Disusun Oleh :
Nama : Zakaria Sandy Pamungkas
NIM : 130210102071
Kelas B
I.
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu
jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searahyang memiliki bati (faktor
penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial merupakan
suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua
masukannya. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang
paling banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian
terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa
perlu memperhatikan apa yang terdapat didalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh
penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti
penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan
alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio,
pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah
digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik,
computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
1.
2.
3.
4.
5. Memahami sifat-sifat dasar op-amp baik secara teori maupun secara praktek.
I.4 Waktu dan Tempat
Percobaan penguat operasional ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 April 2012,
pukul 13.00- 16.30 di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penguat Operasional (Op-amp)
Penguat operasional (op-amp) adalah sebuah penguat instan yang bisa langsung dipakai
untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op amp biasanya berupa IC (Integrated Circuit).
Pengemasan Op amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu op amp (contoh : 741),
dua op amp (4558, LF356), empat op amp (contoh = LM324, TL084), dll.
Penguat Operasional atau disingkat Op-amp adalah merupakan sutu penguat differensial
berperolehan sangat tinggi yang terterkopel DC langsung yang dilengkapi dengan umpan. Oleh
karena itu, penguat operasional lebih banyak digunakan dengan loop tertutup daripada dalam
lingkar terbuka.
Gambar 2.1 Rangkaian Dasar Penguat Operasional (Op-amp)
Gambar 2.1 menunjukkan sebuah blok op-amp yang mempunyai berbagai tipe dalam bentuk IC.
Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 hanya berharga beberapa ribu rupiah. Seperti
terlihat pada gambar 2.1, opamp memiliki masukan tak membalik v+(non-inverting), masukan
membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan
membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan berlawanan fase
(berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya, jika isyarat masukan dihubungkan
dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan sefase. Sebuah opamp
biasanya memerlukan catu daya 15 V. Dalam menggambarkan rangkaian hubungan catu daya
ini biasanya dihilangkan.
Beberapa sifat ideal dari Op-amp adalah sebagai berikut:
a. Penguat lingkar terbuka tak berhingga atau Av, Ib=
b. Hambatan keluaran lingkar terbuka adalah nol atau R0, Ib= 0
c. Hambatan masukan lingkar terbuka tak berhingga atau Ri, Ib=
d. Lebar pita tak berhingga atau f= f2 f1 =
e. Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) =
2. Karakteristik Op-amp
Penguat Integrator
Penguat Diferensiator
Differensiator berfungsi mendiferensialkan tagangan input terhadap waktu. Penggunanan
diferensiator juga sebagai tapis lulus atas (High Pass Filter).
Komparator (Pembanding)
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan yang masuk
pada input (+) dan input (-).
Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan mengeluarkan tegangan positif dan
jika input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan mengeluarkan tegangan negatif.
Dengan demikian op amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda.
Gambar 2.6 Rangkaian Komparator
Buffer (Penyangga)
Buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Besar nilainya
tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan
sesuai dengan kemampuan op-ampnya.
Penguat Penjumlah (Adder)
Penguat penjumlah merupakan rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah
rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan denganpenguatan seperti pada
rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing
dari inverting. Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan level masing masing sinyal input
yang masuk ke op amp. Penggunanan op amp sebagai penjumlah sering dijumpai pada rangkaian
mixer audio.
Gambar 2.7 Rangkaian Penguat penjumlah (Adder)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
IV. I Hasil
IV.I. I Tabel Data
Penguat Membalik (inverting)
R1 (K)
R2 (K)
5
10
Penguat tidak Membalik (non inverting)
R1 (K)
R2 (K)
0,1
5,1
Gambar Pengamatan
Rangkaian Penguat Membalik
Rangkaian Penguat Tidak Membalik
Rangkaian Penguat Diferensiator
IV. I. 2 Pengolahan Data
Penguat Membalik
Vo= AVi
A= =
= -2 Volt
Penguat Tidak Membalik
Vo = (1 + ) Vi
= (1 ) Vi
= 5,2 Volt
Penguat diferensiator
V= -2 RC
= -2 x 10 K
Vout (volt)
-2
Vout (volt)
52
IV. 2 Pembahasan
Penguat Operasional adalah suatu blok penguat dengan dua masukan dan satu keluaran
tunggal yang yang ditambah dua terminal untuk mensuplai daya. Op-amp biasa terdapat
dipasaran dalam bentuk rangkaian terpadu yaitu integrated Circuit(IC).
Pada penguat membalik sumber isyarat berupa arus dan tegangan yang kecil dan jika
dihubungkan dengan masukan yang besar maka akan menghasilkan tegangan yang lebih besar
pada keluarannya.
Pada penguat tak membalik, op-amp dapat dipasang untuk membentuk penguat tak membalik
dimana isyarat dihubungkan dengan masukan tak membalik (+) pada op-amp. Balikan melalui
R2 dan R1 tetap dipasang pada masukan membalik agar membentuk balikan negatif. Selain itu,
pada percobaan ini diamati pula penguat diferensiator dan integrator tetapi, hanya rangkaian
diferensiator yang diamati isyarat keluaran dan masukan pada osiloskop sebab waktu yang tidak
efektif untuk mengamati kedua rangkaian tersebut dan osiloskop yang digunakan hanya satu
untuk semua praktikan sehingga tidak memungkinkan untuk mengamati kedua penguat tersebut.
Tegangan yang dihasilkan pada rangkaian penguat membalik didapatkan hasil Vuot sebesar -2
volt. Sedangkan pada rangkaian tak membalik, menghasilkan Vout sebesar 52 volt. Dari hasil
pengukuran yang didapatkan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh kedua rangkaian tersebut
tidak sesuai dengan tegangan yang dihasilkan secara teori (perhitungan). Hal ini mungkin saja
disebabkan karena catu daya yang digunakan kurang stabil ataupun komponen yang digunakan
sudah tidak stabil lagi.
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Penguat operasional dapat berfiungsi sebagai penguat membalik (inverting) dan tidak membalik
(non inverting) serta sebagai penguat diferensial
2. Penguat operasional atau Op-amp adalah suatu penguat diferensial dengan dua masukan dan satu
keluaran yang mempunyai penguat tegangan yang amat tinggi.
3. Kestabilan komponen dalam rangkaian sangat berpengaruh terhadap suatu hasil pengamatan.
V.2 Saran
V.2.I Laboratorium
1. Agar sekiranya dapat ditambah dengan alat-alat praktikum elektronika dasar yang baru lebih
khususnya pada alat Osiloskop, karena pada percobaan pertama yang dilakukan praktikan saling
menunggu untuk mengamati isyarat keluaran dan masukan suatu rangkaian pada
Osiloskop.sebab, hanya satu Osiloskop yang berfungsi dengan baik.
2. sekiranya laboratorium dapat dijaga kebersihannya baik praktikan maupun untuk Asisten.
V.2.2 Asiten
1. tetap profesional sebagai Asisten.
2. penjelasan yang diberikan sebelum praktikum mudaah dipahami, praktikan berharap agar
metode yang diberikan dapat digunakan pada praktikan-praktikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Albert Paul Malvino. 2004. Prinsip-Prinsip Elektornika. Selemba
Teknika:
Jakarta
Anonim. http//www.geogle.com ( Diakses pada hari Senin, 2 April 2012 pukul 13.00-14.30)
Mike Tooley.2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Erlangga Ciracas: Jakarta
Robert F. Coughlin Frederick F. Driscoll. 1994. Penguat Operasional dan Rangkaian
Terpadu Linear. Erlangga: Jakarta
Sutrisno. 1987. Elektronika: Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 3. Penerbit ITB: Bandung
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II
OLEH:
NAMA
STAMBUK
KELAS
: MAMAD FAISAL
: A1C3 11 010
: GENAP
KELOMPOK
: IV (EMPAT)
PROGRAM STUDI
: PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
: PENDIDIKAN MIPA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Elektronika merupakan ilmu yang sangat penting bagi manusia sebab menyangkut tentang kelistrikan
yang menjadi salah satu energi terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari Fisika, pada
elektronika juga tidak cukup jika hanya dipelajari secara teori sehingga membutuhakan
praktek/praktikum untuk membantu kita dalam memahami dan mengaplikasikannya. Berdasarkan hal
tersebut maka dilakukanlah praktikum elektronika dasar ini sekaligus untuk memenuhi persyaratan dari
mata kuliah Elektronika Dasar II.
Komponen elektronika yang paling penting dalam setiap rangkaian elektronika pada praktikum ini
adalah sebuah penguat operasional. Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut
op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan(coupling) arus searah yang
memiliki faktor penguatan sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional
pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah
rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang
mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di
dalamnya. Op-Amp ini bisa digunakan untuk membuat rangkaian elektronika analog apa saja. Untuk
mempelajari Op-Amp harus memahami betul dasar rangkaian elektronika yang lainnya, misalnya
rangkaian penguat sinyal kecil, rangkaian penguat sinyal besar dan lain lainnya. Dapat dikatakan OpAmp adalah IC serba guna bisa dirangkai dengan banyak kebutuhan.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien. Contoh penggunaan penguat operasional
adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan penguranganterhadap tegangan
listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparatordan osilator dengan distorsi
rendah serta pengembangan alat komunikasi. Aplikasi pemakaianOp-Amp juga meliputi bidang
elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan
pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali
otomatik, komputer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Operasional Amplifier berasal dari rangkaian differensial transistor yaitu dari rangkaian dengan 2
input dan 2 output dengan supply ganda ini adalah sebagai pembeda atau pembanding dari referensi
input yang lainnya. Karena tersusun dari transistor, maka perlu dibicarakan banyak sekali tentang arus
kolektor, arus basis dan Hfe serta Hie, penguatan tegangan dan penguatan arusnya, serta banyak lagi
yang harus dipertimbangkan dalam membuat rangkaian differensial ini. Kelanjutan untuk melengkapi
rangkaian pengaman arus lebih, serta penambahan dan pengurangan untuk setting sinyal outputnya
dalam rangkaian differensial amplifier dan lainnya.
Pada rangkaian Op-Amp terdapat dua masukan yakni inverting dan non-inverting.
Padainverting amplifier, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda minus pada rumus
penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 ,
-0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif. Kemudian rangkaian non-inverting hampir sama dengan
rangkaian inverting hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting.
Selanjutnya, rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar
rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan
penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari
penguatan masing masing dari inverting. Selain rangkaian penjumlah ada pula rangkaian pengurang atau
disebut penguat differensial. Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan
memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Rangkaian pengurang ini berasal
dari rangkaian inverting dengan memanfaatkan masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi
sedikit ada perubahan. Tidak hanya itu penguat operasional pun digunakan dalam suatu rangkaian
penguat lain, yakni rangkaian integrator. Rangkaian integrator op-amp ini juga berasal dari
rangkaian inverting. Hanya saja pada rangkaian ini tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor.
Pada rangkaian di bagian listrik sering disebut rangkaian seleksi frekuensi untuk melewatkan
band frekuensi tertentu dan menahannya dari frekuensi di luar band itu. Filter yang digunakan dalam
praktikum ini dan yang dicoba untuk dirangkai adalah filter lolos rendah (Low Pass Filter) dan filter lolos
tinggi (High Pass Filter). Pada dasarnya rangkaian tersebut sama dengan rangkaian lainnya yakni
menggunakan penguat operasional. Namun filter lolos rendah berfungsi untuk menapis dan meloloskan
frekuensi rendah untuk diteruskan sehingga meredam frekuensi yang lebih tinggi. Sedangkan filter lolos
tinggi sebaliknya, pada filter lolos tinggi frekuensi dengan frekuensi yang lebih tinggi akan diteruskan.
Tujuan mempelajari Op-Amp dan variasi rangkaiannya ini adalah untuk lebih cepat dapat
merangkai rangkaian elektronika yang berasal dari non Op-Amp. Banyak rangkaian linierdan analog
dirangkai dengan menggunakan Op-Amp. Tujuan lainnya adalah memahami dan mengerti cara
merangkai dengan Op-Amp dari rangkaian linier dan analog.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami penggunaan penguat operasional dalam sebuah
rangkaian maka pada praktikum kali ini, akan dilakukan beberapa penggunaan Op-Amp dalam kasus
sederhana yang meliputi sifat-sifat dasar Op-Amp, yakni sebagai penguat membalik (Inverting Amplifier),
penguat tidak membalik (Non-Inverting Amplifier), dan integrator sehingga dapat diaplikasikan pada
beberapa rangkaian seperti pada rangkaian penjumlah tegangan, rangkaian pengurang tegangan,
rangkaian filter lolos rendah dan rangkaian filter lolos tinggi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang kemudian muncul dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Bagaimana cara menyususn rangkaian yang biasa digunakan untuk memeriksa Op-Amp?
2.
Bagaimana cara menyusun rangkaian Op-Amp pembalik sederhana uintuk syarat DC?
3.
Bagaimana cara menerapkan perhitungan untuk menunjukkan besarnya penguatan arus dengan
memasang resistor yang dipilih?
4.
Bagaimana cara menyusun penguat operasional sederhana dengan tingkat penguatan tertentu?
5.
Bagaimana cara menyusun rangkaian Op-Amp tak membalik sederhana dan memahami karakteristik
pengoperasiannya?
6.
Bagaimana cara menerapkan perhitungan untuk menunjukkan besarnya penguatan tegangan dengan
menggunakan metode tegangan?
7.
8.
9.
Bagaimana cara menyusuan rangkaian Op-Amp sebagai integrator dan memahami karakteristik
pengoperasiannya?
10.
Bagaimana cara mempelajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan memberi masukan
gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal?
11.
Bagaimana cara menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian filter lolos rendah?
12.
Bagaimana cara mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran
sebagai fungsi frekuensi?
13.
Bagaimana cara menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian filter lolos tinggi?
14.
Bagaimana cara mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan danisyarat keluaran
sebagai fungsi frekuensi?
C.
Tujuan Praktikum
2.
3.
Untuk menerapkan perhitungan untuk menunjukkan besarnya penguatan arus dengan memasang
resistor yang dipilih.
4.
5.
Untuk menyusun rangkaian Op-Amp tak membalik sederhana dan memahami karakteristik
pengoperasiannya.
6.
7.
8.
9.
10.
Untuk mempelajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan memberi masukan gelombang kotak,
segitiga dan sinusoidal.
11.
12.
Untuk mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran sebagai
fungsi frekuensi.
13.
14.
Untuk mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran sebagai
fungsi frekuensi.
D.
Manfaat Praktikum
2.
3.
Dapat menerapkan perhitungan untuk menunjukkan besarnya penguatan arus dengan memasang
resistor yang dipilih.
4.
5.
Dapat menyusun rangkaian Op-Amp tak membalik sederhana dan memahami karakteristik
pengoperasiannya.
6.
7.
8.
9.
10.
Dapat mempelajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan member masukan gelombang kotak,
segitiga dan sinusoidal.
11.
12.
Dapat mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran sebagai
fungsi frekuensi.
13.
14.
Dapat mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran sebagai
fungsi frekuensi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
orde 105. Dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguat operasional dalam
rangkaian balikan lebih banyak digunakan daripada dalam lingkar terbuka.
Pemakaian Op-Amp amatlah luas meliputi bidang elektronika audio, pengatur
tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, konverter analog ke digital dan
sebaliknya, pengintegral, penguat pengunci, kendali otomatik, komputer analog, dll
(Sutrisno, 1987:117-118).
B.
C.
Penguat tak pembalik adalah rangkaian penguat operasional dasar yang lain.
Keuntungan dari rangkaian ini meliputi perolehan tegangan yang stabil , impendasi
masukan yang tinggi, dan impedansi keluaran yang rendah.
Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.
Rangkaian Integrator
dasar, yaknilow-pass filter induktif dan rangkaian low-pass filter kapasitif (Mukti,
2012).
G.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
1.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel
3.1 berikut.
Tabel 3.1 Alat dan bahan pada percobaan penguat operasional (Op-Amp)
2.
N
o
Fungsi
1.
Resistor: 2 k,200
k, 560 k, 390 k
2.
Kapasitor: 0,01F,
dan 100 V
3.
IC Op-Amp A741
4.
Osiloskop
5.
Multimeter
6.
Pencatu daya: 12 V
DC
7.
Papan rangkaian
8.
Kabel penghubung
Untuk menghubungkan
komponen-komponen rangkaian.
9.
Saklar
10
.
Speaker 16
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan penguat operasional
(op-amp) adalah sebagai berikut:
a.
b.
-12 v.
d.
e.
Membuat sketsa bentuk gelombang dan membentukan keterangan Vpp, Vrms, Vmax
dan Vmin yang terbaca pada layar osilioskop.
f.
Menyentuh ujung resistor 1 (R1) dengan ujung jari. Menentukan hasil pengamatan
baik dalam bentuk gelombang maupun nilai tegangan. Lalu membandingkan hasil
pengamatan sebelum dan setelah resisttor disentuh.
3.
Data pengamatan
a.
Isyarat Masukan
Gambar 3.3 Isyarat masukan
Vrms = 111 mV
Vpp
= 225 mV
Vmin = -116 mV
Vmax = 108 mV
c.
Gambar 3.4 Isyarat masukan setelah salah satu ujung resistor disentuh dengan tangan
Vrms = 1,07 V
Vpp
= 2,25 V
Vmin = -1,16 V
Vmax = 1,08 V
d.
Isyarat Keluaran
Gambar 3.5 Isyarat keluaran
Vrms = 22,8 mV
Vpp
= 112 mV
Vmin = -58,4 mV
Vmax = 54,4 mV
B.
1.
Tabel 3.2 Alat dan bahan pada percobaan penguat operasional pembalik (invertingOp-Amp)
N
o
Fungsi
1.
Resistor: 10 k,
200 k, 20 k dan
2 k
2.
IC Op-Amp:A741
3.
Osiloskop
4.
Multimeter
5.
Baterai 2 buah : 3
volt
6.
Pencatu daya: 12
V DC
7.
Papan rangkaian
8.
Kabel penghubung
9.
2.
Potensiometer 16
k
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
Menghidupkan IC.
e.
f.
g.
h.
3.
Data Pengamatan
a.
b.
C.
1.
Tabel 3.3 Alat dan bahan pada percobaan penguat operasional tak-membalik (non inverting opamp)
N
o
Fungsi
1.
Resistor: 10 k, 200
k, 2 k
2.
Potensiometer: 20
K
3.
IC Op-Amp:A741
4.
Osiloskop
2.
5.
Multimeter
6.
Pembangkit isyarat
AC(FunctionGenerat
or-FG)
7.
Pencatu daya: 9 v
DC
8.
Papan rangkaian
9.
Kabel penghubung
Untuk menghubungkan
komponen-komponen rangkaian.
10
.
Baterai 1,5 V
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
a.
Menyusun rangkaian tak membalik Op-Amp seperti terlihat pada gambar 3.9.
Pencatu daya Op-Amp A741 dibuat dengan memasang dua bua baterai atau sumber
DC variabel.
b.
Mengatur sumber DC variabel (gambar 3.10) untuk menghasilkan isyarat tertentu dan
menghubungkan ke titik A. Menghidupkan IC dengan menghubungkannya dengan catu
daya. Dan mengamati tegangan keluaran yang terukur pada kaki RL.
Gambar 3.9 Rangkaian DC Op-Amp tak membalik
Gambar 3.10 Rangkaian sumber tegangan masukan Vin
c.
d.
e.
f.
Menghubungkan dua resistor 200 k secara seri untuk mendapatkan resistor Rf = 400
k. Mengulangi langkah 2,3 dan 4 dengan menggunakan harga Rf yang baru ini.
Kebudian menghitung Vout.
g.
Menghubungkan dua resistor 200 k secara paralel dan mengulangi langkah 6 untuk
Vin.
h.
Mengubah penguat DC pada gambar 3.9 menjadi penguat AC seperti terlihat pada
gambar 3.10 harga Rin dan R1 harus dibuat sama.
i.
Menghidupkan generator isyarat AC, mengatur agar menghasilkan isyarat 0,1 Vp-p,
400 Hz. Menyalakan catu daya IC.
j.
3.
Data Pengmatan
CH1 (Vin) = 1,97 Volt
CH2 (Vout) = 25,08 Volt
Penguat Operasional Tak Membalik
Gambar 3.11 Penguat operasional tak membalik
D.
1.
Tabel 3.4 Alat dan bahan pada percobaan rangkaian penjumlah dan pengurang tegangan
No
Fungsi
1.
Resistor: 2k2 , 22 k
dan 20 k
2.
3.
IC Op-Amp:A741
2.
4.
Osiloskop
Untuk
menampilkan isyarat gelombang
masukan dan keluaran
5.
Pembangkit isyarat
AC(Function Generat
or-FG)
Sebagai pembangkit
sinyal gelombang
6.
Pencatu daya: 12 v
DC
7.
Papan rangkaian
8.
Kabel penghubung
Untuk menghubungkan
komponen-komponen rangkaian
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
a.
Menyusun rangkaian Op-Amp integrator seperti yang terlihat pada gambar 3.12.
Pencatu daya A741 dibuat dengan memasang sumber DC variable.
b.
Membuat rangkaian isyarat masukan sinusoida Vi1 dan Vi2 dengan menggunakan
rangkaian pembagi tegangan dengan sumber isyarat AC dari function
generator (FG) pada frekuensi 1 Khz seperti terlihat pada gambar 2. R a dan
Rb diambil dari sebuah potensiometer. Kemudian memeriksakan dengan osiloskop
dan mengamati bagaimana Vi1 (Ch. 1) dan Vi2 (Ch. 2) berubah dengan adanya
perubahan pada Ra dan Rb. Mengatur amplitudo sumber (FG) dan Ra dan Rb agar
dapat menghasilkan Vi1=Vi2.
Gambar 3.12 Rangkaian Op-Amp sebagai penjumlah
Gambar 3.13 Rangkaian sumber isyarat masukan
c.
d.
f.
Menghubungkan x dan y pada rangkaian gambar 4.14 ke sumber Vi1 dan Vi2pada
rangkaian 4.15.
3.
Data Pengamatan
a.
1)
b.
1)
Rangkaian Integrator
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel
3.5 berikut.
N
o
2.
Fungsi
1.
Resistor: 22 k
2.
Kapasitor: 47 nF
3.
IC Op-Amp:A741
4.
Osiloskop
5.
Multimeter
6.
Pembangkit isyarat
AC(Function Genera
tor-FG)
Sebagai pembangkit
sinyal gelombang
7.
Pencatu daya: 15
v DC
8.
Papan rangkaian
9.
Kabel penghubung
Untuk menghubungkan
komponen satudengan komponen
lainnya padarangkaian.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
a.
Menyusun rangkaian Op-Amp integrator seperti terlihat pada gambar 3.20 dimana
pencatu daya A741 dibuat dengan memasang dua baterai atau sumber DC variabel.
b.
Mengatur isyarat masukan dari FG untuk menghasilkan isyarat kotak 1 Vpp pada
frekuensi 1 kHz.
Gambar 3.20 Rangkaian Op-Amp sebagai integrator
c.
d.
e.
3.
Data Pengamatan
a.
= 720 mV
Vmin = -40 mV
= 188 mV
= 120 mV
F.
1.
Tabel 3.6 Alat dan bahan pada percobaan tapis/filter lolos rendah
N
o
2.
Fungsi
1.
Resistor: 20 k,12 k,
6,8 k
2.
3.
IC Op-Amp:A741
4.
Osiloskop
5.
Multimeter
6.
Pembangkit isyarat
AC (FunctionGenerator)
Sebagai pembangkit
sinyal gelombang
7.
Pencatu daya: 12 V DC
8.
Papan rangkaian
9.
Kabel penghubung
Untuk menghubungkan
komponen-komponen
rangkaian.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
a.
b.
Menyusun rangkaian op-amp filter lolos tinngi seperti terlihat pada gambar 3.27.
Pencatu daya A741 dibuat dengan memasang dua baterai atau sumber DC
variabel.
Menghubungkan rangkaian dengan osiloskop dan fungsi generator.
Gambar 3. 27 Rangkaian Op-Amp sebagai filter lolos rendah
c.
d.
Mengulangi langkah 3 untuk frekuensi masukan 300 Hz, 500 Hz, dan 1.000 Hz dan
1.400 Hz.
e.
3.
Data Pengamatan
a.
b.
N
o.
Frekuensi Masukan
(Hz)
Vin
(Volt)
Vout
(Volt)
1.
100
1,08
20,4
2.
300
1,08
20,8
3.
500
1,06
20,4
4.
1.000
1,08
21,2
5.
1.400
1,10
20,4
c.
e.
f.
G.
1.
Fungsi
1.
Resistor: 20 k,12 k,
6,8 k
2.
2.
listrik
3.
IC Op-Amp:A741
4.
Osiloskop
5.
Pembangkit isyarat
AC (FunctionGeneratorFG)
Sebagai pembangkit
sinyal gelombang
6.
Pencatu daya: 12 v DC
7.
Papan rangkaian
8.
Kabel penghubung
Untuk menghubungkan
komponen-komponen
rangkaian.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
a.
Menyusun rangkaian op-amp filter lolos tinggi seperti terlihat pada gambar 3.33.
Pencatu daya A741 dibuat dengan memasang DC variabel.
b.
c.
d.
3.
Data Pengamatan
a.
b.
N
o.
Frekuensi Masukan
(Hz)
Vin
(Volt)
Vout
(Volt)
1.
100
1,096
1,74
2.
500
1,098
1,78
3.
1.000
1,098
1,66
4.
10.000
1,098
1,64
5.
50.000
1,098
1,72
c.
d.
e.
f.
BAB IV
Analisis Data
1.
a.
b.
1)
2)
2.
= 2 kali
= 0,4 kali
= 0,013 kali
3.
a.
b.
c.
= 19,245 kali
e.
= 19,26 kali
d.
= 18,89 kali
= 19,63 kali
= 18,545 kali
4.
a.
b.
c.
= 18,25 kali
= 18,16 kali
= 16,94 kali
d.
e.
B.
1.
= 16,73 kali
= 17,55 kali
Pembahasan
Penguat Operasional (Op-Amp)
Penguat
searah yang
memiliki
suatu
jenis
bati
(faktor
penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua
masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada umumnya tersedia
dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah
seri 741. Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan
serba guna. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk
operasi
matematika
sederhana
kepada
penggunaan
listrikhingga
aplikatif
hingga),
penguatannya
sangat
besar
(tak
hingga)
dan
impedansi
positif
terhadapground dan
tegangan
-V
adalah
tegangan
negatif terhadap ground. Karena isyarat keluaran bisa positif dan negatif
maka Op-amp memerlukan catu daya dengan dua polaritas yang sama
besar dan simetrik terhadap ground.Suplai tegangan yang digunakan
tidak boleh melebihi 18 V.
Keluaran dari op-amp 741 dilindungi dari hubung-singkat oleh
pembatas arus. Jika terjadi hubung-singkat pada beban maka penguat opamp hanya akan memberikan arus sebesar 25 mA. Sehingga IC tersebut
terhindar dari kerusakan. Opamp 741 juga memiliki kompensasi frekuensi
di dalamnya sehingga diperoleh kestabilan pada semua frekuensi di dalam
lebar
pita chip.
Op-amp
741
sebagai
penguat
pembalik
memiliki
membalik)
dan
satu
buah
output
(keluaran)
pada
amplifier
1sebagai offset
nol, pin
2 sebagai masukan
inverting, pin
terlihat
seperti
gelombang
kotak.
Ini
memberikan
resistor
yang
digunakan
kemudian
akan
melihat
tampilan
bentuk
gelombang
yang
dihasilkannya
yang
terlihat
pada
osiloskop. Tak hanya itu, di osiloskop pun akan tertera besarnya tegangan
puncak
ke
puncak
serta
besar
frekuensi
yang
dihasilkannya.
Nilai
speaker
speaker
tidak
menggunakan
mengeluarkan
sakelar.
suara.
Hal
Namun,
ketika dihubungkan
tersebut
disebabkan
oleh
penguatan inverting
amplifier (penguat
membalik)
tersebut.
Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka
faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai
100.000 kali. Untuk mengetahui atau menguji dari penguat membalik
(inverting
amplifier)
dapat
menggunakan
rangkaian
dasar
penguat
rangkaian
penguat
membalik
(inverting
amplifier)
maka
percobaaan penguat
operasional
pembalik
ini,
menyusun
negatif resistansi
dari
resistor
feedbacknya
dibagi dengan resistor Rin, maka secara teori diperoleh penguatan untuk
rangkaian pembalik ini sebesar -20 kali. Pada percobaan ini pula kami
menggunakan
multimeter
untuk
mengukur
besarnya
Vin
dan
multimeter
2 kali. Setelah
kami
adalah
Vout
menggunakan
dibagi
dengan
multimeter
untuk
Vin
sebesar
mengukur
sebesar 8 mV
dan
tegangan
keluarannya
sebesar 11,2
gelombang
keluarannya
masukannya
(sefase).
Padahal
sama
jika
dengan
secara
teori
bentuk
gelombang
seharusnya
benuk
yang
terjadi
pada
percobaan
ini,
baik
perbedaan
hasil
3.
Rangkaian
penguat
tak membalik
ini
dapat
digunakan
untuk
percobaan
ini,
disusun
dan
nilai
RL sebesar 2
penguatan
yang
dihasilakan.
Dalam
hal
ini
kita
hanya
rangkaian
yang
besarnya 0,0127
kali. Dari
hasil
tersebut
penguat
tak
membalik,
Op-Amp dapat
dipasang
untuk
dimana salah
satu
fungsipenguat
operasional adalah
sebagai
4.
rangkaiannya
adalah
rangkaian inverting
amplifier dan
hasil
masukan
tak
membalik
dan
membalik
akan
didapat
selisih
(tahanan)
pada
masing-masing
input
dan
tahanan
umpan
keluaran
Vout (pada
layar
osiloskop
menunjukan
layar
Vin (pada
kuning) memiliki
layar
amplitudo
osiloskop
yang
menunjukan
kecil.
Keadaan
layar
ini
berwarna
secara
teori
layar
pada
osiloskop
tampak
bahwa
gelombang
keluaran
5.
Rangkaian Integrator
Rangkaian
dasar
sebuah
integrator
adalah
rangkaian Op-
muatan.
Rangkaian
integrator
dapat
dibangun
dengan
menggunakan dua buah komponen pasif, yaitu resistor dan kapasitor yang
dihubungkan secara seri. Op-Amp bisa juga digunakan untuk membuat
rangkaian-rangkaian
dengan
respons
frekuensi,
misalnya
rangkaian
pula.
Hasil
sejalan
dengan
teori
karena
secara
teori
sinusoidal.
Dan
apabila
masukan
gelombang
frekuensi = 1,0 KHz dan Amplitudo 1,0 Vpp maka diperoleh hasil integrasi
berupa keluaran gelombang segitiga dengan harga Vmax = 240 mV, Vmin =
-40 mV dan Vpp = 720 mV. Pada eksperimen kedua, isyarat masukan yang
diberikan
pada
masukan
membalik
(kaki
IC)
berupa
hasil
integrasi
pada
berupa
104
mV
eksperimen ketiga,
masukan
membalik
(kaki
keluaran gelombang
, Vmin =
isyarat
2
IC)
-84
mV
masukan
yang
berupa
gelombang
sinusoidal yaitu dengan frekuensi = 1,0 KHz dan Amplitudo 1,0Vpp maka
diperoleh hasil integrasi berupa keluaran gelombang sinusoidal pula
dengan harga Vmax = 180 mV, Vmin =
-40
mV dan Vpp =
120 mV.
Dalam
lebih
yang
besar
dari
diberikan
tegangan
tidak
keluarannya.
ada.
Karena
Ini
menunjukan
hal demikian
biasa
disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti kerusakan pada alat atau pada
praktikan yang kurang teliti. Hal ini juag dipengaruhi karena terjadinya
kesalahan-kesalahan baik dari praktikan sendiri dan kesalahan pada alat.
6.
lebih tinggi dari frekuensi cut-of (fc). Pada filter LPF yang ideal sinyal
dengan frekuensi diatas frekuensi cut-of (fc) tidak akan dilewatkan sama
sekali (tegangan output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC merupakan
jenis
filter
pasif,
dengan
respon
frekuensi
yang
ditentukan
oleh
dimaksudkan
untuk
melewatkan
berfrekuensi
rendah
dapat
lolos
sedangkan frekuensi
V,
diperoleh
dan isyarat
besarnya
keluaran
20,4
penguatan.
Untuk frekuensi 300 Hz, isyarat masukan 1,08 V, dan isyarat keluaran
20,08
V diperoleh
besarnya
penguatan
19,259
kali
penguatan.
Untuk frekuensi 500 Hz, isyarat masukan 1,06 V, dan isyarat keluaran
20,40
V diperoleh
besarnya
penguatan
19,245 kali
penguatan.
Untuk frekuensi 1000 Hz, isyarat masukan 1,08 V, dan isyarat keluaran
21,20
diperoleh
besarnya
penguatan
19,63 kali
penguatan.
Untuk frekuensi 1400 Hz, isyarat masukan 1,1 V, dan isyarat keluaran
20,4 V diperoleh besarnya penguatan 18,545 kali penguatan. Dengan
memplot nilai-nilai penguatan yang diperoleh dengan besarnya frekuensi
yang digunakan maka dapat diketahui bahwa tinginya frekuensi yang
diberikan tidak seiring dengan kecilnya keluaranya. Hal ini tidak sesuai
dengan teori pada tapis/filter lolos rendah yang menyatakan bahwa
tegangan keluaran pada rangkaian tapis lolos rendah berubah dengan
yang
keluaranya.
diperlemah.
Dikatakan
Makin
isyarat
tinggi
dengan
frekuensi
frekuensi
makin
tinggi
lemah
mendapat
filter
lolos
tinggi
yang
dimaksudkan
untuk
melewatkan
18,25 kali
penguatan.
Untuk frekuensi
500
Hz,
isyarat
0,098V,
dan
isyarat
keluaran
1,72
V diperoleh
besarnya
yang
begitu
besar.
Sehingga
dapat
dikatakan
hasil
tinggi. Kemungkinan
kesalahan
praktikan
dalam
melakukan
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari hasil praktikum ini adalah
sebagai berikut.
1.
dapat
memeriksa Op-Amp. Hal ini dibuktikan dengan adanya tampilan gelombang yang
berbentuk kotak yang menandakan bahwa Op-Amp dalam keadaan yang baik.
2.
3.
Penguatan tegangan pada rangkaian jenis ini dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan dan diperoleh penguatan tegangannya sebesar -20 kali.
4.
5.
Penguat operasional tak membalik dapat bekerja jika dipasang pada balikan
negatif yang ditandai dengan masukan pada kaki positif.
6.
Dengan
menggunakan
metode penentuan
besar tegangan
maka
besarnya
Ofset keluaran pada Op-Amp dapat disebabkan karena arus panjar masukan.
8.
Besarnya
tegangan
keluaran
pada
rangkaian
Op-Amp
sebagai
rangkaian
9.
10. Rangkaian integrator dapat dibangun dengan menggunakan dua buah komponen
pasif, yaitu resistor dan kapasitor yang dihubungkan secara seri. Tegangan keluaran
rangkaian integrator merupaan fungsi integral dari tegangan input.
11. Proses integrasi dari suatu rangkaian integrator dihasilkan dari sumber isyarat
masukan. Rangkaian integrator tersebut dapat dipakai untuk mengubah gelombang
isyarat masukan. Dalam percobaan ini rangkaian integrator dengan isyarat
masukan gelombang kotak berubah menjadi gelombang segitiga dan isyarat
masukan gelombang sinusoidal berubah menjadi gelombang cosinus.
12. Rangkaian filter lolos rendah terdiri dari dua buah resistor yang dipasang secara
seri dengan sumber sinyal dan sebuah kapasitor dipasang secara paralel dengan
sumber sinyal sehingga mampu melewatka frekuensi rendah dan meredam
frekuensi tinggi.
13. Frekuensi pada filter lolos rendah berbanding terbalik dengan besarnya amplitudo
yang dihasilkan dan berbanding lurus dengan besarnya penguatan.
14. Rangkaian filter lolos tinggi terdiri dari kapasitor yang terhubung secara paralel
dengan resistor sehingga mampu melewatkan frekuensi tinggi dan meredam
frekuensi rendah.
15. Frekuensi pada rangkaian filter lolos tinggi berbanding lurus dengan besarnya
amplitudo dan penguatan yang dihasilkan.
B.
Saran
Adapun saran yang dapatsaya ajukan pada praktikum fisika modern adalah
sebagai berikut :
dipergunakan
harap
jumlahnya
diperbanyak
demi
kelancaran
proses
praktikum.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II. Laboratorium pengembangan Unit
Fisika Universitas Haluoleo. Kendari.
Bishop, Owen. 2005. Dasar-Dasar Elektronika Edisi Pertama. Erlangga: Jakarta.
Blocher, Richard. 2004. Dasar elektronik. Andi: Yogyakarta.
Chattopadhay, D. 1989. Dasar Elektronika. Universitas Indonesia Press: Jakarta
Clayton. 2005. Operasional Amplifier. Erlangga: Jakarta.
Reaks
i:
Translate
Diberdayakan oleh
Mengenai Saya
Mamad Faisal
Lihat profil lengkapku
Terjemahan
Arsip Blog
Laman
Beranda
Wikip
edia
Cari
Submit
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.