Anda di halaman 1dari 4

Segala puji serta syukur mari kita panjatkan atas seluruh nikmat yang pasti kita

tidak akan mampu menghitung-hitungnya wa intaudduu nimatallahi


latuhshuha , terutama nikmat iman dan Islam, karena ia adalah nikmat yang hanya
diberikan kepada orang-orang yang istimewa dan hamba-hamba yang terpilih,
berbeda dengan harta dan dunia, ia diberikan kepada siapa saja, yang beriman
maupun kafir, yang taat maupun yang bermaksiat, yang bersyukur maupun yang
kufur, Karena itu, mari kita hadirkan suasana kesyukuran atas nikmat istimewa ini

(58)
Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan. (QS. Yunus: 58)
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah
Marilah kita membuka hati dan membuka pikiran, untuk menerima nasihatnasihat Allah dan nasihat-nasihat baginda Nabi Muhammad SAW, karena agama
ini adalah nasihat, mudah-mudahan nasihat-nasihat ini akan menghidupkan hati
dengan iman dan ketakwaan, Rasulullah SAW bersabda:






( 2186/)
Dari Abu Hurairah RA- berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: ada tiga
golongan di mana Allah SWT tidak akan memandang mereka pada hari kiamat,
tidak pula mereka akan disucikan dan bagi mereka siksaan yang pedih, yaitu
(pertama) seseorang yang memiliki kelebihan air di perjalanan lalu ia enggan
memberikannya kepada ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan sedang ia
membutuhkan), (kedua) seseorang yang tidak mengangkat dan memilih pemimpin
kecuali oleh karena dorongan dunia, jika ia memberinya, maka ia ridha dan jika
ia tidak memberinya maka ia marah, (ketiga) seseorang yang melakukan
transaksi perdagangan selepas asar, lalu ia berkata: Demi Allah yang tiada
Tuhan selain-Nya, sungguh aku telah memberikannya sekian dan sekian, lalu
dibenarkan oleh sang pembeli, kemudian (Rasulullah) membacakan ayat
Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji dan sumpah-sumpah
kepada Allah dengan harga yang sedikit. (HR. Bukhari No. 2186)
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Rasulullah SAW telah memberikan isyarat dalam hadits di atas tiga pilar utama
tegaknya eksistensi kehidupan dan tiga asas yang akan melahirkan baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghabur. Sebab itu, Allah SWT memberikan ancaman
yang demikian besar yakni tidak akan pernah memandang dengan pandangan
rahmat pada hari kiamat, tidak akan mensucikannya dan mempersiapkan siksaan
yang pedih, oleh karena, hilangnya ketiga pilar ini adalah bencana kehidupan dan
bahaya bagi kemanusiaan.
Pilar Pertama, Kepedulian
Rasulullah SAW telah mengungkapkan dengan bahasa isyarat seseorang yang
memiliki kelebihan air di perjalanan lalu ia enggan memberikannya kepada ibnu
sabil (orang yang dalam perjalanan dan membutuhkan),. Cukuplah sebuah
bencana, ketika kepedulian telah mati rasa, setiap diri tidak lagi peduli, terhadap
apa yang sedang terjadi di sekelilingnya, tidak lagi peduli terhadap keluarganya,
tidak lagi peduli terhadap tetangganya, tidak lagi peduli terhadap umat,
masyarakat dan bangsanya, perhatikan peringatan Nabi SAW:


Cukuplah dosa bagi seseorang, ketika mana ia menyia-nyiakan orang yang
menjadi tanggung jawabnya. (HR. Hakim dalam kitab al mustadrak lisshihain,
dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash, No. 1448)

Tidaklah sempurna iman seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang
sedang tetangganya kelaparan. (HR. Ibnu Abi Syaibah, dalam kitab iman, dari
sahabat Ibnu Abbas no. 29748)

Barang siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia
tidaklah termasuk golongannya. (Hr. At Thabrani, no.7614 dari sahabat
Hudzaifah al Yamani, Syaikh Nasirudin Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
Dhaif)
Pilar Kedua, Pemimpin Beriman
Rasulullah SAW telah mengisyaratkan seseorang yang tidak mengangkat dan
memilih pemimpin kecuali oleh karena dorongan dunia, jika ia memberinya,
maka ia ridha dan jika ia tidak memberi maka ia marah.
Demikian pentingnya eksistensi kepemimpinan sehingga sahabat Ustman bin
Affan-Radhiyallahu Anhu pernah mengatakan Sungguh Allah telah

memberikan kekuatan kepada pemimpin, apa yang tidak diberikan kepada AlQuran.
Fudhail bin Iyadh mengatakan: Jika Allah memberikan aku satu kesempatan
doa yang akan dikabulkan, maka niscaya aku pergunakan untuk mendoakan
kepada pemimpin.
Yang demikian itu, oleh karena kepemimpinan adalah rahasia kebaikan dunia dan
kunci keberkahan akhirat, kebaikannya akan membawa kepada kemaslahatan
rakyat dan keburukannya akan menjerumuskan kepada kesesatan masyarakat.
Sebab itu, Rasulullah SAW mengingatkan kepada umat agar berhati-hati dalam
memilih dan mengangkat seorang pemimpin, hendaknya pilihan itu dilandasi
oleh karena iman bukan karena uang (baca: money politic), sehingga akan terlahir
pemimpin-pemimpin yang memiliki kredibilitas dan kapasitas, bukan pemimpinpemimpin gadungan yang muncul karena sihir uang dan rekayasa iklan.
Rasulullah SAW juga telah memperingatkan di antara tanda-tanda kiamat adalah
munculnya pemimpin gadungan yang hanya memanfaatkan pangkat dan
kedudukan demi meraup keuntungan dan memperkaya diri.
:
Maka apakah tanda-tandanya (kiamat)?, Nabi menjawab: engkau akan melihat
seorang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju dan penggembala kambing
berlomba-lomba meninggikan bangunan. (HR. Muslim)
Al Qurtubi menjelaskan makna hadits Muslim di atas: Adalah berita tentang
perubahan nilai di mana orang pedalaman yang tidak memiliki ilmu dan
kemampuan memimpin dengan kekuatan dan paksaan, maka bertambahlah
hartanya dan berbangga-bangga membangun dan meninggikan bangunan, dan
inilah yang menjadi kenyataan. (Lihat dalam Fathul Bari juz 1/131). Sebab itu,
mari cerdas dalam memilih!!
Pilar ketiga, Kejujuran
Rasulullah SAW mengisyaratkan dalam sabdanya: seseorang yang melakukan
transaksi perdagangan selepas asar, lalu ia berkata: Demi Allah yang tiada
Tuhan selain-Nya, sungguh aku telah memberikannya sekian dan sekian, lalu
dibenarkan oleh sang pembeli.
Perhatikan sabda Rasul SAW selepas asar yang menegaskan bahwa barangnya
tak lebih hanyalah sisa dagangan yang tidak terjual di waktu pagi, hingga dijual
kembali di waktu sore, namun demikian, tidak segan ia bersumpah serapah atas
nama Allah demi meyakinkan kepada sang pembeli dan menutupi tipu daya dan
kecurangannya.

Hari-hari ini, kita sebagai sebuah komunitas bangsa benar-benar mendapatkan


pelajaran nyata, betapa kejujuran adalah sumber segala kebaikan, sebaliknya
ketidakjujuran adalah biang segala kerusakan dan kehancuran. Kejujuranlah yang
akan membawa kepada ketenangan batin, keharmonisan, rasa saling percaya,
persatuan, kekuatan, dan yang pasti keberkahan dunia dan akhirat, sedang tidak
jujur adalah sumber kegelisahan, perpecahan, sikap saling curiga, jiwa hipokrit
dan munafik, keretakan, pertikaian, permusuhan dan yang pasti kebangkrutan dan
kehancuran dunia dan akhirat, maka benarlah yang disabdakan Nabi SAW:






Hendaklah kamu berpegang kepada kejujuran, karena kejujuran itu akan
membawa kebaikan, dan kebaikan itu akan membawa kepada surga
(kebahagiaan), dan hendaklah tetap seseorang itu bersifat jujur dan memilih
kejujuran hingga ia tertulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah
olehmu dusta, karena dusta itu akan membawa kepada keburukan dan keburukan
itu akan membawa ke neraka (kehancuran), dan tetaplah seseorang berdusta dan
memilih kedustaan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta[1]
Sebab itu, mari kita mulai berani bersikap jujur!

Catatan Kaki:
[1] Dikeluarkan Bukhari, Muslim, Thabrani, Abu dawud dan juga Tirmidzi dalam
kitab Jamiul Ushul min Ahaditsir Rasul, no.4641
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/03/31/48680/khutbah-jumat-tiga-pilarmembangun-bangsa/#ixzz3k4DERB4B
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai