Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kemudian
beralih
kepada
teori
pembelajaran
konstruktivismeyang
diperkenalkan oleh Jean Piaget dimana ide utama dari pandangan ini adalah
mental. Semua dalam diri individudiwakili melalui strukturmental dikenalsebagai
skema yang akanmenentukan bagaimanadata dan informasi yang diterima,
difahami oleh manusia. Jika ide tersebut sesuai dengan skema maka ide ini akan
diterima begitu juga sebaliknya. Lahirlah teori konstruktivisme yang merupakan
rupa
sehingga
mampu
mendorong
siswa
mengorganisasi
1.
2.
lebih
menfokuskan
pada
kesuksesan
siswa
diutamakan
dalam
untuk
5. Kebutuhan fisiologi/dasar
Carl Roger adalah seorang psikolog humanisme yang menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu
mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Menurut Roger yang terpenting dalam
proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan
dan pembelajaran. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau
tidak relevan dengan kehidupan siswa. Guru harus memahami perilaku siswa
dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa diri dan dunia seseorang.
Bagaimana
proses
belajar
dapat
terjadi
menurut
teori
belajar
belajar
humanisme
yaitu
suatu
teori
dalam
pembelajaran
yang
kecil.
Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara.
Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya.
Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
i.
j.
diskusi,
membahas
materi
secara
berkelompok.
Pembelajaran
2.
Bersifat mekanistik
3.
4.
5.
perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi
melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif
(respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah
lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi
penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi
fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan
kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon)
1.5.1 Tokoh-Tokoh Behaviorisme Beserta Pemikirannya
1. Edward Edward Lee Thorndike/ Teori Koneksionisme
Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang
berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari
Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898. Buku-buku
yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903), Mental and social
Apabila suatu ikatan siap untuk berbuat, perbuatan itu memberikan kepuasan,
sebaliknya
apabila
tidak
siap
maka
akan
menimbulkan
ketidak
gunakan. Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan
perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan,
tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau
dihentikan.
c)
Hukum akibat
memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi
sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan
cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan
yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan
diulangi.
2. Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati
(observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahanperubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia
menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena
tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya
tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang
sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat
diamati dan diukur.
3. Teori Belajar Menurut Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon
untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori
evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi
tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan
hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan
kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral
dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam
belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon
yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah
laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
(Bell, Gredler, 1991).
4. Edwin Guthrie/Kontiguitas
Kunci teori guthrie terletak pada prinsip tunggal bahwa kontiguitas
merupakan fondasi pembelajaran. Guthrie memandang perilaku sebagai gerakan
dari pada sebagai respon. Dalam pembedaan ini, ia mengartikan gerakan sebagai
komponen unit respon yang lebih besar atau tindakan behavioral. Sejalan dengan
itu, perilaku-perilaku terlatih dapat di pandang sebagai suatu respon kasar yang
terdiri dari unit-unit gerakan yang lebih kecil. Demikian juga stimuli di pandang
sebagai situasi kompleks yang terdiri dari unit-unit gerakan yang lebih kecil.
Prinsip kontiguitas menyatakan bahwa suatu kombinasi elemen-elemen stimulus
di sertai dengan gerakan, sekuens gerakan akan berulang, bila di hadapkan pada
elemen stimulus yang sama. Guthrie berpendapat bahwa pembelajaran adalah
suatu pola atau rantai gerakan yang terpisah yang di timbulkan oleh sinyal-sinyal
stimulus lingkungan dan internal.
Karena pandangan Guthrie tentang asosiasi tergantung pada stimulus dan
respon, peran penguatan memiliki interpretasi unik. Guthrie percara pada
pembelajaran satu kali mencoba, dengan kata lain kedekatan hubungan antara
elemen-elemen stimulus dan respon langsung menghasilkan ikatan asosiatif
penuh.
5. Burrhus Frederic Skinner/Operant conditioning
Ia seorang tokoh dalam kondisioning operan seperti halnya Thorndike,
sedangkan pavlov adalah tokoh kondisioning klasik. Bukunya yang berjudul
Behaviorism of organism yang di terbitkan pada tahun 1838 memberikan dasar
dari sistemnya. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori
operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan
yang dimulai tahun 1946 dalam masalah The Experimental an Analysis of
Behavior.
Piaget
Menurut Piaget dalam buku Teknologi Pembelajaran dari Drs. Bambang
Warsita (2008:69) yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan
suatu prosess genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
yaitu perkembangan sistem syaraf. Dalam buku Psikologi Pendidikan karya
Wasty Soemanto (1997:123) yang menyatakan teori belajar piaget disebut
cognitive-development yang memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitas
gradual dari pada fungsi intelektual dari kongkrit. Belajar terdiri dari tiga tahapan
yaitu :asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Piaget juga mengemukakan bahwa
proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui
siswa. Proses belajar yang dialami seorang anak berbeda pada tahap satu debfab
tahap lainnya yang secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka
semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh karena itu guru
seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya serta
memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut
Piaget, antara lain:1) menentukan tujuan pembelajaran; 2)memilih materi
pembelajaran; 3) menentukan topik-topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik;
4) menentukan dan merancang kegiatan pembelajaran sesuai topik; 5)
mengembangkan metode pembelajaran; 6) melakukan penilaian proses dan hasil
peserta didik.
2.
David Ausubel
Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa belajar
haruslah bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan
berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya(2008:72). Hal ini
3.
Jerome Bruner
Berdasarkan Drs. Wasty Soemanto (1997:127)
menurut
Kurt Lewin
Yang juga merupakan tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt Lewin yang
menyatakan tentang teori belajar medan kognitif (cognitive-field learning theory).
Seperti yang di jelaskan oleh Nana Sudjana dalam bukunya yang menjelaskan
bahwa dalam teori belajar medan kognitif, belajar didefinisikan sebagaai proses
interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan-wawasan baru dan atu
merubah sesuatu yang lama(1991:97). Hal ini berarti bahwa seseorang harus
peduli dengan diri mereka sendiri dan juga dengan orang lain, dengan belajar
secara afektif sehingga diharapkan mereka atau seorang guru bisa mengerti
dengan dirinya sendiri dan dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik selain itu
juga mengembangkan sistem psikologis yang bermanfaat dalam berurusan dengan
anak-anak dan pemuda dalam ssituasi belajar.
1.6.2 Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif
Berdasarkan