Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya,
meminta ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta
keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita
yaitu Nabi Muhammad SAW. Karena hidayah-Nya pula, alhamdulillah kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul Definisi Menganalisis dan
Menyusun Opini Audit sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Auditing 1 yang diampu oleh
Bp.
Akhirnya kami mohon maaf atas kurang atau lebihnya dalam makalah ini, dan kami
berharap makalah yang sederhana ini bermanfaat, terutama bagi yang membutuhkannya.

1 | Page

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................3
BAB II PEMBAHASAN
1

Analisis Audi.
1.1 Melakukan Prosedur Analisis Awal...........................................................5
1.2 Prosedur Analisis................................................................................................................5
1.3 Lima Jenis Analisi

Opini Audi..
2.1 Jenis Opini Auditor............................................................................................................8
2.2 Opini Audit Going Concern..............................................................................................11
2.3 Unsur Unsur Dalam Penyusunan Laporan Atau Opini Audit...........................................12

KESIMPULAN............................................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
2 | Page

Latar Belakang
Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian ataupun pengevaluasian yang
dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria yang mendasarinya. Audit
terdiri dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional
.Seorang auditor memiliki peran yang penting untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
sebagai penyedia laporan keuangan serta kebutuhan investor sebagai pengguna laporan
keuangan. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor dinilai memiliki kapabilitas yang
cukup memadai untuk digunakan sebagai acuan bagi para investor yang akan menanamkan
modalnya. Opini audit yang diberikan oleh auditor merupakan informasi penting yang dapat
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh investor. Opini audit going concern sangat
penting bagi pemakai laporan keuangan karena digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat
keputusan. Oleh karena itu, auditor harus memberikan opini yang sesuai dengan kondisi
perusahaan yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari reputasi KAP,
audit tenure, ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap opini audit
going concern. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2006-2010.Desain penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan
hipotesis.Jenis data adalah data kuantitatif berupa ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas, serta data kualitatif berupa opini audit going concern, reputasi KAP, dan audit
tenure.Sumber data adalah website BEI dan Pojok Bursa Efek Universitas Airlangga.Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
reputasi KAP berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit going concern. Ukuran
perusahaan dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going
concern. Audit tenure, likuiditas, dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pemberian opini
audit going concern.
Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah laporan yang diberikan
seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan
yang disajikan perusahaan

3 | Page

BAB II
PEMBAHASAN
4 | Page

1. Analisis Audit
1.1 Melakukan Prosedur Analisis Awal
Auditor melakukan prosedur analisis awal agar dapat memahami dengan lebih baik bagi
bisnis klien, menilai resiko bisnis klien dan menyusun opini audit . Salah satu prosedur yang
digunakan adalah membandingkan rasio-rasio klien dengan indutri atau competitor yang di
jadikan acuan untuk memeberikan indikasi kinerja perusahaan yang hasilnya bisa berupa opin
audit. Pengujian awal tersebu dapat mengungkapkan perubahan-perubahan yang tidak biasa
dalam rasio-rasio dibandigkan dengan tahun sebelumnya atau dengan rata-rata Idustri dan
membantu auditor dalam mengindetifikasi atau menganaliasis bagian-bagian yang mengalami
peningkatan .

1.2 Prosedur Analisis


Penekanan dalam prosedur analisis dalam definisi PSA 32 (Pernyataan standar audit)
adalah atas ekspetasi yang disusun oleh auditor sebagai conthnya auditor dappat
membandingkkan beban komisi taun berjalan yang tercatat ddegan total penjualan yang tercatat
dikalikan dengan rata-rata tarif komisi sebagai pengujian atas keseluruhan kewajaran komisi ang
dicatat.
Agar prosedur analisis in menjai relefan dan handal, auditor dapat menyimpulkan bahwa
penjualan yang tercatat telah di sajikan dengan benar, ssemua penjulan mendapatkan komisi dan
bahwa rata- rata tariff komisi actual dapat dengan segera di tentukan.
Prosedur analisis berikut dapat di lakukan pada setiap fase selama sebuah penugasan
kerja berlangsung :
1. Prosedur analitis diperlukan dalam memfase perencanaan untuk membantu
menentukan sifat , keluasan dan waktu dalam prosedur pengauditan. Hal ini
membantu auditor dalam mengidentifikasi hal-hal penting yang mmbutuhkan
pertimbangankhusus ebih lanjut dalam penugasan kerja . Sebagai coontoh,
perhitungan perputaran persediaan sebelum pengujian atas harga persediaan
dilakukakan dapat mengidentifasikan perlunya kehati-hatian sepanjang melaksanakan
5 | Page

pengujian tersebut. Prosedur analitis yang dilakukan di tahap perencanaan biasanya


menggunakan data anggregat, dengan kecanggihan , keluasan dan waktu dari
prosedur tersebut berbeda antara klien yang satu dengan yang lainya. Untuk beberapa
Klien , perbandingan saldo tahun sebelumnya dengan tahun berjalan menggunakan
neraca salldo yang belum di audit dapat dianggap memadai . Seagkan untuk beberapa
Klien yang lainya , prosdur tersebut dapat melibatkan analisis yang meluas atas
laporan keuangan kuartalan berdasarkan penilaian auditor.
2. Prosedur analisis sering dikerjakan selama fase pengujian audit sebagi pengujian
subtantif untuk mendukung saldo-saldo akun .pengujian pengujian ini seringakali
dikerjakan dalam kaitanya sengan prosedur audit lainya . Sebagai contoh, bagian
dibayar di muka dari setiap polis asuransi dpat dibandingkan dengan polis yang sama
di tahun sebelumnya, sebagai bagian dari pengujian atas asuransi dibayar di muka.
Keyakinan yang di berikan oleh prosedur analitis bergantung pada kemampuan
prediksi dari hubungan-hubungan tersebut, juga ketepatan ekspektasi dan kehandalan
data yang digunakan untuk menyusun ekspektasi tersebut
3. Prosedur analisis juga di perlukan selama fase penyelesain audit pengujian semacam
ini merupakan penelaahan akhir atas salah saji material atau masalah keuangan dan
membantu auditor dalam membantu pandangan objektif akhir atas laporan keuangan
yang telah di audit. Biasanya , partner senior dengan pengetahuan yang luas atas
bisnis klien melakukan prosedur analisis selama penelaahan akhir arsip-arsip audit
dan laporan keuangan untuk mengidentiifikasian kemungkinan kesalaahn dalam suatu
pengauditan.

1.3 Lima Jenis Prosedur Analisis


Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada pengembangan
ekspetasi auditor

terhadap berappa saldo suatu akun atau rasio yang seharusnya, tanpa

mempertimbangakan jenis prosedur analisis yang digunakan . Auditor mengembangkan ekspetasi


terhadap suatu saldo akun atau raso dengan mempertimbangkan informai dari tahun sebelumnya,
6 | Page

Trend industry, anggaran yang di siapkan oleh klien, dan informassi non keuangan llainya. Dala
setiap kasus , Auditor membandingan data klien dengan hal-hal berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Data industry
Data yang sama diperiode sebelumnya
Hasil ekspetasi yg ditentukan oleh klien
Hasil ekspetasi yang di tentukan oleh auditor.
Ekspetasi hasil dengan menggukan data non keuangan

1. Data industry
Manfaat yang paling penting atas perbandingan industry adalah untuk membantu
memahami bisnis klien dan sebagai indikasi adanya kemungkinan kegagalan keuangan
2. Data yang sama diperiode sebelumnya
Beragam fariasi prosedur Analisis memungkinkan auditor melakukan perbandingan
terhadap data klien dengan data yang sama pada 1 periode atau lebih sebelumnya. Berikut adlah
beberapa contoh umum:

Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya


Membanddingkan rincian total salddo dengan perincian yang sama pada tahun

sebelumnya
Menhitung rasio dan hubungan presentase untuk perbandingan dengan tahun sebelumnya

3. Hasil ekspetasi yg ditentukan oleh klien


Sebagian besar perusahaan menyusun anggaran untuk beragam aspek operasional mereka
dan juga hasil-hasil keuangan.Karna budget melambangkan ekspetasi klien untuk suatu periode,
auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara anggaran dan hasil actual,
karna bagian ini dapat menggandung salah saji material.
4. Hasil ekspetasi yang di tentukan oleh auditor
Dalam jenis prosedur analisis ini , auditor membuat perkiraan atas berapa seharusnya
saldo suatu
akun dengan mengaitkanya dengan akun neraca atau laba rugi atau akun lainya atau dengan
menggunakan proyeksi yang berdasarkan pada beberapa trend historis

7 | Page

5. Ekspetasi hasil dengan menggukan data non keuangan


Anda dapat membandingkan estimasi dengan pendapatan yang di catat sebagai pengujian
atas kewajaran pendapatan yang tercatat, pendekatan yang sama juga dapat di ggunakan untuk
menyusun estiimasi di sittuasi-situasi lainya.

2. Opini Audit
2.1 Jenis Opini Auditor Independen
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan
lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor
dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya. Arens dan Lobbecke (2003: 36) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah
terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian auditor dalam memberikan opini sudah
didasarkan pada keyakinan profesionalnya
Menurut IAI(2001) dalam SA Seksi 326 bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor
independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor juga merupakan sarana bagi
auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan
tidak memberikan pendapat.
Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan. Tipe
pendapat tersebut adalah pendapat wajar tanpa pengecualian(unqualified opinion), pendapat
wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas(unqualified opinion with explanatory
language),

pendapat

wajar (adverse

wajar

opinion) dan

dengan
pernyataan

pengecualian(qualified
tidak

memberikan

opinion), pendapat
pendapat (disclaimer

opinion) (Mulyadi, 2002: 20).


Opini auditor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Mulyadi,2002:20-22):
a). Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

8 | Page

tidak
of

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi
berikut ini terpenuhi :
1) Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
terdapat dalam laporan keuangan.
2) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.
3) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan
lapangan.
4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.
5) Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
b.) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with
Explanatory Language).
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas
yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf
pendapat.
Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi
kata-kata dalam laporan audit baku adalah:
1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
4) Penekanan atas suatu hal
5) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
c). Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan
keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan :
1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit.

9 | Page

2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak
menyatakan pendapat tidak wajar,
d.) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan
secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum,
e.) Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang
berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan.
Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya
dengan klien.

2.2 Opini Audit Going Concern


a. Pengertian Opini Audit Going Concern
Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi
apakah ada kesangsian tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya (IAI,2001:SA Seksi 341). Laporan audit dengan modifikasi mengenai going
concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak
dapat bertahan dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan
beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi
yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang, dan kebutuhan likuiditas di
masa yang akan datang.
Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti
adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi
yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha
adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada
saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui
bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan
serupa yang lain (IAI, 2001: SA Seksi 341.1 paragraf 1).
b. Faktor mempengaruhi auditor dalam menerbitkan opini audit going concern
10 | P a g e

Secara umum, contoh kondisi dan peristiwa jika di pertimbangkan secara keseluruhan,
menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam waktu yang pantas adalah sebagai berikut (IAI, 2001: SA Seksi
341.3 paragraf 6):
1) Trend negatif, sebagai contoh kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan
modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek.
2) Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, sebagai contoh kegagalan dalam
memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden,
penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa
restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru atau
penjualan sebagian besar aktiva.
3) Masalah intern, sebagai contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan
yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang
tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru atau
penjualan sebagian besar aktiva.
4) Masalah luar yang terjadi, sebagai contoh pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya
undang undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan
perrusahaan untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan
pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir,
kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang
tidak memadai.

2.3 Unsur-unsur dalam Penyusunan Laporan Audit


1. Unsur-unsur pokok dalam laporan audit bentuk baku, meliputi :[4]
a.

Judul Laporan
Suatu judul yang memuat kata independen.

b.

Alamat Laporan
Pihak yang dituju oleh auditor.Ditujukan kepada Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi/sesuai dengan kontrak.

11 | P a g e

c.

Paragraf Pendahuluan
Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan
auditor telah diaudit oleh auditor.Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.

d.

Paragraf Scope Pemeriksaan


Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut
mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit
meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa
audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Maksud dan hal-hal yang masuk dalam Paragraph Scope atau ruang lingkup
pemeriksaan pada Laporan Audit, dapat dijelaskan sbb :
Paragraph scope yaitu ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh seorang auditor.
Yang masuk dalam paragraph scope yaitu :
1)

Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang


ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

2) Suatu

pernyataan

bahwa

standar

auditing

tersebut

mengharuskan

auditor

merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai


bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
3) Suatu pernyataan bahwa audit meliputi :

Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung


jumlah jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi signifikan yang


dibuat manajemen.

12 | P a g e

Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

4) Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan
dasar memadai untuk memberikan pendapat.
e.

Paragraf pendapat dari akuntan/auditor


Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan
hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Sebagai contoh :
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. ABC tanggal 31 Desember
2010, dan 2011, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

f. )

Nama KAP (Kantor Akuntan Publik)/Sign in Partner


Tanda tangan, nama rekan, nomir izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik.

g.)

Tanggal Laporan Audit


Tanggal terakhir kapan auditor telah selesai melakukan audit.

2. Sedangkan format yang umum dalam menyusun laporan audit disarankan seperti dibawah ini :
a.) Halaman sampul
Halaman sampul menampilkan nama departemen, judul audit, jumlah audit dan
tanggal audit yang sebaiknya ada disetiap laporan. Laporan yang panjang mungkin
memiliki indeks.
b.) Sampul surat
Surat sebaiknya ditulis dan ditandatangani oleh Direksi/rekan dan dibuat
laporan audit bagian. Jadikan sesingkat mungkin.

13 | P a g e

c.) Pendahuluan
Menguraikan jenis perjanjian (jadwal regular, permintaan khusus, dan lain-lain)
dan wewenang audit (agenda, permintaan khusus, dan lain-lain). Nama organisasi dan
kegiatan yang akan diaudit dan memberikan informasi latar belakang yang diperlukan).
Ini meliputi sifat dan tujuan, isi atau nilai, kegiatan, lokasi, staf, dan lain-lain.
d.) Pernyataam tujuan
Tujuan audit dinyatakan dalam laporan dan laporan yang sama ditampilkan
dalam program audit terperinci.
e.) Pernyataan ruang lingkup
Bagian ini sebaiknya menguraikan kerja audit mendalam dan cakupannya untuk
memenuhi tujuan audit. Ini akan berisi tanggal kalender untuk pengujian pekerjaan dan
tanggal evaluasi control internal.
f.) Pernyataan metodologi
Pernyataan secara metodologi sebaiknya dijelaskan secara jelas pengumpulan
bukti dan teknik analisis yang digunakan untuk memenuhi tujuan audit.
g.) Pernyataan standar audit
Laporan sebaiknya memuat suatu pernyataan bahwa audit yang dilakukan sesuai
dengan standard dan mengungkapkan kapan standar yang berlaku tidak diikuti.
h.) Kesimpulan audit
Auditor harus memasukan dalam tujuan audit dinyatakan yang mana terdapat
dalam laporan. Auditor harus memasukan negative dan afirmatif tujuan.
i.) Temuan dan rekomendasi
Tiap rekomendasi harus didukung dengan serangkaian fakta yang membentuk
temuan audit.Berikut ini adalah unsur-unsur suatu temuan.
1) Fakta
14 | P a g e

2) Kriteria
3) Efek
Ini juga dikenal sebagai risiko (baik actual ataupun potensial).Mengambarkan
atau menunjukan efek pada kondisi.Risiko mungkin tidak akurat, tidak efisien, kerugian
aset.Memberikan nilai moneter terhadap efek.Apabila hal ini tidak memungkinkan,
nyatakan demikian, menekankan potensi.
4) Kasus
5) Rekomendasi
j.) Tanggapan auditee
Semua rekomendasi akan diikuti dengan tanggapan auditee.
k.) Komentar auditor
Komentar-komentar ini digunakan sebagaimana diperlukan untuk mengevaluasi
kualitas dari tanggapan tertulis audit.
l.) Komentar umum
Bagian ini diadakan untuk poin kepentingan yang besarnya lebih rendah dari
temuan, namun kepentingan untuk manajemen.

15 | P a g e

KESIMPULAN

16 | P a g e

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai