TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Bromazepam
Bromazepam (dipasarkan dengan beberapa nama merek, termasuk Lectopam,
Lexotan, Lexilium, Lexaurin, Brazepam, Rekotnil, Bromaze, Somalium dan Lexotanil)
adalah obat turunan benzodiazepin, dipatenkan oleh Roche pada tahun 1963 dan
dikembangkan secara klinis pada tahun 1970.1
benzodiazepine
diabsorbsi
secara
sempura,
benzodiazepine
dimetabolisme secara ekstensif oleh kelompok enzim sitokrom P450 di hati, terutama
CYP3A4 dan CYP2C19. Beberapa penghambat CYP3AP antara lain; eritromisin,
klaritromisin, ritonavir, itrakonazol, ketokonazol, nefazodon, dan seri buah grapefruit
dapat mempengaruhi metabolisme benzodiazepine.3
2.1.4. Indikasi
Bromzepam dapat dipakai untuk mensupresi semua gejala kecemasan atau
anxietas, ketegangan dan kelainan-kelainan yang timbul karena reaksi berlebihan dari
emosi terhadap pelbagai situasi yang menegangkan dan konflik.4
2.1.5. Kontra indikasi
Seperti semua benzodiazepine maka Lexotan tidak dapat diberikan pada
penderita koma, syok atau intoxikasi alcohol. Lexotan juga tidak dapat diberikan pada
penderita yang sensitive pada benzodiazepine, glaucoma akut jenis narrow angle
dan open angle.4
2.1.6. Efek samping
Benzodiazepine dosis hipnoik pda kadar puncak menimbulkan efek samping
berikut :kepala ringan,malas atau tak bermotivasi, lamban, inkoordinsi motorik,
ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotorik, dan amnesia anterograt.
Kemampuan motorik lebih dipengaruhi dibandingkan kemampuan berfikir. Semua
efek tersebut dapat sangat mempengaruhi keterampilan mengemudi dn kemampun
psikomotor lainnya. Interaksi denga etanol dpat menimbulka depresi berat.efek
residual terlihat pada beberapa bezodiazepin dan berhubungan erat dengan dosis yang
diberikan. Intensitas dan insiden intoksikasi SSP umumnya meningkat sesuai dengan
usia pasien, farmakokinetik dan farmakodinamik obat. Efek samping lain yang realtif
lebih umum terjadi ialah lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo, mual dan
muntah ,diare, nyeri epigastic, nyeri sendi, nyeri dada, dan pada beberapa pasien
mengalami inkontinensia. Benzodiazepine dengan efek anti konvulsi kadang-kadang
malah meningkatkan frekuensi bangkitan pada pasien epilepsy.perubahan pola tidur
pasien juga dapat terjadi pada pemberin hipnotik-benzodiazepin.3
Efek
samping
psikologik.
Benzodiazepine
dapat
menimbulkan
efek
yang semula akan diobati, misalnya insomnia dan ansietas. Disforia, mudah
tersinggung, berkeringat, mimpi buruk, tremor, anoreksia, dan pusing kepala dapat
terjadi penghentian obat secara tiba-tiba. Penghentian penggunaan obat sebaiknya
dilakukan secara bertahap. Pada umumnya selama pengobatan dengan benzodiazepine
pasien jarang menaikkan dosis obat tanpa instruksi dari dokternya. Namun pada
pasien dengan kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan obat psikotropik lain, cenderung
manyalahgunaan golongan bemzodiazepin bersama-sama dengan senyawa lain.
Penggunaan
benzodiazepine
dosis
tinggi
dalam
waktu
yang
lama
dapat
mengakibatkan gejala putus obat lebih parah setelah pemutusan obat, yaitu : agitasi,
panic, paranoid, mialgia, kejang otot dan bahkan konvulsi.3
Selain efek samping yang luas, secara umum benzodiazepine merupakan obat
yang relative aman . bahkan dosis tinggi jarang menyebabkan kematian kecuali bila
digunakan bersama-sama dengan depresan SSP yag lain missal alcohol.3
2.1.7. Dosis dan cara pemberian
Dosis rata-rata pada penderita yang ringan dan sedang biasanya berkisar antara
3-9- mg sehari yang diberikan dalam dosis terbagi 2 atau 3. Pada penderita gangguan
yang berat dan di hospitalisasi dosis dapat ditingkatkan sampai 12-24 mg sehari dalam
dosis terbagi 2 atau 3.
Pada pasien yang berobat jalan sebaikya diberikan dosis yang serendahrendahnya dan kemudian dinaikan secara progresif. Setelah pengobatan dengan
lexotan 3-6 minggu harus diperhatikan kemajuan pasien dan dosis secara perlahanlahan di kurangi untuk kemudian dihentikan.4
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Bromazepam adalah obat turunan benzodiazepin yang banyak digunakan
sebagai sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/anxietas, relaksasi
otot dan atnti konvulsi, yang antara lain menyangkut efek samping, pengembangan
toleransi, ketergantungan obat, interaksi dan kematian akibat kelebihan dosis. Dalam
dosis rendah bromazepam dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan, sedang pada
dosis tinggi menunjukkan sifat sedatif dan relaksasi otot. Setelah pengobatan dengan
Lexotan (Bromazepam) 3-6 minggu harus diperhatikan kemajuan pasien dan dosis
secara perlahan-lahan di kurangi untuk kemudian dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikipedia. Bromazepam. https://en.wikipedia.org/wiki/Bromazepam.( Diakses pada
14 oktober 2015)
2. Kusumawardhani,A.A.A.A. 2013. Terapi fisik dan Psikofarmaka di Bidang Pskiatri.
In Buku ajar Pskiatri edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
3. Wira ,Meta Sinta Sari. 2011. Hipnotik-sedatif dan Alkohol in Farmakologi dan Terapi
Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI.
4. Setyonegoro, kusmanto. Yul iskandar. Kedja Musadik. Rudy Salan. 1984. Obat-obat