Anda di halaman 1dari 3

071112073_BW_12

LBM
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, menyatakan kemenangan setelah tiga
bulan lebih jajarannya menghalau para pencari suaka maupun imigran gelap. Dia
menyebut Australia selama 100 hari terakhir terbebas dari perahu yang membawa para
pencari suaka.1 Komitmen Perdana Menteri Australia untuk mengurangi jumlah
pelanggaran imigran gelap di Australia cukup menarik untuk diamati, mengingat
negara tersebut merupakan salah satu Co-Chair Bali Process yang dilakasanakan pada
tahun 2002. Bali Process adalah proses multilateral regional yang dirancang untuk
meningkatkan usaha kooperasi bilateral dan regional terhadap penyelundupan manusia
dan perdagangan orang melalui lokakarya teknis dan peningkatan kerja sama antara
negara-negara yang berkepentingan.2
Sejak dimulai pada tahun 2002, Bali Process secara efektif telah meningkatkan
kesadaran regional terhadap konsekuensi penyelundupan manusia, perdagangan orang,
dan kejahatan transnasional, serta mengembangkan dan menerapkan strategi dan
kerjasama praktis dalam kebijakannya. Lebih dari 40 negara dan sejumlah lembaga
internasional berpartisipasi dalam forum sukarela ini. Inti dari Bali Process ini adalah:
(1) Pengembangan informasi yang lebih efektif dan berbagi informasi. (2)
Meningkatkan kerjasama antar lembaga penegak hukum regional untuk mencegah dan
memerangi penyelundupan manusia dan jaringan perdagangan, (3) Peningkatan kerja
sama di perbatasan dan sistem visa untuk mendeteksi dan mencegah gerakan illegal
(4) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencegah kegiatan tersebut dan
memperingatkan masyarakat dunia, (5) Meningkatkan efektivitas pengembalian
imigran sebagai strategi untuk mencegah penyelundupan manusia dan perdagangan
melalui simpulan dari tata aturan yang tepat, (6) Kerjasama dalam memverifikasi
identitas dan kebangsaan imigran ilegal, serta korban perdagangan manusia, (7)
Diberlakukannya undang-undang nasional untuk mengkriminalisasi penyelundupan
orang dan perdagangan manusia, (8) Memberikan perlindungan dan bantuan kepada
korban perdagangan, terutama perempuan dan anak-anak, (9) Fokus lebih ditingkatkan
pada cara mengatasi akar penyebab migrasi ilegal, termasuk dengan meningkatkan
1

Santi Dewi, 100 Hari Tanpa Manusia Perahu,. PM Australia Merasa Menang
606 pencari suaka secara sukarela atau dipaksa kembali ke negara asal. Diakses
pada
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/493140-100-hari-tanpa--manusiaperahu---pm-australia-merasa-menang pada 1 April 2014
2
Anonim, People Smuggling and trafficking in persons diakses
https://www.dfat.gov.au/issues/people-trafficking.html pada 1 April 2014

071112073_BW_12
kesempatan untuk hukum migrasi antara negara-negara, (10) Membantu negaranegara untuk mengadopsi implementasi terbaik dalam manajemen suaka, sesuai
dengan prinsip-prinsip Konvensi Pengungsi, dan (11) Memajukan implementasi yang
sifatnya tidak mengikat kerangka kerjasama regional yang inklusif di mana pihak yang
berkepentingan dapat bekerja sama lebih efektif untuk mengurangi tindakan kriminal
melalui wilayah tersebut.3
Penyelundupan

manusia

dan

perdagangan

orang

adalah

kejahatan

transnasional yang serius yang memerlukan respon regional terpadu. Penyelundupan


manusia dihadapkan pada resiko ribuan migran gelap yang tidak dapat diterima dan
merusak integritas perbatasan kita. Perdagangan manusia adalah kasus yang
kompleks, kejahatan multi-faceted dan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia.
Australia berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan bekerjasama secara bilateral
dengan negara-negara sumber imigran, transit dan tujuan, serta multilateral melalui
Bali Process dalam hal penyelundupan orang, perdagangan manusia dan kejahatan
transnasional terkait (Bali Process), yang mana Australia merupakan pendiri dan cochair dengan negara Indonesia.4
Menurut harian Australia, Sydney Morning Herald, Abbott membandingkan
periode yang sama saat dia memimpin dengan ketika Negeri Kanguru masih dikuasai
rezim Partai Buruh. Menurut catatan Abbott periode 20 Desember 2012 hingga 29
Maret 2013, tercatat ada 66 kapal yang bersandar di Australia dengan membawa 3.879
pencari suaka. Sementara di periode yang sama di masa kepemimpinannya, tidak ada
satu pun kapal yang berhasil melewati petugas patroli perbatasan. Untuk pencapaian
itu, pemimpin Partai Liberal tersebut memuji Menteri Imigrasi dan Perbatasan, Scott
Morrison.5
Komitmen Abbott untuk mengurangi migran gelap yang masuk di wilayah
Australia sangat kuat. Melaui Bali Process, Abbott berusaha menjalin kerjasama
dengan negara-negara kawasan regional seperti Indonesia, Papua Nugini, dan Kep.

Anonim, About the Bali Process diakses http://www.baliprocess.net/about-thebali-process pada 1 April 2014
4
Anonim, People smuggling and trafficking in persons diakses pada
https://www.dfat.gov.au/issues/people-trafficking.html pada 1 April 2014
5
Santi Dewi, 100 Hari Tanpa Manusia Perahu,. PM Australia Merasa Menang 606
pencari suaka secara sukarela atau dipaksa kembali ke negara asal. Diakses pada
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/493140-100-hari-tanpa--manusia-perahu--pm-australia-merasa-menang pada 1 April 2014

071112073_BW_12
Nauru. Mengutip salah satu statement Australia dalam Fourth Regional Ministerial
Conference, Bali, Indonesia, 29-30 Maret 2011:
Australia will also continue to strongly support upcoming Bali Process
initiatives including workshops on mutual legal assistance, immigration
aspects of airport security and document examination.6
Dari pernyataan tersebut, Australia sangat antusias untuk mengurangi penyelundupan
orang, imigran gelap, dan kejahatan transnasional melalui forum Bali Process. Bali
Process memang merupakan kumpulan aspirasi-aspirasi dari berbagai negara dalam
upaya mencari solusi bersama atas seluruh isu tersebut. Namun dalam hal ini,
Australia sebagai satu suaka merasa paling dirugikan atas kedatangan imigran gelap
atau pencari suaka yang transit dari beberapa negara regional. Sehingga Bali Process
merupakan solusi untuk mencari jalan keluar bersama.
Bali Process sebagai satu solusi bersama di kawasan regional maupun
kerjasama bilateral cukup menarik untuk diamati efektifitas kinerja dan hasilnya,
mengingat masalah imigran gelap, kejahatan transnasional, dan pencari suaka ini
merupakan masalah yang kompleks, melibatkan banyak negara, organisasi
internasional, dan aspek-aspek HAM. Bukan hal yang mudah untuk dapat
mewujudkan komitmen dari Bali Process ini. Australia yang merupakan tempat tujuan
para pencari suaka sangat menarik untuk diamati hasil dan dampak dari komitmen dari
Bali Process di Negeri Kanguru tersebut.
RM
Dari keseluruhan penjelasan tersbut, penulis tertarik untuk mengangkat
rumusan masalah:
Bagaimana Bali Process mempengaruhi kebijakan Australia dalam mereduksi
smuggling people?

Anonim, diakses pada http://www.baliprocess.net?files?


ConferenceDocumentation/FIFTH%20MINISTERIAL%20CONFERENCE%20COCHAIRS
%20STATEMENT%20-%20FINAL.pdf pada 1 April 2014

Anda mungkin juga menyukai