Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 2


1.

Latar belakang ............................................................................................................................. 2

2.

Rumusan masalah ....................................................................................................................... 3

3.

Tujuan ......................................................................................................................................... 3

BAB II ISI ............................................................................................................................................... 4


1.

Pengertian kinetika katalis heterogen.......................................................................................... 4

2.

Kinetika katalis heterogen ........................................................................................................... 4

3.

Contoh-contoh katalis heterogen ................................................................................................ 5

4.

Mekanisme reaksi katalis heterogen ........................................................................................... 6

5.

Proses yang terjadi selama mekanisme reaksi katalis heterogen .............................................. 12

6.

Katalis pendukung dibutuhkan oleh katalis heterogen.............................................................. 14

7.

Aplikasi penggunaan katalis heterogen di bidang industri........................................................ 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 21


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 21

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang akan mempercepat laju
reaksi dengan menurunkan energi aktifasi. Jika energi pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk
temperatur normal, hanya akan terjadi sebagian kecil pertemuan molekul yang nantinya
dapat menghasilkan reaksi yang efektif. Katalis dapat menurunkan energi pengaktifan dengan
menghindari tahap penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat dikatalisa. Dengan
menurunnya energi aktifasi maka pada temperatur yang sama didapatkan laju reaksi dengan
konstanta laju yang besar yang artinya reaksi efektifnya dapat terjadi secara cepat.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternatif dalam suatu reaksi
kimia.Katalis memegang peranan penting dalam perkembangan industri kimia. Dewasa ini,
hampir semua produk industri dihasilkan melalui proses yang memanfaatkan jasa katalis,
baik satu atau beberapa proses. Katalis tidak terbatas pada bagian proses konveksi, bahkan
juga untuk bagian proses pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50%
(Levenspiel,1999). Katalis berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan menjadi katalis
homogen dan heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang berbeda fase dengan fase
reaktan dan produknya.
Proses katalitik menggunakan katalis heterogen dalam industri, pertama kali
dilakukan pada tahun 1857, menggunakan Pt untuk mengoksidasi SO2 menjadi SO3
dalam larutan asam. Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggi.
Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam.
Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan
penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri yang menggunakan
katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat
dikurangi. Dalam makalah ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai katalis heterogen
khususnya tentang cara kerja dan mekanisme reaksi dari katalis heterogen.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:
1. Pengertian katalis heterogen?
2. Bagaimanakah prinsip kerjanya?
3. Apa saja contoh dari katalis heterogen?
4. Bagaimana mekanisme reaksi dari katalis heterogen?
5. Bagaimana kinetika reaksi dari katalis heterogen?
6. Proses apa yang terjadi selama mekanisme reaksi katalis heterogen?
7. Katalis pendukung apa saja yang dibutuhkan oleh katalis heterogen?
8. Apa saja aplikasi penggunaan katalis heterogen di bidang industri?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Memberikan informasi mengenai peranan katalis kimia.
2. Memberitahukan kepada pembaca tentang jenis-jenis katalis kimia.
3. Memberikan informasi mengenai katalis heterogen beserta contohnya.
4. Memberikan informasi tentang mekanisme kerja enzim katalis heterogen secara umum.
5. Mengetahui perbedaan antara mekanisme Langmuir-Hinshelwood dengan mekanisme
dengan Eley-Rideal.
6. Mengetahui kinetika reajsi dari katalis heterogen
7. Memberikan informasi katalis pendukung yang dibutuhkan oleh katalis heterogen
8. Mengetahui peranan katalis heterogen.

BAB II
ISI

1. PENGERTIAN KINETIKA KATALIS HETEROGEN


Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya tidak sama dengan reaktan atau produk.
Pada umumnya fase katalis berupa padatan dan fase reaksi berupa gas. Penggunaan katalis ini
mempunyai keunggulan, yaitu mudah dipisahkan dari campuran reaksi dengan cara filtrasi,
tahan dan stabil terhadap suhu relatif tinggi, ramah lingkungan, tidak bersifat korosif, dapat
digunakan berulangkali dalam jangka waktu yang lama, mudah disiapkan dalam bentuk pallet
katalis padat, dan konstruksinya sederhana. Selain itu, katalis heterogen dapat meningkatkan
kemurnian hasil karena reaksi samping dapat dieliminasi. Hingga tahun 1980-an: sekitar 90%
katalis yang digunakan di dalam proses industri kimia berupa katalis heterogen. Mayoritas
dari katalis heterogen ini didasari pada silika, terutam sejak beberapa riset menunjukkan
keuntungan dari penggunaan silika, antara lain:
a) Kestabilan yang baik,
b) Luas permukaan yang lebih besar,
c) Mudah dan murah,
d) Kemudahan gugus organik dalam menjangkar ke permukaan, untuk menyediakan pusat
katalitis (Gupta et al, 2008)

2. KINETIKA KATALIS HETEROGEN


Reaksi antara gas dengan cairan dapat dibagi menjadi 8 kelompok dari reaksi yang
sangat cepat sampai reaksiyang sangat lambat.
Jika diambil reaksi sebagai berikut:
A (g) + Bb (larutan) hasil
Gas A larut dalam cairan.
B tidak larut dalam phase gas.
Jadi A masuk phase cair dan reaksi hanya terjadi pada phase cair.
Salah satu contoh kinetika dengan reaksi yang sangat cepat adalah sebagai berikut: Bidang
reaksi terletak di dalam lapisancairan. Kecepatan difusi dari A dan B menentukan kecepatan
reaksi. Gas A habis bereaksi di dalam bidang reaksi.

Jika tahanan lapisan gas tidak berpengaruh: kAg= ; pA= Pa

Dengan:

3.

DBl

= koefisien difusi zat B dalam phase cair

DAl

= koefisien difusi zat A dalam phase cair

pA

= tekanan parsiil A

HA

= konstanta Henry

kAg

= koefisien transfer massaA dalam phase gas

kAl

= koefisien transfer massaA dalam phase cair

= interface

CONTOH-CONTOH KATALIS HETEROGEN


Contoh-contoh dari katalis heterogen adalah zeolit, CaO, MgO, dan resin penukar ion.
Mekanisme katalis heterogen melalui lima langkah, yaitu: transport reaktan ke katalis,
interaksi reaktan-raktan dengan katalis (adsorpsi), reaksi dari spesi-spesi yang teradsorpsi
menghasilkan prodduk-produk reaksi, deadsorpsi produk dari katalis, transport produk
menjauhi katalis.
Contoh:
Katalis padat Fe untuk Proses Haber pada pembuatan amonia:
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Katalis padat Fe2O3-BiO2 untuk oksidasi amonia pada pembuatan asam nitrat:
4 NH3(g) + 5 O2(g) 4 NO(g) + 6 H2O(g)
Katalis padat Ni pada hidrogenasi hidrokarbon:
R1CH=CHR2(l) + H2(g) R1CH2CH2R2(l)
(minyak tak jenuh) (lemak jenuh)
Katalis arang (C) pada pembuatan asam khlorida:
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl (g)

Tabel contoh-contoh katalis heterogen


Reaksi

Katalis

C4H10 Butena dan C4H6 (butadiena)

Cr2O3 - Al2O3

CH4 atau hidrokarbon lain + H2O CO + H2

Ni support

C2H2 + 2H2 C2H6

Pd

dalam

Al2O3

atau

padatan

pendukung Ni-Sulfida.
Hidrocraking

Logam (seperti Pd) pada zeolit

CO + 2H2 CH3OH

Promotor ZnO dengan Cr2O3 atau


promoter Cu1 ZnO dengan Cr2O3 atau
Al2O3

4. MEKANISME REAKSI KATALIS HETEROGEN


Mekanisme yang tepat dari katalis heterogen belum dimengerti secara sempurna.
Walaupun demikian tersedianya elektron d dan orbital d pada atom-atom permukaan katalis
memegang peranan penting. Oleh karena itu aktifitas katalisis heterogen banyak dilakukan
pada sejumlah besar unsur peralihan (transisi) dan senyawa senyawanya. Persyaratan kunci
dalam katalisis heterogen ialah bahwa pereaksi fase gas atau larutan diadsorpsi kepermukaan
katalis. (Fessenden,1986). Tidak semua atom atom permukaan sama efektifnya sebagai
katalis, bagian yang efektif tersebut disebut sisi aktif katalis.
Contoh sederhana katalisis heterogen adalah katalis menyediakan suatu permukaan
dimana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substratsubstrat menjadi lemah sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan antara produk
baru dan katalis lebih lemah sehingga akhirnya terlepas. Mekanisme dari katalis padat dengan
reaktan fasa gas, dimana terjadi pembentukan kompleks reaktan dengan katalis setelah
pembentukan produk adalah sebagai berikut :
1. Reaktan terbawa oleh aliran gas pembawa sampai kepermukaan luar partikel katalis.
2. Difusi reaktan dari permukaan luar masuk melalui pori dalam partikel katalis.
3. Reaktan diadsorpsi pada sisi aktif katalis sehingga menimbulkan energi adsorpsi
4. Reaksi pembentukan produk antara permukaan sampai terjadinya produk.
5. Produk didesorpsi dari katalis keluar melalui pori bagian partikel katalis.
6. Difusi produk menuju permukaan luar partikel katalis.
7. Produk mengikuti aliran gas pembawa.
6

1. Mekanisme Katalis menurut Langmuir Hinshelwood


Pada mekanisme

menurut Langmuir-Hinshelwood,laju reaksi heterogen

dikendalikan oleh reaksi molekul teradsorpsi, dan bahwa semua adsorpsi dan tekanan
desorpsi berada dalam kesetimbangan. Dengan mekanismenya sebagai berikut:
1. Adsorpsi dari fase gas
2. Desorpsi ke fase gas
3. Disosiasi molekul di permukaan
4. Reaksi antara molekul teradsorpsi
Berikut ini merupakan gambaran mekanisme katalis menurut LangmuirHinshelwood:

Menurut Langmuir-Hinshelwood, mekanisme katalis heterogen C2H4 + H2 C2H6


menggunakan katalis tembaga ialah sebagai berikut:
7

Contoh reaksi dengan mekanisme Langmuir-Henshelwood :


2 CO + O2 2 CO2 menggunakan katalis Platina
CO + 2H2 CH3OH menggunakan katalis ZnO.
C2H4 + H2 C2H6 menggunakan katalis tembaga
N2O + H2 N2 + H2O menggunakan katalis Platina
C2H4 + O2 CH3CHO menggunakan katalis Paladium
CO + OH CO2 + H+ + e- menggunakan katalis Platina

Isotherm Langmuir :
Isoterm adsorbsi adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara
fase teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada
temperatur tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan
untuk menjelaskan isoterm adsorbsi (anonim,2008).

Isoterm Langmuir ini berdasarkan asumsi bahwa :


a. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen dan hanyadapat mengadsorbsi
satu molekul untuk setiap molekul adsorbennya. Tidak ada interaksi antara
molekul-molekul yang terserap.
b.

Semua proses adsorbsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.

c. Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorbsi maksimum.


Namun, biasanya asumsi-asumsi sulit diterapkan karena hal-hal berikut :
selalu ada ketidaksempurnaan pada permukaan, molekul teradsorbsi tidak inert dan
mekanisme adsorbsi pada molekul pertama asangat berbeda dengan mekanisme pada
molekul terakhir yang teradsorpsi. Langmuir mengemukakan bahwa mekanisme
adsorpsi yang terjadi adalah sebagai berikut: Proses adsorbsi dapat dijelaskan melalui
proses kimia. Jika adsorbatnya gas, kesetimbangannya :
A(g) + S AS
dengan :
A

= gas adsorbat

= sisi terbuka di permukaan

AS = molekul terserap dari A atau sisi tertutup di permukaan


Konstanta kesetimbangannya :

x AS
xs P

dengan :
xAS = fraksi mol tertutup di permukaan
xs

= fraksi mol sisi terbuka di permukaan

= tekanan gas

Namun xAS lebih umum digunakan , sehingga xs = (1-) dan persaman sebelumnya
menjadi:

Kp

Persamaan ini terkenal disebut isoterm Langmuir dengan K = konstanta


kesetimbangan untuk adsorpsi. Untuk mencari harga :

10

Kp
1 Kp

Jumlah substansi terserap, m akan sebanding dengan untuk adsorbent tetentu


sehingga m = b. Bila dikonversikan ke persamaan sebelumnya menjadi :

1 1
1

m b bKp
Dengan memplotkan 1/m dengan 1/p harga k dan b bisa ditentukan dari nilai slope
dan interseptnya.
2. Mekanisme katalis menurut Eley-Rideal :
Berikut ini merupakan mekanisme katalis menurut Eley-Rideal sebagai berikut:
1. Adsorpsi dari fase gas
Difusi adalah peristiwa mengalirnya / berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Proses difusi
molekul reaktan kepermukaan atau difusi pada produk desorpsi merupakan
proses yang paling lambat dan tidak dapat ditentukan kecuali pada penentuan
proses teknik yang melibatkan penyerapan katalis.
2. Desorpsi ke fase gas
3. Disosiasi molekul di permukaan
4. Reaksi antara molekul teradsorpsi
5. Reaksi antara gas dan molekul teradsorpsi
Contoh reaksi dimisalkan sebagai berikut:
A2 + 2B = 2AB
Mekanisme Eley-Rideal :
A2 + * = A2*
A2* + * = 2A*
A* + B = AB + *
di mana langkah terakhir adalah reaksi langsung antara molekul teradsorpsi A * dan
gas-molekul B.Contoh reaksi dengan mekanisme Eley-Rideal :
C2H4 + O2 (adsorbed) H2COCH2 .
Adsorpsi disosiatif oksigen kemungkinan akan terjadi, sehingga akan membentuk
produk sampingan karbon dioksida dan air.
CO2 + H2(ads.) H2O + CO
11

2NH3 + 1 O2 (ads.) N2 + 3H2O on a platinum catalyst


C2H2 + H2 (ads.) C2H4 on nickel or iron catalysts

Untuk mekanisme Langmuir-Hinshelwood, laju akan melalui maksimal dan


berakhir di nol, ketika permukaan benar-benar tertutup oleh A *. Sedangkan untuk
mekanisme Eley-Rideal, laju akan meningkat dengan meningkatkan cakupan sampai
permukaan benar-benar tertutup oleh A * Hal ini terjadi karena langkah

B + * = B

* tidak dapat melanjutkan bila A * blok semua situs. Kuncinya adalah bahwa langkah
B + * = B memerlukan situs gratis. Contoh katalisis heterogen ialah sebagai berikut:
CH2 = CH2 + H2 CH3 - CH3 dengan menggunakan katalis Ni
Molekul etena yang teradsorpsi pada permukaan nikel.Ikatan rangkap antara
atom karbon terputus dan elektron yang digunakan untuk obligasi ke permukaan
nikel.Molekul hidrogen juga teradsorpsi ke permukaan nikel.Ketika ini terjadi,
molekul hidrogen yang rusak menjadi atom.Ini dapat bergerak pada permukaan
nikel.Jika atom hidrogen berdifusi dekat dengan salah satu karbon terikat, ikatan
antara karbon dan nikel digantikan oleh satu antara karbon dan hidrogen.Itu akhir
etena asli sekarang istirahat bebas dari permukaan, dan akhirnya hal yang sama akan
terjadi di ujung lain. Seperti sebelumnya, salah satu atom hidrogen membentuk ikatan
dengan atom karbon, dan tujuan itu juga istirahat bebas. Saat ini sudah ada ruang di
permukaan nikel untuk molekul reaktan baru untuk pergi melalui seluruh proses lagi.
5. PROSES YANG TERJADI SELAMA MEKANISME REAKSI KATALIS
HETEROGEN
Mekanisme yang terjadi pada katalis heterogen, melibatkan proses adsorpsi dan
desorpsi. Sebelum digunakan katalis biasanya diaktivasi terlebih dahulu. Proses adsorpsi akan
membawa molekul reaktan pada sisi aktif dari katalis, yang akan merubah sifat dari reaktan,
12

dan membentuk intermediet tertentu, kemudian produk dilepaskan dari permukaan melalui
proses desorpsi (Whyman, 1994).
Desorpsi molekul produk dibutuhkan untuk mengembalikan sisi aktif pada katalis
heterogen yaitu analog dengan disosiasi kompleks dalam katalis homogen. Adsorpsi dapat
merupakan fisisorpsi ketika tidak terbentuk ikatan kimia yang baru, dapat pula merupakan
kemisorpsi ketika terbentuk ikatan kimia permukaan adsorben-adsorbat. Temperatur rendah
fisisorpsi pada gas seperti nitrogen berguna untuk determinasi pada area total permukaan
padatan, dimana kemosorpsi digunakan untuk determinasi tingkat sisi reaktif.
Katalis heterogen perlu diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses aktivasi
katalis dalam beberapa hal lebih cenderung untuk melakukan desorpsi dalam adsorpsi
molekul seperti air dari permukaan. Namun dalam kasus lain lebih cenderung untuk preparasi
sisi aktif dengan reaksi kimia, seperti reduksi logam oksida menghasilkan logam aktif.
Mekanisme umum yang terjadi pada katalis heterogen adalah proses adsorpsi dan proses
desorpsi yang terjadi pada sisi aktif katalis. Proses adsorpsi akan membawa molekul-molekul
reaktan pada sisi aktif katalis, membentuk intermediet dan pada akhirnya menghasilkan
produk yang kemudian dilepaskan ke permukaan katalis kembali (Atkins, 1994). Berikut ini
merupakan jenis-jenis adsorpsi katalis:
1. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi)

Adsorpsi ini bersifat spesifik dan


terjadi karena adanya ikatan kimia
antara adsorben dengan zat yang
teradsorpsi (adsorbat). Pada adsorpsi
kimia

hanya

satu

lapisan(monolayer)yang terjadi dan


biasanya terjadi pada suhu tinggi. Besarnya energi adsorpsi kimia 100 kj/mol.
Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti
dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi
berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat kuat
mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit
untuk dilepaskan kembali (irreversibel). Dengan demikian dapat diartikan bahwa
pelepasan kembali molekul yang terikat di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil
(Alberty, 1997).
13

2. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)


Adsorpsi ini tidak spesifik dan terjadi akibat adanya perbedaan energi atau
gaya tarik bermuatan listrik (gaya Van Der Waals).Pada jenis adsorpsi fisika ini,
terjadi beberapa lapisan (multilayer) dan terjadi pada suhu rendah.Besarnya energi
adsorpsi fisika 10 kj/mol. Molekul-molekul yang di adsorpsi secara fisika tidak
terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel),
sehingga mudah untuk diganti dengan molekul yang lain. Adsorpsi fisika didasarkan
pada gaya Van Der Waals, dan dapat terjadi pada permukaan yang polar dan non
polar. Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan
padatan dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran ion.
Oleh karena itu, ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat
bertukar tempat dengan ion-ion adsorbat. Mekanisme pertukaran ini merupakan
penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisisorpsi, karena adsorpsi jenis ini
akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara kimia, tetapi ikatan ini
mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya pertukaran ion (Atkins, 1990).

6. KATALIS PENDUKUNG DIBUTUHKAN OLEH KATALIS HETEROGEN


Katalis heterogen biasanya membutuhkan pendukung (support), karena pendukung
katalis memiliki kekuatan mekanik, tahan panas, mempunyai kerapatan ruah yang optimal,
dan kemampuan pelarutan fase aktif. Pendukung juga meningkatkan luas permukaan,
memiliki pori serta ukuran partikel yang optimal, dan peningkatan fungsi kimiawi seperti
perbaikan aktivitas. Pemilihan pendukung didasarkan pada beberapa hal :
1. Keinertan
2. Sifat mekanik yang diinginkan, termasuk ketahanan terhadap kikisan, kekerasan dan
ketahanan terhadap tekanan.
3. Kestabilan pada kondisi reaksi dan regenerasi.
4. Luas permukaan, diutamakan yang memiliki luas permukaan besar agar semakin banyak
sisi aktif katalis yang terdistribusi.
5. Porositas, meliputi ukuran pori rata-rata dan distribusi ukuran pori
6. Sifat ekonomis bahan.
14

7. APLIKASI PENGGUNAAN KATALIS HETEROGEN DI BIDANG INDUSTRI


1. Industri Pembuatan Amonia
Amonia merupakan zat kimia yang digunakan sebagai bahan baku pada
pabrik pupuk dan pabrik bahan peledak. Amonia disintesis dari gas N2 dan H2
dengan reaksi sebagai berikut:
N2(g) +3H2(g) 2NH3(g)

Pada suhu kamar, reaksi berlangsung lambat. Untuk mempercepat laju reaksi, ke
dalam zat pereaksi ditambahkan katalis.

Gambar 1. Bagan Sintesis Amonia

Proses sintesis amonia menggunakan katalis ini ditemukan oleh ahli kimia
Jerman, Fritz Haber pada 1905 sehingga proses ini dikenal dengan nama
Proses Haber. Katalis yang digunakan adalah logam besi yang merupakan
katalis heterogen. Katalis dapat dibuat lebih aktif dengan menambahkan
aluminium oksida dan kalium oksida.
Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan milik pemerintah (Bahan
Usaha Milik Negara/ BUMN) yang memproduksi amonia untuk digunakan
sebagai bahan baku pembuatan pupuk. Perusahaan-perusahaan tersebut di
antaranya, PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat; PT Pupuk Iskandar
Muda di Nanggroe Aceh Darussalam; PT Pupuk Sriwijaya di Palembang,
Sumatera Selatan; PT Pupuk Kalimantan Timur di Bontang, Kalimantan
Timur; PT Petrokimia di Gresik, Jawa Timur.

15

2. Industri Otomotif
Gas buang mesin merupakan salah satu pousi udara yang paling besar.
Oleh karena itu digunakanlah catalytic conventer yang merupakan alat yang
digunakan sebagai kontrol emisi gas buang yang diletakkan setelah exhaust
manifold

pada

sistem

kendaraan

bermotor

(Husselbee,1985).

Katalis automotive (converter) ini pertama kali didesain pada tahun 1975 di
US yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara dengan cara mengkonversi
gas karbonmonoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC)
yang merupakan gas buang dari reaksi pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna pada kendaraan bermotor (Shelef, 2000).
Gas karbonmonoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) dan kidrokarbon (
HC) yangmerupakan gas buang dari kendaraan pada saat pembakaran yang
sangat merugikan manusia.Terbuangnya gas CO yang dapat mengurangi kadar
oksigen dalam lingkungan sehingga bila terhirup manusia menyebabkan kadar
oksigen di dalam darah berkurang.Hal ini disebabkan karena gas CO akan
lebih mudah bereaksi dengan hemoglobin (Hb) yang mengakibatkan
kemampuan darah untuk mentransfer oksigen berkurang. Selain gas CO, gas
lain yang juga merupakan hasil pembuangan pada proses pembakaran adalah
gas HC. Gas HC dapat menyebabkan iritasi mata, batuk, rasa mengantuk dan
bercak kulit. Sedangkan gas NOx dapat mengganggu sistem pernafasan dan
merusak paru-paru. NOx juga dapat bereaksi dengan air membentuk hujan
asam dan sangat berbahaya bagi lingkungan (Hardianto, 1998).
Katalis yang digunakan pada alat ini ialah logam-logam mulia, seperti
Platinum (Pt), Rhodium (Rh), dan Palladium (Pd). Logam-logam mulia
tersebut mempunyai aktifitas spesifik yang tinggi sehingga menghasilkan
konversi yang besar (Shelef, 2000). Palladium berfungsi sebagai katalis reaksi
oksidasi, rhodium digunakan sebagai katalis rekasi reduksi dan platina dapat
melakukan kedua reaksi tersebut (oksidasi dan reduksi). Logam lain yang
terkadang digunakan walaupun secara terbatas adalah cerium, besi, mangan,
tembaga dan nikel. Digunakan secara terbatas karena memiliki produk
sampingan yang juga cukup berbahaya. Nikel dilarang di uni eropa karena
reaksinya dengan CO menghasilkan nikel tetrakarbonil. Sedangkan tembaga
dilarang di amerika utara karena menghasilkan senyawa dioksin. Ada beberapa
tahapan pada catalytic converter.
16

a) Tahap awal dari proses yang terjadi pada Catalytic Converter adalah reaksi
reduksi.
Catalytic converter menggunakan platina dan rhodium sebagai katalis
logam pada reaksi reduksi. Ketika gas NOx (NO atau NO2) masuk ke dalam
catalytic converter, katalis logam akan mengadsorpsi dan menyimpan atom
Nitrogen dan membebaskan oksigen dalam bentuk gas Oksigen (O2). Atom
Nitrogen yang tersimpan akan bereaksi dengan atom nitrogen lainnya yang
teradsorpsi pada katalis membentuk gas Nitrogen (N2). Reaksi yang terjadia
dalah sebagai berikut:
2NO(g) N2(g) + O2(g) atau
2NO2 (g) N2(g) + 2O2(g)
b) Tahap kedua dari proses yang terjadi pada Catalytic Converter adalah reaksi
oksidasi.
Katalis logam yang digunakan catalytic converter untuk reaksi oksidasi
adalah Platina atau Paladium. Katalis logam tersebut membantu proses
pengubahan emisi gas buang seperti gas Karbon monoksida (CO) dan sisa
hidrokarbon menjadi gas karbondioksida (CO2). Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
2 CO(g) + O2(g) = 2CO2 dan
CxHy(g) + O2(g) = CO2 (g) + H2O(g)
c) Tahap ketiga adalah sistem kontrol yang mengawasi aliran gas buang pada
catalytic converter. Informasi yang didapatkan pada sistem kontrol digunakan
untuk mengatur perbandingan laju alir udara terhadap bahan bakar yang
masuk ke ruang pembakaran. Sistem kontrol memungkinkan catalytic
converter bekerja sedekat mungkin dengan titik stoikiometri (Farrauto, 1999) .
Mekanisme reaksi rektan (CO, HC dan NOx) pada permukaan katalis
mengikuti mekanisme tipe Langmuir-Hinselwood, di mana masing-masing
reaktan
akanteradsorpsi pada permukaan katalis membentuk pusat aktif, kemudian ked
ua pusat aktif bereaksi pada permukaan menghasilkan produk yang selanjutny
a didesorpsi, sebagai contoh adalah reaksi CO dan O2 pada permukaan katalis
17

Pt menghasilkan molekul CO2 seperti yang terlihat padaGambar di bawah ini


(Ertl, 2008) .

Gambar 2. Mekanisme Adsorpsi CO pada Permukaan Katalis Pt

3. Industri Kimia
Salah satu katalis heterogen yang paling terkenal yaitu katalis Zeolit.
Katalis ini telah banyak digunakan dalam bidang industri kimia baik sebagai
penukar ion, dan pemisahan gas. Hal ini dikarenakan katalis zeolit dapat
mengkatalisa beberapa reaksi seperti crakcing, isomerisasi dan sintesa
hidrokarbon. Peran dan aktivitas zeolit dalam mengkatalisa sangat ditentukan
oleh jumlah dan situs asam yang terdapat pada permukaan. Karena kekuatan
asam zeolit alam berada pada daerah yang lebar maka selektivitas katalis
menjadi rendah. Dengan demikian perlu dilakukan penyeragaman kekuatan
asam katalis yang dapat dilakukan dengan cara dealuminasi parsial.
Katalis zeolit dapat digunakan dengan beberapa metoda.Metoda yang
paling sering digunakan untuk mendistribusikan logam Ni dalam zeolit
dilakukan dengan cara impregnasi dan ion exchange. Pada metoda ion
exchange, cara memasukkan kation ke dalam kerangka zeolit dilakukan
melalui pertukaran antara kation alkali atau alkali tanah dengan larutan garam
logam prekursor. Bila ion exchange berlangsung pada zeolit alam, maka
18

dengan cara menukarkan logam alkali atau alkali tanah dengan ion Ni2+ dan
reaksi ini berlangsung pada temperature 180o

4. Industri Minyak
Minyak mentah juga dapat diproses melalui metode cracking. Dalam
metode ini, senyawa hidrokarbon rantai panjang diubah menjadi senyawa
hidrokarbon rantai pendek dengan pemanasan untuk memutuskan ikatan
karbon-karbon.

Hidrokarbon

akan

merengkah

jika

dipanaskan

jika

temperaturnya melebihi 350-400 oC dengan atau tanpa bantuan katalis. Parafin


adalah hidrokarbon yang paling mudah merengkah, disusul dengan senyawasenyawa naftena. Sedangkan senyawa aromatik sangat sukar merengkah. Proses
perengkahan yang terjadi hanya karena pemanasan dinamakan perengkahan
termal (thermal cracking). Untuk menghemat penggunaan panas, maka
digunakan katalis dan proses ini dinamakan catalytic cracking. Senyawa yang
biasa digunakan sebagai katalis yaitu zeolit (senyawa kompleks aluminosilikat)
dan suhu reaksi adalah sekitar 500C (lebih rendah daripada tidak menggunakan
katalis). Karena campuran menunjukkan sifat seperti liquid (padahal campuran
terdiri dari senyawa gas dan padatan) maka dikenal sebagai fluid catalytic
cracking. Reaksi ini adalah contoh dari reaksi katalisis heterogen (katalis yang
memiliki perbedaan fasa dengan reaktan). Ketika reaksi telah selesai dilakukan,
produk akan dihasilkan dan dipisahkan dengan distilasi.
Reaksi yang terjadi adalah :

4. Industri polimer
Polimerisasi Ziegler-Natta merupakan metode sintetis polimer dengan
monomer yang memiliki ikatan rangkap, termasuk jenis polimerisasi adisi, metode
ini sesuai dengan namanya, ditemukan oleh dua ilmuawan yaitu Ziegler dan Natta.
Polimerisasi Ziegler-Natta menggunakan sistem katalis dan ko-katalis dalam
reaksi polimerisasinya. Katalis ini merupakan senyawa komplek dari golongan I
III dengan halida dan turunan logam transisi golongan IV VII.
19

Katalis Ziegler-Natta biasanya adalah senyawa TiCl3 sebagai ko-katalis


yang digunakan adalah TiCl3 dan Al(C2H5)2Cl atau TiCl4 dengan
Al(C2H5)3. Reaksi antara katalis dan ko-katalis ini akan menghasilkan suatu
komplek yang selanjutnya akan bereaksi dengan molekul propilena. Pada
proses

pengakhiran,

polimerisasi

Ziegler-Natta

dilakukan

dengan

menambahkan molekul Hidrogen akan memutuskan pertumbuhan rantai


polimer. Polimer Komersial yang Dibuat dengan Katalis ZieglerNatta, antara
lain: Polietilena, Polipropilena, Kopolimer etilena dan 1-alkena, Polibutena-1,
Polimetilpentena, Polisikloolefin, Polibutadiena, Poliisoprena, Poli-alfa-olefin
amorf (APAO), Poliasetilena.

20

BAB III
PENUTUP
Katalis merupakan suatu zat yang sangat di perlukan dalam kehidupan manusia.
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, heterogen dan homogen. Katalis heterogen
merupakan katalis yang fasanya tidak sama dengan reaktan dan produk. Katalis heterogen
dapat berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam misalnya zeolit, CaO, MgO,
dan resin penukar ion.
Pada dasarnya, katalis heterogen mencakup : adsorpsi pereaksi, difusi pereaksi
sepanjang permukaan, reaksi pada sisi aktif membentuk hasil reaksi yang diadsorpsi, dan
lepasnya (desorpsi) hasil reaksi. Cara kerjanya dengan menempel pada bagian substrat
tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi
berlangsung dengan cepat.
Keuntungan katalis heterogen adalah ramah lingkungan, tidak bersifat korosif, mudah
dipisahkan dari produk dengan cara filtrasi, serta dapat digunakan berulangkali dalam jangka
waktu yang lama.

DAFTAR PUSTAKA
Brady, E James. Th. Kimia Univesitas Asas Dan Struktur. Tangerang: Binarupa Aksara
Chang, Raymond. 2004 . Kimia Dasar. Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Sastrohamidjodjo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM Press
http//www.chemis-try.org.com

21

Anda mungkin juga menyukai