Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM REKAYASA LIMBAH PADAT I


PENGAMBILAN, PENGUKURAN BERAT & PENGUKURAN
VOLUME TIMBULAN SAMPAH

Disusun Oleh:

Nama
NIM
Kelompok
Asisten
NIM

: Searphin Nugroho
: 1309045035
: 8 (Delapan)
: Jeni Ranga Popang
: 1209045006

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya
tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses
alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya, seperti sampah organik dan sampah
anorganik.
Timbulan sampah ialah jumlah sampah yang dihasilkan dalam waktu tertentu baik dalam satuan
berat maupun volume. Sampah akan terus diproduksi dan tidak pemah berhenti selama manusia
tetap ada. Dapat dibayangkan bahwa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh penghuni bumi
setiap harinya akan semakin meningkat. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi
dari adanya aktivitas manusia dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.
Apabila tidak ditangani secara efektif dan esien, eksistensi sampah di alam tentu akan berbalik
menghancurkan kehidupan di sekitamya.
Alam memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara otomatis, terutama pada sampah
organik. Namun. kerja keras alam dalam mengurai sampah secara alami sangat tidak berimbang
dibanding berjuta ton volume sampah yang diproduksi. Bagaimana pun peran serta manusia dalam
penanganan dan pengolahan sampah sangat penting. Upaya pengendalian sampah merupakan salah
satu bukti tanggung jawab dari dampak aktivitas manusia sendiri.

Oleh karena itu, diadakanlah praktikum pengambilan, pengukuran berat, dan


pengukuran volume timbulan sampah di sekitar area Laboratorium Rekayasa
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawaran untuk dapat mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah sampah, prinsip pengukuran timbulan sampah, dan
hasil praktikum yang didapat dari sampel yang digunakan.

1.2 Tujuan Praktikum

a.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah.

b.

Untuk mengetahui prinsip pengukuran timbulan sampah.

c.

Untuk mengetahui berat timbulan sampah dari sampel yang digunakan pada
praktikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah


Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2007).

2.2 Pembagian Sampah


Sampah dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
a.

Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya


1) Organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur, dan buah.
2) Anorganik, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.

b.

Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar


1) Mudah terbakar, misalnya kertas plastik, daun kering, kayu.
2) Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.

c.

Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.


1) Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, sayur, potongan daging, dan
sebagainya.
2) Sulit membusuk, misalnya karet, plastik, kaleng, dan sebagainya.

d.

Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah


1) Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan
cepat,

khususnya

jika

cuaca

panas.

Proses

pembusukan

seringkali

menimbulkan bau busuk. Jenis sempah ini dapat ditemukan di tempat


pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
2) Rubbish, terbagi menjadi dua:
a) rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, misalnya kayu, kertas,
karet, daun kering, dan sebagainya.

b) rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, misalnya kaca,
kaleng, dan sebagainya.
3) Ashes, semua sisa pembakaran dari industri.
4) Street sweeping, sampah dari jalanan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau
manusia.
5) Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang
mati akibat kecelakaan atau secara alami.
6) House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya garbage, ashes, rubbish)
yang berasal dari perumahan.
7) Abandoned vechile, berasal dari bangkai kendaraan
8) Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung seperti
misalnya kayu, tanah, dan batu.
9) Sampah industri, berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.
10) Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa
zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
11) Sampah khusus, atau sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti
kaleng dan zat radioaktif.
(Chandra, 2007).
e.

Berdasarkan komposisi sampah


1) Sampah seragam. Sampah hasil kegiatan industri umumnya termasuk dalam
golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas kertas, karton,
kertas karbon, dan semacamnya yang masih tergolong seragam atau sejenis.
2) Sampah campuran. Misalnya, sampah yang berasal dari pasar atau sampah dari
tempat-tempat umum yang sangat beraneka ragam dan bercampur memjadi
satu.

f.

Berdasarkan proses terjadinya


1) Sampah alami, ialah sampah yang terjadinya karena proses alami. Misalnya
rontokkan dedaunan.
2) Sampah non-alami, ialah sampah yang terjadinya karena kegiatan manusia.
Misalnya plastik dan kertas.

g.

Berdasarkan asal atau sumbernya


1) Sampah hasil kegiatan rumah tangga, termasuk di dalamnya sampah rumah
sakit, hotel, dan kantor.
2) Sampah hasil kegiatan industri/pabrik
3) Sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, perkebunan, perikanan,
dan peternakan.
4) Sampah hasil kegiatan perdagangan. Misalnya sampah pasar dan toko.
5) Sampah hasil kegiatan pembangunan.
6) Sampah jalan raya.

(Basriyanta, 2007).

2.3 Faktor-Faktor yamg Mempengaruhi Jumlah Sampah


Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
a.

Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk.
Semakin banyak penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau
ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas
penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas
pembangunan, perdagangan, industri, dan sebagainya.

b.

Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai


Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat dibandingkan
dengan truk.

c.

Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.


Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi
golongan tertentu. Frekuensi pengambilan dipengaruhi oleh keadaan, jika harganya
tinggi, maka sampahnya tinggal sedikit.

d.

Faktor geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, pantai, atau di
dataran rendah.

e.

Faktor waktu

Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah
per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih
banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak
begitu bergantung pada faktor waktu.
f.

Faktor sosial, ekonomi, dan budaya


Contoh, adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.

g.

Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air, atau
penyaringan air limbah.

h.

Kebiasaan masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengonsumsi satu jenis makanan atau tanaman, maka
sampah makanan itu akan meningkat.

i.

Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh, plastik,
kardus, rongsokan, AC, TV, kulkas, dan sebagainya.

j.

Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam
atau jensi sampahnya.

(Chandra, 2007).

2.4 Dampak Sampah


2.4.1 Dampak Sampah bagi Kesehatan Manusia
Sampah dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti diare, tifus, muntaber,
demam berdarah, dan sebagainya yang dapat menyebar dengan sangat cepat karena
virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Selain itu, ada
pula penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan, misalnya penyakit yang
dijangkitkan oleh cacing pita (Basriyanta, 2007).
2.4.2 Dampak bagi Lingkungan
Sampah cair atau cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam aliran sungai atau
aliran air tanah, dapat mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan lenyap, mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan

biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan zat cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapat meledak (Basriyanta, 2007).

2.5 Permasalahan Sampah di Indonesia


Implementasi kebijakan pengelolaan sampah yang konvensional menyebabkan peningkatan jumlah
sarana dan prasarana, terutama tempat pembuangan akhir yang semakin sulit didapatkan karena
keterbatasan lahan. Permasalahan lahan menjadi suatu masalah yang sangat kompleks karena
disamping semakin sulit mencari lahan, juga mengandung konflik sosial karena resistensi
masyarakat terhadap keberadaan TPA, khususnya yang terletak di sekitar pemukiman penduduk.
Biaya pengelolaan sampah yang dibutuhkan juga akan semakin bertambah seiring bertambahnya
jumlah timbulan sampah. Dengan demikian perlu dilakukan pengelolaan sampah dengan prinsip
membuang sekaligus memanfaatkannya, artinya mengelola sampah sekaligus mendapatkan manfaat
ekonomi dari pengelolaan tersebut (Subandriyo, 2012).
Prinsip 3R merupakan suatu pendekatan dalam mengelola sampah dari sumbernya dengan

konsep minimasi. Prinsip yang pertama yaitu mengurangi timbulan sampah di sumber
(reduce), menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah
(reuse), dan mendaur ulang bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain yang
lebih berguna (recycle). Beberapa negara maju yang telah menerapkan prinsip 3R
dalam pengelolaan sampah ternyata dapat menurunkan jumlah timbulan sampah dan
bahkan mengurangi jumlah TPA. Di Amerika Serikat pada tahun 1999, daur ulang dan
pengomposan mengurangi 64 juta ton sampah yang seharusnya dikirim ke TPA dan
jumlah TPA berkurang dari 8000 lokasi pada tahun 1998 menjadi 1858 lokasi pada
tahun 2001 dengan kapasitas yang relatif sama. Sedangkan di Indonesia, menurut
laporan Agenda 21 Indonesia Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan,
1998 diperkirakan bahwa peluang pendaur ulangan sampah (anorganik) mencapai 15
25% dan untuk pengomposan 30 40%. Di samping itu penerapan prinsip 3R dalam
pengelolaan sampah juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, salah
satunya adalah melalui usaha pengomposan (Subandriyo, 2012).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4.1.1 Jumlah Jiwa di Pemukiman

No.
1.
2.

3.

Nama Kelompok
Kelompok 2

Jumlah KK

Jumlah Jiwa

12

49

15

56

26

93

Jalan A. Yani

11

51

Gang Cahaya Baru


Jumlah

64 KK

249 Orang (Jiwa)

Jalan Pipit RT. 23


Kelompok 4
Jalan Wira Swasta
Kelompok 6
Jalan Ramania 2
RT. 42, RT. 46, RT. 47, RT. 48
Kelompok 8

4.

Tabel 4.1.2 Pengukuran Berat Timbulan Sampah

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Jenis Sampah
Sampah organik
Kertas
Kardus
Plastik
Kayu
Karet
Tekstil
Kaca
Spons
B3
Klinis
Kaleng
Sterofoam
Botol
Total

Berat (Kg)
60,75
7
4,7
10
0,6
0,5
0,6
3
4,5
1
0,5
1,5
0,3
3,7
98,65 kg

Tabel 4.1.3 Pengukuran Tempat Volume Sampah

No.

Jenis Sampah

Ukuran Tempat
Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)
100
50
22

Sampah organik

2
3
4
5

Kertas
Kardus
Plastik
Kayu

50
100
100
20

40
50
50
20

38
22
52
20

6
7

Karet
Tekstil

20
20

20
20

15
14

8
9

Kaca
Spons

20
50

20
40

16
13,5

10

B3

20

20

17

11

Klinis

20

20

10

12
13

Kaleng
Sterofoam

50
50

40
40

20
18

14

Botol

100

50

36

Tabel 4.1.4 Pengukuran Volume Sampah

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Jenis Sampah
Sisa makanan & sayuran
Kertas
Karton/ kardus
Plastik total
Kayu
Karet
Tekstil
Kaca
Spons
B3 Rumah Tangga
Klinis
Sterofoam
Kaleng
Botol

4.2 Perhitungan
4.2.1 Berat Timbulan Sampah

Volume Sampah
cm3
m3
110.000
0,11
76.000
0,076
110.000
0,11
260.000
0,26
8.000
0,008
6.000
0,006
5.600
0,0056
6.400
0,0064
27.000
0,027
6.800
0,0068
4.000
0,004
36.000
0,036
40.000
0,04
180.000
0,18

Bera
100 k
Berat Timbulan Sampah

=
= 0,4016 kg/hari/jiwa
4.2.2 Berat Timbulan Sampah per Jenis

a.

BTS Sampah organik

60,75
Bera
24
=

= 0,243 kg/hari/jiwa

b.

BTS Kertas

7 kg/
249
j
Bera
=

= 0,028 kg/hari/jiwa

c.

BTS Karton/kardus

4,7 k
Bera
249
=

= 0,018 kg/hari/jiwa

d.

BTS Plastik

10 kg
249
Bera
=

= 0,04 kg/hari/jiwa

e.

BTS Kayu

0,6 k
Bera
249
=

= 0,0024 kg/hari/jiwa

f.

BTS Karet

0,5 k
Bera
249
=

= 0,002 kg/hari/jiwa

g.

BTS Tekstil

0,6 k
Bera
249
=

= 0,0024 kg/hari/jiwa

h.

BTS Kaca

3 kg/
249
j
Bera
=

= 0,012 kg/hari/jiwa

i.

BTS Spons

4,5 k
Bera
249
=

= 0,018 kg/hari/jiwa

j.

BTS B3

1 kg/
249
j
Bera
=

= 0,004 kg/hari/jiwa

k.

BTS Klinis

0,5 k
Bera
249
=

= 0,002 kg/hari/jiwa

l.

BTS Kaleng

1,5 kg
Bera
249
=

= 0,006 kg/hari/jiwa

m. BTS Sterofoam

0,3 k
Bera
249
=

= 0,001 kg/hari/jiwa

n.

BTS Botol

3,4 k
249
=

= 0,014 kg/hari/jiwa

4.2.3 Persentase Komposisi Sampah


a.

Sampah organik

% Komposisi sampah =

60,75
Bera
98,65
7 k
=

= 61,58 %

b.

Kertas

% Komposisi sampah =

= 7,09 %

c.

Karton/kardus

Bera
4,7
Be
Bera
% Komposisi sampah =

= 4,76 %

d.

Plastik

% Komposisi sampah =

10
Bera
98,65
0,6
=

= 10,10 %

e.

Kayu

% Komposisi sampah =

= 0,68 %

f.

Karet

Bera
0,5
Be
Bera
% Komposisi sampah =

= 0,5 %

g.

Tekstil

% Komposisi sampah =

0,6
Bera
98,65
3 k
=

= 0,6

h.

Kaca

% Komposisi sampah =

= 3,04 %

i.

Spons

Bera
4,5
Be
Bera
% Komposisi sampah =

= 4,56 %

j.

B3

% Komposisi sampah =

1k
Bera
98,65
0,5
=

= 1,01 %

k.

Klinis

% Komposisi sampah =

=
= 0,5 %
l.

Kaleng

Bera
1,5
% Komposisi sampah =

= 1,52 %

m. Sterofoam

% Komposisi sampah =

0,3
Bera
98,65
3,7
=

= 0,3 %

n.

Botol

% Komposisi sampah =

= 3,75 %

4.2.4 Densitas Komponen Sampah per Jenis


a.

Sampah organik

Bera
60 kg
Densitas sampah

=
= 552,27 kg/m3 hari
b. Kertas

Bera
7 kg/
Vo
Densitas sampah

= 92,10 kg/m3 hari

c.

Karton/kardus

Densitas sampah

4,7 k
0,11
Bera
=

= 42,72 kg/m3 hari

d.

Plastik

Densitas sampah

10 kg
0,26
Bera
=

= 38,46 kg/m3 hari

e.

Kayu

Densitas sampah

0,6 k
0,00
Bera
=

= 75 kg/m3 hari

f.

Karet

Densitas sampah

0,5 k
0,00
Bera
=

= 83,3 kg/m3 hari

g.

Tekstil

Densitas sampah

0,6 k
0,005
Bera
=

= 107,14 kg/m3 hari

h.

Kaca

Densitas sampah

3 kg
0,006
Bera
=

= 468,75 kg/m3 hari

i.

Spons

Densitas sampah

4,5 k
0,02
Bera
=

= 166,66 kg/m3 hari

j.

B3

Densitas sampah

1 kg
0,006
Bera
=

= 147,05 kg/m3 hari

k.

Klinis

Densitas sampah

0,5 k
0,00
Bera
=

= 125 kg/m3 hari

l.

Kaleng

Densitas sampah

1,5 kg
0,04
Bera
=

= 37,5 kg/m3 hari

m. Sterofoam

Densitas sampah

0,3 k
0,03
Bera
=

= 8,33 kg/m3 hari

n.

Botol

Densitas sampah

3,7 k
0,18
=

= 20,5 kg/m3 hari

4.2.5 Volume Timbulan Sampah per Jenis


a.

VTS Sampah
Organik

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
=

0,243 kg/jiwa/ hari


552,27 kg/m 3
=

= 0,00044 m3/jiwa/hari

b.

VTS Kertas

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
=

0,028
92
=

= 0,0003 m3/jiwa/hari

c.

VTS

Karton/kardus

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )

0,018 kg/jiwa/ hari


42,72 kg/m 3
=

= 0,00042 m3/jiwa/hari

d.

VTS Plastik
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,040 kg/jiwa/ hari
38,46 kg/m 3

= 0,00104 m3/jiwa/hari

e.

VTS Kayu
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,002 kg/jiwa/ hari
75 kg/m 3

= 0,000026 m3/jiwa/hari

f.

VTS Karet
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
=

0,0020 kg/jiwa/ hari


83,33 kg/m 3

= 0,000024 m3/jiwa/hari
g.

VTS Tekstil
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,0024 kg/jiwa/ hari
107,14 kg/m 3
=
= 0,000022 m3/jiwa/hari

h.

VTS Kaca
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,012 kg/jiwa/ hari
468,75 kg/m 3

= 0,000025 m3/jiwa/hari
i.

VTS Spons
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,018 kg/jiwa/hari
166,66 kg/m 3
=
= 0,0001 m3/jiwa/hari

j.

VTS B3
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,004 kg/jiwa/ hari
147,05 kg/m 3
= 0,000027 m3/jiwa/hari

k.

VTS Klinis
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,0020 kg./jiwa/ hari
125 kg/m 3
=
= 0,000016 m3/jiwa/hari

l.

VTS Kaleng
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,006 kg/jiwa/hari
37,5 kg/m 3

=
= 0,00016 m3/jiwa/hari
m. VTS Sterofoam
=

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )
0,0012 kg/jiwa/ hari
8,33 kg/m 3
=
= 0,00014 m3/jiwa/hari

n.

VTS Botol

Berat Timbulan Sampah (kg/jiwa/ hari)


Berat Jenis (kg/m 3 )

0,0148 kg/jiwa/ hari


20,55 kg/m 3
=
= 0,00072 m3/jiwa/hari

4.3 Pembahasan
4.3.1 Hasil Perhitungan Komponen Sampah
Tabel 4.3.1.1 Perhitungan rata-rata komponen sampah.

No.

Jenis Komponen

Berat Timbulan

Volume Timbulan

Densitas

Sampah

Sampah

(kg/m3)

(m3/jiwa/hari)
0,00044

552,27

0,0015
0,00042
0,001
0,00002
0,00002
0,000018
0,00002
0,000054
0,000027
0,000016
0,00008
0,000071
0,000072

92,11
42,72
38,46
75
83,33
107,14
468,75
16,67
166,67
125
37,5
8,33
20,55

1.

Sisa Makanan

(kg/jiwa/hari)
0,2439

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

dan Sayuran
Kertas
Karton/kardus
Plastik Total
Kayu
Karet
Tekstil
Kaca
Spons
B3 Rumah Tangga
Klinis
Kaleng
Sterofoam
Botol

0,281
0,0188
0,0401
0,002
0,002
0,002
0,0120
0,018
0,004
0,002
0,006
0,0012
0,0148

TOTAL
Rata-rata
4.3.2

0,6458
0,04612

0,003758
0,000268

1834,5
131,035

Alat yang Digunakan dan Fungsinya

Alat-alat yang digunakan saat pengambilan sampah ialah kantong plastik, kertas label,
alat tulis, dan kamera. Kantong plastik berfungsi sebagai wadah pengumpulan sampah
yang telah dibagi ke tiap-tiap rumah warga. Kertas label berfungsi sebagai penanda
sampah pada kantong plastik yang dibagikan kepada warga. Alat tulis berfungsi untuk
mencatat data-data yang didapat pada saat memberikan kantong plastik ke rumah
warga. Dan kamera berfungsi untuk mendokumentasikan pada saat pembagian kantong
plastik dan pengambilan sampah berlangsung.
Alat-alat yang digunakan saat pengukuran berat timbulan sampah ialah kantong plastik,
terpal, sekop atau cangkul, trash bag, kertas label, alat tulis, tali, kalkulator, kertas form
pengisian data sampah, sarung tangan karet, trisula, masker, timbangan, sepatu boots
dan kamera. Kantong plastik berfungsi sebagai wadah pengumpulan sampah yang telah
dibagi ke tiap-tiap rumah warga. Sarung tangan karet digunakan sebagai pelindung
tangan praktikan agar terhindar kontaminasi langsung dengan sampah. Masker
berfungsi untuk menutupi mulut dan hidung praktikan agar terhindar kontaminasi
langsung dengan sampah. Tali berfungsi untuk menggantung alat timbang. Trisula
berfungsi untuk memudahkan dalam pemilihan jenis sampah. Kalkulator berfungsi
untuk menghitung hasil pengukuran. Terpal berfungsi sebagai wadah menghampar
semua jenis sampah domestik untuk dipilah berdasarkan karakteristik jenis sampah.
Sekop atau cangkul berfungsi untuk memudahkan dalam pemilahan jenis sampah.
Timbangan berfungsi untuk menimbang berat timbulan sampah dan berat sampah
berdasarkan karakteristiknya. Trash bag berfungsi sebagai wadah sampah berdasarkan
karakteristik sampah. Kertas label berfungsi sebagai penanda sampah pada trash bag
berdasarkan karakteristik sampah. Kertas form pengisian data sampah dan alat tulis
berfungsi untuk mencatat data-data yang didapat pada saat praktikum. Sepatu boots
berfungsi sebagai pelindung kaki dari sampah yang ada saat melakukan pemilahan
sampah. Dan kamera berfungsi untuk mendokumentasikan pada saat praktikum
berlangsung.

Alat-alat yang digunakan pada pengukuran volume timbulan sampah adalah kantong
plastik, terpal, sekop atau cangkul, trash bag, kertas label, alat tulis, kalkulator, kertas
form pengisian data sampah, sepatu boots, trisula, sarung tangan karet, masker, kamera,
penggaris 100 cm, dan alat pengukur volume berupa kotak triplek yang berukuran 20
cm 20 cm 20 cm, ukuran 100 cm 50 cm 100 cm, dan ukuran 50 cm 40 cm
50 cm. Kantong plastik berfungsi sebagai wadah pengumpulan sampah yang telah
dibagi ke tiap-tiap rumah warga. Sarung tangan karet digunakan sebagai pelindung
tangan praktikan agar terhindar kontaminasi langsung dengan sampah. Masker
berfungsi untuk menutupi mulut dan hidung praktikan agar terhindar kontaminasi
langsung dengan sampah. Kalkulator berfungsi untuk menghitung hasil pengukuran.
Terpal berfungsi sebagai wadah menghampar semua jenis sampah domestik untuk
dipilah berdasarkan karakteristik jenis sampah. Sekop atau cangkul berfungsi untuk
memudahkan dalam pemilahan jenis sampah. Trash bag berfungsi sebagai wadah
sampah berdasarkan karakteristik sampah. Kertas label berfungsi sebagai penanda
sampah pada trash bag berdasarkan karakteristik sampah. Trisula berfungsi untuk
memudahkan dalam pemilihan jenis sampah serta mengambil sampah dari dalam kotak
pengukur volume. Sepatu boots berfungsi sebagai pelindung kaki dari sampah yang ada
saat melakukan pemilahan sampah. Kertas form pengisian data sampah dan alat tulis
berfungsi untuk mencatat data-data yang didapat pada saat praktikum. Alat pengukur
volume berupa kotak triplek yang berukuran 20 cm 20 cm 20 cm, ukuran 100 cm
50 cm 100 cm, dan ukuran 50 cm 40 cm 50 cm berfungsi untuk mengetahui
volume dari setiap komponen sampah. Penggaris berukuran 100 cm berfungsi untuk
mengukur tinggi setiap komponen sampah pada alat pengukur volume. Dan kamera
berfungsi untuk mendokumentasikan pada saat praktikum berlangsung.
4.3.3 Hasil Praktikum
Hasil pengukuran berat timbulan sampah yang didapatkan setelah praktikum
dilaksanakan yakni dengan total sebesar 0,654 kg/jiwa/hari atau dengan rata-rata
sebesar 0,04612 kg/jiwa/hari. Untuk rincian berat timbulan sampah per jenis adalah
sebagai berikut: sisa makanan dan sayuran sebesar 0,2439 kg/jiwa/hari, kertas sebesar
0,281 kg/jiwa/hari, karton sebesar 0,0188 kg/jiwa/hari, plastik sebesar 0,0401
kg/jiwa/hari, kayu sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, karet sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, tekstil

sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaca sebesar 0,012 kg/jiwa/hari, spons sebesar 0,018
kg/jiwa/hari, B3 rumah tangga sebesar 0,004 kg/jiwa/hari, klinis sebesar 0,002
kg/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,006 kg/jiwa/hari, sterofoam sebesar 0,0012 kg/jiwa/hari,
dan botol sebesar 0,0148 kg/jiwa/hari.
Hasil pengukuran volume timbulan sampah yang didapatkan setelah praktikum
dilaksanakan yakni dengan total sebesar 0,003758 m 3/jiwa/hari atau dengan rata-rata
sebesar 0,000268 m3/jiwa/hari. Untuk rincian volume timbulan sampah per jenis adalah
sebagai berikut: sisa makanan dan sayuran sebesar 0,00044 m3/jiwa/hari, kertas sebesar
0,0015 m3/jiwa/hari, karton sebesar 0,00042 m3/jiwa/hari, plastik sebesar 0,001
m3/jiwa/hari, kayu sebesar 0,00002 m3/jiwa/hari, karet sebesar 0,00002 m3/jiwa/hari,
tekstil sebesar 0,000018 m3/jiwa/hari, kaca sebesar 0,00002 m3/jiwa/hari, spons sebesar
0,000054 m3/jiwa/hari, B3 rumah tangga sebesar 0,000027 m3/jiwa/hari, klinis sebesar
0,000016 m3/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,00008 m3/jiwa/hari, sterofoam sebesar
0,000071 m3/jiwa/hari, dan botol sebesar 0,000072 m3/jiwa/hari.
Hasil pengukuran densitas sampah yang didapatkan setelah praktikum dilaksanakan
yakni dengan total sebesar 0,654 kg/jiwa/hari atau dengan rata-rata sebesar 0,04612
kg/jiwa/hari. Untuk rincian berat timbulan sampah per jenis adalah sebagai berikut: sisa
makanan dan sayuran sebesar 0,2439 kg/jiwa/hari, kertas sebesar 0,281 kg/jiwa/hari,
karton sebesar 0,0188 kg/jiwa/hari, plastik sebesar 0,0401 kg/jiwa/hari, kayu sebesar
0,002 kg/jiwa/hari, karet sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, tekstil sebesar 0,002 kg/jiwa/hari,
kaca sebesar 0,012 kg/jiwa/hari, spons sebesar 0,018 kg/jiwa/hari, B3 rumah tangga
sebesar 0,004 kg/jiwa/hari, klinis sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,006
kg/jiwa/hari, sterofoam sebesar 0,0012 kg/jiwa/hari, dan botol sebesar 0,0148
kg/jiwa/hari.
4.3.4 Faktor Kesalahan & Kendala
Faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum antara lain pada saat pemilahan
sampah, masih ada sebagian sampah yang berukuran sangat kecil yang terdapat pada
jenis sampah yang berbeda dalam keadaan telah terpisah, kesalahan saat membaca nilai
timbangan, serta pada saat menjatuhkan kotak volume dengan ketinggian >20 cm.

Kendala yang didapatkan selama praktikum berlangsung ialah sulitnya memisahkan


komponen sampah yang berukuran kecil seperti sobekan bekas bungkus makanan dan
banyaknya sampah berkemasan yang masih ada isinya
4.3.5 Fungsi Perlakuan
Tabel 4.3.1.2 Fungsi Perlakuan

No.

Perlakuan

1.

Pembagian kantong plastik

2.

Pelabelan kantong plastik

3.

berisi sampah
Penebaran sampah di atas terpal

5.

Pemilahan sampah

7.

8.

domestik dari masyarakat


Untuk menandakan dari mana sampel

Penimbangan kantong plastik yang

4.

6.

Fungsi
Untuk mengambil sampel sampah

Pengumpulan

sampah

yang

sampah

yang

berat

sampah

telah

domestik

yang

dikumpulkan
Untuk memudahkan proses pemilahan
sampah
Untuk memisahkan sampah dengan
jenis tertentu untuk ditimbang nanti
telah Untuk
memudahkan
proses

dipilah ke dalam kantong plastik


Penimbangan

sampah tersebut diambil


Untuk menimbang seberapa

telah

dipilah

penimbangan sampah
Untuk mencari seberapa berat sampah
yang telah dipilah tiap masing masing
jenis
Untuk mendata berat sampah yang

Pendataan berat sampah yang telah telah dipilah dengan tujuan untuk
dipilah

mempermudah

proses

perhitungan

berat, volume, dan timbulan sampah


Pengumpulan
9.

sampah

yang

telah

dipilah ke dalam box kayu ukuran 100 Untuk menghitung volume sampah
cm x 50 cm x 100 cm, 50 cm x 40 cm tiap jenis yang sudah dipilah
x 50 cm, dan 20 cm x 20 cm x 20 cm
Penghentakan box yang telah berisi Bertujuan untuk meratakan sampah

10.

sampah yang telah dipilah sebanyak dan memadatkan sampah agar mudah
tiga kali

dihitung volume sampah nantinya

Penggunaan penggaris besi dengan Untuk mencatat hasil volume sampah


11.

panjang 100 cm setelah box kayu yang didapatkan tiap jenis sampah
dihentakkan tiga kali

yang telah dipilah

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah yaitu jumlah penduduk, sistem


pengumpulan atau pembuangan sampah, faktor waktu, faktor ekonomi, faktor
sosial & budaya, faktor geografis, dan kebiasaan masyarakat.

b.

Sampah yang dihasilkan setiap tempat berbeda-beda, sehingga untuk mengetahui


berapa timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya diperlukan sampel sampah
dari tempat yang berbeda untuk dihitung berat dan volume timbulan sampah baik
secara keseluruhan maupun setiap jenis sampah yang dihasilkan.

c.

Hasil pengukuran berat timbulan sampah yang didapatkan setelah praktikum


dilaksanakan yakni dengan total sebesar 0,654 kg/jiwa/hari atau dengan rata-rata
sebesar 0,04612 kg/jiwa/hari. Untuk rincian berat timbulan sampah per jenis adalah
sebagai berikut: sisa makanan dan sayuran sebesar 0,2439 kg/jiwa/hari, kertas
sebesar 0,281 kg/jiwa/hari, karton sebesar 0,0188 kg/jiwa/hari, plastik sebesar
0,0401 kg/jiwa/hari, kayu sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, karet sebesar 0,002
kg/jiwa/hari, tekstil sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaca sebesar 0,012 kg/jiwa/hari,
spons sebesar 0,018 kg/jiwa/hari, B3 rumah tangga sebesar 0,004 kg/jiwa/hari,
klinis sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,006 kg/jiwa/hari, sterofoam
sebesar 0,0012 kg/jiwa/hari, dan botol sebesar 0,0148 kg/jiwa/hari.

5.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum pada masa yang akan datang, sampah yang akan dijadikan
sampel berasal dari kegiatan industri makanan ringan, agar dapat diketahui apakah
komponen sampah yang dihasilkan per jenis setiap harinya akan sama atau berbeda
dengan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Basriyanta., 2007, Memanen Sampah, Kanisius, Yogyakarta.

2.

Chandra, Budiman., 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.

3.

Subandriyo dkk., 2012, Optimasi Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga


Menggunakan Kombinasi Aktivator EM4 Dan Mol Terhadap Rasio C/N, hal

diakses pada tanggal 7 April 2015 jam 20.00 WITA.

1-2,

Anda mungkin juga menyukai