A. Tujuan
Mengenal dan memahami cara pembuatan dan evaluasi bentuk sediaan suppositoria
B. Dasar Teori
Supositoria adalah sediaan padat yang digunakan untuk memasukkan obat melalui
rektum, vagina, atau uretra. Pelepasan obat dalam bentuk supositoria dapat dengan meleleh,
melunak, atau melarut di dalam rongga tubuh. Supositoria sangat berguna dalam kasus
dimana obat-obatan tidak dapat diterima/dimasukkan secara oral atau karena pasien
kontraindikasi terhadap obat bila obat dimasukkan secara oral (Ansel, 2002).
Menurut sifat fisiknya basis supositoria dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu basis bersifat
lemak atau minyak seperti oleum cacao, basis ini melepas obat dengan cara meleleh pada
suhu tubuh dan basis larut air seperti PEG atau gelatin gliserin, basis ini melepaskan obat
dengan cara melarut pada cairan tubuh (Ansel, 2005).
Oleum cacao meleh pada suhu 32-36oC sehingga merupakan supositoria yang ideal
karena dapat meleleh pada suhu tubuh tetapi tetap pada bentuknya pada suhu kamar. Tetapi
karena trigliseridanya oleum cacao memiliki sifat poimorfi sehingga jika oleum cacao
dilelehkan pada suhu tinggi dan langsung didinginkan maka kristal akan berubah bentuk
menjadi tidak stabil dan akan melelh pada suhu kamar sehingga perlu ditambahkan bahan
pengeras dan penambahan ini tidak boleh berlebihan agar tidak mengganggu pelepasan basis
supositoria (Ansel, 2005).
Polietilen glikol merupakan polimer dari oksida dan ar. Pemberian nomor menunjukkan
berat molekul rata-rata dari masing-masing polimer. Semakin bertambahnya berat molekul,
kepadatannya juga akan semakin bertambah. Supositoria dengan basis PEG tidak melebur
ketika berada pada suhu tubuh tetapi perlahan-lahan melarut pada cairan tubuh. Bahan ini
tidak hanya memungkinkan pelepasan perlambatan obat melainkan memberi kemungkinan
penyimpanan di luar lemari es (Raymond, 2006).
Uji waktu leleh dapat digunakan alat erweka jeans SSP. Pada leburan teesan-tetesan kecil
berkumpul dalam bagian berskala sempit dari pipa penguji sehingga dari waktu jalannya
peristiwa meleleh dapat ditentukan waktu lelehnya dengan mencatat waktu dimana
supositoria meleleh tanpa sisa dan telah meninggalkan tempatnya (Raymond, 2006).
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
Beaker glass
Pengaduk kaca
Cawan porselen
Mortir dan stamper
Cetakan suppositoria
Alat uji waktu leleh / larut
suppositoria
Pipet tetes
PEG 400
PEG 6000
2. Bahan :
Natrium salisilat
Cera Flava
Oleum Cacao
D. Formula
Formula
Natrium
I
0,1
II
0,1
III
0,1
IV
0,1
Salisilat
Cera Flava
Oleum Cacao
PEG 6000
PEG 400
2,9
-
2,81
0,09
-
2,61
0,29
2,32
0,58
E. Skema Kerja
Suppositoria formula I & II
Cera flava dilelehkan dalam cawan porselen diatas penangas air
Oleum cacao ditambahkan sepertiga bagian sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
homogen
Sisa oleum cacao ditambahkan sambil diaduk homogeny
Natrium salisilat dengan massa (2) dicampur dalam mortir panas hingga terdispersi
homogeny
Massa (3) dikembalikan dalam cawan panas, diaduk dan dituangkan kedalam cetakan
suppositoria yang terlebih dahulu dihangatkan dan dioles dengan paraffin cair
Cetakan didinginkan dalam lemari es sampai membeku
Suppositoria diambil dari cetakan dan disimpan dalam almari es unutk percobaan
berikutnya
Dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot
Instruksi Evaluasi
Siapkan formula suppositoria yang akan ditetapkan waktu lelehnya
Hubungkan semua system sirkulasi air pada alat tersebut
Alirkan air pada 370C
Masukkan suppositoria yang akan ditentukan waktu lelehnya dalam bagian spiral dari
alat tersebut.
Atur batang kaca hingga tepat menyentuh suppositoria
Masukkan bagian alat tersebut kedalam tabung untuk air mengalir sedemikian rupa
sehingga skala 0 sejajar dengan permukaan air diluarnya
Pada waktu air menyentuh suppositoria, mulailah menjalankan pencatat waktu
Pencatat waktu dihentikan bila tidak ada lagi terlihat bagian suppositoria yang berada
pada spiral kaca tersebut
Lakukan percobaan unutk masing-masing suppositoria sebanyak 2 kali
F. Data Supositoria :
1. Uji Keseragaman Bobot
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Formula 4
2,9692
3,0394
3,6920
3,8027
2,9631
3,0342
3,6301
3,7607
2,9431
3,0432
3,6415
3,8124
2,8897
3,0325
3,7748
3,7639
2,9045
2,9224
3,7042
3,7104
= 14,6696
= 15,0717
= 18,4426
= 18,8501
Rata-rata=2,93392
Rata-rata=3,01434
Rata-rata=3,68852
Rata-rata=3,77002
Formula 1 :
Formula 1 (x)
X - rata-rata
(X rata-rata)2
2,9692
0,03528
1,2447 x 10-3
2,9631
0,02918
8,5147 x 10-4
2,9431
0,00918
8,4272 x 10-5
2,8897
-0,04422
1,9554 x 10-3
2,9045
-0,02942
8,6554 x 10-4
= 5,0014 x 10-3
Rata-rata=2,93392
5% x 2,93392 = 0,146696
Formula 2 :
Formula 2 (x)
X - rata-rata
(X rata-rata)2
3,0394
0,02506
6,2800 x 10-4
3,0342
0,01986
3,9442 x 10-4
3,0432
0,02886
8,3289 x 10-4
3,0325
0,01816
3,2979 x 10-4
2,9224
-0,09194
Rata-rata=3,01434
8,4529 x 10-3
= 0,010638
5% x 3,01434 = 0,150717
Formula 3 :
Formula 3 (x)
X - rata-rata
(X rata-rata)2
3,6920
3,48 x 10-3
1,2111 x 10-5
3,6301
0,05842
3,4129 x 10-3
3,6415
0,04702
2,2109 x 10-3
3,7748
-0,08628
7,4442 x 10-3
3,7042
-0,01568
2,4586 x 10-4
Rata-rata=3,68852
= 0,0133
5% x 3,68852 = 0,184426
Formula 4 :
Formula 4 (x)
X - rata-rata
(X rata-rata)2
3,8027
-0,03268
1,0679 x 10-3
3,7607
9,32 x 10-3
8,6862 x 10-5
3,8124
-0,04238
1,7961 x 10-3
3,7639
6,12 x 10-3
3,7454 x 10-5
3,7104
0,05962
3,5545 x 10-3
= 6,5428 x 10-3
Rata-rata=3,77002
5% x 3,77002 = 0,188501
Formula 2 (menit)
Formula 3 (menit)
Formula 4 (menit)
5,46 menit
7,26 menit
30 menit
30 menit
5,52 menit
7,32 menit
30 menit
30 menit
5,55 menit
7,38 menit
30 menit
30 menit
= 16,53
= 21,96
Rata-rata=5,51
Rata-rata=7,32
I. Daftar Pustaka
Ansel, L. V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding,
American Pharmaceutical Association, Washington DC, USA, p. 192.
Ansel, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta, pp.
581-583.
Raymond, 2006, the Art and Technology of Compounding, Blankiston Division, New York,
pp. 367, 380.
Disusun oleh:
Kelompok
(118114169)
(118114170)
(118114172)
(118114175)
(118114177)
:
C2
PJ Laporan