Anda di halaman 1dari 27

Hubungan Antara Usia

Awal Andropause
dengan Obesitas
Sarah
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
1161050087

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
D.Manfaat

A. Latar Belakang
Kemajuan dalam
bidang kesehatan,
ilmu pengetahuan
dan kesadaran orang
untuk menjalani hidup
sehat beberapa
dekade terakhir ini
menyebabkan makin
banyak orang yang
mencapai umur
panjang.
Fadjar E. Lansia Indonesia Makin Bertambah. Tempo. 2013

Proyeksi Jumlah Lansia (60+) di


Indonesia

Adioetomo M. Badan Pusat Statistik. 2013

Seiring dengan
meningkatnya
populasi lanjut usia,
maka pria usia lanjut
pun akan makin
meningkat. Pria usia
lanjut akan mengalami
andropause, seperti
halnya wanita
mengalami
menopause

Baziad A. Menopause dan Andropause. 2003

Penelitian mengenai
andropause dilakukan
pada awal 1990 oleh
Massachusets Male
Aging Study (MMAS),
dengan melibatkan pria
berusia 39-70 tahun.
Penelitian tersebut
menunjukkan adanya
penurunan kadar
hormon testosteron
sebesar 1,2% per
tahun.

Perlu diketahui bahwa


ada faktor-faktor
tertentu yang dapat
mempercepat
penurunan produksi
testosteron seperti :
obesitas, alkohol,
diabetes, dan
narkotika.

Baziad A. Menopause dan Andropause. 2003

Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa
variasi saat timbulnya
andropause
dipengaruhi berbagai
faktor, satu
diantaranya adalah
obesitas. Pria gemuk
cenderung lebih
cepat mengalami
andropause dari pada
pria bertubuh sedang.
Tan RS. Impact Obesity on Hypogonadism in the
Andropause. 2002

Prevalensi Obesitas
Angka kejadian obesitas meningkat, baik di
negara maju, maupun di negara berkembang.
Penelitian dari Himpunan Studi Obesitas
Indonesia (HISOBI) pada 6.318 orang dari hampir
seluruh provinsi didapatkan angka penderita
obesitas sebagai berikut :
11.02
%

9.16
%
pria

Soegih R. Obesitas, Permasalahan dan Terapi


Praktis. 2009

wanita

B. Perumusan Masalah
Terdapat masalah sebagai berikut:
1. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko
yang dapat mempercepat timbulnya
andropause.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai andropause.

C. Tujuan
Tujuan Umum :
Agar masyarakat, khususnya para pria
waspada terhadap obesitas, karena
obesitas merupakan salah satu faktor yang
dapat mempercepat timbulnya andropause.
Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui proses fisiologi
andropause
Untuk mengetahui patofisiologi obesitas

D. Manfaat
Manfaat Teoritis :
Memberikan informasi mengenai hubungan
antara usia awal andropause dengan obesitas
demi pengembangan ilmu kedokteran dan
dapat dijadikan sarana untuk pengembangan
pelayanan kesehatan.
Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat,
terutama pria tentang adanya korelasi antara
andropause dengan obesitas, sehingga para
pria dapat menghindari terjadinya obesitas,
agar andropause tidak timbul pada usia lebih

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Andropause
Obesitas
Hubungan Usia Awal Andropause
dengan Obesitas

Andropause
Andropause merupakan suatu sindrom pada
pria paruh baya atau lansia yang ditandai oleh
penurunan kemampuan fisik, seksual dan
psikologi.
Pangkahila W. Seks yang Membahagiakan.
Kompas. 2006

Andropause menunjukkan gejala


serupa dengan menopause pada
wanita, tetapi pada wanita
menopause, produksi hormon
estrogen dan siklus menstruasi
berhenti dengan cara relatif
mendadak. Pada pria penurunan
produksi hormon testosteron
Setiawan
N. Pria dan
terjadi
perlahan-lahan.
Andropause. 2006

Fisiologi Andropause

Aksis Hipotalamus-Hipofisis-Testis
http://prostate-cancer.org/adjuvant-androgen-wi
thdrawal/

Jumlah Testosteron
Pada usia 20 tahun,
pria mempunyai kadar
testosteron tertinggi
dalam darah sekitar
800-1200 ng/dl yang
akan dipertahankan
sekitar 10-20 tahun.
Selanjutnya kadarnya
akan menurun sekitar
1% per tahun.

Pria akan mengalami


penurunan kadar
testosteron darah aktif
sekitar 0,8-1,6% per
tahun ketika
memasuki usia sekitar
40 tahun. Sementara
saat mencapai usia 70
tahun, pria akan
mengalami penurunan
kadar testosteron
darah sebanyak 35%
dari kadar semula.

Anita N, Moeloek N. Aspek Hormon Testosteron pada Pria Usia


Lanjut. Majalah Andrologi Indonesia. 2002

Gejala Andropause
Gangguan Vasomotor

Ilmu Kesehatan. Menopause dan


Andropause. 2012

Gangguan Fungsi
Kognitif dan Suasana
Hati

Gangguan Virilitas

Ilmu Kesehatan. Menopause dan


Andropause. 2012

Gangguan Seksual

Obesitas

Obesitas
merupakan akibat dari
suatu kelainan
kompleks pengaturan
nafsu makan dan
metabolisme energi.
Secara fisiologis
obesitas didefinisikan
sebagai suatu keadaan
dengan akumulasi
lemak berlebihan di
jaringan adiposa
sehingga dapat
mengganggu
kesehatan.

Sugondo S. Obesitas. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009

Patofisiologi Obesitas
Obesitas timbul sebagai akibat :
Masuk
an
Energi

>
>

Pengelua
ran
Energi

Guyton AC, Hall. Keseimbangan Diet. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2007

Keseimbangan Energi
Pengaturan keseimbangan energi diperankan
oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis,
yaitu:pengendalian

Hidajat B. Obesitas. http://www.pediatrik.com/buletin/pdf . 2006

Penyimpanan Energi
Proses pengaturan penyimpanan energi
terjadi melalui 2 kategori sinyal, yaitu:

Sinyal

Hidajat B. Obesitas. http://www.pediatrik.com/buletin/pdf . 2006

Fungsi Leptin
Leptin merangsang
hipotalamus agar
menurunkan produksi
Neuro Peptide Y (NPY),
sehingga terjadi
penurunan nafsu makan,
demikian pula sebaliknya.
Pada sebagian besar
penderita obesitas terjadi
resistensi leptin, sehingga
tingginya kadar leptin
tidak menyebabkan
penurunan nafsu makan.
Hidajat B. Obesitas. http://www.pediatrik.com/buletin/pdf . 2006

Indeks Massa Tubuh


(IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang
diambil dari perhitungan antara Berat Badan (BB)
dan Tinggi Badan (TB) seseorang. IMT dapat
dipercayai menjadi indikator atau
menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh
seseorang. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk
orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas.
Berat Badan (Kg)
IMT =
--------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan
(m)
Soegih R. Obesitas, Permasalahan dan Terapi
Praktis. 2009

Hubungan Usia Awal


Andropause dengan
Obesitas
Salah satu faktor yang mempercepat
andropause adalah obesitas, karena terjadi
penumpukan lemak sehingga dapat
meningkatkan aromatisasi, yaitu perubahan
testosteron menjadi estrogen.

Apter S. The Effect of Alcohol on Testosterone and


Corticosterone Levels. 2008

BAB III PEMBAHASAN


Obesitas
Peningkatan
Massa Lemak
Tubuh
Peningkatan
Reaksi
Aromatisasi
Perubahan
Hormon
Testosteron
menjadi
Estrogen

Mempercepat
Timbulnya Gejala
Andropause

BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN Andropause dapat timbul lebih cepat
KESIMPULAN Andropause dapat timbul lebih cepat
pada pria obesitas. Makin tinggi Indeks Massa Tubuh
pada pria obesitas. Makin tinggi Indeks Massa Tubuh
(IMT), makin awal dalam menimbulkan gejala
(IMT), makin awal dalam menimbulkan gejala
andropause.
andropause.

SARAN
Data tentang kejadian andropause
di Indonesia yang dikaitkan dengan obesitas
sebagai faktor risiko masih sangat kurang. Untuk
kedepannya dibutuhkan penelitian-penelitian
lebih lanjut mengenai permasalahan ini.

Anda mungkin juga menyukai