Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan bagian
integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan segera
sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Perihal
kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di seluruh lingkungan keluarga dan
masyarakat (Yaslis Ilyas, 2001).
Masyarakat di Indonesia belum mempertimbangkan kesehatan gigi dan mulut.
Masyarakat cenderung mengabaikan sakit gigi yang ditimbulkan padahal ketika
sudah menjadi sakit, penyakit gigi merupakan jenis penyakit pada urutan pertama
yang dikeluhkan masyarakat dan anak-anak.
Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum
menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari
22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat
gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu (Eliza Herijulianti, dkk, 2001).
Walaupun tidak menimbulkan kematian, sebagai akibat dari kerusakan gigi dan
jaringan pendukung gigi dapat menurunkan tingkat produktivitas seseorang,
karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit. Penyakit gigi dan mulut dapat
juga menjadi sumber infeksi yang dapat mengakibatkan bahkan mempengaruhi
beberapa penyakit sistemik (Donna Pratiwi,2007).
Menurut Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992, kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik untuk
dapat belajar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal men- jadi
sumber daya yang berkualitas. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian
integral dari program pelayanan, dengan demikian maka pen- gembangannya
tidak terlepas dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan yang sudah dirumuskan

atas landasan pola dasar pembangunan nasional dan pola umum pembangunan
jangka panjang.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah peran puskesmas sebagai sarana untuk mewujudkan kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pelayanan Kesehatan


2.1.1. Definisi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pember pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan persoalan konsumen
(Gronroos, 1990 dalam Ratminto dan Winarsih, 2005).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan
yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh
petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan
tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan,
penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat,
terjangkau serta bermutu (Azwar, 1999).
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan
Menurut WHO (1984) dalam Juanita (1998) menyebutkan bahwa faktor
prilaku yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah:
1. Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Feeling)
Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian-penilaian
seseorang terhadap obyek, dalam hal ini obyek kesehatan.
2. Orang Penting sebagai Referensi (Personal Referensi)
Seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting
atau berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan.
3. Sumber-Sumber Daya (Resources)
Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Sumber-sumber daya
juga berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan


negatif.
4. Kebudayaan (Culture)
Berupa norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan konsep
sehat sakit.
2.1.3. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Azwar (1999) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki
berbagai persyaratan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi pengaruh
kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa
pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas, yakni :
1. Ketersediaan dan Kesinambungan Pelayanan
Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat
(acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis
pelayanan

kesehatan

yang

dibutuhkan

masyarakat

ditemukan

serta

keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan.


2. Kewajaran dan Penerimaan Masyarakat
Pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar (appropriate) dan dapat
diterima (acceptable) oleh masyarakat. Artinya pelayanan kesehatan tersebut
dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan
adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta
bersifat tidak wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah Dicapai oleh Masyarakat
Pengertian dicapai yang dimaksud disini terutama dari letak sudut lokasi
mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga distribusi sarana kesehatan
menjadi sangat penting. Jangkauan fasilitas pembantu untuk menentukan
permintaan yang efektif. Bila fasilitas mudah dijangkau dengan menggunakan
alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak dipergunakan.

Tingkat pengguna di masa lalu dan kecenderungan merupakan indikator


terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek dari permintaan pada
masa akan datang.
4. Terjangkau
Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau (affordable)
oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya
mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.
5. Mutu
Mutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit serta
keamanan tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.2. Kesehatan Masyarakat

2.2.1. Definisi Kesehatan Masyarakat


Kesehatan
meningkatkan

masyarakat

kesehatan,

serta

ditujukan

untuk

memberikan

mempertahankan

bantuan

melalui

dan

intervensi

keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (Effendy, 1998).
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah perpaduan antara keperawatan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif dari masyarakat,
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan
kepada individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal. (Depkes RI 2007).
2.2.2. Tujuan Kesehatan Masyarakat
Menurut Depkes RI (2007), tujuan dari kesehatan masyarakat terdiri dari:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian
individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat untuk mengatasi masalah
keperawatan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan optimal.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kesehatan masyarakat adalah:
a. Meningkatnya pengetahuan individu, sikap, perilaku individu, keluarga,
kelompok masyarakat tentang kesehatan.
b. Meningkatnya penemuan dini kasus baru prioritas.
c. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus di Puskesmas.
d. Meningkatnya penanganan kasus prioritas mendapat tidak lanjut perawatan.
2.2.3. Sasaran Kegiatan Kesehatan Masyarakat

Sasaran dari kegiatan kesehatan masyarakat, khususnya keperawatan


masyarakat mencakup seluruh masyarakat berdasarkan Depkes RI (2007),
diantaranya:
a. Individu, yaitu individu beresiko tinggi, seperti individu dengan penyakit,
balita, lansia, masalah mental atau kejiwaan.
b. Keluarga, yaitu ibu hamil, balita, lanjut usia, menderita penyakit, masalah
mental/kejiwaan.
c. Kelompok masyarakat, yaitu daerah kumuh, terisolasi, konflik, dan daerah yang
tidak terjangkau dengan pelayanan masyarakat.
Sedangkan fokus dari sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah
keluarga rawan kesehatan dengan prioritas keluarga yang rentan terhadap masalah
kesehatan (gakin) dan keluarga dengan resiko tinggi: anggota keluarga ibu hamil,
balita. Lansia, dan menderita penyakit.
Sebagai pejabat fungsional perawat, perawat kesehatan masyarakat di
puskesmas bertanggung jawab melaksanakan pelayanan terhadap individu,
keluarga, kelompok/masyarakat yang mengalami masalah kesehatan akibat
ketidaktahuan dan

ketidakmampuan.

Idealnya

perawat

puskesmas

yang

profesional adalah perawat komunitas yang memiliki latar belakang pendidikan


serta kompetensi dibidang keperawatan komunitas dalam menjalankan peran dan
fungsinya (Depkes RI, 2004).

2.3 Profil Sarana Kesehatan Gigi

Profil sarana kesehatan gigi, meliputi :


2.3.1 Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata
30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pembangunan kesehatan
adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya yang bersifat
menyeluruh, terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat yang meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan. Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.
A. Tujuan Puskesmas
Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah kerja puskesmas (Hatmoko,
2006). Tujuan pembangunan kesehatan yang diselengggarakan puskemas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setingg-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010 (Depkes
RI. 1999).

Selain itu puskesmas menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang


merupakan pusat pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Hal ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
pribadi dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, pelayanan kesehatan publik dengan tujuan utamanya memelihara dan
meningkatkan

kesehatan

serta

mencegah

penyakit

tanpa

mengabaikan

penyembuhan penyakit (Effendi, 1998).


B. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat pertama. Sebagai langkah awal dari program keperawatan
kesehatan masyarakat, fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis
medis tetapi juga berbagai keterampilan sumber daya manusia yang mampu
mengorganisir model sosial yang ada di masyarakat, juga sebagai lembaga
kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dan membutuhkan
strategi

dalam

hal

pengorganisasian

masyarakat

untuk

terlibat

dalam

penyelenggaraan kesehatan secara mandiri (Mubarak dan Chayatin, 2009).


Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas melakukan beberapa cara,
yaitu merangsang masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan dan rujukan medis kesehatan
kepada masyarakat dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergantungan,
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada msyarakat, bekerjasama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program kesehatan.

C. Asas Pokok Puskesmas

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,


pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada 4 asas pokok yaitu, asas
pertanggungjawaban wilayah, asas peran serta masyarakat, asas keterpaduan dan
azas rujukan.
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Dalam azas pertanggungjawaban wilayah, puskesmas bertanggung jawab
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah
kerjanya. Merupakan upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
berjalannya program Posyandu dan kunjungan petugas-petugas kesehatan ke
pemukiman penduduk. Petugas kesehatan aktif dalam memberikan pelayanan
kesehatan sedekat mungkin kepada masyarakat dan melakukan berbagai program
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
2. Asas Peran Serta Masyarakat
Asas peran serta masyarakat merupakan upaya-upaya yang dilakukan
petugas kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin memberdayakan
masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan program kerja
puskesmas. Contohnya yaitu pelatihan kader-kader posyandu.
3. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya
serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
harus diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini memadukan kegiatan-kegiatan
masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas program dan lintas sektoral).
4. Asas Rujukan
Asas rujukan menjelaskan bahwa puskesmas sebagai sarana kesehatan
tingkat pertama memiliki kemampuan yang terbatas. Dalam membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk meningkatkan efisiensi,
maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan.

10

Untuk pelayanan kedokteran, jalur rujukannya adalah rumah sakit, dan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat jalurnya adalah kantor kesehatan/bagian
kesehatan masyarakat.
D. Kegiatan Puskesmas
Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasrkan diagnosa komunitas yang dilakukan puskesmas, maka dapat
dirumuskann kegiatan pokok puskesmas yang merupakan upaya wajib puskesmas
yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi
puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia (Depkes RI, 2004).
Kegiatan pokok tersebut antara lain:
a. Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu masyarakat yang beresiko
tertular

penyakit

maupun

masyarakat

umum.

Upaya

ini

dilakukan

melaluipenyuluhan, baik di klinik, rumah penduduk, balai pertemuan melalui


ceramah maupun dengan menggunakan alat peraga.
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berncana (KB)
Upaya KIA bertujuan untuk menurunkan kematian dan kejadian sakit pada
ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu
menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader kesehatan. Kegiatannya antara
lain:
1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang sehat.
3) Mengamati perkembangan balita terkait dengan program gizi.
4) Memberikan pelayanan KB dan PUS.

11

5) Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan selama masa nifas serta


mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader kesehatan posyandu.
Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk menekan angka kelahiran
dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarga akan berkembang
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Sasarannya yaitu pasangan
usia subur (PUS) dan dukun bersalin. Kegiatannya anatara lain:
1) Mengadakan penyuluhan tantang KB.
2) Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta pelayanan pengobatan
efek samping KB.
3) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin.
c. Perbaikan Gizi
Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan meningkatkan
status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok masyarakat
beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita. Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu
menyusui, balita, dan penduduk yang tinggal di daerah rawan pangan.
Kegiatannya antara lain:
1) Memberikan penyuluhan tentang gizi.
2) Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk memantau
pertumbuhannya.
3) Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi.
4) Pemberian vitamin A untuk balita.
d. Kesehatan Lingkungan
Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan bertujuan
menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik berbahaya pada lingkungan
sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko
timbulnya penyakit di masyarakat. Sasarannya yaitu tempat-tempat umum seperti
rumah makan, pasar, sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah.

12

Kegiatannya antara lain:


1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran.
2) Menyediakan air bersih
3) Memperbaiki pembuangan sampah.
4) Pengawasan sanitasi tempat umum.
E. Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan
pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan gigi dan mulut. Program
upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi
di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha
kesehatan gigi masyarakat (UKGM).
a. Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG
Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas ditujukan kepada masyarakat atau
penderita yang berkunjung ke puskesmas. Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan
mulut di puskesmas yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi yang layak. Tujuan
khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yaitu :
1. Meningkatkan keadaan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam kemampuan
pelihara diri (self care) di bidang kesehatan gigi dan mulut serta mencari
pengobatan sedini mungkin.
2. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita
masyarakat (karies dan periodontitis) dengan upaya perlindungan atau pencegahan
tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok
masyarakat yang rawan.
3. Terhindarinya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat
kerusakan gigi dan mulut.

13

Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di puskesmas adalah tumpatan


gigi tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi
sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi
abses, dan operkulektomi.
Tugas dokter gigi di puskesmas yaitu melaksanakan pelayanan medik gigi
umum dan khusus merujuk, menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan
kasus-kasus spesialistik, dan melaksanakan pelayanan baik asuhan sistematik
maupun asuhan masyarakat (bila tidak ada perawat gigi). Tugas perawat gigi di
puskesmas yaitu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan
asuhan sistematik (pada kelompok anak sekolah/UKGS, ibu hamil/menyusui, dan
anak pra sekolah dan pelayanan asuhan kesehatan masyarakat), dan melakukan
pelayanan medis gigi dasar berdasarkan pendelegasian dari dokter gigi.
Sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi
di puskesmas yaitu fasilitas ruangan, peralatan dan dokumen. Fasilitas ruangan
terdiri atas ruangan berventilasi, listrik, air yang mengalir. Peralatan terdiri atas
bahan dan alat pengobatan gigi, peralatan non medis berupa kursi, meja, lemari
peralatan. Dokumen terdiri atas dokumen inventaris alat dan catatan bahan habis
pakai. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua macam
yaitu seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah dan sebagian ditanggung
oleh masyarakat. Petugas pelaksana pengobatan gigi di setiap puskesmas minimal
terdiri atas satu dokter gigi dan satu perawat gigi.
b. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
UKGS merupakan suatu komponen dari UKS dan merupakan strategi
teknis pelayanan kesehatan gigi mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
Tujuan UKGS
Tujuan UKGS adalah:
1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan
usaha preventif dan promotif.

14

2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan


taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).
3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan
mulutnya di rumah (habit formation).
4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan
usaha kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selective
approach).
5. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem
pembayaran yang bersifat pra upaya (pre-payment system).
Tahapan UKGS
Pelaksanaan UKGS dibagi dalam tiga tahap yaitu :
1. Tahap I atau paket minimal UKGS.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa :
a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan
kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta
gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.
2. Tahap II atau paket standar UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah
terjangkau tenaga fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas.
Kegiatan berupa :
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut secara terintegrasi.

15

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru


penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan
kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta
gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.
d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan
gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.
e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.
f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.
g. Rujukan bagi yang memerlukan.
3. Tahap III atau paket optimal UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai , dipakai sistem
inkrimental dengan pemeriksaan ulang setiap dua tahun untuk gigi tetap. Kegiatan
berupa :
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut secara terintegrasi.
b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan
kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta
gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali per bulan.
d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan
gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.
e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

16

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I VI(care of
demand).
g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment
need).
h. Rujukan bagi yang memerlukan.
Sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program
UKGS yang minimal dapat menunjang pelaksanaan UKGS yang secara bertahap
akan ditingkatkan sesuai dengan mutu pelayanan. Sarana dan prasarana tersebut
terdiri atas kartu status, bahan dan obat-obatan, alat peraga, dan transportasi.
Biaya pelaksanaannya dapat diperoleh dari pemerintah dan sumber lain yang tidak
mengikatberupa dana sehat. Dana sehat bersumber dari orang tua siswa, bantuan
sponsor dari perusahaan pasta gigi dan sikat gigi yang merupakan suatu promosi
produk perusahaan tersebut ke SD sasaran. Sumber pembiayaan dari masyarakat
ini dapat dilaksanakan dengan membuat perencanaan atau proposal tentang
promotif-preventif. UKGS dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi, dokter kecil,
dan guru yang telah dilatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Guru bertugas
untuk membantu tenaga kesehatan, membina dokter kecil, latihan sikat gigi
massal, dan merujuk siswa. Dokter kecil yang dipilih akan bertugas membantu
dalam pelaksanaan sikat gigi massal, membantu guru, dan mendampingi murid
yang dirujuk ke puskesmas.
c.

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi
pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan
pendekatan primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes,
ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu semua masyarakat yang
berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut
yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

17

Tujuan UKGM yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, dan


peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Program UKGM di
posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari puskesmas dan kader.
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh
masyarakat18 tahun tidak ada gigi yang dicabut karena karies atau kelainan
periodontal, sebesar 90% penduduk umur 35-44 tahun memiliki 20 gigi berfungsi,
dan hanya 2% diantara mereka tidak bergigi dan tidak lebih dari 0,1 sektan
mempunyai sakit gusi dalam. Pada penduduk umur 65-74 tahun hanya 5% yang
tidak bergigi, 75% diantaranya memiliki 20 gigi berfungsi, dan tidak lebih dari 0,5
sektan dengan saku gusi dalam.

18

2.4 Pola Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Pola pelayanan kesehatan gigi dan mulut teridiri dari :
a. Pelayanan Darurat (Basic Emergency Care)
Pelayanan pada lapis pertama adalah pelayanan pertolongan pertama untuk
mengurangi rasa sakit. Pelayanan darurat ini dapat diterapkan pada berbagai
jenjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
b. Pencegahan (Preventive Care), yaitu ;
- Fluoridasi air minum.
- Pemasaran pasta gigi yang mengandung fluor.
- Pemasyarakatan kesehatan gigi melalui media massa untuk memperbaiki
kesadaran, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.
c. Pelayanan Medik Gigi Dasar (Simple Care)
- Pembuangan karang gigi.
- Ekstraksi tanpa komplikasi.
- Penumpatan gigi.
- Tindakan orthodontik dan interseptik.
- Rujukan untuk pelayanan selain dari yang tersebut di atas.
d. Pelayanan Medik Gigi Khusus (Moderate Care)
Pelayanan medik gigi khusus, seperti tindakan spesilirtik kedokteran gigi,
-

meliputi :
Terapi penyakit periodontal yang moderat.
Ekstraksi.
Pengobatan endodontik untuk gigi yang berakar satu.
Restorasi lebih dari satu permukaan (multisurface restoration).
Protesa cekat.
Protesa lepasan.

BAB III
PENUTUP

3.1.

Simpulan
19

Tugas dokter gigi di puskesmas yaitu melaksanakan pelayanan medik gigi


umum dan khusus merujuk, menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan
kasus-kasus spesialistik, dan melaksanakan pelayanan baik asuhan sistematik
maupun asuhan masyarakat (bila tidak ada perawat gigi).

3.2.
Saran
Melakukan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu, merata, dapat

diterima dan terjangkau oleh masyarakat.


Diharapkan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi-mulut
dengan menyikat gigi 2 kali sehari, sehabis makan pagi dan sebelum tidur

malam.
Dokter gigi sebagai provider diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
lebih maksimal kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih mengerti dan

menyadari pentingnya kesehatan gigi-mulut.


Perlunya peningkatan perilaku masyarakat tentang pentingnya kesehatan
gigi dan mulut, meskipun peran faktor sosial, lingkungan, juga berpengaruh.

DAFTAR PUSTAKA
[1] journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/download/179/187
[2] http://library.usu.ac.id/download/e-book/Nurmala%20Situmorang.pdf
[3] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26830/4/Chapter%20II.pdf
[4] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24625/4/Chapter%20II.pdf
[5]https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCIQFjA
20

B&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload
%2F6110000036-ilmu-kesehatan-gigi-masyarakat
i
%2Fgm_131_slide_pengembangan_model_yankes_gigi_berdasarkan_level_of_ca
re.pdf&ei=JWrTVKHZB8KB8QWBioDQCA&usg=AFQjCNGv6S5IZi8ZC9Tqb
0S2ga04SspCxw&sig2=D1iHhS2MRCeIkRVLcKBDQ&bvm=bv.85464276,d.dG
c

21

Anda mungkin juga menyukai