan
Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ).
Benar: (kata di dalam kurung tanpa spasi)

Angkatan Bersenjata Republik Indones (ABRI) telah direorganisasi


menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik

Indonesia (Polri).

Contoh 4: Penggunaan huruf besar dan kecil


Salah:

Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian di


antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Benar:

Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di


antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.

Contoh 5: Penggunaan tanda baca


Salah:

Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan


votingbehaviour dalam pemilihan umum ?
Salah:

Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan


votingbehaviour dalam pemilihan umum?.
Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda tanya)

Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan


votingbehaviour dalam pemilihan umum?

Contoh 6: Jika-maka
Salah:
Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasitapi
juga otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam
menyelesaikan persolan-persoalan di daerahnya.

Benar: (tanda tanya tanpa spasi dan tidak ada titik setelah tanda tanya)

Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga


otonomi politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam
penyelesaikan persoalan-persoalan di daerahnya.

RUNNING NOTES DAN FOOTNOTES


A. Running Notes (Referensi Langsung):
Running notes atau referensi langsung adalah penyebutan sumber yangdirujuk
(referensi) yang diletakkan di teks utama sebuah karya ilmiah. Runningnotes dibuat
dengan format: (Nama keluarga/belakang pengarang Tahun) atauNama lengkap
atau keluarga/belakang (Tahun). Contoh:

Partai

yang perolehan suaranya kurang dari satu persen

disebut sebagai partai desimal (Haris 2006).

Atau:

Syamsudin Haris (2001) memberi terminologi partai desimal untuk


partai yang perolehan suara suaranya kurang dari satu persen.

Jika referensinya dua pengarang atau lebih, pemisahannya memakai tanda , (koma).
Contoh:

Pembahasan yang mendalam tentang militer dan politik di Indonesia


banyak dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979,
Jenkins 1986, Sundhausen 1990, Singh 1988), yang pokok bahasannya
bisa dipetakan dalam berbagai perspektif pemikiran
berkenaan dengan hubungan sipil-militer di negara berkembang.

Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit yang berbeda tapi ditulis oleh
pengarang yang sama, maka penulisannya adalah sebagai berikut:

Menurut Harold Crouch (1979, 1988), keterlibatan militer (military


intervention) dalam politik disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal.

Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit berbeda yang ditulis oleh pengarang
yang sama dan buku lainnya oleh pengarang lain, pemisahannya memakai tanda ;
(titik koma).

Pembahasan tentang peranan militer dalam politik di Indonesia banyak


dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, 1988; Jenkins
1986; Singh 1988), yang kajian-kajiannya bias dipetakan dalam berbagai
perspektif pemikiran.

Tanda baca ; (titik koma) juga dipakai untuk menghindari kekeliruan penggunaan
tanda , (koma) dalam pemisahan referensi yang satu dengan referensi yang lainnya
dan dalam referensi yang ditulis oleh tiga pengarang. Contoh:

Kebijakan terbaru dalam pelembagaan proses devolusi pengelolaan


sumberdaya alam ditulis oleh beberapa pihak (DENR 2003; Magno
2003; Pulhin, Inoue & Enters 2007).

Atau:

Di wilayah Asia Pasifik, Filipina merupakan salah satu negara


terdepan dan menjadi pionir dalam mengembangkan inovasi untuk
melakukan devolusi pengelolaan sumber daya alam (Dahal &
Capistrano 2006; Pulhin, Inoue & Enters 2007).

Jika referensinya berupa alamat website atau URL (Universal ResourceLocator) yang
pendek, running notes bisa dibuat dengan menyebut URL-nya,yang hyperlinknya
dihilangkan (remove hyperlink)3 dan dicantumkan tanggal aksesnya. Contoh:

Hyperlink dihilangkan maksudnya link langsung ke alamat website tersebut

ditiadakan sehingga tidak ada lagi alamat website (URL) berwarna selain hitam dan
atau dengan garis bawah (estetika dan konsistensi teks) dan link tersebut tidak
langsung bisa diklik. Untuk mengaksesnya, URL tersebut harus di-copy dan paste di
browser.

Menurut Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Gerdabangagri adalah


program pembangunan yang memfokuskan diri pada peningkatan
kualitas sumberdaya manusia, perbaikan ekonomi rakyat, dan
pembangunan pertanian (www.kutaitimur.go.id, diakses 6 Juni 2007).
Dalam bidang pembangunan pertanian, kegiatan diarahkan pada
kegiatan pertanian yang mendukung agribisnis.

B. Footnotes (Catatan Kaki):

Catatan kaki adalah catatan di kaki halaman yang dipergunakan untuk


memberikan penjelasan tambahan atau mencantumkan URL panjang. Jika di dalam
catatan kaki ada referensi, referensinya dibuat dalam bentuk runningnotes. Besar font
catakan kaki adalah lebih kecil dari teks utama, yakni denganbesar font 10.
1. Catatan Kaki Berisi Penjelasan

Catatan kaki bisa digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan tambahan
sebuah istilah, frase, kalimat, dan sejenisnya. Pemakaian catatan kaki dengan
penjelasan bisa dilihat dalam contoh berikut:

Jumlah kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur terus bertambah. 1


Pertambahan ini tentu punya implikasi terhadap meluasnya pemanfaatan
lahan untuk perkantoran, perumahan, dan kegiatan bisnis.
______________

1Dalam

rentang waktu yang cukup lama (era Orde Baru), kabupaten/

kotamadya di Kaltim berjumlah enam buah (Balikpapan, Samarinda, Kutai,


Bulungan, Berau, Pasir). Pada pasca Orde Baru, jumlah kabupaten/kota
meningkat dratis menjadi 13 (Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan,
Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Bontang,
Bulungan, Berau, Tarakan, Malinau, Nunukan), dan baru-baru ini ada
penambahan satu kabupaten lagi, yakni Kabupaten Tanah Tidung,
sehingga sekarang terdapat 14 Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
2. Catatan Kaki Berisi Penjelasan dan Running Notes
Catatan kaki bisa juga digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan
tambahan, lengkap dengan referensinya. Contoh catatan kaki yang menjelaskan
suatu teks lengkap dengan referensinya adalah sebagai berikut:
Secara umum, aksi kolektif (collective action) didefinisikan sebagai semua
aksi yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan kolektif atau
mendapatkan barang-barang/sarana-prasarana kolektif (collective good2)
(Olson 1965, 1971; Marwell & Oliver 1993).
______________
2Beberapa

ahli mendefinisikan collective good sebagai barang, fasilitas,

sarana-prasarana, dan sejenisnya, yang mana individu-individu tertarik


atau tak bisa lepas dengannya (karena mereka merasa akan memperoleh
manfaat darinya) dan jika diberikan ke atau digunakan oleh orang lain,
siapa saja (semua individu) akan tetap bisa menggunakan atau
memanfaatkan collective good itu (Marwell dan Oliver 1993:4). Lihat juga
Oberschall (1997).

3. Catatan Kaki Berisi URL Panjang.


Referensi langsung yang berupa alamat website (URL) panjang dicantumkan di
catatan kaki, hyperlinknya dihilangkan dan tanggal aksesnya dicantumkan. Jika URLnya tidak cukup dalam satu baris, pemisahan dilakukan di belakang tanda baca (/,
_, +, =, dan lain sebagainya), angka, atau kata tertentu. Contoh:

Setelah revolusi Amerika dan Perancis, wacana yang muncul adalah


apakah untuk membatasi kediktatoran mayoritas diperlukan adanya
lembaga Senat (Upper Chamber).
_________________

http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy#Constitutional_monarchs_and
_upper_ chambers (diakses 15 April 2008).

PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI


PADA TEKS UTAMA

Mentaati etika ilmiah dalam pengutipan dengan menyebutkan sumber kutipan


akan menghindarkan diri dari perbuatan melakukan plagiasi atau plagiarisme. Bab ini
membahas jenis-jenis kutipan dan ketentuan penyebutan sumber rujukan, yang di
dalamnya meliputi pembahasan cara-cara pengutipan.
A. Jenis-Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya,
atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang
dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan
menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.

C. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut diketik
dengan jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:

Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa Hasil pemilu 1999 dan pemilu


2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten
Bantul.

b.

Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada garis baru,
sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan tanpa tanda petik:

Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang menggunakan


sistem distrik:
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil)yang
kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik
berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah
penduduknya kira- kira 500.000 orang dan India lebih dari 1 juta
orang. Karena satu distrik hanya berhak atas satu wakil, maka calon
yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya
menang.

Atau (jika huruf n kecil dalam kata negara diganti dengan huruf N besar
dalam kata Negara):.
[N]egara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan(kecil) yang kirakira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu
negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira
500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya
berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas
(suara terbanyak) dalam distriknya menang

c.

Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf miring. Contoh:
Berkenaan

dengan

peradaban,

Huntington

(1996:303)

mengatakan sebagai berikut:The overriding lesson of the history of


civilization, however, is that many things are probable but nothing
is inevitable. Civilizations can and have reformed and renewed
themselves. The central issue for the West is whether, quite apart
from any external challenges, it is capable of stoping and reversing
the internal processes of decay.
d.

Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari pengarang lain
(mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan kata dalam ketika menyebut
referensinya. Contoh: Afan Gaffar menulis sebuah buku dan di dalam bukunya ia
mengutip pendapat Giovanni Sartori; penulis skripsi kemudian mengutip pendapat
Sartori yang terdapat dalam buku Gaffar tersebut; maka penulisan referensinya
adalah sebagai berikut:
Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), [t]he hegemonic partysystem
neither allows for a formal nor a defacto competition for power. Other
parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties.

Atau:

Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai


politik, mengatakan bahwa [t]he hegemonic party system neither
allows for a formal nor a defacto competition for power. Other
parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties
(Sartori, dalam Gaffar 1992:37).

2. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian,
hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya,
melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam
pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau
tanpa nomor halaman.
Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam
mengutip secara tidak langsung. Pertama , dengan meringkas, menyimpulkan, atau
merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh: Penyusun skripsi yang meringkas
atau merujuk pokok-pokok pikiran (pendapat) Huntington tentang gelombang
demokratisasi di dunia ini dalam bukunya TheThird Wave of Democratization:

Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga
periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara
1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 19431962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974
sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih
banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi
keempat?
Kedua,

dengan

melakukan

paraphrase,

yakni

pengubahan

struktur/susunankalimat aslinya menjadi kalimat lain tanpa mengubah isi atau


subtansi kalimat/alinea. Contoh:

Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:

Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo mengatakan:


Pada umumnya kita kenal dua sistem pemilu, masing-masing
dengan beberapa variasinya. Dalam sistem distrik, satu wilayah
(yaitu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal (single-member
constituency) atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Dalam system
proporsional, satu wilayah (yaitu daerah pemilihan) memilih
Kalimat paraphrasenya:
beberapa wakil (multi-membercontituency), yang jumlahnya
ditentukan atas dasar rasio, misalnya 400.000 penduduk (Budiardjo
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
1982:4)
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki
variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya
yang akan menjadi wakil di parlemenadalah satu orang, sedangkan
dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah
pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan
suaranya (Budiardjo 1982:4).

DAFTAR PUSTAKA

Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :

1. Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya


(tempat, penerbit dan tahun)
2. Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi
juga huruf kedua dan seterusnya.
3. Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah
dua spasi.
4. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada
garis tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7
karakter.
5. Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus

diberi garis terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan


6. Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya.
Untuk dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu
dibalik.
7. Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa
adanya (tidak diindeks).
8. Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar
pustaka disusun menurut urutan waktu (tahun)
9. Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan
10. Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah
dibaca dan tidak boleh mencantumkan gelar .
11. Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/
koran/makalah yang diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama
majalah/korannya yang menerbitkan.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Buku dengan Satu Pengarang

Nasoetion, Andi Hakim. Metode Statstika. Yakarta: Penerbit PT Gramedia, 1980


Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.
Chicago: University of Chicago Press, 1980.

Buku dengan Dua Pengarang

Kennedy, Ralph Dale dan Stewart Y. McMullen. Financial Statement: Form,


Anlisisand Interpretation. Petaling Jaya: Irwin Book Company, 1973
Pangestu, Subagyo dan Djarwanto. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE, 1982
Buku dengan Tiga Pengarang
Heidirachman R., Sukanto R., dan Irawan. Pengantar Ekonomi Preusan. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Facultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, 1980.
Jahoda, Marie, Morton Deutsch, dan Stuart W. Cook. Research Methods in
SocialRelation. New Cork: Dryden Press, 1951.
Buku dengan Lebih Dari Tiga Pengarang

Selltiz, Claire, et al. Research Methods in Social Relations. New Cork: Holt, Rinehart &
Winston, 1959
Sukanto, et al. Business Forecasting. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Facultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1980.

Buku dengan Pengarang Sama

Newman, William H. The Process of Management. London: Prentice Hall. Inc., 1961.
________________. Administratif Action. London: Prentice Hall. Inc., 1963.

Buku Tanpa Pengarang

33 Authors Guide. Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Inc., 1975. Scientific Method
in Business. Collage Park: University of Maryland, 1973.

Buku Berjilid/Berseri:

Edwards, James D., et al. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois:
Richards D. Irwin, Inc., 1967.
Suhardi Sigit. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama. Yogyakarta: Fa. Sarjana, 1968.

Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan:

Booth, Anne, dan Meter McCawley. Ekonomi Orde Baru. Suntingan Sujarwadi.
Yakarta: LP3ES, 1982.
Conant, James B. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan Faried Wijaya.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada,
1978.
Kotler, Phlips. Marketing Management. Saduran Karyadi dan Sri Suwarsi. Surakarta:
Facultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 1978.

Buku Dengan Edisi Bukan Edisi Pertama:

Djarwanto Ps. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 1985. Shepherd,


William R. Historical Atlas. 8th ed. New Cork: Barnes & Noble, 1956.

Bab Yang Ditulis bukan oleh Pengarang atau Penyunting Buku yang
Bersangkutan:

Ahluwalia, M. Income Inequality: Some Dimensions of the Problem, In H. Chenery,


et al.Redistribution With Growth. London: Oxford University Press, 1974.
Soelistyo, Sudarsono, dan Ari Sudarman. Prospek Kesempatan Kerja dan
Pemerataan

Pendapatan

Dalam

Repelita

III.

Dalam

The

Kian

Wie

(Penyuntingan).
Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan: Beberapa Pendekatan Alternatif.
Jakarta: LP3ES, 1981.

Seri atau Rangkaian:

Sutrisno Hadi. Efisiensi Kerja. Jilid I dari Seri Kapita Selekta Psikologi Kerja, 5 jilid.
Yogyakarta: [t.p.], [t.th].
Terman, Lewis M., dan Melita H. Olden. The Gifted Child Grows Up. Vol. 4 of the
Genetic Studies of Genius Series, Lewis M. Terman (ed.). Standford:
Stanford University Press, 1974.

Lembaga Sebagai Penyunting Buku:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan


Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai Pustaka,
1980.
FAO. Production Yearbook 1975. Rome: FAO, 1976.

Surat Kabar:

Salim, Emil. Forest Sustainability Management, The Jakarta Post. Februari 6, 1977.
Karlina. Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah Ilmuan. Kompas. 12 Desember
1981.

Jurnal/Peberbitan Berkala:

Rahardjo, M. Dawam. Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan, Prisma. Juli 1983, 7, hal.
1-12.
Dharmawan, Johan. Uruea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan
Kuantitatif, Jurnal Argo Ekonomi. Mei 1982, 2, hal. 1 27.

Hasil Penelitian:

Kasryno, Faisal, et al. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya Terhadap


DistribusiPendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa
Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan, 1981.
Nganji, Kalikit, et al. Regional Studi Daerah Kedu dan Surakarta. Salatiga: Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Satyawacana, 1976.

Paper dalam Seminar/Lokakarya:

Mangundikoro, Apandi. Konservasi Tanah dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di


Wilay ah Daerah Aliran Sungai. Kertas Kerja pada Lokakarya Pola Tanam
danUsahatani ke-IV, Bogor, 20 21 Juni 1983.
Suranggadjiwa, L.M. Harris. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Kereta Kerja pada
Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 6 Juni1978.

Bahan yang Tidak Diterbitkan:

Brizi. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian.


Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1979. (Stensilan).
Coffin, Thomas E. Beyond Audience: The Measurement of Advertising Effectiveness.
(Monographed report, Undated).

Karya ilmiah/Tesis/Disertasi:

Budiarto. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok


MenaraSala. Skirpsi

Sarjana

(Tidak

diterbitkan).

Yogyakarta:

Fakultas

EkonomiUniversitas Gadjah Mada, 1972.


Swenson, Geoffrey C. The Effect of Increases in Rice Production on Employment
andIncome Distribution in Thanjavur District, South India. Unpublished
Ph.D.Disertation. Minchigan: Minchigan University, 1973.

Artikel dalam Ensiklopedia:

Banta, Richard E. New Harmony, Encyclopedia Britanica (1968 ed.), vol. 16, p. 305
Morris, Edward Parmelle. The Latin Language, The Encyclopedia Americana (1936
ed.), vol. 17, pp. 47 48.

Internet:

Spiszer, John M. Leadership and Combat Motivation: The Critical Task. 1999.
http://www.cgsc.army.mil /milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm.
(Diakses tanggal 12 September 1999).

KAJIAN
Pertanyaan :
Apa hukum mengkonsumsi obat dengan tujuan pencegahan terhadap penyakit,
seperti melakukan vaksinasi?
Jawab :
Tidak masalah melakukan pengobatan preventif (pencegahan) jika khawatir
tertimpa suatu penyakit karena sedang terjadi wabah atau karena sebab lain yang
dikhawatirkan menyebabkan sakit. Dengan demikian boleh-boleh saja
mengkonsumsi obat untuk mencegah penyakit yang dikhawatirkan muncul. Dalilnya
adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang shahih,
Barangsiapa yang mengkonsumsi tujuh kurma Madinah di pagi hari, dia tidak akan
terkena bahaya sihir dan racun. (H.R Bukhari dan Muslim)
Hal ini merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit. Hal ini berlaku pula
apabila seseorang khawatir sakit dan dia memakan sesuatu yang dapat menolak
penyakit yang sedang mewabah di suatu kota atau di tempat lainnya. Hal itu tidak
masalah dari sisi pencegahan, sebagaimana boleh pula mengkonsumsi obat untuk
penyakit yang dia khawatirkan. Akan tetapi, tidak boleh menggunakan berbagai
macam jimat, jin, atau ain, karena larangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam
terhadap hal-hal tersebut. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan
bahwa hal itu termasuk syirik kecil sehingga harus dijauhi.
Oleh Syaikh Abdul Azin bin Abdillah Bin Baaz rahimahullah.
Diambil dari kitab Jaamiu Fatawa At Thabib wal Maridh

Anda mungkin juga menyukai