99 360 1 PB
99 360 1 PB
Abstrak
Tidur merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap individu yang terjadi secara alami dan
memiliki fungsi fisiologis dan psikologis. Salah satu tindakan non farmakologis untuk meningkatkan
pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia adalah dengan melakukan Relaksasi Otot Progresif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap pemenuhan kebutuhan tidur
lansia. Desain penelitian adalah quasy-eksperiment dengan pendekatan one group pre test post test
design. Sampel penelitian ini adalah lansia sebanyak 19 orang yang diambil secara Simple Random
Sampling. Analisa data dilakukan dengan Uji t-dependent. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai
p=0,000 maka dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif mempunyai pengaruh yang signifikan
dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur lansia. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan
kepada perawat anak agar dapat menggunakan relaksasi otot progresif sebagai intervensi
nonfarmakologis dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur lansia.
31
4
8
6
1
19
21,1
42,1
31,6
5,3
100
5
13
1
0
19
26,3
68,4
5,3
0
100
3
9
6
1
19
15,8
47,4
31,6
5,3
100
1
13
5
0
5,3
68,4
26,3
0
32
Jumlah
Kedalaman tidur
Sebentar-bentar terbangun
Tidur dan kemudian terbangun
Tidur tetapi tidak nyenyak
Tidur sangat nyenyak
Jumlah
Kepuasan tidur
Tidak puas
Sedikit puas
Sedang
Sangat puas
Jumlah
Rasa lemah/lesu di siang hari
Sangat lemah/lesu
Lemah/lesu
Sedikit lemah/lesu
Tidak lemah/lelah sama sekali
Jumlah
19
100
4
9
6
0
19
21,1
47,4
31,6
0
100
7
9
3
0
19
36,8
47,4
15,8
0
100
1
12
6
0
19
5,3
63,2
31,6
0
100
Hasil
penelitian
sebelum
intervensi (pre test) menunjukkan lansia
yang beresiko memiliki waktu untuk
tertidur > 60 menit (21,1%). Lansia yang
beresiko, frekuensi terbangun malam hari,
yaitu > 5 kali (26,3%). Lansia yang
beresiko memiliki total jam tidur < 5 jam
(15,8%). Lansia beresiko memiliki
perasaan mengantuk (68,4%) pada saat
bangun di pagi hari. Lansia yang beresiko
memiliki kedalaman tidur sebentar-bentar
terbangun (21,1%). Lansia yang beresiko
memiliki tidak puas dengan tidurnya
(36,8%). Mayoritas lansia merasa
lemah/lesu (63,2%) pada saat beraktifitas
di siang hari. Mean total pretest adalah
14,63 (SD=1,86)
Tabel
2.
Parameter Tidur
Waktu untuk tertidur
>60 menit
31-60 menit
16-30 menit
<15 menit
Jumlah
Frekuensi terbangun
>5 kali
3-4 kali
1-2 kali
0
3
7
9
19
0
15,8
36,8
47,4
100
1
3
9
5,3
15,8
47,4
Tidak ada
Jumlah
Total jam tidur
<5 jam
5-6 jam
6-7 jam
>7 jam
Jumlah
Perasaan saat bangun pagi hari
Sangat mengantuk
Mengantuk
Sedikit mengantuk
Segar
Jumlah
Kedalaman tidur
Sebentar-bentar terbangun
Tidur dan kemudian terbangun
Tidur tetapi tidak nyenyak
Tidur sangat nyenyak
Jumlah
Kepuasan tidur
Tidak puas
Sedikit puas
Sedang
Sangat puas
Jumlah
Rasa lemah/lesu di siang hari
Sangat lemah/lesu
Lemah/lesu
Sedikit lemah/lesu
Tidak lemah/lelah sama sekali
Jumlah
6
19
31,6
100
0
2
13
4
19
0
10,5
68,4
21,1
100
0
0
13
6
19
0
0
68,4
31,6
100
0
4
7
8
19
0
21,1
36,8
42,1
100
0
6
9
4
19
0
31,6
47,4
21,1
100
0
3
6
10
19
0
15,8
31,6
52,6
100
33
Tabel
3.
Pretest
Perbedaan
Pemenuhan
Kebutuhan
Tidur
Berdasarkan
Parameter
Kualitas Tidur Sebelum
dan Sesudah Intervensi
pada Mei, 2012
Posttest
Mean
SD Mean
14,63 1,86 22,26
* < 0,05
Mean
Diffe
rences
SD
1,82 -7,632
-15,009 .000*
34
35
36