Djamil
Tim Penyusun Pedoman Perencanaan Penyiagaan Bencana
RSUP Dr. M. Djamil Padang
Daftar isi :
Pedoman Bencana Internal dan Eksternal
Pedoman Pemberian Informasi pada Media
Pedoman Huru-hara dan Penerimaan Rawat Pasien VVIP
Pedoman Insiden Material Berbahaya
Pedoman Badai dan Puting-beliung
Pedoman Ancaman Bom
Pedoman Bencana Internal dan Eksternal:
4. Petunjuk Hosdip harus tersedia pada semua Kepala Unit. SOP Medikal dan Surgikal serta Petunjuk Keamanan
dan nomor telepon.
5. Semua korban ditriase pada daerah yang sudah ditentukan pada Hosdip.
6. Pusat Komando harus ditempat yang sudah ditentukan pada Hosdip. Setiap perawat tambahan dimintakan mel
atau penggantinya harus menghubungi tenaga tambahan yang dibutuhkan.
Shift Sore dan Malam
1. Penyelia malam atau penggantinya menerapkan tahap pertama Hosdip dengan mengumumkan Waspada Siaga
Ketua Bidang Perawatan bahwa terjadi keadaan bencana mayor.
2. Ia lalu menghubungi perawat yang bertugas pada setiap unit RS yang kemudian akan memberitahu petugas be
a. Penyelia di UGD, yang akan mengatur tugas perawat triase.
b. Dokter on-call, dan dokter lain bila dianggap perlu.
c. Semua petugas on-call lain (misal tim kamar bedah, lab, radiologi, fisioterapi dll).
d. Ketua Bidang Keperawatan akan menghubungi Ketua Unit yang berada dirumah.
3. Penyelia bertugas administratif hingga petugas dengan wewenang lebih tinggi tiba.
4. Dokter on-call melaksanakan tugas medik.
Perluasan Fasilitas
A. Penerimaan Pasien
1. Unit penerima dan pemilah pasien diletakkan di UGD dijalur dimana semua pasien bisa dengan cepat dilabel d
sebagai nomor pada tag hingga didapat informasi lebih lanjut.
Ikatkan tag bencana RS ke tag ambulans dengan tag RS dibagian atas. Tulis waktu masuk pada tag. Kirim ke A
bantuan hidup dengan perawat ditugaskan pada masing-masing pasien.
B. Area Tindakan
1. Kamar bedah : untuk operasi segera.
2. Ruang Pemulihan Pasien Rawat Jalan dan Ruang Pemulihan Bedah : Ruang tunggu bagi pasien bedah dan pas
3. UGD : Pasien yang perlu tindakan bantuan hidup.
4. Ruang dibelakang OK UGD : Untuk pasien hijau yang menunggu tindakan.
5. Ruang dibelakang kantor UGD : Menerima limpahan pasien hijau.
6. Pelayanan ICU atau Jalur Langsung masuk RS : Pasien medikal utama.
7. Obgyn : Bagi pasien obgyn dan darurat non bencana.
8. Gang bila diperlukan.
C. Perancangan Petugas
1. Tugas khusus harus dibuat bagi petugas oleh kepala unitnya. Kepala unit harus memiliki lebih dari satu pengga
2. Semua yang bertugas harus datang dan melapor ke unitnya masing-masing. Kepala unit atau penggantinya me
dan koordinator unit melapor ke Pusat Komando).
3. Perawat yang ditugaskan pada pasien yang akan dipindahkan dari Triase harus tetap bersama pasien hingga dia
atau hingga pasien dirawat di unit dan diambil alih petugas unit tsb.
D. Pencatatan
1. Pencatatan harus sederhana tergantung keadaan
2. Tag bencana yang bernomor harus tersedia di Area Penerimaan dan dit erapkan pada SEMUA pasien hingga k
tersedia. Lekatkan tag diatas semua tag bencana ambulans dan catat waktunya.
3. Informasi yang cukup harus dicatat dalam usaha membantu identifikasi dan menentukan parahnya cedera. Ini
4. Segera setelah informasi dari tag triase didapat, robek lembaran teratas kartu dan kirim melalui kurir ke Pusat
diluar setiap area tindakan dan Rekam Medik akan menyiapkan daftar korban.
5. Laporkan setiap perubahan mayor kondisi pasien ke Pusat Komando UGD tsb. Bila lembaran teratas tag sudah
melalui kuruir.
6. Terapi nafas, labor, dan radiologi harus menyertakan nomor tag bencana dan lokasi pasien di RS. Pastikan slip
E. Pengendalian Lalu-lintas
1. Bila perlu, Direktur menelepon 110 (polisi) dan minta bantuan mengatur lalin eksternal.
2. Kedatangan pasien dan mobil darurat akan menuju pintu UGD.
3. Pasien yang meninggalkan RS tetap melalui gerbang masuk, kecuali keadaan menentukan harus keluar melalu
petugas digerbang bagi pasien pulang.
4. Elevator / lift hanya bagi pasien dan peralatan.
5. Pintu khusus digunakan bagi sarana dll. yang datang.
6. Transfer korban ke RS lain dilakukan melalui pintu masuk UGD. Area tunggu pasien transfer adalah di Ruang
bersih.
F. Bila Tempat tidur tambahan dibutuhkan
1. Pertama, gunakan tempat tidur kososng.
2. Bila perlu, petugas memulangkan jenis pasien berikut hingga tempat memadai tersedia :
a. Masalah diagnostik dan kasus observasi yang tidak membutuhkan tirah baring.
b. Pasien yang akan dipulangkan.
c. Pasien Post-natal dan bayi lebih dari 24 jam post-partum. (Catatan : Perhatian khusus harus diberikan dalam pe
pencegahan kontaminasi fasilitas).
1. Pasien yang meninggalkan RS tetap melalui gerbang masuk RS kecuali ada perubahan sesuai keadaan. Hubun
masuk RS.
2. Koordinator unit atau relawan menghubungi keluarga pasien untuk transportasi.
3. Paisen masuk RS rutin harus dihentikan hingga ditentukan ruangan tersedia.
Velbed/dipan, matras, dan tempat tidur cadangan ditata ditempat kosong oleh petugas Instalasi Pemeliharaan. Sem
selimut atau matras dilantai.
Velbed tersedia digudang . Velbed ekstra bisa dipinjam dari RS lain
Pedoman Bencana Internal dan Eksternal:
Perencanaan Bencana Internal
Evakuasi pada Bencana Internal
A. Alasan Evakuasi
1. Memindahkan pasien dan petugas dari daerah bahaya atau ancaman bahaya seperti api, ledakan, serangan mus
2. Membebaskan tempat tidur di rumah sakit untuk persiapan korban yang akan tiba.
RS yang dihubungi diminta menyediakan ambulans gadar untuk menjemput pasien bila perlu.
Prosedur Transfer
1. Kopi kartu pasien atau catatan tindakan disertakan dengan pasien dengan semua isian dilengkapi. Laporan x-ra
bisa bertindak bila perlu.
2. Fasilitas harus dihubungi sebelum transfer dan setuju untuk menerima pasien.
3. Hubungan telepon dokter kerugian dokter dilakukan sebelum transfer.
4. Surat Rujukan dilengkapi dan ditandatangani dokter pengirim, pasien, bila mungkin, dan perawat pengantar (li
5. Pasien sudah dipersiapkan dengan layak untuk transfer sesuai kondisinya (jalur IV mantap, pakaian bertekanan
paten) dan diantar dengan ambulans dan petugas kompeten.
6. Kontak perawat kerugian perawat juga berperan. Ini dapat dilakukan setelah pasien berangkat.
Shift Pagi
1. Perawat yang menerima komunikasi dari Damkar/SAR atau dari Pusat Komando harus menerapkan langkah p
memberitahukan Pusat Komando bahwa terjadi keadaan bencana dan meminta mereka untuk memberitahu petug
a. Administrator
b. Penanggung-jawab keperawatan
c. Kepala UGD
d. Semua Kepala Unit di RS
2. Perawat yang bertugas memberi-tahu dokter on-call atau memerintahkan perawat lain untuk melakukannya.
3. Petugas tang ditnjuk, atas perintah Ketua Tim Pelayanan Medik Bencana RS, mengumumkan pada sistem kom
kali : Perhatian, Waspada Siaga Bencana.
Atas pemberitahuan ini, semua Kepala Unit melapor ke Pusat Komando dan UGD untuk menerima instruksi.
4. Petunjuk Hosdip harus tersedia pada semua Kepala Unit. SOP Medikal dan Surgikal serta Petunjuk Keamanan
dan nomor telepon.
5. Semua korban ditriase pada daerah yang sudah ditentukan pada Hosdip.
6. Pusat Komando harus ditempat yang sudah ditentukan pada Hosdip. Setiap perawat tambahan dimintakan mel
atau penggantinya harus menghubungi tenaga tambahan yang dibutuhkan.
Perluasan Fasilitas
A. Penerimaan Pasien
1. Unit penerima dan pemilah pasien diletakkan di UGD dijalur dimana semua pasien bisa dengan cepat dilabel d
sebagai nomor pada tag hingga didapat informasi lebih lanjut.
Ikatkan tag bencana RS ke tag ambulans dengan tag RS dibagian atas. Tulis waktu masuk pada tag. Kirim ke A
bantuan hidup dengan perawat ditugaskan pada masing-masing pasien.
B. Area Tindakan
1. Kamar bedah : untuk operasi segera.
2. Ruang Pemulihan Pasien Rawat Jalan dan Ruang Pemulihan Bedah : Ruang tunggu bagi pasien bedah dan pas
3. UGD : Pasien yang perlu tindakan bantuan hidup.
4. Ruang dibelakang OK UGD : Untuk pasien hijau yang menunggu tindakan.
5. Ruang dibelakang kantor UGD : Menerima limpahan pasien hijau.
6. Pelayanan ICU atau Jalur Langsung masuk RS : Pasien medikal utama.
7. Obgyn : Bagi pasien obgyn dan darurat non bencana.
8. Gang bila diperlukan.
C. Perancangan Petugas
1. Tugas khusus harus dibuat bagi petugas oleh kepala unitnya. Kepala unit harus memiliki lebih dari satu pengga
2. Semua yang bertugas harus datang dan melapor ke unitnya masing-masing. Kepala unit atau penggantinya me
dan koordinator unit melapor ke Pusat Komando).
3. Perawat yang ditugaskan pada pasien yang akan dipindahkan dari Triase harus tetap bersama pasien hingga dia
atau hingga pasien dirawat di unit dan diambil alih petugas unit tsb.
D. Pencatatan
1. Pencatatan harus sederhana tergantung keadaan
2. Tag bencana yang bernomor harus tersedia di Area Penerimaan dan dit erapkan pada SEMUA pasien hingga k
tersedia. Lekatkan tag diatas semua tag bencana ambulans dan catat waktunya.
3. Informasi yang cukup harus dicatat dalam usaha membantu identifikasi dan menentukan parahnya cedera. Ini
4. Segera setelah informasi dari tag triase didapat, robek lembaran teratas kartu dan kirim melalui kurir ke Pusat
diluar setiap area tindakan dan Rekam Medik akan menyiapkan daftar korban.
5. Laporkan setiap perubahan mayor kondisi pasien ke Pusat Komando UGD tsb. Bila lembaran teratas tag sudah
melalui kuruir.
6. Terapi nafas, labor, dan radiologi harus menyertakan nomor tag bencana dan lokasi pasien di RS. Pastikan slip
E. Pengendalian Lalu-lintas
1. Bila perlu, Direktur menelepon 110 (polisi) dan minta bantuan mengatur lalin eksternal.
2. Kedatangan pasien dan mobil darurat akan menuju pintu UGD.
3. Pasien yang meninggalkan RS tetap melalui gerbang masuk, kecuali keadaan menentukan harus keluar melalu
petugas digerbang bagi pasien pulang.
4. Elevator / lift hanya bagi pasien dan peralatan.
5. Pintu khusus digunakan bagi sarana dll. yang datang.
6. Transfer korban ke RS lain dilakukan melalui pintu masuk UGD. Area tunggu pasien transfer adalah di Ruang
bersih.
Velbed/dipan, matras, dan tempat tidur cadangan ditata ditempat kosong oleh petugas Instalasi Pemeliharaan. Sem
selimut atau matras dilantai.
Velbed tersedia digudang . Velbed ekstra bisa dipinjam dari RS lain.
Kembali kedaftar isi
BSB Sumb
C. Rahasia Pasien
1. Kerahasiaan (pasien non darurat) : Catatan pelayanan kesehatan pasien atau informasi terkait pasien mungkin
untuk dibuka oleh pasien atau yang diberi wewenang oleh pasien.
Form yang sama harus digunakan bagi masyarakat yang patut jadi berita seperti tokoh m asyarakat atau lainny
dimasyarakat.
2. Situasi darurat : Bila persetujuan tidak bisa segera didapat.
a. Dikala identitas diketahui oleh media dari sumber lain seperti fihak berwajib, informasi dasar seperti terpajang
Pasien dapat dibuka.
b. Dikala identitas pasien tidak diketahui, informasi umum kondisi pasien tanpa membuka identitas, bisa dilakuk
identitas koban kecelakaan sebelum semua anggota keluarga sudah diberitahu.
Kondisi Pasien :
Ditindak dan dipulangkan
Menolak tindakan
Menolak dirawat
Baik: Tanda-tanda vital termasuk nadi, frekuensi nafas, suhu, dan tekanan darah dalam batas normal. Pasien sad
Sedang: Tanda-tanda vital dalam batas normal, namun pasien mungkin tidak merasa nyaman atau mengalami k
Serius: Tanda-tanda vital mungkin tidak dalam batas normal dan tindakan harus dilakukan untuk mengembalika
Mungkin pertanda ketidakstabilan sistem organ dan sistem mekanik mungkin diperlukan.
Kritis: Tanda-tanda vital sering tidak dalam batas normal dan satu atau lebih sistem organ dalam kondisi gagal.
terhadap stimulasi atau dalam keadaan koma.
Kategori Informasi
Kehilangan darah: Kehilangan darah ringan, sedang atau berat bisa dilaporkan. Bila dibutuhkan transfusi, mung
ditransfusikan atau yang hilang pada kasus sedang dan berat harus diberikan bila diketahui.
Luka bakar: Beratnya luka bakar, bagian khusus tubuh yang terbakar serta persentasi total tubuh yang terbakar
uap, matahari, api, kimia dll bisa diberikan.
Ini juga berarti bahwa tidak ada pernyataan apakah orang tsb. menerima pelayanan di RS bisa diberikan.
Kembali kedaftar isi
BSB Sumb
Bila kekacauan terjadi atau mengancam masyarakat, atau VVIP (tokoh politik dll) akan dirawat di RS, prosedur b
A. Penyelia yang bertugs harus segera (setelah menerima pemberitahuan situasi diatas) memerintahkan semua pi
B. Polri diberitahu segera dan diminta memberikan pengamanan ketat keseluruhan gedung.
C. Beritahu Direksi RS.
D. Siapkan untuk menghubungi fihak yang berwenang menyatakan Waspada Siaga Bencana atau komponen dari
Kembali kedaftar isi
BSB Sumb
Gunakan lap kertas untuk mengeringkan air sabub yang terkontaminasi. Sangat penting untuk merawat kulit deng
abrasif atau deterjen kuat. Jangan cukur area berambut. Bila kemerahan tau nyeri terjadi pada kulit, tindakan haru
Harus disadari bahwa dekontaminasi lengkap pada kulit bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dengan berbagai ca
Bila eksternal kulit tidak dapat dibersihkan setelah beberapa usaha, gunakan krim kulit dan berikan waktu bagi k
usaha pembersihan pada hari berikutnya.
Tindakan umum bagi kontaminasi internal adalah proses yang spesifik bagi isotop spesifik. Misalnya bagi iodin r
iodin non radio-aktif untuk mencegaf uptake radio-isotop oleh kelenjar tiroid.
Radio-isotop tertentu seperti Tritium dapat dibilas dari tubuh secara diuresis volume.
Pikirkan rujuk ke Pusat Dekontaminasi bila ada.
BSB Sumb
BSB Sumb
B. Tentukan Tindakan:
1. Setelah petugas penerima telepon memberikan rincian dasar, Direksi atau yag ditunjuk harus membuat semua kebij
akan datangnyabantuan.
Polisi akan mengambil wewenang penuh setelah kedatangannya. Kerjasama dengan polisi dan pehak terkait lain san
utama (master) harus ada ditempat.
2. Direksi akan tergantung pada petugas khusus dan peralatan yang harus segera tersedia.
Yang berwenang tidak familier dengan rancang RS, tidak pula cukup tenaga untuk melakukan pencarian yang mema
Karenanya bangunan akan dibagi menjadi beberapa seksi, dan petugas tertentu harus bertanggungjawab dalam penca
3. Cari dan isolasi setiap objek yang dicurugai seperti paket dan kotak.
4. Area publik seperti lobi, kafetaria, toilet publik, tangga harus dilacak.
5. Pelacakan harus teliti, menyingkirkan daerah yang terkunci dan tidak terbuka bagi publik.
Bila penelepon menunjukkan daerah dimana lokasi bom, area ini harus menerima pemberitahuan segera. Keamanan
area yang diperiksa hingga keseluruhan pencarian selesai.
6. Elevator/lift harus tetap tersedia bagi yang berwenang.
7. Bila apa yang tampaknya bom ditemukan, JANGAN SENTUH. Kosongkan area dan cari bantuan profesional. Cob
dicurigai sebisa mungkin dengan menutup pintu.
8. Petugas harus tengan dan waspada. Petugas harus dilatih khusus hingga pasien tidak menjadi khawatir.
Beritahu direksi atau petugas khusus perkembangan bermakna yang terjadi, dan jangan beritahu pasien bahwa ancam
Bila pasien menyadari apa yang terjadi, beri jaminan bahwa semuanya terkendali.
C. Evakuasi:
Bila bom ditumukan, polisi memberitahu fihak berwenang untuk datang dan mengamankannya. Kita TIDAK MELAK
ditemukan. Bila evakuasi diperlukan, adalah keputusan Direksi atau yang ditunjuk serta polisi.
D. Laporan:
Setiap petugas yang berperan harus segera melapor pada Direksi setelah pencarian teliti pada daerah tsb. diselesaikan
Petugas utama harus menyiapkan laporan menyeluruh untuk Direksi dengan melampirkan semua kesulitan yang dijum
digunakan untuk memperbaiki atau merubah SOP Ancaman Bom yang sudah ada