Anda di halaman 1dari 24

Skenario Kasus

Tn. Joko, 60 tahun , datang ke poliklinik saraf RSMP karena sering lupa
dengan apa yang baru diucapkan sejak 3 bulan yang lalu. Keluarga
mengatakan bahwa pasien sering menanyakan kembali apa yang baru saja
ditanyakannya. Aktivitas sehari-hari masih bisa mengerjakan sendiri. Pasien
juga masih mengenali anggota keluarganya. Riwayat hipertensi dan DM tidak
ada.
Pemeriksaan Fisik : GCS : 15, TD : 120/80 mmHg, N : 80x/mnt, T : 36,7o C
Keadaan Spesifik:
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada
- Jantung : iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising jantung
tidak ada, HR 80x/mnt reguler
- Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium : Kolesterol Total : 160mg%, LDL : 80mg%,
HDL : 40mg%, Trigliserida : 110mg%
Hasil Neuropsikiatrik tes : MMSE : 23, MoCA Ina : 24
Rontgen Thoraks : kesan CTR <50%, CT scan kepala : atrofi lobus frontotemporal
Identifikasi Masalah
1.

Tn. Joko, 60 tahun, dating ke poliklinik saraf RSMP karena sering


lupa dengan apa yang baru diucapkan sejak 3 bulan yang lalu.
Keluarga mengatakan bahwa pasien sering menanyakan kembali apa
yang baru saja ditanyakannya.

2.

Aktivitas sehari-hari masih bias mengerjakan sendiri.

3.

Pasien juga masih mengenali anggota keluarganya.

4.

Riwayat Hipertensi dan DM tidak ada.


Pemeriksaan

fisik

GCS:15,

TD:120/80mmHg,

N:80x/mnt,

T:36,7oC.
Keadaan spesifik :
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada
-

Jantung : iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal,


bising jantung tidak ada, HR 80x/menit regular

Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal

Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas : dalam batas normal
5.

Pemeriksaan Laboratorium : Kolesterol Total:160 mg%, LDL : 80


mg%, HDL : 40mg%, Trigliserida : 110 mg%

6.

Hasil neuropsikiatrik tes : MMSE : 23, MoCA Ina : 24

7.

Rontgen thoraks : kesan CTR < 50%, CT scan kepala : atrofi lobus
fronto temporal

Analisis Masalah
1. Tn. Joko, 60 tahun, dating ke poliklinik saraf RSMP karena sering lupa
dengan apa yang baru diucapkan sejak 3 bulan yang lalu. Keluarga
mengatakan bahwa pasien sering menanyakan kembali apa yang baru saja
ditanyakannya.
a.

Apa neuroanatomi dan fisiologi proses penyimpanan memori?


Jawab:
Neuroanatomi yang berhubungan dengan memori
1. Subcortical struktur

a. Hippocampus
Fungsi dari hipokampus :
1. Peta kognitif

2. Enkoding : berfungsi untuk encoding kenangan, kerusakan


pada hippocampus dan wilayah sekitarnya dapat menyebabkan
amnesia anterograde yaitu ketidakmampuan untuk membentuk
kenangan baru. Hippocampus juga telibat dalam konsolidasi
memori yaitu proses yang lambat dimana memori diubah dari
pendek ke memori jangka panjang.
b. Cerebellum
Otak kecil berperan dalam pembelajaran memori prosedural,
dan motor belajar
c. Amygdala
Fungsi dari amigdala :

1. Memori ketakutan pengkondisian


Amigdala yang terkait dengan kedua pembelajaran emosional
dan memori, karena kuat untuk menanggapi rangsangan
emosional, terutama rasa takut. Neuron ini membantu dalam
pengkodean ingatan emosional dan meningkatkan mereka.
Nukleus yang sentral dihubungkan dengan tanggapan perilaku
yang bergantung pada reaksi basolateral ketakutan. Pusat
nukleus amigdala juga terhubung dengan emosi dan perilaku
yang didorong oleh makanan dan seks.

2. Memori konsolidasi
Pengalaman emosional dan peristiwa yang agak rapuh dan
mengambil waktu untuk benar-benar ditetapkan ke dalam
memori. Ini proses yang lambat, disebut sebagai konsolidasi,
memungkinkan emosi untuk mempengaruhi cara memori
disimpan. Hal ini mungkin disebabkan oleh amigdala
meningkatkan aspek emosional informasi selama encoding,
menyebabkan memori untuk diproses pada tingkat yang lebih
dalam dan karenanya, lebih mungkin untuk menahan lupa.
d. Basal ganglia dan motor memori

Berhubungan dengan kognisi, seperti proses belajar, memori,


dan proses memori tak sadar, seperti keterampilan motorik dan
memori implisit.
2. Cortical struktur
a. Lobus frontal

Bagian korteks berfungsi kemampuan kita untuk merencanakan


hari, mengatur pekerjaan, jenis surat, perhatikan untuk rincian
dan mengontrol gerakan lengan dan kaki. Hal ini juga
memberikan kontribusi terhadap kepribadian dan perilaku
Anda. Lobus frontal juga terlibat dalam kemampuan untuk
mengingat apa yang perlu kita lakukan di masa depan; ini
disebut memori prospektif. Lobus frontal penting dalam
memori kerja. karena berperan dalam koordinasi informasi.

presental gyrus merupakan area motor kontralateral dari


wajah, lengan, tungkai, batang.

area Brocca's merupakan pusat bicara motorik pada lobus


dominan.

suplementari motor area untuk gerakan kontralateral kepala


dan lirikan mata.

area prefrontal merupakan area untuk kepribadian dan


inisiatif.

lobulus parasental merupakan pusat kontrol inhibisi untuk


miksi dan defikasi.

b. Lobus occipital

Lobus ini dikenal sebagai pusat persepsi visual sistem, fungsi


utama dari lobus oksipital adalah penglihatan.
c. Lobus parietal

Berfungsi sebagai : (1) sensasi dan persepsi (2) membangun


sistem koordinat spasial untuk mewakili dunia di sekitar kita.
Serta

lobus

parietal

memberikan

kemampuan

untuk

memusatkan perhatian pada rangsangan yang berbeda pada saat


yang sama.

Gyrus postcentral : merupakan kortek sensoris yang


menerima jaras afferent dari posisi, raba dan gerakan pasif.

Gyrus angularis dan supramarginal : hemisfer dominan


merupakan bagian area bahwa Wernics, dimana masukkan
auditori dan visual di integrasikan. Lobus non dominan
penting untuk konsep " body imge", dan sadar akan
lingkungan luar.

d.

Lobus temporal
Lobus dalam korteks ini lebih erat berkaitan dengan memori
dan

khususnya

memori

otobiografi.

Berfungsi

sebagai

recognition memory yang terdiri dari familitiary component


dan recollective component

kortek auditori terletak pada permukaan gyrus temporal


superior ( = gyrus Heschl). Hemisfer dominan penting
untuk pendengaran bahasa, sedang hemisfer non - dominan
untuk mendengar nada, ritme dan musik.

gyrus temporalis media & inferior berperan dalam fungsi


belajar & memori.

lobus limbic : terletak pada bagian inferior medial lobus


temporal, termasuk hipokampus & gyrus parahipokampus.
Sensasi olfaktoris melalui jaras ini, juga emosi / sifat
efektif. Serabut olfaktori berakhir di uncus.

jaras visual melalui bagian dalarn lobus temporal sekitar


cornu posterior ventrikel lateral

b. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan?


Jawab:
Prevalensi usia pada populasi secara umum :

- Umur 65-74 tahun

: 19,2 %

- Umur 75-85 tahun

: 10-27,6 %

- Umur >85 tahun

: 25-38 %

Laki-laki < perempuan,bagi amnestic MCI (mengikuti prevalensi


penyakit Alzheimer)
c.

Apa makna Tn. Joko sering lupa yang diucapkan sejak 3 bulan yang
lalu?
Jawab:
Kemungkinan Tn. Joko mengalami gangguan recent memori. Dimana
pada gangguan recent memori akan sulit muntuk mengingat kembali
apa yang suddah terjadi dalam beberapa menit, jam dan hari yang lalu

d.

Apa makna sering menanyakan kembali apa yang baru ditanyakan?


Jawab:
Karena Tn. Joko mengalami gangguan recent memori yang di tandai
dengan kesulitan mengingat kembali yang sudah terjadi dalam
beberapa menit, jam dan hari yang lalu. Sehingga Tn. Joko sering
menanyakan kembali apa yang baru saja ditanyakan

e.

Apa saja domain fungsi luhur?


Jawab:
Fungsi kognitif adalah merupakan aktivitas mental secara sadar seperti
berpikir, mengingat, belajar dan menggunakan bahasa. Fungsi kognitif
juga

merupakan

pemecahan

kemampuan

masalah,

serta

atensi,

memori,

kemampuan

pertimbangan,

eksekutif

seperti

merencanakan, menilai, mengawasi dan melakukan evaluasi.

Domain Fungsi Kognitif


Fungsi kognitif terdiri dari:
a.

Atensi
Atensi adalah kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan satu
stimulus dengan mampu mengabaikan stimulus lain yang tidak
dibutuhkan. Atensi merupakan hasil hubungan antara batang otak,
aktivitas limbik dan aktivitas korteks sehingga mampu untuk fokus
pada stimulus spesifik dan mengabaikan stimulus lain yang tidak
relevan.

Konsentrasi

merupakan

kemampuan

untuk

mempertahankan atensi dalam periode yang lebih lama. Gangguan


atensi dan konsentrasi akan mempengaruhi fungsi kognitif lain
seperti memori, bahasa dan fungsi eksekutif.
b. Bahasa
Bahasa merupakan perangkat dasar komunikasi dan modalitas
dasar yang membangun kemampuan fungsi kognitif. Fungsi bahasa
meliputi 4 parameter, yaitu:
1. Kelancaran
2. Pemahaman
3. Pengulangan
4. Penamaan
Penting bagi klinikus untuk mengenal gangguan bahasa karena
hubungan yang spesifik antara sindroma afasia dengan lesi
neuroanatomi.
c. Memori
Fungsi memori dibagi dalam tiga tingkatan bergantung pada
lamanya rentang waktu antara stimulus dengan recall, yaitu:
1. Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara
stimulus dengan recall hanya beberapa detik. Disini hanya
dibutuhkan pemusatan perhatian untuk mengingat (attention)
2. Memori baru (recent memory), rentang waktu lebih lama yaitu
beberapa menit, jam, bulan bahkan tahun.
3. Memori lama (remote memory), rentang waktunya bertahuntahun bahkan seusia hidup.

Gangguan memori merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan


pasien. Istilah amnesia secara umum merupakan efek fungsi
memori. Ketidakmampuan mempelajari materi baru setelah brain
insult

disebut

amnesia

anterograd.

Sedangkan

amnesia

retrogradmerujuk pada amnesia pada yang terjadi sebelum brain


insult. Hampir semua pasien demensia menunjukkan masalah
memori pada awal perjalanan penyakitnya. Tidak semua gangguan
memori merupakan gangguan organik. Pasien depresi dan ansietas
sering mengalami kesulitan memori. Istilah amnesia psikogenikjika
amnesia hanya pada satu periode tertentu, dan pada pemeriksaan
tidak dijumpai defek pada recent memory.
d. Visuospasial
Kemampuan visuospasial merupakan kemampuan konstruksional
seperti menggambar atau meniru berbagai macam gambar (misal :
lingkaran, kubus) dan menyusun balok-balok. Semua lobus
berperan dalam kemampuan konstruksi dan lobus parietal terutama
hemisfer kanan berperan paling dominan.
e. Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif dari otak dapat didefenisikan sebagai suatu proses
kompleks seseorang dalam memecahkan masalah persoalan baru.
Proses ini meliputi kesadaran akan keberadaan suatu masalah,
mengevaluasinya, menganalisa serta memecahkan / mencari jalan
keluar suatu persoalan.
f.

Domain fungsi luhur apa yang terganggu pada pasien ini?


Jawab:
domain fungsi memori.

g.

Fungsi memori apa yang terganggu pada tn. Joko?


Jawab:
Fungsi memori yang terganggu pada Tn. Joko adalah Memori baru
(recent memory), rentang waktu lebih lama yaitu beberapa menit, jam,
bulan bahkan tahun.

h.

Bagaimana mekanisme dari keluhan?


Jawab:
Terjadi kerusakkan pada area hipoccampus dan korteks frontal.
Kerusakkan dapat terjadi karena proses degenerative, yaitu terjadi
penurunan mekanisme biokimiawi (defisiensi asetilkolin), terjadi
fagositosis oleh mikroglia jumlah fungsi sel menurun, fosforilasi
oksidatif mitokondria menurun mempengaruhi keseimbangan
sintesis dan degradasi merusak neuron destruksi neuron
atrofi sangat mudah lupa dengan hal-hal yang dilakukan.
Mekanisme dr. irfan :
Informasi (butuh konsentrasi) sistem sensoris (lobus oksipital dan
temporal) pusat asosiasi hippocampus melalui parahiipocampal
(putus) gangguan memori area brocca (lobus frontalis)
(recalling)

i.

Apa yang menyebabkan gangguan memori?


Jawab:
Kebanyakan gangguan fungsi ingatan disebabkan oleh:
1. Penyakit degeneratif, terutama Alzheimer dan Huntington
2.
3.
4.
5.

Penyalahgunaan alkohol, menimbulkan sindrom Korsakoff.


Trauma kepala
Gangguan lobus temporal cerebrum dan sistem limbik
Ensefalitis, atau inflamasi otak, misalnya akibat infeksi virus
herpes dan beberapa jenis.

6. Gangguan

vaskularisasi

cerebrum,

termasuk

diantaranya

pendarahan subarachnoid
7. Kekurangan oksigen, misalnya akibat infark miokard, keracunan
CO, dan henti nafas
8. Tumor kepala
9. Drug induced: obat-obat

analgesik

(NSAID),

sedatif

(benzodiazepine), antidepresan, dll.


10.Metabolik/endokrin tuitarisme: hipotiroidi, defisiensi vit B12.
2. Aktivitas sehari-hari masih bisa mengerjakan sendiri.
a.

Apa makna aktivitas sehari-hari masih dapat dikerjakan sendiri?


Jawab:
Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis bahwa keluhan
yang terjadi belum mengarah ke demensia karena gejala demensia
seperti adanya kemampuan penurunan daya ingat dan daya pikir yang
sampai mengganggu kegiatan sehari- hari seseorang (personal
activities of daily living) seperti : mandi, berpakaian, makan,
kebersihan diri, buang air besar

3. Pasien juga masih mengenali anggota keluarganya.


a.

Apa makna pasien masih mengenali anggota keluarganya?


Jawab:
Tidak ada gangguan pada memori jangka panjang Tn. Joko dimana
memori lama (remote memory), rentang waktunya bertahun-tahun
bahkan seusia hidup, LTM muncul karena memori baru tidak dapat
masuk ke hippocampus long term memory (LTM) lebih
mendominasi (tidak terganggu)

4. Riwayat Hipertensi dan DM tidak ada.


Pemeriksaan fisik : GCS : 15, TD : 120/80mmHg, N : 80x/mnt, T:36,7oC.
Keadaan spesifik :
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

10

Leher : tidak ada pembesaran KGB


Thoraks : simetris, retraksi tidak ada
- Jantung : iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising
jantung tidak ada, HR 80x/menit regular
- Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas : dalam batas normal
a.

Apa makna riwayat hipertensi dan DM disangkal?


Jawab:
Untuk menyingkirkan diagnosis bahwa gangguan kognitif yang
terjadi akibat dari demensia vaskuler.
Berbagai studi prospektif menunjukkan risiko vaskular seperti
hipertensi, diabetes, hiperkolestrolemia merupakan faktor risiko
terjadinya DVa.
Peningkatan tekanan darah sistolik mepengaruhi fungsi kognitif
terutama pada usia lanjut, dimana terjadinya gangguan mikrosirkulasi
dan disfungsi endotel juga berperan pada gangguan fungsi kognitif
pada hipertensi.
Diabetes

Mellitus

(DM),

Adanya

paparan

hiperglikemia

berkepanjangan dapat berkontribusi terhadap kemunculan komplikasi


diabetes

mellitus dalam berbagai cara, termasuk komplikasi

mikrovaskuler pada pasien diabetes mellitus lanjut usia. Otak,


bersama bagian tubuh lain, mengalami mikroangiopati yang luas dan
dapat menyebabkan degenerasi neuron generalisata. Keseluruhan
mekanisme ini akhirnya terkait dengan penurunan fungsi kognitif pada
penderita lanjut usia dengan gangguan pengendalian toleransi glukosa
yang utamanya disebabkan karena disfungsi endotel.
b.

Apa interpretasi pemeriksaan fisik dan keadaan spesifik?


Jawab:
Pemeriksaan fisik

11

Tanda
GCS :15
TD:120/80 mmhg,
N : 80 x/menit,
T:36,7'C

Nilai normal
15
130/90 mmHg
60-100x/menit
36,5-37,6C

Interpretasi
Compos Mentis
Normal
Normal
Normal

Cara Pemeriksaan
Respon buka mata (Eye Opening, E)

Nilai

a.
b.
c.
d.

Respon spontan (tanpa stimulus/rangsang)


Respon terhadap suara (suruh buka mata)
Respon terhadap nyeri (dicubit)
Tidak ada respon (meski dicubit)

3
2
1

Respon verbal (V)


a. Berorientasi baik
5
b. Berbicara mengacau (bingung)
4
c. Kata-kata tidak teratur (kata-kata jelas dengan substansi tidak
3
jelas dan non-kalimat, misalnya, aduh bapak..)
d. Suara tidak jelas (tanpa arti, mengerang)
e. Tidak ada suara
2
1
Respon motorik terbaik (M)
a. Ikut perintah
6
b. Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat
5
diberi rangsang nyeri)
c. Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang)
d. Fleksi abnormal (dekortikasi: tangan satu atau keduanya posisi 4
kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
3
e. Ekstensi abnormal (deserebrasi: tangan satu atau keduanya
extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat

diberi rangsang nyeri)


f. Tidak ada (flasid)
1
Tabel 1. Cara Penilaian GCS
Interpretasi skor Glasgow Coma Scale:
Skor 14-15
: compos mentis
Skor 12-13
: apatis
Skor 11-12
: somnolen
Skor 8-10
: stupor

12

Keadaan spesifik
Hasil Pemeriksaan
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Leher: Tidak ada pembesaran
KGB
Thoraks: Simetris, retraksi
tidak ada
Jantung:
Iktus kordis tidak tampak
Bunyi jantung normal
Bising jantung tidak ada
HR 80x/menit regular
Paru:
Stem fremitus normal
Suara nafas vesikuler
normal
Abdomen:
Datar, lemas
Nyeri tekan tidak ada
Bising usus normal
Ekstremitas: dalam batas
normal

Nilai Normal
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
KGB tidak membesar
Thoraks: Simetris, retraksi
tidak ada
Jantung:
Iktus kordis tidak tampak
Bunyi jantung normal
Bising jantung tidak ada
HR 60-100x/menit regular
Paru:
Stem fremitus normal
Suara nafas vesikuler
normal
Abdomen:
Datar, lemas
Nyeri tekan tidak ada
Bising usus normal
Ekstremitas:
dalam
batas
normal

Interpretasi
Normal

Normal
Normal
Normal

Normal

Normal

Normal

5. Pemeriksaan Laboratorium : Kolesterol Total:160 mg%, LDL : 80 mg%,


HDL : 40mg%, Trigliserida : 110 mg%
a.

Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium?


Jawab:
Kolesterol total: 160 mg% Normal (< 200 mg%)
LDL: 80 mg% Normal (< 100mg%)
HDL: 40 mg% Normal (40 mg% - 60 mg%)
Trigliserida: 110 mg% Normal (< 150 mg%)

13

6. Hasil neuropsikiatrik tes : MMSE : 23, MoCA Ina : 24


a.

Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan MMSE dan MoCA Ina?


Jawab:
MMSE 23, gangguan kognitif ringan
Metode
Single Cutoff
Range

Skor
< 24
< 21
> 25

Pendidikan

21
< 23
< 24
24 30
18 23
0 17

Keparahan

Interpretasi
Abnormal
Meningkatkan kemungkinan menderita
demensia
Menurunkan kemungkinan menderita
demensia
Abnormal untuk pendidikan kelas 8
Abnormal untuk pendidikan SMA
Abnormal untuk pendidikan kuliah
Tidak ada pelemahan kognitif
Pelemahan kognitif ringan
Pelemahan kognitif berat

MoCA-Ina 24, Abnormal (ada gangguan kognitif)


Skor maksimal yang dihasilkan adalah 30, untuk skor total > 26
adalah normal (tidak ada gangguan)
Tambahkan 1 poin

bagi subjek yang memiliki latar belakang

pendidikan formal kurang dari 12 tahun.


b.

Bagaimana cara pemeriksaan MMSE dan MoCA Ina?


Jawab:
Mini Mental State Examinaton
Orientasi
1. Sebutkan :
a) Tahun berapa sekarang
b) Musim apa sekarang (hujan/kemarau)
c) Tanggal
d) Bulan
e) Hari
2. Sebutkan dimana kita sekarang :
a) Negara
b) Provinsi
c) Kota

Max. Score
5

Score

14

d) Rumah Sakit (paling dekat rumah)


e) Bagian rumah (sebutkan)

Registrasi :
a) Pemeriksa menyebutkan 3 nama benda

dengan antara 1 detik waktu menyebut


nama benda tersebut (misalnya : buku,
mangkok, payung). Setelah selesai, suruh
penderita menyebutnya. Beri angka 1 tiap
jawaban yang betul. Bila salah, suruh
mengulang sampai betul semua
Perhatian dan Kalkulasi :
a) Hitungan kurang 7. Misalnya : 100-7,

pendapatannya dikurangi lagi dengan 7,


demikian seterusnya sampai 5 jawaban. Jadi
: ( 100 7 = 93 7 = 86 7 = 79; 72; 65 ).
Beri angka 1 bagi tiap jawaban yang betul.
Tes ini dapat diganti dengan tes mengeja,
yaitu mengeja mundur kata : kartu (utrak).
Mengingat Kembali :
a) Tanyakan nama benda yang telah

disebutkan pada pertanyaan nomor 3. beri


angka 1 bagi tiap jawaban yang betul.

15

Bahasa :

a) Anda tunjuk pada pensil dan arloji. Suruh


penderita menyebutkan nama benda yang
anda tunjuk
1
b) Suruh penderita mengulangi kalimat berikut
: tanpa kalau, dan atau tetapi
c) Suruh penderita melakukan suruhan 3
tingkat

yaitu:

Ambil

kertas

dengan

tanganmu, lipat menjadi setengah, dn


letakkan di lantai
d) Pasien diminta menutup mata, tulis sebuah

kalimat, dan gambar gambaran berikut

Keterangan : Baik / normal : 25 30, Gangguan kognitif ringan : 21 24


Gangguan kognitif sedang : 10 20, Gangguan kognitif berat : < 10

MoCA- Ina

16

7. Rontgen thoraks : kesan CTR < 50%, CT scan kepala : atrofi lobus fronto
temporal
a.

Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan rontgen thoraks?


Jawab:
Rontgen Thoraks

: Kesan CTR <50% Normal

Ukuran dan bentuk jantung: ukuran ditentukan oleh CTR (Cardiac


Thoracic Ratio) yaitu jarak terjauh dari titik tengah ke jantung kiri +

17

jarak terjauh dari titik tengah kejantung kanan, dibagi jarak antar
diaphragma kanan-kiri ( dws. N:< 50%)
Jika

CTR

melebihi

50%,

maka

terjadi

perbesaran

pada

jantung/cardiomegali.

Cara perhitungan CTR


1. Buat garis lurus dari pertengahan thorax/ mediastinum mulai dari
atas sampai ke bawah thorax
2. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kanan dan
namakan sebagai titik A
3. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kiri dan namakan
sebagai titik B
4. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik A dan B
5. Tentukan titik terluar bayangan paru kanan dan namakan sebagai
titik C
6. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik c dengan garis
mediastinum
7. Perpotongan antara titik c dengan garis mediastinum namakan
sebagai titik D.
8. Setelah dibuat garis, lalu kita hitung menggunakan rumus:
Panjang garis A ke B/ panjang garis C ke D x 100%
b.

Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan CT Scan Kepala?


Jawab:

18

Interpretasi : Menunjukan telah terjadi pengecilan ukuran sel otak di


bagian lobus yang terletak diantara lobus frontal dan
temporal
MEKANISME :
Terjadi kerusakkan pada area hipoccampus dan korteks frontal.
Kerusakkan dapat terjadi karena proses degenerative, yaitu terjadi
penurunan mekanisme biokimiawi (defisiensi asetilkolin), terjadi
fagositosis oleh mikroglia jumlah fungsi sel menurun, fosforilasi
oksidatif mitokondria menurun mempengaruhi keseimbangan
sintesis dan degradasi merusak neuron destruksi neuron atrofi

8. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?


Jawab:
Diagnosis MCI dapat dibuat dengan kriteria menurut The Quality
Standards Subcommite Of The American Academy Of Neurology sebagai
berikut:
1. Keluhan memori,terutama disampaikan oleh orang lain.
2. Gangguan memori obyektif
3. Fungsi kognitif umum normal.
4. Aktivitas kehidupan sehari-hari normal.
5. Tidak ada demensia.

Dalam mendiagnosis MCI sering dibantu dengan pemeriksaan kognitif


seperti:
1. MMSE (Mini mental State Examination)
2. GDS

(global deterioration scale), menilai demensia degenerative

primer
GDS 1 : tidak ada penurunan kognitif
GDS 2 : penurunan kognitif sangat ringan
GDS 3 : penurunan kognitif ringan
GDS 4 : penurunan kognitif sedang

19

GDS 5 : penurunan kognitif berat


9. Apa different diagnosis kasus ini?
Jawab:
Demensia

Gejala

MCI

Alzheimer

Demensia

Disorientasi

Stroke

Dislipidemia

+/-

MMSE

23-17

< 18

< 17

Gangguan ADL

Gejala

MCI

Alzheimer

Demensia

Disorientasi

+/-

Stroke

+/-

Dislipidemia

+/-

Gangguan
memori
Riwayat
hipertensi

Gangguan
memori
Riwayat
hipertensi

Vaskuler

+
Deemensia
vaskular

10. Apa diagnosis pasti kasus ini?


Jawab:
Mild Cognitive Impairment (MCI )

20

11. Bagaimana tata laksana kasus ini?


Jawab:
FARMAKOLOGI

Obat-obat demensia adalah seperti berikut:


Nama obat
Donepezil

Golongan
Penghambat

Indikasi
Demensia

Dosis
Dosis

kolinesterase

ringan-

mg/hr, setelah 4- diare, insomnia

sedang

Demensia

menjadi 10 mg/hr
Dosis awal 8 Mual, muntah,

ringan-

mg/hr,

sedang

bulan dinaikkan 8 anoreksia

Galantamine Penghambat
kolinesterase

awal

Efek samping
5 Mual, muntah,

minggu

setiap diare,

mg/hr

sehingga

dosis

maksimal

Rivastigmin

Penghambat

Demensia

24 mg/hr
Dosis awal 2 x Mual, muntah,

kolinesterase

ringan-

1.5 mg/hr. Setiap pusing,

sedang

bulan dinaikkan 2 anoreksia


x

1.5

diare,

mg/hr

hingga maksimal
Memantine

Penghambat

Demensia

2 x6mg/hr
Dosis awal

reseptor

sedang-

mg/hr, stelah 1 kepala,

NMDA

berat

minggu

5 Pusing,

dosis konstipasi

dinaikkan
menjadi
mg/hr

2x5
hingga

maksimal 2 x 10
mg/hr

Anti-Oksidan

21

nyeri

Zat-zat anti-oksidan seperti vitamin E dapat melindungi sel-sel otak


dari stres oksidatif. Vitamin E adalah senyawa diet dengan sifat
antioksidan yang terlibat dalam pencarian radikal bebas. Studi-studi
Laboratorium dan penelitian telah menunjukkan bahwa dengan
Vitamin E dimungkinkan mampu dalam memperlambat penurunan
kognitif

Nootropics
Nootropics adalah obat yang meningkatkan aktivitas otak dan memori.
Nootropics meningkatkan fungsi otak. Piracetam adalah nootropic
paling banyak digunakan, meningkatkan kinerja dalam berbagai tugas
kognitif, tampaknya efektif pada demensia dan MCI. Sedangkan untuk
dosis piracetam yang digunakan untuk MCI 1600 mg/hari
NON FARMAKOLOGIS

Rehabilitasi kognitif dapat membantu dalam perbaikan memori jangka


pendek pada MCI. Karena penurunan memori pada tahap ini dapat
menghasilkan kecemasan, depresi, atau kesulitan emosional lainnya,
konseling yang tepat juga mungkin diperlukan dan dianjurkan.
Untuk melatih konsentrasi, dapat dilakukan latihan konsentrasi dengan
teknik zikir, memakai musik pengantar, menggunakkan aroma.
Tujuannya

adalah

untuk

memperkuat

sekaligus

menanamkan

pengendalian pikiran agar mudah terfokus ke dalam diri. Pikiran yang


sudah hadir ke dalam diri ini akan selalu siap digunakan untuk
berkonsentrasi pada kegiatan apa saja yang hendak dilakukan
12. Apa komplikasi kasus ini?
Jawab:
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh (50-80%) orang yang
mengalami MCI akan menderita demensia dalam waktu 5-7 tahun
mendatang.

22

13. Apa prognosis kasus ini?


Jawab:
Pengobatan yang dini, prognosisnya baik. Jika pengobatan yang lambat
dan tidak adekuat berlanjut menjadi demensia.
Quo ad vitam: dubia et bonam
Quo ad fungsionam: dubia et malam
14. Apa kompetensi dokter umum kasus ini?
Jawab:
MCI: Kompetensi 2
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

23

15. Apa pandangan islam kasus ini?

Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara


kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun),
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
QS.An-Nahl:70 menjelaskan bahwa seorang manusia yang bertambah
umurnya akan mengalami penurunan ingatan yang dapat menyebabkan
pikun atau lupa.
2.4 Kesimpulan
Tn. Joko 60 tahun mengalami gangguan Recent memori akibat mild
cognitive impairment.
2.5 Kerangka Konsep
Faktor Usia

Perubahan anatomi dan fisiologi


otak lobus frontal-temporal.

Gangguan memori

Mild cognitive
impairment (MCI)

24

Anda mungkin juga menyukai