Anda di halaman 1dari 3

Ketika masih kecil menurut saya adalah anak yang nakal seperti anak yang suka

bermain dengan teman tanpa memikirkan pelajaran sekolah, malas belajar, suka
ketiduran di kelas mungkin karena lelah akibat terlalu lelah bermain dengan teman
di siang hari hingga hampir memasuki waktu maghrib.
Karena kemalasan saya dalam belajar akhirnya saya tidak naik kelas dan terpaksa
harus mengulang pelajaran kembali dan ketika tidak naik kelas sangat malu ketika
bertemu teman teman saya yang telah naik kelas tapi saya menyadari bahwa hal
tersebut akibat kesalahan saya karana malas belajar. dan ketika saya tidak naik
kelas dan harus mengulang pada kelas yang sama maka saya tidak perlu membeli
buku pelajaran kembali karena saya sudah mempunyai buku pelajaran yang
terdahulu tetapi harus membeli buku tambahan untuk pelajaran baru.
Semasa kecil atau pada masa belajar di bangku sekolah dasar ada pelajaran yang
paling saya takuti dan mata pelajaran tersebut adalah pelajaran matematika dan
ketika guru saya menyuruh maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis
dengan menunjuk murid untuk mengerjakan soal matematika maka saya akan
menunduk atau mengumpat dibalik punggung teman saya yang duduk dibangku di
depan saya.
Dan biasanya di sekolah saya satu persatu harus maju untuk mengerjakan soal
matematika di papan tulis dan akhirnya saya maju untuk mengerjakan soal
matematika di papan tulis dengan perasaan ketakutan karena sebelumnya tidak
mempelajari pelajari mata pelajaran matematika. dan setelah saya selesai
mengerjakan soal matematika setelah di nilai oleh guru saya dengan penilaian
banyak kesalahan dan akhirnya di tunjuk murid lain atau teman saya yang mampu
mengerjakan soal matematika dan kalau tidak salah akhirnya saya dihukum untuk
berdiri didepan kelas karena tidak bisa mengerjakan soal matematika.
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang amat teramat menakutkan untuk diri
saya dari kecil hingga dewasa karena saya tidak bisa mempelajari matematika
mungkin karena saya kurang berusaha keras atau kurang gigih dalam mempelajari
pelajaran matematika. pada masa kecil hingga dewasa pelajaran matematika selalu
membuat jantung saya berdebar kencang karena ketakutan untuk mengerjakan soal
oleh guru.
Menurut saya guru saya sudah mengetahui bahwa saya tidak bisa atau tidak
mampu untuk mengerjakan soal mata pelajaran matematika dan mungkin guru
atau teman teman saya sudah dapat mengetahui dan melihat pada diri saya
ketakutan sekali untuk mengerjakan mata pelajaran matematika baik dibuku tulis
maupun mengerjakan soal matematika di papan tulis dan yang akhirnya selalu
digantikan oleh murid atau teman saya yang bisa untuk mengerjakan soal
matematika di papan tulis. pada masa sekolah dasar saya pernah mendapatkan
nilai nol (0) untuk pelajaran matematika hal tersebut di karenakan saya tidak

belajar dan nilai rapot saya selalu banyak merah dimata pelajaran yang susah
menurut diri saya.
Setelah lulus sekolah dasar (SD) sering perasaan sedih menghinggapi atau datang
pada diri saya dan yang membuat saya sedih karena setelah lulus sekolah dasar
maka saya akan tidak berpisah atau tidak bertemu lagi dengan teman teman saya
semasa sekolah dasar. pada saat yang sama saya juga sedih karena harus berpisah
dengan guru guru saya dan apapun yang terjadi walaupun hati terasa sedih karena
harus berpisah dengan teman teman dan guru guru saya maka kenangan yang
menyedihkan tersebut harus saya lalui.
Memasuki masa sekolah menengah pertama saya tidak diterima di sekolah negeri
karena nilai evaluasi melajar tahap akhir nasional (Ebtanas) murni atau yang biasa
disebut dengan sebutan Nem tidak mencukupi untuk belajar di sekolah negeri.
akhirnya saya mengikuti test di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya
di terima
Ketika memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan bertambahnya
mata pelajaran tetapi tetap mata pelajaran matematika yang amat teramat saya
takuti karena pada saat memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan
mempelajari mata pelajaran matematika semakin sulit. mungin karena sebelumnya
saya tidak mempelajari mata pelajaran matematika dengan serius oleh karena itu
mata pelajaran matematika saya sebut mata pelajaran yang tersulit tetapi bagi
murid yang rajin belajar atau sering mempelajari matematika maka mata pelajaran
matematika akan menjadi lebih mudah.
Maka selama satu tahun saya belajar di sekolah menengah pertama swasta yang
akhirnya saya pindah ke sekolah negeri dan alhamdulillah saya di terima untuk
pindak kesekolah negeri dan pada saat pertama saya memasuki sekolah negeri
sebagai murid baru maka bagian atau tahap pertama yang harus saya lakukan
adalah melakukan perkenalan diri.
Pada saat saya harus berdiri memperkenalkan diri di depan kelas dengan di
saksikan banyak murid padahal sebenarnya saya orang yang tidak percaya diri
untuk berbicara didepan banyak orang. yang akhirnya saya berusaha
memberanikan diri saya untuk berbicara di depan banyak orang dan saya berusaha
untuk tidak berbicara banyak agar cepat untuk tidak berbicara di depan kelas atau
di depan banyak teman teman saya.
Pada masa memasuki sekolah menengah pertama kebiasaan takut saya semasa
belajar di sekolah dasar ikut terbawa yaitu selalu takut untuk mengejakan soal mata
pelajaran matematika dan selalu menunduk atau mengumpat di balik punggung
teman saya seperti menunduk di balik teman saya yang duduk di depan saya. dan
saya tidak ingat apakah saya pernah mendapatkan nilai nol (0) pada mata pelajaran

matematika atau tidak dan mungkin kalaupun saya tidak mendapatkan nilai nol (0)
pada mata pelajaran matematika dikarenakan kasihan pada diri saya karena akan
malu dilihat teman teman saya bahwa saya mendapat nilai nol (0).
Tetapi masa takut saya semakin bertambah memasuki masa belajar di sekolah
menengah pertama karena di tambah lagi mata pelajaran yang membuat saya
takut yaitu mata pelajaran fisiki dan kimia. yang mata pelajaran fisika dan kimia
membuat saya tambah takut karena mata pelajaran fisika dan kimia banyak
mempelajari hitung hitungan dan banyak juga rumus yang harus saya ingat agar
dapat mengerti tentang pelajaran fisika dan kimia.
Sehingga semasa sekolah menengah pertama nilai yang terdapat pada rapot saya
selalu banyak merah dan hal tersebut disebabkan karena saya malas belajar dan
ketika tidak bisa atau tidak mampu pada suatu pelajaran dan di pada saat itu pula
saya tidak mempelajari mata pelajaran yang saya tidak bisa atau tidak mampu. dan
ketika lulus dari sekolah menengah pertama nilai evaluasi belajar tahap akhir
nasional (Ebtanas) murni atau yang disebut dengan Nem kecil maka saya tidak
diterima pada sekolah menengah atas negeri yang akhirnya saya harus mengikuti
test untuk masuk sekolah di sekolah menengah atas swasta yang hasil testnya
alhamdulillah di terima.
Ketika memasuki masa belajar di sekolah menengah atas dimana rasa ketakutan
pada diri saya untuk mata pelajaran selalu tidak dapat di hilangkan pada mata
pelajaran matematika, fisika dan kimia akhirnya nilai saya selalu mendapat nilai
merah atau jelek pada mata pelajaran tersebut dan ketika saya belajar selama satu
tahun di sekolah menengah atas swasta akhirnya saya pindah untuk belajar di
sekolah menengah atas negeri yang akhirnya sampai lulus sekolah.
Memasuki masa kuliah saya terbilang lama untuk lulus kuliah yaitu tujuh (7) tahun
saya untuk meluluskan kuliah saya tapi apapun yang terjadi saya harus menjalani
hidup dengan berdoa setiap hari semoga hidup saya untuk kedepannya di jauhkan
masalah yang tidak dapat saya tanggung. amin.
Dan akhir kata mohon maaf apabila ada kata kata yang tidak berkenan di hati
karena pada dasarnya saya hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dan dosa

Anda mungkin juga menyukai