Anda di halaman 1dari 14

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang

merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah
bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk
jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan
vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung[1]

EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot
jantung akut [2]

EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan


hipokalemia)[3]

EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas


kanan dan kiri)[4]

EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung[5]

EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli
paru atau hipotermia)[3]

Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat
memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.[6]

Kertas perekam EKG

Kertas perekam EKG


Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun
kecepatan yang di atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG
berukuran 1 mm. Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s
(40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena
itu, ada 5 kotak besar per detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan
sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal "kalibrasi" harus dimasukkan

dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal,
yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung
Cara Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung :
Persiapan
A. Alat

Mesin EKG, yang dilengkapi :

kabel untuk sumber listrik

kabel untuk bumi (alat yang baru sudah tidak menggunakan lagi)

Kabel elektroda ekstremitas dan dada

Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat

Balon penghisap elektroda dada

Jelly

Kertas tissue

Kapas Alkohol

Kertas EKG

Spidol (sebagai penanda tempat pemasangan EKG, khusus pada pasien


yang memerlukan observasi ketat EKG)

Mesin EKG terbaru sudah dilengkapi monitor.


Alat EKG prinsipnya sama dengan alat pengukur arus listrik atau
galvanometer. Alat EKG dapat mengukur aliran listrik yang sangat kecil
dan mempunyai jarum untuk mencatat hasilnya diatas kertas yang
berputar.
Kepekaan EKG adalah 1mV = 1cm, artinya bila antara kedua elektroda
terdapat selisih potensial listrik sebesar 1mV, maka alat tulis EKG akan
mencatat penyimpangan ventrikel sebesar 1cm. sedangkan kertas EKG
akan bergerak dengan kecepatan 1 mmdalam 0,04 detik. Alat EKG harus
memenuhi syarat-syarat teknis sebagai berikut :

a. Alat harus stabil, yaitu terlihat pada garis isoelektris tercatat lurus
mendatar.
b. Pencatatan haarus bebas gangguan sehingga catatan terlihat
bersih tanpa getaran.
c. Kepekaan harus stabil. Jadi, kepekaan pencatatan permulaan dan
akhir harus sama.
B. Pasien
Penjelasan (informed consent)
- Tujuan pemeriksaan
- Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekaman
Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.
Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG
Cara memasang EKG
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki
tidak saling bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol
(kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan
tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri
berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
8. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
9. Buat kalibrasi, saat ini sudah bersifat otomatis dengan pilihan auto dan
manual

10. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang
(minimal panjang 30 kotak besar) jika ada aritmia, pakai pilihan manual untuk
alat baru.
11. Semua electrode dilepas
12. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
13. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
14. Matikan mesin EKG
15. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan
dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang
merekam
16.Bersihkan dan rapikan alat
Perhatian :

Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10


mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi kali
atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi
2 kali atau 20 mm.

Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman

Saat merekam, operator harus menghadap pasien

Sadapan EKG
Terdapat 2 jenis lead :
A. Sadapan bipolar klasik : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode
Sadapan bipolar klasik pada EKG mendekati perbedaan potensial antara
sisi-sisi dari segitiga Eintoven, dan terutama melihat aktivitas listrik pada
jantung dari tiga arah berbeda yang dipisahkan oleh sudut 60 0. Sadapan
tersebut adalah :

Sadapan I : merekam beda potensial antara lengan kanan (RA) dengan


lengan kiri (LA) yang manalengan kanan bermuatan (-) dan lengan kiri
bermuatan (+)

Sadapan II : merekam beda potensial antara lengan kanan (RA) dengan


tungkai kiri (LF) yang mana lengan kanan bermuatan (-) dan tungkai kiri
bermuatan (+)

Sadapan III : merekam beda potensial antara lengan kiri (LA) dengan
tungkai kiri (LF) yang mana lengan kiri bermuatan (-) dan tungkai kiri
bermuatan (+)

B. Sadapan unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode


Sadapan Unipolar menggunakan suatu elektroda pendeteksi tunggal, dan
voltase yang diukur adalah perbedaan potensial antara sadapan ini dan
perkiraan potensial nol. Secara praktis, potensial nol diperoleh dengan
menghubungkan sadapan ekstermitas bersama-sama melalui suatu
resistor. Ini mendekati pusat sumber arus dan juga segitiga Entoven, yaitu
jantung. Sembilan sadapan unipolar umumnya digunakan secara klinis,
terdiri dari enam sadapan dada (Prekordial), V1-V6, dan sadapan
tambahan aVR, aVL, dan aVF.
Sadapan unipolar (tambahan) ekstremitas

Sadapan aVR : merekam beda potensial pada lengan kanan (RA) dengan
lengan kiri dan tungkai kiri yang mana lengan kanan bermuatan (+)

Sadapan aVL : merekam beda potensial pada lengan kiri (LA) dengan
lengan kanan dan tungkai kiri yang mana lengan kiri bermuatan (+)

Sadapan aVF : merekam beda potensial pada tungkai kiri (LF) dengan
lengan kanan dan lengan kiri yang mana tungkai kiri bermuatan (+)

Sadapan unipolar prekordial : merekam beda potensial sadapan di dada


dengan ketiga sadapan ekstremitas. Yaitu V1 - V6. Sadapan dada
menggunakan suatu elektroda pendeteksi yang terpisah yang
ditempatkan didada.

Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan
vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih
tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal
menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04
detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan
voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.

Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel.
Proses listrik terdiri dari :

Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)

Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan


depolarisasi ventrikel)

Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)

Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)

Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak
gelombang U.
EKG 12 Lead
Lead
Lead
Lead
Lead

I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung


II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar

Aksis jantung

Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan
horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan
bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4.
Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri
antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG Normal

Gelombang P
Nilai normal :
Lebar 0,12 detik
Tinggi 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai
normal berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3
tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di
Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6
makin menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T
positif, di hampir semua lead kecuali di aVR
Gelombang U

Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P


berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun
diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang
QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 0,20 detik ini merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His
sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T.
segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi
dari 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST
eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi
Cara menilai EKG

Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak

Tentukan irama jantung ( Rhytm)

Tentukan frekwensi (Heart rate)

Tentukan sumbu jantung (Axis)

Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)

Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)

Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan,
gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada
pasien yang terpasang pacu jantung)

1. MENENTUKAN FREKUENSI JANTUNG


Pada EKG , jumlah garis tegak (garis waktu yang 0,04 detik) dalam satu
menit adalah 1500. Jika iramanya teratur, maka frekuensi jantung
dapat dihitung sebagai berikut :
1. bagilah 1500 dengan jumlah garis waktu 0,04 detik yang terletak
dalam satu interval P-P . atau
2. bagilah angka 60 dengan jumlah waktu dalam detik yang terletak
antara R-R atau interval P-P.
jika iramanya tidak teratur ,maka diambil sejumlah interval R-R dan
dihitung jumlah garis waktu 0,04 detik (garis tegak) yang terdapat
didalamnya. Maka frekuensi jantung sama dengan interval R-R dibagi
dengan jumlah garis waktu 0,04 detik dikalikan 1500.
2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG

Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut
- Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
- Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
- Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
- Tentukan interval PR normal atau tidak
- Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka
irmanya disebut dengan Irama Sinus (Sinus Rhytem)
Kriteria Irama Sinus adalah :
- Iramanya teratur
- frekwensi jantung (HR) 60 100 x/menit
-Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
- Gelombang QRS normal (0,06 <0,12 detik)
- PR interval normal (0,12-0,20 detik)
Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas kemungkinan suatu
kelainan
Tulisan yang Berhubungan
Elektrokardiografi %28EKG%29

Menentukan Sumbu Jantung Secara Cepat

Menghitung Denyut Jantung (Heart Rate) pada Elektrokardiografi (EKG)

Kegawatdaruratan Elektrokardiografi

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/07/elektrokardiografi-ekg.html
http://seputarjantung.com/kapan-perlu-pemeriksaan-ekg/

INDIKASI PEMASANGAN
1. Adanya kelainan kelainan irama jantung
2. Adanya kelainan-kelainan myokard seperti Infark Miokard, hypertrofi atrial dan ventrikel
3. Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama Digitalis
4. Gangguan Elektrolit
5. Adanya Perikarditis
6. Pembesaran Jantung

D. KONTRA INDIKASI
Tidak ada

SOP Pemasangan EKG


Langkah kerja :
2. Buka baju pasien lalu suruh tidur terlentang
3. Bersihkan kulit dari lemak atau kotoran dengan kapas alcohol agar
aliran listriknya dapat diperiksa , yaitu pada kulit pergelangan
tangan kiri dan kanan, serta dada kiri karena tempat itu akan
ditempelkan elektroda.
4. Setelah tempat itu bersih dari lemak, oleskan krem penghantar
listrik pada tempat yang akan dipasang elektroda.
5. Sekarang pasanglah elektroda pada tubuh pasien sebagai berikut :
a. Elektroda F dipasang pada pergelangan kaki kiri.
b. Elektroda N dipasang pada pergelangan kaki kanan.
c. Elektroda R dipasang pada pergelangan tangan kanan.
d. Elektroda L dipasang pada pergelangan tangan kiri
e. Penghantar V dipasang pada permukaan dada dengan
menggunakan elektrode temple, keseluruhannya ada 6 buah
dan dipasang pada sela iga ke-4.
f. V3 tepat dibawah puting susu, V4,V5, dan V6 dipasang
segaris disela iga ke 5, dengan catatan V6 dipasang pada
garis Aksila medialis.
6. Lakukanlah kalibrasi dengan sinyal Mv
7. Buat dulu EKG dengan ke enam penghantar standar, sebanyak tiga
atau empat kompleks untuk masing-masing penghantar.
8. Buat EKG penghantar V.
DAPUS ;
1. penerbit : balai penerbit FKUI, Jakarta
Judul ; bedah dan perawatannya. Tahun 2007 oleh ; E. Oswari
2. judul ; At a glance system kardiovaskuler
penerbit ; erlangga ; Jakarta (2008)
penulis ; philipI.Aaronson & Jeremy P.T. Ward
ANATOMI JANTUNG
Jantung terdiri atas empat ruang. Darah mengalir kedalam atrium
kanan melalui vena kava superior dan inferior. Atrium kiri dan kanan
masing-masing terhubung ke ventrikel melalui katup atrio
ventricular (AV) mitral (dua daun katup) dan tricuspid (tiga daun
katup). Katup AV bersifat aktif dan menutup ketika tekanan ventrikel
melebihi tekanan atrium. Katup-katup ini dicegah agar tidak
mengalami eversi kedalam atrium selama sistol oleh berkas-berkas
tipis (korda tendinea) yang melekat diantara tepi bebas tonjolan

katup dan otot papilaris ,yang berkontraksi selama sistol. Aliran dari
ventrikel kanan keluar melalui katup pulmonal semilunaris ke arteri
pulmonalis, dan aliran dari ventrikel kiri memasuki aorta melalui
katup aorta semi nularis. Katup-katup ini menutup secara pasif pada
akhir sistol, ketika tekanan ventrikel menurun sampai dibawah
tekanan arteri. Kedua katup semilunaris memiliki tiga tonjolan
katup.
Tonjolan atau daun katup dari katup jantung dibentuk oleh jaringan
ikat fibrosa, yang diselubungi oleh lapisan tipis sel-sel yang serupa
dan berbatasan dengan endokardium (katup AV dan permukaan
ventricular dari katup semilunaris) dan endothelium (sisi vaskuler
dari katup semilunaris). Saat menutup, tonjolan-tonjolan katup
membentuk suatu penutup kedap (saling merapat )pada komisura
(garis tempat pertemuan tepi daun-daun katup).
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh suatu pita jaringan ikat fibrosa
yang disebut annulus fibrosus, yang menyediakan kerangka untuk
perlekatan otot dan insersi katup. Anulus fibrosus juga mencegah
konduksi listrik antara atrium dan ventrikel kecuali pada nodus atrio
ventricular (AVN). AVN terletak dekat septum interatrium dan muara
sinus koronarius dan merupakan elemen yang penting dalam
system konduksi listrik jantung.
Ventrikel terisi selama diastol : pada saat awal denyut jantung,
atrium berkontraksi danmemenuhi pengisian ventrikel. Saat
ventrikel berkontraksi, tekanan meningkat secara tajam, sehingga
menutup katup AV. Saat tekanan ventrikel melampaui tekanan arteri
pulmunal atau tekanan aorta, katup semilunaris membuka dan
terjadi ejeksi. Ketika sistol berakhir dan tekanan ventrikel menurun,
katup semilunaris menutup akibat aliran balik darah dari arteri.
Kekuatan kontraksi dihasilkan oleh otot jantung, yaitu miokardium.
Atrium memiliki dinding yang tipis. Tekanan yang lebih besar
dihasilkan oleh ventrikel kiri dibandingkan ventrikel kanan yang
tercermiin dari ketebalan dindingnya yang lebih besar. Sisi dalam
jantung dilapisi oleh lapisan tipis sel yang disebut endokardium,
yang serupa dengan endotel pembuluh darah. Permukaan luar
miokardium dilapisi oleh epikardium yang merupakan lapisan
mesotel. Keseluruhan jantung terselubung dalam pericardium, yang
merupakan suatu selubung atau kantung fibrosa tipis, yang
mencegah pelebaran jantuung secara berlebihan. Rongga
perikadium mengandunng cairan interstisial sebagai pelumas.

Apa yang Tujuan Pemeriksaan EKG?


Pemeriksaan EKG bertujuan untuk menilai kerja jantung, apakah normal atau tidak
normal. Beberapa hal yang dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan EKG adalah:

Laju (kecepatan) denyut jantung

Ritme denyut jantung

Kekuatan dan timing sinyal listrik saat melewati masing-masing bagian

jantung.
Apa Kegunaan Pemeriksaan EKG
Tes EKG dilakukan untuk beberapa keperluan antara lain.

Memeriksa aktivitas elektrik jantung

Menemukan penyebab nyeri dada, yang dapat disebabkan serangan jantung,

inflamasi kantung sekitar jantung (perikarditis), atau angina.


Menemukan penyebab gejala penyakit jantung, seperti sesak napas, pusing,

pingsan, atau detak jantung lebih cepat atau tidak beraturan (palpitasi).
Mengetahui apakah dinding ruang-ruang jantung terlalu tebal

(hypertrophied)
Memeriksa seberapa baik kerja suatu obat dan apakah obat tersebut memiliki

efek samping terhadap jantung.


Memeriksa apakah suatu alat mekanis yang dicangkok dalam jantung,

misalnya pacemaker, bekerja dengan baik untuk mengendalikan denyut jantung.


Memeriksa kesehatan jantung pada penderita penyakit atau kondisi tertentu,
seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, atau penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai