SCHMIDT HAMMER
Kuat tekan uniaksial merupakan salah satu parameter untuk menentukan
kuat geser dari massa batuan dengan menggunakan klasifikasi batuan.
Untuk menentukan kuat tekan uniaksial diperlukan pengujian laboratorium
atau secara praktis menggunakan metode indeks dengan Schmidt
Hammer untuk menetukan kuat tekan uniaksial dari batuan merupakan
kalibrasi dari rebiund Schmidt Hammer dan pengujian kuat tekan uniaksial
di laboratorium dan akan menghasilkan beberapa rumus empiris.
Keuntungan metode ini secara praktis dapat menentukan kuat tekan
batuan langsung di lapangan
10
11
Nilai yang berjumah besar dari nilai R diperoleh dari banyak tipe batuan
yang berbeda di belahan dunia. (gaudie, 2006). Pada ujung skala awal
menunjukkan batuan lemah seperti kapur, aeolianit dan marl dengan nilai
kuat tekan yang kecil. Ujung sisi yang lain, silika, batugamping yang
sangat keras, kuarsa, dan batuan beku memiliki nilai R melebihi 60 dan
terkadang 70.
Goudie (2006) membuat kesimpulan dari penggunaan SH bahwa SH
cocok untuk membuktikan kekerasan batuan di lapangan. Alat ini mudah
dibawa, murah, sederhana dan mudah dikalibrasi dan bebas dari efek
suhu, sehingga dapat dengan tepat menghasilkan nilai kekerasa batuan
yang berhubungan dengan kuat tekan uniaksial atau modulus elastisitas
(Modulus Youngs). Uji SH meningkatkan kuantitas. Terakhir kali
direkomendasikan untuk memperoleh estimasi dari kekuatan dinding
12
batuan untuk perhitungan yang akan datang dari kuat geser, dengan
memanfaatkan koefisien kekasaran batuan (JRC) yang didaptkan dari
kekasaran batuan.
Selby (1993) telah membagi batuan ke dalam 6 kelas ( Tabel 1). Tabel ini
memberikan manfaat untuk klasifkasi batuan dan untuk memberikan
indikasi yang jelas dari karakter batuan. Karena ini cepat, mudah, sedikit
biaya dna tidak merusak, SH telah digumakan untuk mengestimasi
properties batuan lain, misalnya kuat tekan (Sendir, 2002). Beberapa
peneliti telah mempelajari tentang hubungan antara kuat tekan batuan
dengan nilai R SG (tabel 2)
13