1106047493
ANGKATAN LXXIV
UNIVERSITAS INDONESIA
1106047493
ANGKATAN LXXIV
TTALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
Penguji
Penguji
Penguji
Ditetapkan di
Tanggal
...knv.....
2r-G-10\2
III
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan
Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Apoteker pada Program Profesi Apoteker Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Pada penyelesaian laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1.
2.
Drs. Limaran Sianturi, Apt., selaku Apoteker Kimia Farma No. 96 Jakarta
Barat dan pembimbing PKPA di Apotek Kimia Farma No. 96 yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker.
3.
Drs. Djamal Jusuf, Apt., selaku pembimbing PKPA di Apotek Kimia Farma
No. 96 yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan pengarahan
selama PKPA dan penyusunan laporan PKPA.
4.
Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS, Apt., selaku Ketua Departemen Farmasi
FMIPA UI.
5.
6.
7.
Seluruh staf dan karyawan Apotek Kimia Farma No. 96 Jakarta Barat yang
telah memberikan bantuan, kerjasama yang baik, saran dan kesempatan
selama masa PKPA.
8.
iv
9.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penyusun secara satu persatu
yang telah mendukung selama kegiatan PKPA sampai selesainya penyusunan
laporan PKPA ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam
penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN UMUM APOTEK............................................................. 3
2.1 Pengertian Apotek............................................................................ 3
2.2 Landasan Hukum Apotek ................................................................ 3
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ................................................................ 4
2.4 Persyaratan Apotek .......................................................................... 4
2.5 Tata Cara Perizinan Apotek ............................................................. 5
2.6 Tenaga Kerja Apotek ....................................................................... 7
2.7 Apoteker Pengelola Apotek ............................................................. 8
2.8 Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker............................................ 10
2.9 Pencabutan Surat Izin Apotek.......................................................... 11
2.10 Pengelolaan Apotek ......................................................................... 13
2.10.1 Pengelolaan Teknis Kefarmasian ......................................... 13
2.10.2 Pengelolaan Non Teknis Kefarmasian ................................. 24
BAB 3 TINJAUAN APOTEK KIMIA FARMA ............................................. 25
3.1 Sejarah Singkat PT. Kimia Farma Tbk. ........................................... 25
3.2 PT. Kimia Farma Apotek ................................................................ 27
3.2.1 Logo PT. Kimia Farma Apotek ............................................. 27
3.2.2 Motto PT. Kimia Farma Apotek ............................................ 29
3.2.3 Bisnis Manajer Jaya 1 ............................................................ 29
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 49
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 49
5.2 Saran ................................................................................................ 49
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 50
LAMPIRAN ......................................................................................................... 51
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 3.1
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
viii
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
63
64
65
66
67
BAB 1
PENDAHULUAN
dengan pasien inilah yang menjadi penentu pemahaman pasien tentang obat yang
digunakannya sehingga terapi obat yang optimal dapat tercapai.
1
Selain itu,
Universitas Indonesia
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang diselenggarakan oleh Program
Apoteker Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia yang bekerjasama
dengan PT. Kimia Farma Apotek bertujuan agar calon apoteker :
a.
b.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN UMUM APOTEK
kepentingan
masyarakat
dan
berkewajiban
menyediakan,
Universitas Indonesia
b.
c.
d.
e.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 149 tahun 1998 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan No. 184 tahun 1995 tentang Penyempurnaan
Pelaksanaan Masa Bakti dan Izin Kerja Apoteker.
f.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
i.
j.
b.
Sarana
farmasi
yang
melaksanakan
peracikan,
pengubahan
bentuk,
atau apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana apotek untuk
menyelenggarakan pelayanan apotek di suatu tempat tertentu.
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang
lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
b.
Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.
c.
b.
Dengan
menggunakan
formulir
APT-2,
Kepala
Dinas
Kesehatan
Universitas Indonesia
c.
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota atau Kepala Balai POM selambatlambatnya enam hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota melaporkan hasil pemerisaan setempat
dengan menggunakan contoh formulir APT-3.
d.
e.
f.
Dalam hal pemeriksaan Tim Dinas Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM
dimaksud
butir
Kabupaten/Kota
masih
setempat
belum
memenuhi
mengeluarkan
syarat,
Surat
Kepala
Penundaan
Dinas
dengan
h.
sesuai
dengan
permohonan,
maka
Kepala
Dinas
Kesehatan
b.
Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu Apoteker yang telah memiliki Surat
Izin Praktek Apoteker (SIPA).
b.
c.
d.
Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasrkan peraturan perundangundangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten
Apoteker.
Tenaga lainnya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan di apotek terdiri
dari :
a.
b.
Kasir adalah orang yang bertugas menerima uang, mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang.
Universitas Indonesia
c.
pekerjaan
kefarmasian.
Berdasarkan
Permenkes
RI
No.
b.
c.
d.
Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
mempunyai izin praktek.
e.
f.
Foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran
2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
Selanjutnya dokumen-dokumen tersebut diajukan kepada Komite Farmasi
Nasional (KFN). Dalam waktu maksimal 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat
permohonan diterima dan dinyatakan lengkap, KFN akan menerbitkan STRA.
Masa berlaku STRA adalah 5 (lima) tahun dan dapat dilakukan uji kompetensi
kembali setelah habis masa berlakunya. Uji kompetensi dilakukan oleh organisasi
profesi melalui pembobotan Satuan Kredit Profesi (SKP). Bagi Apoteker yang
Universitas Indonesia
b.
c.
d.
10
b.
c.
Yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum dalam surat
izin.
d.
Yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk
menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan pembinaan dan pengawasan
dan ditetapkan dengan surat keterangan dokter.
e.
Melakukan
pelanggaran
disiplin
tenaga
kefarmasian
berdasarkan
rekomendasi KFN.
Seorang APA bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup apotek yang
dipimpinnya, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal jika bekerja sama
dengan pemilik sarana apotek. Tugas dan Kewajiban apoteker di apotek adalah
sebagai berikut.
a.
Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non teknis
kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.
b.
c.
d.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Universitas Indonesia
11
a.
b.
c.
Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu dua kali dua puluh empat
jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
d.
e.
Pada penyerahan resep, narkotika, psikotropika dan obat keras serta kunci
tersebut, dibuat berita acara serah terima kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan Kepala Balai POM setempat.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
b.
perbekalan
farmasi
yang
bermutu
baik
dan
terjamin
d.
Terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang Obat Keras No. St. 1937 No.
541, Undang-Undang No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan, UndangUndang No. 22 tahun 1997 Tentang Narkotika, Undang-Undang No. 5 tahun
1997 Tentang Psikotropika serta ketentuan peraturan tentang perundangundangan lainnya.
Universitas Indonesia
12
e.
Surat Izin Kerja (SIK) Apoteker Pengelola Apotek (APA) tersebut dicabut
f.
g.
surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan
pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan:
a.
b.
b.
Universitas Indonesia
13
c.
b.
c.
Apoteker
berkewajiban
menyediakan,
menyimpan
dan
menyerahkan
Apoteker wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung jawab Apoteker
Universitas Indonesia
14
Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam resep
dengan obat paten. Namun resep dengan obat bermerek dagang atau obat
paten boleh diganti dengan obat generik.
d.
Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep,
apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih
tepat.
e.
f.
g.
h.
Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka
waktu tiga tahun.
i.
Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan, atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan
yang berlaku.
Agar pelayanan kefarmasian yang diberikan apotek dapat berjalan
15
tangan/paraf dokter penulis resep; nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat
badan pasien; nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang minta; cara pemakaian
yang jelas; informasi lainnya. Skrining kesesuaian farmasetik meliputi bentuk
sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
Skrining pertimbangan klinis meliputi adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap
resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.
b. Penyiapan obat
Pengambilan dan peracikan obat merupakan langkah awal dalam penyiapan
obat. Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Selain itu, terkadang dilakukan
penulisan kopi resep untuk resep yang belum ditebus seluruhnya dan resep yang
diulang, dimana kopi resep tersebut ditandatangani oleh Apoteker Penanggung
Jawab Apotek. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur
tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat serta penulisan etiket
yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat hendaknya dikemas dengan
rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Sebelum obat
diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian
antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh Apoteker disertai
pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada
pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi. Selain itu, Apoteker harus memberikan konseling
mengenai pengobatan yang diberikan sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup
pasien dan yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau
penggunaan salah dari sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk
penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan
Universitas Indonesia
16
2.10.1.2 Swamedikasi
Suatu kegiatan pengobatan diri sendiri yang dilakukan oleh seorang individu
untuk mengatasi sakit atau keluhan yang dirasakan tanpa bantuan ahli medis
disebut swamedikasi atau pengobatan sendiri (self-medication). Swamedikasi
bertujuan untuk mencegah berkembangnya suatu penyakit menjadi makin parah
sekaligus melakukan penghematan karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk
Universitas Indonesia
17
b.
informasi kepada pasien, bahwa penggunaan obat bebas, obat bebas terbatas, dan
obat wajib apotek dapat menimbulkan bahaya dan efek samping yang tidak
dikehendaki jika dipergunakan secara tidak semestinya. Selain itu, Apoteker juga
diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada pasien bagaimana memonitor
penyakitnya, serta kapan harus menghentikan pengobatannya atau kapan harus
berkonsultasi kepada dokter.
Universitas Indonesia
18
A. Obat Bebas
Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter adalah
obat bebas. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan
warna hijau.
P. No. 2
Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur
P. No. 3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian
luar
P. No. 4
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P. No. 5
Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P. No. 6
Awas! Obat Keras
Obat Wasir
Jangan ditelan
Universitas Indonesia
19
C. Obat Keras
Obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter adalah obat
keras.
Tanda khusus lingkaran merah dengan garis tepi hitam dan huruf K
didalamnya obat-obat yang masuk ke dalam golongan ini antara lain obat jantung,
antihipertensi, antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotika, beberapa obat
ulkus lambung, semua obat injeksi dan obat golongan psikotropika.
20
b.
Kadaluwarsa;
c.
1) Pada butir a dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pejabat yang mewakili
departemen yang bertanggung jawab di bidang kesehatan, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Kejaksaan sesuai dengan Hukum Acara Pidana yang
berlaku, dan ditambah pejabat dari instansi terkait dengan tempat
terungkapnya tindak pidana tersebut, dalam waktu tujuh hari setelah
mendapat kekuatan hukum tetap. Untuk psikotopika khusus golongan I, wajib
dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dilakukan penyitaan; dan
Universitas Indonesia
21
2) Pada butir b dan c dilakukan oleh apoteker yang bertanggung jawab atas
peredaran psikotropika dengan disaksikan oleh pejabat departemen yang
bertanggung jawab di bidang kesehatan, dalam waktu 7 (tujuh) hari.
D. Narkotika
Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan disebut narkotika (Undang-undang RI No. 35,
2009)..
Narkotika golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu
Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: alfasetilmetadol, betametadol, diampromida.
c.
Universitas Indonesia
22
Lemari penyimpanan terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat ditempatkan
di tempat yang aman dan tidak diketahui oleh umum
b.
c.
d.
e.
Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.
f.
Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh penanggung jawab atau
pegawai lain yang dikuasakan.
g.
Lemari harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
Universitas Indonesia
23
Pelaporan Narkotika
Undang-undang No. 35 tahun 2009 pasal 14 ayat 2, menyatakan bahwa
dokter,
dan
lembaga
ilmu
pengetahuan
wajib
membuat,
Pemusnahan Narkotika
APA dapat melakukan pemusnahan narkotika yang rusak, kadaluarsa, atau
tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan. APA
yang memusnahkan narkotika harus membuat berita acara pemusnahan narkotika
yang memuat hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan; nama APA; nama
Universitas Indonesia
24
seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari perusahaan atau badan
tersebut; nama dan jumlah Narkotika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; serta
tandatangan penanggung jawab apotek
Berita acara pemusnahan narkotika tersebut dikirimkan kepada Dinas
Kesehatan Kota/ Kabupaten setempat dengan tembusan Balai Besar POM/ Balai
POM setempat, Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan berkas untuk disimpan
sebagai arsip.
b.
c.
d.
Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN APOTEK KIMIA FARMA
Universitas Indonesia
26
Tahun
1958,
perusahaan-perusahaan
tersebut
mengalami
proses
27
tanggal 7 Maret 2000, PT Kimia Farma di privatisasi. Pada tanggal 4 Juli tahun
2002 PT. Kimia Farma resmi listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai
perusahaan publik.
Direksi PT. Kimia Farma Tbk kemudian mendirikan 2 anak perusahaan
pada tanggal 4 Januari 2002 yaitu: PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia
Farma Trading & Distribution. Hal ini bertujuan untuk dapat mengelola
perusahaan sehingga lebih terarah dan berkembang dengan cepat.
secara
fisik
dilakukan
dengan
memperbaharui
dan
Universitas Indonesia
28
Kimia Farma. Logo PT. Kimia Farma Apotek dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
b. Jenis huruf
Dirancang khusus untuk kebutuhan PT. Kimia Farma Tbk. yang disesuaikan
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi PT. Kimia Farma Tbk.
1. Kokoh
Menunjukkan PT. Kimia Farma Tbk. merupakan perusahaan besar yang
memiliki bisnis hulu ke hilir.
Universitas Indonesia
29
2. Dinamis
Dengan jenis huruf italic, memperlihatkan kedinamisan dan optimisme.
3. Bersahabat
Dengan jenis huruf kecil dan lengkung, memperlihatkan keramahan PT.
Kimia Farma Tbk. dalam melayani konsumennya.
apotek
Bisnis
Manajer
dilakukan
kegiatan
administrasi
yang
Universitas Indonesia
30
31
Selatan dan Jakarta Barat. Apotek KF No. 96 terletak Jalan Letjen S. Parman Kav.
G/12 A Slipi, Jakarta Barat. Bangunan Apotek KF No. 96 terdiri dari dua lantai,
dimana lantai satu digunakan untuk kegiatan apotek pelayanan sebagai tempat
praktek dokter, sedangkan lantai dua digunakan untuk ruang Apoteker Pengelola
Apotek, administrasi keuangan, praktek dokter gigi dan mushola. Ruangan ditata
sedemikian rupa untuk memudahkan pelaksanaan aktivitas pelayanan apotek serta
memberikan kenyamanan, baik bagi pasien maupun pegawai apotek.
Tempat penerimaan resep dan penyerahaan obat berupa counter yang
tingginya kurang lebih 1 meter untuk kegiatan penerimaan resep dan penyerahan
obat. Ruang penyiapan dan peracikan obat terdapat meja racik dan meja
penyiapan. Pada meja penyiapan terdapat perlengkapan, seperti etiket, alat tulis,
kemasan plastik, lembar copy resep, dan kuitansi. Sedangkan meja racik terdapat
perlengkapan seperti blender kecil, lumpang, alu, kertas perkamen, alat
pembungkus puyer, dan timbangan. Di ruang ini juga terdapat lemari
penyimpanan sediaan tablet, kapsul, salep, krim, gel, infus, tetes mata, tetes
hidung, tetes telinga, sedangkan inhaler ,vaksin, supposotoria disimpan dalam
lemari pendingin.
Ruang tunggu pasien dan swalayan farmasi dilengkapi dengan sejumlah
kursi sebagai tempat menunggu bagi pasien selama proses pelayanan resep. Ruang
tunggu dilengkapi dengan televisi, AC, beberapa buku untuk menunjang
kenyamanan pasien. Swalayan farmasi menyediakan berbagai jenis kosmetika,
food suplement, dan perbekalan kesehatan lainnya yang dapat dibeli secara bebas
tanpa resep dokter.
Ruang supervisor dan penerimaan barang berada disebelah ruang peracikan.
Ruangan ini dilengkapi dengan 2 buah telepon, 1 buah mesin fax, 1 unit komputer
dan 1 buah printer yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional apotek.
Ruang supervisor ini juga berfungsi sebagai tempat penerimaan barang datang.
Apotek KF No. 96 juga memiliki tempat praktek dokter, antara lain dokter anak,
dokter spesialis kandungan, serta dokter gigi. Apotek KF No. 96 berencana akan
menambah satu praktek dokter, yaitu praktek dokter umum.
Universitas Indonesia
32
A. Struktur Organisasi
Agar pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab menjadi jelas, tidak
terjadi kesalahpamahan dalam pekerjaan, serta memudahkan pengawasan dan
pertanggungjawaban, maka diperlukan struktur organisasi yang baik. Apotek KF
No.96 dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang
bertanggungjawab terhadap keseluruhan kegiatan apotek serta membawahi secara
langsung supervisor yang terdapat di apotek tersebut. Di bawah supervisor
terdapat pelaksana-pelaksana yang masing-masing memiliki tanggung jawab
terhadap persediaan obat, menyiapkan obat dan memberikan obat kepada pasien,
serta menangani penjualan resep kredit ataupun tender dengan perusahaan atau
instansi.
Universitas Indonesia
33
c. Mengatur jadwal masuk kerja serta pergantian jadwal masuk kerja para petugas
apotek.
4.Asisten Apoteker (AA)
Apotek KF No. 96 memiliki asisten apoteker yang memiliki tugas sebagai
berikut:
a. Mengatur, mengontrol dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan bentuk dan jenis barang yang disusun secara
alfabetis.
b. Menerima resep dan memeriksa keabsahan dan kelengkapan resep sesuai
dengan peraturan kefarmasian.
c. Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya berdasarkan
resep yang diterima.
d. Memberikan harga pada setiap resep dokter yang masuk.
e. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter antara lain menghitung
dosis obat untuk racikan, menimbang bahan, meracik, mengemas obat dan
memberikan etiket.
f. Membuat kuitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya diambil sebagian
atau bila diperlukan pasien.
g. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan, jumlah obat, nama, nomor resep, dan cara pemakaian.
h. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil penyiapan obat.
i. Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada pasien dan
memberikan penjelasan tentang penggunaan obat atau informasi lain yang
dibutuhkan.
j. Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang.
k. Melakukan pelayanan informasi mengenai cara pemakaian obat melalui
penyerahan obat dari asisten apoteker kepada pelanggan.
5. Juru Resep
Apotek KF No. 96 memiliki juru resep yang bertugas sebagai berikut.
a. Membantu Asisten Apoteker dalam menyiapkan obat dan perbekalan farmasi
lainnya serta mengerjakan obat-obatan racikan sesuai dengan sediaan yang
diminta dibawah pengawasan asisten apoteker.
Universitas Indonesia
34
C. Kegiatan Apotek
Apotek KF No. 96 merupakan apotek 24 jam. Kegiatan apotek KF No.96
dibagi dalam 3 shift, yaitu shift pagi pukul 08.00 15.00, shift sore pukul 15.00
22.00, dan shift malam pukul 22.00 08.00. Kegiatan utama yang dilakukan,
meliputi kegiatan teknis kefarmasian dan kegiatan non teknis kefarmasian.
1. Kegiatan Teknis Kefarmasian
Kegiatan ini meliputi pemesanan barang, penerimaan barang, penyimpanan
barang, penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya, peracikan obat, serta
pengelolaan psikotropika dan narkotika.
a. Pemesanan barang
Pengadaan barang dilakukan berdasarkan buku defekta yang berisikan data
persediaan barang kosong dan stok menipis. Bagian pembelian atau pengadaan
(supervisor) melakukan pemeriksaan kembali terhadap kesesuaian antara data
pada buku defekta dengan persediaan barang yang ada untuk menentukan jumlah
barang yang akan dipesan.
Universitas Indonesia
35
36
untuk
ketelitian
dicatat
pada
kartu
stok
yang
meliputi
tanggal
Universitas Indonesia
37
b) Bila resep memenuhi persyaratan, asisten apoteker akan memeriksa ada atau
tidaknya obat dalam persediaan. Bila obat dalam resep tidak tersedia/stok
kosong, AA memberikan informasi mengenai ketersediaan obat tersebut serta
pasien diberikan informasi bahwa yang tersedia adalah obat dengan merk lain
tetapi memiliki kandungan obat dan indikasi yang sama.
c) Bila obat yang dibutuhkan tersedia kemudian dilakukan pemberian harga dan
memberitahukannya kepada pasien.
d) Setelah pasien setuju segera dilakukan pembayaran atas obat dan dibuatkan
struk pembayaran obat yang di dalamnya terdapat nomor resep dan disatukan
dengan resep aslinya. Nomor resep untuk pasien juga dibuatkan kemudian
diserahkan kepada pasien sebagai alat untuk pengambilan obat, selain itu juga
berfungsi untuk mencegah terjadinya barang/obat yang tertukar.
e) Informasi pasien akan dicatat di medical record pasien. Bila obat hanya
diambil sebagian maka petugas membuat salinan resep untuk pengambilan
sisanya. Bagi pasien yang memerlukan kuitansi dapat pula dibuatkan kuitansi
dan salinan resep di belakang kuitansi tersebut.
f) Selanjutnya obat disiapkan, diberi etiket, diracik (untuk obat racikan) dan
dikemas.
g) Pemeriksaan kembali dilakukan sebelum obat diberikan yang meliputi nomor
resep, nama pasien, kebenaran obat yang meliputi nama obat, jenis sediaan
dosis, jumlah dan etiketnya. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan terhadap
salinan resep sesuai resep aslinya serta kebenaran kuitansi.
h) Obat diserahkan kepada pasien oleh Apoteker sesuai dengan nomor resep yang
disertai dengan informasi tentang nama obat, jumlah obat, indikasi obat, cara
pemakaian obat, dan informasi lain yang diperlukan pasien.
i) Lembaran resep asli didokumentasikan berdasarkan nomor urut dan tanggal
resep, serta disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.
38
tersebut secara berkala. Prosedur pelayanan resep kredit pada dasarnya sama
dengan pelayanan resep tunai, hanya saja pada pelayanan resep kredit terdapat
beberapa perbedaan sebagai berikut.
a) Setelah resep dokter diterima dan diperiksa kelengkapannya, maka tidak
dilakukan penetapan harga dan pembayaran oleh pasien, tetapi obat langsung
disiapkan oleh petugas apotek sesuai dengan Daftar Plafon Harga Obat
(DPHO) masing-masing perusahaan/instansi.
b) Penomoran resep dokter yang dibeli secara kredit dibedakan dengan resep yang
dibeli secara tunai.
c) Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep yang dibeli secara tunai
kemudian dikumpulkan dan diberi harga berdasarkan masing-masing
perusahaan/instansi untuk selanjutnya dilakukan penagihan pada saat jatuh
tempo pembayaran yang telah disepakati bersama.
menerima
permintaan
barang
dari
pasien
dan
langsung
Universitas Indonesia
39
e. Pengelolaan Narkotika
Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek KF No.96 meliputi
pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pelayanan, pelaporan, dan pemusnahan.
Pengelolaan narkotika di apotek ini telah sesuai dengan ketentuan.
1) Pemesanan Narkotika
Pemesanan golongan ini dilakukan secara tertulis sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2) Penerimaan Narkotika
Narkotika yang datang dari PBF harus diterima oleh Apoteker Pengelola
Apotek. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah melihat kesesuaian
dengan surat pesanan. Pada saat penerimaan dilakukan pemeriksaan yang meliputi
jenis dan jumlah serta tanggal kadaluarsa narkotika yang dipesan.
3) Penyimpanan narkotika
Golongan narkotika di Apotek KF No.96 disimpan dalam lemari khusus
yang terkunci dan dilengkapi dengan kartu stok.
4) Pelayanan Resep Narkotika
Apotek KF No.96 hanya melayani resep narkotika dari resep asli atau
salinan resep yang dibuat oleh Apotek KF No.96 sendiri yang belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat
narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Setiap
resep narkotika yang dilayani harus jelas nama pasien, nomor telepon, dan
dilengkapi dengan tanda pengenal pasien (KTP).
5) Pelaporan Narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika di Apotek KF No.96 dibuat setiap bulan
selambat-lambatnya
tanggal
10.
Pelaporan
narkotika,
meliputi
laporan
penggunaan sediaan jadi narkotika dan laporan penggunaan bahan baku narkotika.
Khusus untuk laporan penggunaan morfin dan pethidin dibuat terpisah dari
laporan penggunaan narkotika lainnya. Laporan dibuat rangkap empat dan
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas, alamat apotek, dan
stempel apotek yang kemudian yang ditujukan kepada Kepala Suku Dinas
Kesehatan DKI Jakarta setempat dengan tembusan Balai Besar POM, Dinas
Kesehatan DKI Jaya, PBF Narkotika dan berkas untuk disimpan sebagai arsip.
Universitas Indonesia
40
f. Pengelolaan Psikotropika
Apotek
KF
No.96
melakukan
pengelolaan
psikotropika,
meliputi
Universitas Indonesia
41
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
42
Universitas Indonesia
43
Secara umum, sarana yang terdapat di Apotek Kimia Farma No. 96 sudah
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/IX/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yaitu bangunan Apotek Kimia
Farma No. 96 terdiri dari dua lantai, dimana lantai satu digunakan untuk kegiatan
apotek pelayanan dan tempat praktek dokter, sedangkan lantai dua digunakan
untuk
ruang
Apoteker
Pengelola
Apotek,
administrasi
keuangan,
dan
mushola.Selain itu, Apotek Kimia Farma No. 96 disertai dengan fasilitas ruang
tunggu yang nyaman karena dilengkapi dengan fasilitas air conditioner (AC),
majalah tentang kesehatan yang dapat dibaca oleh konsumen selama menunggu
petugas mengerjakan resep, tempat brosur/materi informasi, dan keranjang
sampah. Sarana yang belum dimiliki oleh Apotek Kimia Farma No. 96 yaitu
ruangan khusus untuk kegiatan konseling bagi pasien. Ruangan khusus konseling
merupakan sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian yang
optimal, sehingga perlu dipertimbangkan penyediaan sarana tersebut dikemudian
hari dengan mempertimbangkan kondisi apotek baik dari segi sumber daya
manusia seperti apoteker, ruangan, dan pendanaan. Ruangan ditata sedemikian
rupa untuk memudahkan pelaksanaan aktivitas pelayanan apotek serta
memberikan kenyamanan, baik bagi pasien maupun pegawai apotek.
Sumber daya manusia yang ada di Apotek Kimia Farma No. 96 telah
memenuhi Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di Apotek Kimia Farma
No.96, APA dibantu oleh dua apoteker pendamping, supervisor, tenaga teknis
kefarmasian, juru resep dan kasir yang masing-masing bertanggung jawab atas
tugas dan kewajibannya.
Pelayanan di Apotek Kimia Farma No.96 meliputi pelayanan obat OTC
(Over The Counter) dan obat Ethical. Obat-obat yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter adalah obat OTC. Obat Ethical adalah obat yang hanya dapat diperoleh
dengan mempergunakan resep dokter.
Obat OTC terdiri dari obat bebas dan obat bebas terbatas yang ditempatkan
di bagian swalayan apotek dengan tujuan mempermudah pasien dalam memilih
atau menentukan pengobatan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Namun, pembelian
obat-obat OTC ini harus disertai dengan pelayanan informasi obat oleh Apoteker
Universitas Indonesia
44
atau Asisten Apoteker kepada pasien agar tidak terjadi kesalahan pemakaian obat.
Selain itu, swalayan apotek juga menyediakan alat kesehatan seperti kursi roda
dan kebutuhan-kebutuhan lain diluar obat produk kosmetik, susu, madu dan
lainnya. Akan lebih baik untuk barang yang dipajang di swalayan farmasi diberikan
label harga yang jelas karena masih banyak barang yang tidak memiliki label harga
sehingga pembeli harus mengecek harga barang ke kasir untuk mengetahui harga
barang yang ada di swalayan dan menambah pekerjaan kasir karena berkali-kali
mengecek harga yang ditanyakan oleh pelanggan.
Untuk obat-obat ethical, proses pelayanan resep dilakukan sesuai dengan
standar operasional yang telah ditetapkan oleh PT. Kimia Farma Apotek, terdiri
dari enam langkah, yaitu penerimaan, perjanjian pembayaran, penyiapan dan
peracikan, pemeriksaan akhir, penyerahan obat dan informasi. Idealnya enam
langkah pelayanan resep itu dilakukan oleh petugas yang berbeda, dengan tujuan
untuk mengontrol dan menghindari terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh
petugas yang berbeda, dalam pengerjaan dan penyiapan obat.
Setiap resep yang diterima dilakukan skrining resep yang terdiri dari
skrining administrasi, kesesuaian farmasetik, dan kesesuaian aspek klinis. Hal ini
sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
45
Selanjutnya, obat yang telah diracik diserahkan oleh Apoteker atau Asisten
Apoteker yang berwenang. Pada tahap ini, Apoteker atau Asisten Apoteker
melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dengan atau tanpa perminttan
pasien. PIO tersebut meliputi informasi yang jelas mengenai indikasi/ kegunaan
obat, dosis dan aturan pakai obat, lama pemakaian, serta efek samping yang
mungkin dapat ditimbulkan oleh obat yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi penyalahgunaan dan salah penggunaan obat, meningkatkan
kepatuhan pasien dan meningkatkan keberhasilan terapi.Apotek Kimia Farma No.
96 juga melengkapi pelayanan informasi obat secara jelas pada pasien
melaluipenggunaan plastik pembungkus obat khusus dan etiket, dimana pada
plastik danetiket tidak hanya tercantum nama pasien dan cara pemakaian tetapi
juga tertulistanggal kadaluarsa, nama obat dan jumlah obat.
Apotek Kimia Farma No. 96 juga melaksanakan swamedikasi. Swamedikasi
dilakukan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker denganilmu dan kemampuan yang
dimilikinya.
Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan
selama
PKPA,
46
topical
tersebut
ataupun
kapan
barang
tersebut
dibeli.
Penyimpanan
tanpa
Universitas Indonesia
47
48
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a.
b.
c.
5.2 Saran
Komitmen Sumber Daya Manusia di Apotek dalam menjalankan Standard
Operating Prosedur (SOP) perlu ditingkatkan guna mengurangi permasalahanpermasalahan yang ada di apotek seperti:
a.
Kebersihan dan perlindungan diri dari petugas yang kurang baik pada saat
peracikan
b.
Dengan minimalnya
permaslahan-permasalahan tersebut,
maka kepuasan
49
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Peraturan
28/Menkes/Per/1978
Menteri
Kesehatan
Tentang
Republik
Penyimpanan
Indonesia
Narkotika.
No.
Jakarta:
50
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
53
Manajer Apotek
Pengelola
Apoteker Pendamping
Supervisor
Pelayanan Resep
Swalayan
54
55
BPBA
BM JAYA I
GUDANG
PENGADAAN
DROPPING
S
P
FAKTUR
DISTRIBUTOR
Defecta
APOTEK KF NO.96
S
P
DROPPING
PEMBERLIAN
MENDESAK
PBF langsung
Apotek Selain KF
APOTEK KF
Yang Lain
SP. NARKOTIKA
FAKTUR
56
Avg.
Jual
Jml
Kemasan
Jml
Beri
Hrg
Satuan
Jml
Permintaan
Askes
57
Rayon
Model N.9
Np. S.P
Lembar ke 1 / 2 / 3 / 4
SURAT PESANAN NARKOTIKA
: .................................................................................................
Jabatan
: .................................................................................................
Alamat Rumah
: .................................................................................................
: ....................................................................................
: ....................................................................................
sebagai berikut
Apotik
: .....................................................................................................
Lembaga
STOK AKHIR : ......................
.....................................................
PEMESAN,
( ............................................. )
No. S.I.K.
58
Nomor
: ....................................
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Alamat
Jabatan
Alamat
Alamat
Jakarta, ..
Penanggung jawab
SIP / SIK
Catatan:
*) coret yang tidak perlu
59
60
61
62
Lanjutan
63
64
Kemasan
Tgl
No.
Dokumen
Sisa
Paraf
ED
No.
Batch
65
Apoteker:
Drs. Limaran S.
SIK : 3902 / B
Apotek
Jl. S. Parman Kav. G/12 A,
Slipi
Jakarta Barat 11420
Telp. (021) 5481140, 5321551
Fax. (021) 5350484
COPY RESEP
Salinan resep no. _______________ Tanggal ___________
Dari dr. __________________________________________
Dibuat tanggal ____________________________________
Untuk ___________________________________________
R/
pcc
Apotek Kimia Farma
66
PEMBAYARAN
No. :
Apotek
Jl. S. Parman Kav. G/12 A,
Slipi
Jakarta Barat 11420
Telp. (021) 5481140, 5321551
Jumlah Rp.
Jakarta,
67
Apoteker:
Apoteker:
Drs. Limaran S.
Drs. Limaran S.
SIK : 3902 / B
SIK : 3902 / B
Apotek
Jl. S. Parman Kav. G/12 A, Slipi
Jakarta Barat 11420
Telp. (021) 5481140, 5321551
Fax. (021) 5350484
No. : _________________
Apotek
Jl. S. Parman Kav. G/12 A, Slipi
Jakarta Barat 11420
Telp. (021) 5481140, 5321551
Fax. (021) 5350484
Tanggal : ________________
Nama : __________________________________________
No. : _________________
Tanggal : ________________
Nama : __________________________________________
Cap / Tab
..................... x sehari .....................
Cap / Tab
Bungkus
Bungkus
Sendok makan / Teh
Etiket Dalam
Etiket Luar
KOCOK DULU
ANTIBIOTIK
PASTIKAN OBAT DIMINUM
SAMPAI HABIS DALAM WAKTU
YANG SAMA DAN TERBAGI RATA
OBAT LUAR
JANGAN DIMINUM
JANGAN DITELAN
Hindarkan mengendarai kendaraan
dan menjalankan mesin,
serta jauhi alkohol selama
menggunankan obat ini
Obat ini diminum saat perut
kosong (1jam sebelum makan
atau 2 jam sesudah makan)
Obat ini diminum secara
teratur, jangan hentikan
tanpa konsultasi dokter
Label Obat
UNIVERSITAS INDONESIA
1106047493
ANGKATAN LXXIV
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
i
ii
iii
iv
3
3
3
5
5
6
7
13
13
13
7
11
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Kartesius .................................................................. 12
Gambar 3.1. Diagram Kartesius .................................................................. 15
Gambar 4.1. Diagram Kartesius Evaluasi Kualitas Pelayanan di Apotek
Kimia Farma No. 96 ............................................................... 18
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Lima Dimensi Kualitas .............................................................. 14
Tabel 4.1. Hasil Rekapitulasi Data Identitas 100 Responden ..................... 16
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
1.2 Tujuan
Tugas khusus yang diberikan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kepuasan pelanggan terhadap
kualitas pelayanan Apotek Kimia Farma No. 96.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pada
pelayanan
kefarmasian
(pharmaceutical
care).
Dalam
Universitas Indonesia
d. Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian, apotek perlu melakukan
kegiatan administrasi umum dan administrasi pelayanan. Kegiatan administrasi
umum meliputi pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotik, psikotropik dan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dikeluarkan karena tidak semua konsumen berasal dari orang kaya yang
mampu membayar biaya obat.
6. Kecekatan dan keterampilan (emphaty), yaitu petugas apotek selalu siap untuk
membantu dan memberikan jalan keluar, bila ada hambatan dengan harga atau
ketersediaan perbekalan obat yang dibutuhkan konsumen. Bantuan infoormasi
jalan keluar dari petugas apotek untuk mengganti obat yang mahal dengan obat
generik atau mengganti dengan obat sejenis dengan seizing dokternya atau
membantu membelikan obat di apotek lain serta mengantarkan kerumah. Bisa
jadi hal ini merupakan sesuatu yang dapat melebihi ekspektasi konsumen.
7. Informasi (informative), yaitu petugas apotek baik diminta ataupun tidak harus
selalu pro-aktif memberikan informasi tentang cara dan waktu menggunakan
obat, jumlah pemakaian dalam sehari, cara menyimpan perbekalan farmasi di
rumah atau di kantor, cara mengatasi efek samping yang mungkin akan terjadi,
sehingga dapat membuat konsumen merasa aman dengan obat yang dibeli.
8. Bertanggung jawab (responsible), yaitu petugas apotek selalu memberikan
nomor telefon khusus apotek yang dapat dihubungi konsumen, bila terjadi
sesuatu dengan obat yang dibeli, sehingga dapat membuat konsumen memiliki
tempat mngadu (konsultasi) yang dapat diandalkan.
konsumen. Rasa peduli dan ikut merasakan penderitaan dari petugas apotek,
dapat membuat konsumen merasa sangat diperhatikan dan dihormati sehingga
ingat akan kepedulian petugas apotek.
3. Jaminan (guarantee), yaitu petugas apotek siap mengganti, menukar obat yang
rusak, kurang atau tidak sesuai dengan permintaan resepnya dan mengantarkan
kerumah konsumen tanpa adanya tambahan biaya yang dibebankan ke
konsumen.
4. Dapat diandalkan (reliable), yaitu petugas apotek cepat dalam memberikan
bantuan atau memberikan informasi jalan keluar terhadap keluhan mengenai
khasiat obat yang digunakan atau efek samping yang dialami oleh konsumen.
Pelayanan merupakan kunci sukses suatu apotek, oleh karena itu kualitas
pelayanan harus menjadi fokus perhatian manajemen apotek dalam menjalankan
usaha. Hal ini disebabkan dengan pelayanan yang berkualitas akan banyak
mendatangkan pelanggan yang berarti penjualan pun akan meningkat, akan tetapi
jika gagal dalam memberikan pelayanan maka dapat dipastikan apotek juga akan
mengalami kegagalan. Selain itu, perlunya dilakukan layanan pelanggan yang
baik di apotek dikarenakan oleh hal-hal berikut :
1. Meningkatnya persaingan dengan makin banyaknya apotek di suatu area
tertentu.
2. Pelanggan yang semakin kritis dan semakin banyak yang mengerti mengenai
hak konsumen dalam pelayanan kesehatan
3. Banyaknya petugas apotek yang masa bodoh, cuek atau kurang memperhatikan
keinginan dan kebutuhan pelanggan;
4. Merupakan cara yang efektif untuk menarik pelanggan agar menjadi loyal pada
apotek.
Kualitas pelayanan hanya dapat dipahami dari sudut pandang pelanggan,
oleh karena itu kita harus merumuskan kualitas pelayanan dari sudut pandang
pelanggan, jika pelanggan kita mengatakan kita telah memberikan pelayanan yang
bermutu, maka barulah juga dapat mengatakan hal yang serupa. Kualitas
pelayanan dapat kita evaluasi dengan membuat kuesioner yang dibagikan kepada
pelanggan dimana pada kuesioner tersebut terdapat hal-hal yang berhubungan
dengan kualitas pelayanan yang telah diberikan. Hal ini dapat dijadikan evaluasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan apotek yang lebih baik.
Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting, karena
pelanggan adalah orang yang merasakan bagaimana pelayanan yang telah
diberikan oleh lembaga pelayanan kesehatan. Mereka dapat menentukan seperti
apa dan bagaimana kualitasnya dan dapat menyampaikan apa dan bagaimana yang
menjadi kebutuhan mereka. Selain itu pengukuran terhadap kepuasan pelanggan
dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan
implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan
pelanggan (Kotler, 1994), yakni :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
10
4. Derived dissastifaction
Pertanyaan yang diajukan kepada responden menyangkut dua hal, yaitu
besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang
mereka rasakan.
Parameter kepuasan pelanggan juga dapat diukur dengan lima dimensi
kualitas pelayanan, yaitu (Parasuraman, A., Zeithaml, Valerie A., dan Berry, L.,
1994):
1. Tangibles (nyata)
The appearance of physical facilities, equipment, personnel, and
communication, yaitu penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, personel, dan
alat-alat komunikasi, seperti tampilan interior/eksterior bangunan, seragam
petugas/karyawan, peralatan yang dipakai dan lain-lain.
2. Reliability (konsistensi)
The ability to perform promises services dependably and accurately.
Involves consistency of performance and dependability, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik yang telah dijanjikan secara
akurat dan konsisten.
3. Responsiveness (daya tanggap)
The willingness to help customers and provide promt service. Concerns the
willingness or readiness of employees to provide service, yaitu kemauan,
keinginan dan kesiapan karyawan perusahaan untuk membantu pelanggan dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapinya dengan cepat dan tanggap.
4. Emphaty (perhatian)
The provision of caring, individualized attention to customers. It involves
making the effort to understand the customers needs, yaitu kepedulian dan
perhatian yang diberikan oleh perusahaan maupun karyawan kepada setiap
pelanggan secara individu, termasuk di dalamnya mengerti tentang apa yang
dibutuhkan pelanggan. Hal ini meliputi kegiatan mempelajari kebutuhan
pelanggan, memberikan perhatian secara individu kepada pelanggan dan
mengenal secara lebih dekat tiap pelanggan.
Universitas Indonesia
11
5. Assurance (jaminan)
The knowledge and courtesy of employees and their ability to convey trust
and convidence, yaitu pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan
mereka untuk mengembangkan kepercayaan dan keyakinan atau tingkat
pengetahuan dan tingkat sopan santun yang harus dimiliki pada pelanggan.
Universitas Indonesia
12
Ekspektasi
/ Harapan
Pelanggan
Kuadran II
Kuadran I
Kuadran III
Kuadran IV
Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
(tangibility),
kehandalan
(reliability),
daya
tanggap
13
Universitas Indonesia
14
Kehandalan
Pertanyaan IA-IH
Pertanyaan IIA-ID
Jaminan/Keyakinan
Pertanyaan IIIA-IIIB
Empati
Pertanyaan IVA-IVC
Pertanyaan VA-VF
Universitas Indonesia
15
Ekspektasi /
Harapan
Pelanggan
(Y)
Kuadran II
Kuadran I
Prioritas Utama
Pertahankan prestasi
Kuadran III
Kuadran IV
Prioritas rendah
Berlebihan
Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
b.
c.
d.
Skor
Usia
Remaja : 13-17tahun
11
Dewasa : 18-49tahun
58
31
Jenis Kelamin
Laki-laki
48
Perempuan
52
Pendidikan
Tidak Tamat SD
SD
SMP
SMA
34
Perguruan tinggi
55
Pendapatan/bulan
<Rp. 1.000.000,00
21
39
>Rp. 5.000.000,00
40
16
Universitas Indonesia
17
e.
f.
g.
h.
i.
Pekerjaan
Pelanggan/mahasiswi
Pegawai swasta
16
Wiraswasta
26
11
15
Lain-lain
24
41
Saudara
13
Teman/tetangga
19
Iklan/brosur
Kebetulan lewat
24
35
19
Obat lengkap
42
15
Lokasi strategis
22
12
Lain-lain
13
20
2-5 kali
27
Lebihdari 5 kali
53
45
Anak/Keluarga
54
Orang lain
18
4,6
4,4
IB IC
4,2
ID
II A
VA
VB
III B
II B
IV A
V D III A
VC
II C
VF
VE
IG
IA
IV B
IV C
IF
IH
3,8
IE
3,6
3,4
3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
4,1
Keterangan:
IA
IB
IC
ID
IE
IF
Kelengkapan Obat
Kerasionalan harga obat
Penampilan petugas
Petugas melayani dengan ramah dan tersenyum
IG
IH
Jaminan kecepatan pelayanan yang lebih dari 15 menit akan diberi diskon
IIA
IIB
IIC
IID
IIIA
Konsumen mendapat informasi yang jelas dan mudah di mengerti tentang resep/obat yang
ditebus
Petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja
IIIB
IVA
IVB
Petugas memberikan pelayanan kepada semua konsumen tanpa memandang status sosial
IVC
VA
VB
VC
VD
VE
VF
Tata letak obat (desain swalayan) mempermudah konsumen dalam mencari obat/produk
yang diinginkan
Universitas Indonesia
19
1. Kuadran I
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat beberapa variabel yang
terletak pada kuadran I, yaitu:
a. IG (Petugas selalu siap membantu),
b. IIB (Petugas mampu memberikan penyelesaian masalah yang dihadapi
konsumen)
c. IID (Konsumen mendapat informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang
resep/obat yang ditebus)
d. IIIB ( Obat yang diberikan sesuai obat yang diminta)
e. IVA (Petugas memberikan perhatian terhadap kebutuhan konsumen)
f. IVB (Petugas memberikan pelayanan kepada semua konsumen tanpa
memandang status sosial)
Hal ini menunjukkan bahwa harapan (kepentingan) dan kepuasan pelanggan
pada variabel-variabel tersebut lebih tinggi dari rata-rata, sehingga dapat
disimpulkan pelanggan sangat puas akan pelayanan yang diberikan Apotek Kimia
Farma No.96. Oleh karena itu, diharapkan Apotek Kimia Farma No. 96 tetap
mempertahankan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Pelanggan yang merasa sangat puas atas segala fasilitas maupun pelayanan di
Apotek Kimia Farma No. 96 dapat menjadi media promosi secara gratis, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan apotek.
Dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan dan pelayanan
informasi obat perlu ditunjang dengan pengetahuan dan keterampilan petugas di
apotek, khususnya apoteker. Dengan adanya swamedikasi, menuntut Apoteker
untuk berperan aktif dan harus memiliki kemampuan dalam bidang farmakologi,
farmakoterapi, disamping ilmu manajemen untuk mengelola suatu apotek.
Sikap petugas yang perhatian, selalu membantu dan memberikan pelayana
tanpa memandang status sosial merupakan hal yang menunjang kepuasan
pelayanan kefarmasian di dalam apotek ini. Pelayanan yang berkualitas secara
langsung akan mendatangkan pelanggan yang banyak dan meningkatkan omset
penjualan, sedangkan apabila pelayanan yang diberikan kurang maksimal akan
mengurangi jumlah pelanggan dan bisnis pun akan mengalami penurunan bahkan
kegagalan.
Universitas Indonesia
20
2. Kuadran II
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat beberapa variabel yang
terletak pada kuadran II, yaitu:
a. IB (Kecepatan pelayanan resep)
b. IC (Kelengkapan Obat)
c. ID (Kerasionalan harga obat)
Hal ini menunjukkan bahwa harapan (kepentingan) pelanggan lebih tinggi
dari rata-rata, akan tetapi kurang mendapat perhatian dari pihak Apotek Kimia
Farma No.96 sehingga persepsi pelanggan terhadap kualitas layanannya dibawah
rata-rata. Hal ini mengakibatkan pelanggan kurang puas atas pelayanan yang telah
diberikan oleh Apotek kimia Farma No. 96.
Hal ini harus diperhatikan oleh pihak apotek, sebab sebagian besar
responden yang menebus obat di Apotek tentunya dalam keadaan terdesak sangat
membutuhkan obat tersebut sehingga kecepatan dalam pelayanan resep dan
kelengkapan obat sangat penting dalam mengelola sebuah apotek. Apabila
pelayanan resep lambat dan obat yang tersedia juga sedikit dapat membuat
pelanggan pindah ke apotek lain yang berdampak pada kerugian bisnis apotek.
Meskipun demikian, pelayanan resep dapat berjalan lambat mungkin disebabkan
apotek sedang sangat ramai sedangkan jumlah petugas apotek terbatas sehingga
tidak bisa melayani seluruh permintaan pelanggan sekaligus.
Selain itu, kerasionalan harga juga mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Terkadang pelanggan salah persepsi dengan mengatakan harga obat di apotek lain
lebih murah, sehingga pelanggan tidak jadi membeli obat di Apotek Kimia Farma
No. 96, hal ini mungkin disebabkan apotek tersebut masih menggunakan harga
stok lama sedangkan untuk harga terbaru dari obat tersebut telah naik.
3. Kuadran III
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat beberapa variabel yang
terletak pada kuadran III, yaitu:
a. IE (Penampilan petugas)
b. IH (Jaminan kecepatan pelayanan yang lebih 15 menit diberikan diskon)
c. VA (Tersedia lahan parkir)
d. VB (Ruang tunggu bersih dan nyaman)
Universitas Indonesia
21
22
dengan sebaik mungkin, di sisi lain responden tidak merasakan manfaatnya, atau
dapat dikatakan terjadi inefisiensi. Oleh karena itu, maka dapat dikatakan bahwa
apotek telah memberikan layanan dengan baik, tetapi tidak memiliki manfaat
yang berarti bagi kepuasan pelanggan.
Selain itu, pada Gambar 4.1 terdapat beberapa titik yang terdapat pada garis
koordinat x dan y, yaitu:
1. Titik IA (Kecepatan pelayanan obat) dan IV C (Konsumen merasa nyaman
selama menunggu obat)
Terdapat pada garis koordinat yang diapit oleh kuadran 1 dan 4. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden lebih tinggi dari nilai rata-rata
akan tetapi dilihat dari harapan (kepentingan), responden merasa kualitas
pelayanan ini biasa saja.
2. Titik IIA (Petugas cepat tanggap terhadap kebutuhan konsumen)
Terdapat pada garis koordinat yang diapit oleh kuadran 2 dan 3. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden kurang dari nilai rata-rata akan
tetapi dilihat dari harapan (kepentingan) responden merasa kualitas pelayanan ini
biasa saja.
3. Titik VD (Penataan etalase dan ruang apotek) dan VF (Tata letak obat/
swalayan mempermudah konsumen dalam mencari obat/produk yang
diinginkan)
Terdapat pada garis koordinat yang diapit oleh kuadran 3 dan 4. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat harapan (kepentingan) responden kurang dari nilai
rata-rata akan tetapi dilihat dari tingkat kepuasan, responden merasa kualitas
pelayanan ini biasa saja.
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Apotek Kimia Farma No.96:
1. Telah mampu memuaskan responden akan kepentingan tertentu misalnya
dalam hal petugas selalu siap membantu, petugas mampu memberikan
penyelesaian masalah yang dihadapi konsumen, konsumen mendapat informasi
yang jelas dan mudah dimengerti tentang resep/obat yang ditebus, obat yang
diberikan sesuai obat yang diminta, petugas memberikan perhatian terhadap
kebutuhan konsumen dan petugas memberikan pelayanan kepada semua
konsumen tanpa memandang status sosial.
2. Responden kurang puas dengan kecepatan pelayanan resep, kelengkapan obat
dan kerasionalan harga obat yang dianggap penting oleh responden.
3. Responden kurang puas akan penampilan petugas, jaminan kecepatan
pelayanan yang lebih 15 menit diberikan diskon, tersedia lahan parkir, ruang
tunggu bersih dan nyaman dan tampilan gedung apotek. Akan tetapi, harapan
(kepentingan) tersebut bukanlah suatu prioritas utama.
4. Responden puas akan hal petugas melayani dengan ramah dan tersenyum,
terjadinya komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen, petugas
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja, konsumen
merasa nyaman selama menunggu obat dan apotek terlihat bersih dan rapi,
meskipun hal itu kurang penting bagi responden.
5.2 Saran
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh Apotek Kimia Farma No. 96 pada
umumnya sudah baik, akan tetapi fasilitas lahan parkir, kelengkapan, kecepatan
pelayanan resep dan obat lebih ditingkatkan lagi.
23
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Philips.
(1994).
Marketing
Management
Analysis,
Planning,
24
Universitas Indonesia
26
I. Karakterisitik Responden
Berilah tanda () pada pilihan yang sesuai
1.
Umur
6.
7.
8.
9.
Remaja
: usia 13-17 tahun
Dewasa
: usia 18-49 tahun
Orang tua : > 50 tahun
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
3.
Pendidikan
Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
4.
5.
Pekerjaan
Mahasiswa/Mahasiswi
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri Sipil
Lain - lain
31
(Lanjutan)
Pilih jawaban yang anda rasa tepat dengan memberi tanda () pada kolom yang sesuai
II. Kepuasan Konsumen
No
PERTANYAAN
KEHANDALAN
IA
Kecepatan pelayanan
obat
IB
Kecepatan pelayanan
resep
IC
Kelengkapan Obat
ID
Kerasionalan harga
obat
IE
Penampilan petugas
IF
Petugas melayani
dengan ramah dan
tersenyum
Petugas selalu siap
membantu
IG
IH
II
IIA
IIB
IIC
IID
III
IIIA
IIIB
Kurang
baik
Cukup
baik
Baik
Harapan Anda
Sangat
baik
Tidak
penting
Kurang
penting
Jaminan kecepatan
pelayanan yang lebih
dari 15 menit akan
diberi diskon
KETANGGAPAN
Petugas cepat tanggap
terhadap kebutuhan
konsumen
Petugas mampu
memberikan
penyelesaian masalah
yang dihadapi
konsumen
Terjadinya
komunikasi yang baik
antara petugas dan
konsumen
Konsumen mendapat
informasi yang jelas
dan mudah di
mengerti tentang
resep/obat yang
ditebus
KEYAKINAN
Petugas mempunyai
pengetahuan dan
keterampilan yang
baik dalam bekerja
Obat yang diberikan
sesuai dengan yang
diminta
Cukup
penting
Penting
Sangat
penting
32
(Lanjutan)
No
PERTANYAAN
IV
IVA
IVB
IVC
III.
Kurang
baik
Cukup
baik
Baik
Harapan Anda
Sangat
baik
Tidak
penting
Kura
ng
penti
ng
Cukup
penting
Penting
Sangat
penting
EMPATI
Petugas memberikan
perhatian terhadap
kebutuhan
konsumen
Petugas memberikan
pelayanan kepada
semua konsumen
tanpa memandang
status sosial
Konsumen merasa
nyaman selama
menunggu obat
FASILITAS
BERWUJUD
VA
Tersedia lahan
parkir
VB
VC
Apotek terlihat
bersih dan rapi
VD
VE
Tampilan gedung
apotek
VF
Menurut pendapat anda, dari pertanyaan pada daftar pertanyaan II, poin yang paling penting adalah nomor: (tuliskan sesuai
urutan menurut anda)
.........................................................................................................................................................................................................................
.............................................................................
2.
Komentar dan saran anda atas pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh apotek
.........................................................................................................................................................................................................................
.............................................................................
Terima kasih atas kesediaan Anda mengisi daftar pertanyaan ini
33
Usia
58
60
31
40
11
20
0
Remaja (12-17)
tahun
Dewasa (18-49
tahun)
perempuan
60
50
34
40
30
20
10
SD
SMP
0
Tidak tamat
SD
SMA
Perguruan
tinggi
34
Pendapatan/bulan
40
39
40
21
30
20
10
0
26
24
16
8
11
15
35
50
40
30
20
10
0
24
19
13
42
35
19
22
15
6
12
13
36
60
50
40
27
30
20
20
10
0
Baru pertama kali
2-5 kali
60
54
45
40
20
0
Diri sendiri
Anak/keluarga
Orang lain
37
IG
IH
IIA
IIB
IIC
IID
IIIA
IIIB
IVA
Keterangan
Kepuasan
Kepentingan
Kecepatan pelayanan
obat.
Kecepatan pelayanan
resep
Kelengkapan obat.
395
408
3,95
4,08
377
416
3,77
4,16
380
416
3,8
4,16
Kerasionalan harga
obat.
Penampilan petugas.
348
414
3,48
4,14
379
367
3,79
3,67
394
397
3,94
3,97
395
410
3,95
4,10
348
383
3,48
3,83
381
408
3,81
4,08
383
422
3,83
4,11
397
403
3,97
4,03
396
463
3,96
4,63
386
406
3,86
4,06
391
417
3,91
4,17
383
411
3,83
4,11
Petugas melayani
dengan ramah dan
tersenyum.
Petugas selalu siap
membantu.
Jaminan kecepatan
pelayanan yang lebih
15 menit diberikan
diskon.
Petugas cepat tanggap
terhadap kebutuhan
konsumen
Petugas mampu
memberikan
penyelesaian masalah
yang dihadapi
konsumen
Terjadinya
komunikasi yang baik
antara petugas dan
konsumen
Konsumen mendapat
informasi yang jelas
dan mudah dimengerti
tentang resep/obat
yang ditebus.
Petugas mempunyai
pengetahuan dan
keterampilan yang
baik dalam bekerja
Obat yang diberikan
sesuai obat yang
diminta
Petugas memberikan
perhatian terhadap
kebutuhan konsumen
38
IVB
IVC
VA
VB
VC
VD
VE
VF
Petugas memberikan
pelayanan kepada
semua konsumen
tanpa memandang
status sosial
Konsumen merasa
nyaman selama
menunggu obat
Tersedia lahan parkir
Ruang tunggu bersih
dan nyaman
Apotek terlihat bersih
dan rapi
Penataan etalase dan
ruang apotek
Tampilan gedung
apotek
Tata letak obat
(desain swalayan)
mempermudah
konsumen dalam
mencari obat/produk
yang diinginkan
390
412
3,9
4,12
390
407
3,9
4,07
354
406
3,54
4,06
380
402
3,80
4,02
399
404
3,99
4,04
382
402
3,82
4,02
373
392
3,73
3,92
382
399
3,82
3,99
Penilaian
Kepuasan (x)
Kepentingan(y)
23 Pertanyaan
Rata-rata (titik
Jumlah
Rata-rata
8783
87,83
9354
93,54
381,87
3,82
406,7
4,07
potong)
Keterangan:
Nilai rata-rata X dan Y merupakan titik potong yang digunakan dalam
diagram kartesius untuk menentukan kuadran I, II, III dan IV