Apa Penyebab Jantungnya Berdebar
Apa Penyebab Jantungnya Berdebar
2.
AXIS V : GAF SCALE 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalm fungsi secara umum masih baik)
11. Apa management pada kasus ini?
Jawab :
Psikofarmaka : pemberian anti depresan golongan SSRI (penghambat selektiv dari
ambilan serotonin/SSRI) seperti fluoxetin 10-60 mg/hari, setralin 50-200 mg/hari
atau fluvoxamine 50-300 mg/hari. Anti depresan lain juga dapat digunakan seperti
Amiltriptilin 50-300 mg/hari dan juga imipramin 50-300 mg/har.
Non-Psikofarmaka : psikoterapi yang diberian untuk pasien dengan gangguan stres
pasca trauma adalah psikoterapi kognitif perilaku. Berbagai teknik untuk meredakan
kecemasan seperti relaksasi, teknik-teknik pernapasan serta mengontrol pikiran perlu
dilatih.
Cognitive-Behavioral therapies
Trauma-focused cognitive-behavioral therapies (TF-CBT) memberikan kemampuan
mengatur stress dalam persiapan menghadapi paparan dan intervensi yang
bertujuan agar pasien mampu mengatasi trauma. Cohen et al. menggambarkan
komponen TF-CBT dengan akronim PRACTICE:
psychoeducation, mendidik anak dan orang tua tentang jenis kejadian traumatik
yang dialami anak, berapa banyak anak yang mengalaminya, apa penyebabnya,
dan bagaimana pendekatan terapinya,
parenting skills, kemampuan mengasuh anak yang baik juga harus digunakan,
seperti memujinya, perhatian positif, selektif, istirahat dan contigency
reinforcement procedures,
relaxation skills, mengatur nafas, relaksasi otot, dan aktivitas lain yang
mengembalikan kondisi
affective modulation skill, mengidentifikasi perasaan, memunculkan gambaran
positif terhadap diri sendiri, pemecahan masalah, dan kemampuan sosial.
cognitive coping and processing, mengenali hubungan antara berbagai pemikiran,
perasaan dan kebiasaan yang ada dalam dirinya.
trauma narrative, menceritakan pengalaman traumatik anak, memperbaiki
distorsi kognitif dari pengalaman ini dan menempatkan pengalaman ini dalam
konteks keseluruhan hidup si anak.
in vivo mastery of trauma reminder, melatih paparan terhadap stimuli yang
ditakuti.
conjoint child parent sessions, sesi bersama dengan orang tua dan anggota
keluarga lainnya, dan
14. Apakah riwayat dari gangguan jiwa ibunya lalu mempengaruhi kondisi penyakit
anaknya?
Penatalaksanaan
Rekomendasi 4. Perencanaan tata laksana harus mempertimbangkan pendekatan
yang menyeluruh dan derajat gangguan gejala PTSD (MS).
Terapi harus mencakup edukasi kepada anak dan orang tua, konsultasi dengan guru di
sekolah, dan dokter umum yang merawatnya serta psikoterapi yang fokus pada trauma,
seperti terapi kognitif behavioral, psikoterapi psikodinamik, dan atau terapi keluarga.
farmakoterapi juga dapat dipertimbangkan.
Rekomendasi 5. Gangguan kejiwaan yang menyertai (komorbid) juga harus
ditangani (MS)
Rekomendasi 6. Psikoterapi yang fokus pada trauma (trauma-focused
psychotherapy) harus dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama untuk anak dan
remaja dengan PTSD (MS).
Psikoterapi yang fokus pada trauma, secara spesifik mencari pengalaman trauma anak
cukup baik untuk mengatasi gejala PTSD.
Cognitive-Behavioral therapies
Trauma-focused cognitive-behavioral therapies (TF-CBT) memberikan kemampuan
mengatur stress dalam persiapan menghadapi paparan dan intervensi yang bertujuan agar
pasien mampu mengatasi trauma. Cohen et al. menggambarkan komponen TF-CBT
dengan akronim PRACTICE:
psychoeducation, mendidik anak dan orang tua tentang jenis kejadian traumatik
yang dialami anak, berapa banyak anak yang mengalaminya, apa penyebabnya, dan
bagaimana pendekatan terapinya,
parenting skills, kemampuan mengasuh anak yang baik juga harus digunakan,
mengembalikan kondisi
affective modulation skill, mengidentifikasi perasaan, memunculkan gambaran
distorsi kognitif dari pengalaman ini dan menempatkan pengalaman ini dalam konteks
keseluruhan hidup si anak.
in vivo mastery of trauma reminder, melatih paparan terhadap stimuli yang
ditakuti.
conjoint child parent sessions, sesi bersama dengan orang tua dan anggota