Anda di halaman 1dari 39

PERANAN ORANG TUA SEBAGAI MOTIVATOR BELAJAR SISWA

DALAM PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA


PELAJARAN PAI
DI KELAS XII-C SMA PGRI 1 MAJALENGKA
(Pokok Bahasan Al-Quran tentang Etos Kerja)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya manusia hidup untuk memenuhi kebutuhannya, dan
dalam rangka tersebut manusia melakukan aktivitas yang didorong oleh
motivasi. Motivasi adalah daya penggerak yang menjadikan manusia
melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi oleh Esyenk
dan kawan-kawan dalam bukunya yang berjudul belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan
tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dan tingkah laku
manusia (Slameto, 1995:170).

Demikian pula halnya siswa yang sedang

menjalani aktivitas belajar disekolah, karena didorong oleh motivasi dalam


diri masing-masing. Motivasi belajar merupakan daya penggerak dari
berbagai motif

yang ada pada diri individu dan diarahkan pada tujuan

tertentu. Untuk memepelajari suatu ilmu dengan baik dibutuhkan motivasi,


sebab motivasi berkaitan dengan semangat dan kegairahan seseorang untuk
melakukan sesuatu.

Belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber,


baik di dalam maupun di luar pranata pendidikan, guna perkembangan dan
pertumbuhan pribadi (Y.B. Sudarmanto, 1993:2). Hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari
luar diri siswa atau lingkungan. Oleh sebab itu keberhasilan seorang siswa
dalam meraih prestasi disekolah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor guru dan
siswa. Peranan orang tua sebagai motivator sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa dalam meraih prestasi disekolah.
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah baik negeri maupun swasta mempunyai andil dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu perlu adanya
perhatian serius agar tujuan pendidikan agama yang merupakan sub sistem
dari pendidikan nasional dapat terealisasi.
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan siswa agar lebih
mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam
(Achmadi, 1992:20)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan antara manusia dengan
dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungannya. Adapun ruang lingkup bahan pelajarannya meliputi :
keimanan, ibadah, akhlak, al-Quran, muamalah, syariah dan tarikh (sejarah
Islam).

Pola pembinaan Pendidikan Agama Islam dikembangkan dengan


menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Sehingga ruang lingkup pembinaan yang dilakukan
oleh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap siswa juga meliputi ketiga
lingkungan tersebut.
Pendidikan

Agama

Islam

bertujuan

meningkatkan

keimanan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang agama Islam


sehingga menjadimanusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (GBPP PAI Depdikbud, 1995:2)
Mengingat pentingnya tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah,
maka siswa yang sedang melakukan aktivitas belajar, khususnya mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut memerlukan dorongan atau
motivasi yang kuat. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah
bagi kegiatan belajar tersebut sehingga tujuan belajar siswa dapat tercapai.
Motivasi belajar timbul

karena siswa merasakan kebutuhan akan

belajar. Motivasi bisa datang dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar
siswa. Motivasi dari dalam sering disebut dengan motivasi intrinsik,
sedangkan motivasi dari luar disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik biasanya lebih kuat dan lebih tahan lama. Melalui motivasi intrinsik
siswa belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri
sehingga siswa belajar atas kesadaran sendiri.

Motivasi ekstrinsik tumbuh dari rangsangan luar atau dari pihak luar.
Meskipun berasal dari luar, namun motivasi ekstrinsik tidak dapat diabaikan.
Kadang kala siswa mengalami perubahan kondisi psikologis yang
menyebabkan menurunnya motivasi belajar yang berakibat pada menurunnya
prestasi belajar siswa tersebut. Misalnya karena jenuh ataupun bosan, maka
siswa membutuhkan rangsangan dari luar

untuk

memulihkan dan

membangkitkan kembali motivasi belajarnya.


Salah satu motivator siswa adalah orang tua. Oleh karena itu peranan
orang tua memegang peranan yang sangat vital yang berfungsi menimbulkan,
mendasari, menggerakkan perbuatan belajar.

Seseorang yang besar

motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat
membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya seseorang
yang motivasinya lemah tanpak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak
menuju pada pelajaran, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
Upaya peningkatan proses dan hasil belajar perlu diwujudkan agar
diperoleh kualitas sumber

daya manusia yang dapat menunjang

pembangunan nasional, upaya tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab


semua tenaga pendidik. Baik orang tua, guru maupun masyarakat.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah


1. Rumusan Masalah
Penelitian

ini

merupakan

penelitian

tindakan

kelas

yang

memfokuskan masalah penelitianya pada hubungan peranan orang tua


sebagai motivator belajar siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran PAI pada Standar Kompetensi memahami ayat-ayat Al-Quran


tentang etos kerja di kelas XII-C SMA PGRI 1 Majalengka. Adapun
rumusan masalahnya adalah :
a. Seberapa besarkah motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI
Kelas XII-C di SMA PGRI 1 Majalengka?
b. Seberapa besarkah tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
PAI Kelas XII-C di SMA PGRI 1 Majalengka?
c. Bagaimana pengaruh peranan orang tua sebagai motivator belajar
siswa dalam pencapaian prestasi belajar pada mata pelajaran PAI di
Kelas XII-C SMA PGRI 1 Majalengka?
2. Pemecahan Masalah
Firman Allah SWT yang artinya : Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. At-Tahrim :
6).
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong
yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:756)


motivator sendiri adalah orang ( perangsang ) yang menyebabkan
timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui besarnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
PAI Kelas XII-C di SMA PGRI 1 Majalengka.
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI
Kelas XII-C di SMA PGRI 1 Majalengka.
3. Untuk mengetahui hubungan antara peranan orang tua sebagai motivator
dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di Kelas XII-C
SMA PGRI 1 Majalengka.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada Mata
Pelajaran PAI
2. Bagi

guru,

dapat

meningkatkan

pengetahuan

dan

penguasaan

keterampilan mengelola proses belajar mengajar.


3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar
pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam
upaya mencapai prestasi belajar siswa yang melibatkan tiga ranah
lingkungan yaitu, sekolah, keluarga dan masyarakat.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori
1. Hakikat Peran Orang Tua dalam Pendidikan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:802) orang tua
adalah ayah atau ibu kandung. Sebagai pemimpin dalam keluarga orang
tua harus mendahulukan pendidikan dalam keluarganya agar tidak
terjerumus kepada hal-hal yang

tidak baik.

Peran orang tua sangat

menentukan keberhasilan pendidikan anak-anaknya, di antaranya orang


tua berperan sebagai :
a. Pendidik (edukator)
Pendidik dalam Islam yang pertama dan utama adalah orang tua,
yang bertanggung jawab terhadap anak didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi
kognitif dan potensi psikomotor (Noeng Muhadjir, 1993:167).
b. Pendorong (motivator)
Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan. Motivasi bisa berasal dari dalam diri
(intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya
karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Dan motivasi yang berasal
dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri
(lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota
masyarakat (M. Dalyono, 2005:57).

Di sinilah orang tua berperan menumbuhkan motivasi atau


rangsangan dari luar yang kemudian mampu secara alamiah
menumbuhkan motivasi dari dalam diri anak tersebut.
c. Fasilitator
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan
pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar,
meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain
(Slameto, 1995:63). Jadi orang tua berkewajiban memenuhi fasilitas
belajar agar proses belajar berjalan dengan lancar.
d. Pembimbing
Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan
fasilitas dan biaya sekolah saja.

Tetapi anak juga membutuhkan

bimbingan dari orang tuanya.


Sekolah merupakan kegiatan yang berat dalam proses belajar
banyak dijumpai kesulitan, kadang-kadang anak mengalami lemah
semangat.

Orang

tua

wajib

memberikan

pengertian

dan

mendorongnya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami


anak di sekolah (Slameto, 1995:64)
Oleh sebab itu orang tua harus mempunyai waktu dalam
mendampingi anak-anaknya. Pada saat itulah anak diberi pengarahan
dan nasehat agar lebih giat belajar.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai pada suatu saat
(Depdikbud, 1987:164). Pengertian prestasi belajar adalah keberhasilan

belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti program


pengajaran pada waktu tertentu yang diwujudkan dalam bentuk nilai.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar
dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut :
a. Daya serap terhadap pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/intruksional khusus
(TIK) telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun
kelompok.
Namun demikian, indicator yang banyak dipakai sebagai tolak
ukur keberhasilan adalah daya serap (Djamarah, 1997:20). Lebih lanjut
Syaiful Bahri mengemukakan bahwa setiap proses belajar mengajar selalu
menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai
ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai.
Sehubungan dengan hal

inilah

keberhasilan

proses

belajar

mengajar ini dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan


keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan
itu dapat dikuasai siswa.
2. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (75%-90%) bahan
pelajaran yang diajarkan dikuasai siswa.
3. Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%75% saja dikuasai siswa.

4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang 60% dikuasai


siswa.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa
pada mata pelajaran dan prosentase siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran/intruksionbal khusus dapat diketahui keberhasilan proses
belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru (Djamarah,
1997:120). Untuk mendapatkan umpan balik tentang daya serap siswa
terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam satuan pokok
bahasan baik secara individu maupun klasikal/kelompok diperlukan
analisis ulangan atau analisis hasil uji kompetensi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut

Muhibin

Syah

(1995:32),

factor-faktor

yang

mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : factor


internal (factor dari dalam diri siswa), factor eksternal (factor dari luar diri
siswa) dan factor pendekatan belajar (Approach to learning). Prestasi
belajar siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai
fantor tersebut.
a. Faktor Internal (factor dari dalam siswa)
Faktor internal yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani
siswa yang meliputi dua aspek, yaitu : aspek fisiologis yang bersifat
jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah (Muhibin
Syah, 1995:132).
1) Aspek Fisiologis

Kondisi Jasmani dan tonus (Tegangan Otot) yang menandai


kebugaran

organ-organ

tubuh

dan

sendi-sendinya,

dapat

mempengaruhi semangat dan intensits siswa dalam mengikuti


pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat
kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas sehingga akan
berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh siswa.
2) Aspek Psikologis
Kondisi rohaniah dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
prestasi belajar siswa. Aspek psikologis atau rohaniah siswa
tersebut meliputi :
Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa
Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa sangat
menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi siswa. Semakin
tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar
peluang untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecil peluang
untuk memperoleh suskes atau prestasi tinggi.
Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan
cara relatif tetap terhadap obyek, orang, batang dan sebagainya
baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif

terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan


pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut,
sehingga

akan

berpengaruh

terhadap

prestasi

siswa.

Sebaliknya, sikap siswa yang negatif terhadap guru dan mata


pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa dan
mempengaruhi perolehan prestasi yang berkurang.
Bakat siswa
Menurut Chaplin dan Raber yang dikutif Muhibin Syah
(1995:135), bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
dating. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan tugas tertentu tanpa bergantung pada upaya
pendidik atau paltih. Bakan akan dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
Minat siswa
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Besar kecilnya
minat siswa terhadap proses belajar akan mempengaruhi
prestasi yang diperoleh siswa.
Motivasi siswa
Menurut

Glietman

yang

dikutif

Muhibin

Syah

(1995:136) motivasi adalah keadaan internal organisme (baik


manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya

untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi dibedakan


menjadi dua yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah hal yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar. Termasuk motivasi ini adalah
perasaan menyenangi materi pelajaran dan kebutuhannya
terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa
depan siswa yang bersangkutan.
Motivasi ekstrinsik tumbuh dari rangsangan luar atau
dari pihak luar. Meskipun berasal dari luar, namun motivasi
ekstrinsik tidak dapat diabaikan. Kadang kala siswa mengalami
perubahan kondisi psikologis yang menyebabkan menurunnya
motivasi belajar yang berakibat pada menurunnya prestasi
belajar siswa tersebut. Misalnya karena jenuh ataupun bosan,
maka siswa membutuhkan rangsangan dari luar untuk
memulihkan dan membangkitkan kembali motivasi belajarnya.
Salah satu motivator siswa adalah orang tua. Oleh karena
itu peranan orang tua memegang peranan yang sangat vital
yang

berfungsi menimbulkan, mendasari, menggerakkan

perbuatan belajar. Seseorang yang besar motivasinya akan giat


berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca
buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya
seseorang yang motivasinya lemah tanpak acuh, mudah putus
asa, perhatiannya tidak menuju pada pelajaran, akibatnya
banyak mengalami kesulitan belajar.

b. Faktor Eksternal (factor dari luar siswa)


Yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa, factor eksternal
terdiri dari dua macam, yaitu :
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sekolah seperti para guru, staf administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang siswa. Lingkungan masyarakat dan tetangga juga temanteman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa

juga

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan sosial yang


paling banyak mempengaruhi lingkungan belajar ialah oaring tua
atau keluarga siswa sendiri.
2) Lingkungan Nonsosial
Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan
letaknya.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Yang dimaksud factor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
4. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Belajar bisa membawa suatu perubahan pada indiIVdu yang
belajar.Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang
kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan
pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses

belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar


adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi
belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang
diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan
dan memerlukan pengorbanan dan memerlukan dasar pikiran.
Berdasarkan uraian diatas bisa dikatakan bahwa prestasi belajar
yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang
dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.Pencapaian hasil
belajar tersebut bisa diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil
belajar.Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu
guru bisa mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar dilingkungan sekolah serta bisa melihat output dari anak.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka bisa diartikan bahwa prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam adalah nilai yang diperoleh siswa setelah
melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik
aspek

kognitif

(pengetahuan),

afektif

(sikap)

dan

psikomotor

(keterampilan) dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.

B. Anggapan Dasar dan Hipotesis


1. Anggapan Dasar
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pendidikan Agama
Islam maka diperlukan adanya kerjasama antara orang tua, anak didik
dengan pendidik dalam berbagai hal. Sehingga dengan bentuk kerjasama

tersebut sangat bermanfaat memajukan dan meningkatkan mutu


pendidikan sekolah pada umumnya dan anak didik khususnya atau dengan
kata lain internalisasi nilai pendidikan agama itu membutuhkan sinergitas
baik sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Jadi semakin tinggi

partisipasi dari orang tua/wali siswa maka akan semakin meningkatnya


mutu pendidikan agama Islam, namun sebaliknya apabila kurang
partisipasi dari orang tua maka akan kurangnya kualitas pendidikan agama
Islam tersebut.
2. Hipotesis
Berdasarkan

anggapan

dasar

tersebut

dirumuskan hipotesa dalam penelitian ini yaitu

diatas,

maka

dapat

Peranan orang tua

sebagai motivator dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata


pelajaran pendidikan agama Islam di SMA PGRI 1 Majalengka kelas XIIC memiliki pengaruh yang cukup besar.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research).
Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk pada model Kurt Lewin
yang menunjuk empat komponen pokok penelitian yakni :
1. Perencanaan (planning)
2. Tindakan (acting)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting) (Aqib, 2006:21).
Model Kurt Lewin tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Planning

Acting

Observing

Reflecting

B. Subyek yang Diteliti


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XII-C
SMA PGRI 1 Majalengka yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 10 lakilaki dan 20 perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi
sebelumnya diketahui bahwasanya nilai siswa pada kelas XII-C memiliki
kemampuan yang rendah dibandingkan kelas lain.

Sehingga peneliti memilih kelas tersebut untuk dijadikan sebagai


subyek penelitian yang nantinya diharapkan dapat membantu kelancaran
dalam proses pengambilan data dan prosedur kerja penelitian.

C. Faktor yang Diteliti


Faktor yang diteliti meliputi faktor guru, siswa, orang tua dan proses
pembelajaran.
1. Faktor Guru
Yaitu kemampuan dan keterampilan guru dalam merencanakan dan
mengembangkan kegiatan pembelajaran apakan sudah sesuai dengan
langkah-langkah yang telah disusun.
2. Faktor Siswa
Yaitu keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan prestasi belajar
siswa.
3. Faktor Orang Tua Siswa
Yaitu peranan orang tua dalam membimbing, mengarahkan dan
memotivasi anaknya untuk belajar.
4. Proses Pembelajaran
Yaitu proses yang terjadi selama pembelajaran yang meliputi aktivitas
siswa dan interaksi aktif dari berbagai unsure kegiatan pembelajaran.

D. Prosedur Kerja dalam Penelitian


Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas yang
berkolaborasi dengan melibatkan guru pelajaran Pendidikan Agama Islam

lain, untuk bersama-sama melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti


bertindak

sebagai pengajar, sedangkan guru yang lain bertindak sebagai

observer. Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari tiga
siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang
diselidiki.
Siklus I
1. Perencanaan
a.

Menyusun rencana pembelajaran

b.

Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar


siswa, tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang tempat duduknya
saling berdekatan.

c.

Menentukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai patner


penelitian

d.

Merancang lembar observasi

e.

Merancang LKS dan kunci jawaban

f.

Merancang soal kuis dan kunci jawaban

2. Tindakan
a.

Menyiapkan alat peraga yang diperlukan.

b.

Mengadakan presensi terhadap siswa.

c.

Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran.

d.

Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi


pelajaran.

e.

Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen sesuai dengan


tempat duduk (dua atau tiga meja yang berdekatan)

f.

Membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. Tiap-tiap


kelompok mengerjakan LKS yang dipimpin oleh ketua kelompok.

g.

Guru berkeliling untuk membimbing siswa belajar dalam kelompok.

h.

Dengan bimbingan guru masing-masing wakil dari kelompok


mengerjakan lembar kerja dipapan tulis.

i.

Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan


tanggapan/sanggahan/untuk mengkritisi.

j.

Membuat kesimpulan pembelajaran pada materi tersebut.

k.

Siswa mengerjakan kuis pada akhir pelajaran secara individu.

3. Pengamatan
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah prilaku guru dan
aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui
lembar observasi.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa.
Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan
yang terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan hasil analisis
secara kolaborasi untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

Siklus II
1. Perencanaan

a.

Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi


pada siklus I.

b.

Menyusun rencana pembelajaran

c.

Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok


belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang tempat
duduknya saling berdekatan.

d.

Menentukan kembali kolaborasi dengan teman sejawat sebagai patner


penelitian.

e.

Merancang kembali lembar observasi.

f.

Merancang kembali LKS dan kunci jawaban.

g.

Mernacang kembali soal kuis dan kunci jawaban.

2. Tindakan
a.

Menyiapkan alat peraga yang diperlukan.

b.

Mengadakan presensi terhadap siswa.

c.

Mengadakan Tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran.

d.

Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi


pelajaran selanjutnya.

e.

Membagi kembali siswa dalam kelompok.

f.

Menbagikan kembali LKS untuk dikerjakan secara kelompok dengan


berdiskusi.

g.

Guru berkeliling untuk membimbing siswa belajar dalam kelompok.

h.

Dengan bimbingan guru masing-masing kelompok mempresentasikan


hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain mengkritisinya atau
menanggapi.

i.

Bersama-sama menyimpulakn materi pelajaran.

j.

Siswa mengerjakan kusi secara individu.

3. Pengamatan
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah prilaku guru dan
aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui
lembar observasi.
4. Refleksi
merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis
dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang
terdapat pada siklus II, kemudian mendiskusikan hasil analisis secara
kolaborasi untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus III.

Siklus III
1. Perencanaan
a.

Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi


pada siklus I.

b.

Menyusun rencana pembelajaran

c.

Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok


belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang tempat
duduknya saling berdekatan.

d.

Menentukan kembali kolaborasi dengan teman sejawat sebagai patner


penelitian.

e.

Merancang kembali lembar observasi.

f.

Merancang kembali LKS dan kunci jawaban.

g.

Mernacang kembali soal kuis dan kunci jawaban.

2. Tindakan
a.

Menyiapkan alat peraga yang diperlukan.

b.

Mengadakan presensi terhadap siswa.

c.

Mengadakan Tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran.

d.

Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi


pelajaran selanjutnya.

e.

Membagi kembali siswa dalam kelompok.

f.

Menbagikan kembali LKS untuk dikerjakan secara kelompok dengan


berdiskusi.

g.

Guru berkeliling untuk membimbing siswa belajar dalam kelompok.

h.

Dengan bimbingan guru masing-masing kelompok mempresentasikan


hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain mengkritisinya atau
menanggapi.

i.

Bersama-sama menyimpulakn materi pelajaran.

j.

Siswa mengerjakan kusi secara individu.

k.

Membagikan angket.

3. Pengamatan
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah prilaku guru dan
aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui
lembar observasi.
4. Refleksi

Menganalisis kembali untuk mendapatkan kesimpulan apakah


hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Maka diharapakan pada akhir siklus
III ini, kenyataannya motivasi dan prestasi siswa kelas XII-C SMA PGRI 1
Majalengka dapat ditingkatkan.

E. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil pengamatan dari teman sejawat yang membawahi sebagai
observer
b. Hasil kuis atau tes tertulis siswa kelas XII-C SMA PGRI 1
Majalengka.
c. Hasil angket
2. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data tentang kinerja guru dikaitkan antara RPP dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data prestasi belajar siswa yang diperoleh dari tes tertulis yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
c. Data aktivitas siswa yang diperoleh dari lembar observasi dari teman
sejawat sebagai observer.
d. Data tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar PAI yang
diperoleh melalui angket.

F. Indikator Keberhasilan
Adapun yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini
adalah apabila prestasi belajar PAI siswa meningkat, yaitu nilai yang
dihasilkan sudah mencapai lebih dari rata-rata 75 (tujuh puluh lima) dengan
prosentase 75% dan ketuntasan kelas harus diatas 75%.

G. Teknik Analisis Data


Setelah data-data diperoleh langkah selanjutnya adalah menganalisis
serta mengolah data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif prosentase.
Analisis diperlukan untuk mengetahui prosentase dan aktivitas belajar
siswa. Rumusan analisisnya adalah sebagai berikut :
%

n n X 100
N

Keterangan :
% = prosentase dari suatu nilai
n = jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai (Ali, 1993:186)

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Prasiklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada minggu pertama
yaitu mengajukan surat ijin riset kepada Kepala SMA PGRI 1 Majalengka
yaitu dengan Bapak Drs. Oding Abdul Djalil, M.Pd., guna memperoleh
ijin untuk melakukan penelitian berkaitan penelitian penulis tentang upaya
meningkatkan prestasi belajar PAI siswa melalui pemberian motivasi.
Setelah mendapat persetujuan peneliti langsung mengadakan
observasi tentang keadaan sekolah, baik keadaan guru, siswa, keadaan
sarana prasarana dan lain sebagainya. Kemudian mengutarakan niat
penelitian yaitu pada kelas XII-C untuk melakukan penelitiannya, karena
yang dianggap sudah bisa diajak kerja sama dan meminta bantuan guru
bidang PAI yaitu Pak Ibnu Robbani untuk menjadi kolaborator. Juga tidak
luput menyusun rencana bersama kolaborator guna persiapan pelaksanaan
penelitian

bagaimana

pelaksanaannya

dan

kapan

waktunya

pelaksanaannya.
Bersama guru PAI yang lain dan juga sekaligus kolaborator dan
juga bersama guru PAI yaitu Bapak Iwan Kiswanto, peneliti melakukan
wawancara tentang kondisi obyek penelitian dalam hal ini siswa kelas XIIC tentang bagaimana prestasi belajar PAI selama ini dan bagaimana
keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran. Dan juga tidak luput
mewawancarai siswa selaku obyek penelitian guna mengetahui bagaimana

keadaan di rumah masing-masing, karena kondisi di rumah sangat


mempengaruhi prestasi siswa. Karena orang tua ketika siswa di rumah
adalah guru mereka. Setelah melakukan wawancara peneliti mendapat
informasi yaitu yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI
belum mampu memaksimalkan potensi para siswa, prestasi setiap kali
diadakan evaluasi hanya beberapa yang bisa lulus atau dengan nilai lebih
dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Serta masih terjadi
komunikasi satu arah artinya siswa cenderung pasif dan kurang
mempunyai pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sehingga siswa
kurang menyukai pelajaran PAI dan menyebabkan hasil belajar rendah.
Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar dan prosentase ketuntasan
belajar siswa yaitu nilai formatif semester I siswa kelas XII-C pada tahun
ajaran 2012-2013 terakhir adalah 65
2. Hasil Siklus I
a. perencanaan
Pada hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA PGRI 1
Majalengka pada tahap siklus I ini pada awalnya peneliti melakukan
pembelajaran seperti biasa yaitu melakukan pemelajaran PAI secara
konvesional. Tetapi kemudian setelah dianggap materi sudah
disampaikan secara keseluruhan yaitu pada pada materi pokok
bahasan standar kompetensi melafalkan dan mengartikan surat pendek
pilihan dengan kompetensi dasar membaca surat Al Maidah ayat 3 dan
surat Al Hujurat ayat 13 dengan indikator (1). Melafalkan kata dan
kalimat surat Al Maidah ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13, (2).

Mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3 dan surat Al


Hujurat ayat 13.
Dari materi di atas untuk siklus I ini peneliti mengambil pada
materi ayat yang pertama dengan indikator melafalkan dan
mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3. Materi dibagi
menjadi dua karena nantinya yang satunya lagi untuk pelaksanaan
pada siklus berikutnya. Jadi dengan indikator yang sama tinggal
materi yang berbeda.
Kemudian

peneliti

membuat

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk kegiatan pembelajaran. Pada perencanaan


pembuatan RPP ini peneliti berkonsultasi dengan guru PAI karena
akan menyesuaikan materi yang telah dibahas di kelas XII. Agar
pembelajaran tidak terganggu, sesuai dengan kalender akademik atau
progran tahunan yang sudah dibuat oleh guru PAI.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I di kelas XII-C SMA
PGRI 1 Majalengka ini penyampaian materi dilakukan oleh penelti.
Sedangkan guru PAI lain sebagai observer (kolaborator). Hal ini
dilakukan guna apa yang sudah direncanakan sesuai dengan
pelaksanaannya, dan sesuai dengan harapan hasil yang akan dicapai.
Pembelajaran pokok bahasan melafalkan dan mengartikan surat Al
Maidah ayat 3 ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah
skenario

pembelajaran

perencanaan

dan

yang

sesuai

telah

dengan

direncanakan

pada

tahap

langkahlangkah

yang

telah

direncanakan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yaitu


peneliti dalam menanamkan konsep tentang materi melafalkan dan
mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3 mula-mula
menggunakan metode konvensional.
Dalam penanaman konsep ini haruslah benar-benar sampai
matang, karena kalau tidak nantinya siswa akan merasa kesulitan
dikala melihat tulisan yang ditulis terpotong-potong. Mana arti dari
kata-kata yang dipotong ini, karena taunya cuma keseluruhannya saja.
Oleh karenanya guru pertama menulis di depan kelas atau
menyediakan tulisan dari rumah yang sudah ditulis dengan baik secara
keseluruhan yaitu surat Al Miadah ayat 3. Kemudian guru
menuliskannya secara terpotong-potong sebelum membacakannya
kepada

siswa.

Setelah

selesai,

guru

membacakannya

secara

keseluruhan dari satu ayat tersebut denga pelan dan jelas supaya siswa
mendengarnya jelas sehingga menirukannya pun tidak salah ucap.
Setelah guru membacaknnya siswa menirukannya bersamasama.
Kemudian siswa menirukannya per baris tempat duduk dan terakhir
ditirukannya secara individu.
Setelah semuanya membaca ayat secara keseluruhan, untuk
menguatkan dan mempermudah dan memperjelas pelafalannya guru
membacakan ayat yang ditulis secara terpotong. Guru melafalkan dari
satu potong kata ayat surat Al Miadah ayat 3 ditirukan siswa per
potong juga supaya jelas pelafalannya. Kemudian berlanjut sampai

selesai melafalkan potongan-potongan ayat dari surat Al Maidah ayat


3.
Setelah melafalkan dirasa sudah baik, guru menuliskan arti
kata-kata dari surat Al Maidah ayat 3 secara terpotong-potong. Setelah
selesai ditulis guru membacakannya dan diikuti para siswa. Ditirukan
secara bersamasama diteruskan menurut barisan duduk siswa dan
secara individu. Begitu seterusnya untuk setia kata dilakukan.
Setelah selesai mengartikan per kata, kemudian guru
mengartikan secara keseluruhan dari surat Al Maidah ayat 3 ini. Dan
ditirukan siswa secara keseluruhan dilanjutkan secara kelompok baris
dan terakhir secara individu. Setelah semuanya dilafalkan dan
diartikan, untuk penguatan guru membagi kelompok siswa menjadi
dua bagian di setiap tempat duduknya. Karena setiap meja ditempati
oleh dua siswa, maka dibagi menjadi sisi kanan dan sisi kiri. Terlebih
dahulu semua siswa yang menempati duduk di sebelah sisi kanan
menunjuk kata dari bagian surat Al Maidah ayat 3 kemudian siswa
yang duduk di sebelah kiri melafalkannya, begitu seterusnya sampai
semua siswa yang sebelah kiri membaca semua bagian dari surat Al
Maidah ayat 3. Setelah semuanya selesai kemudian gentian dengan
siswa yang duduk di bagian sebelah kanan tadinya mendapat tugas
menunjuk kata, sekarang siswa yang berada di sebelah kiri menunjuk
kata dan yang berada di sebelah kanan membaca kata yang ditunjuk
temannya.

Setelah semuanya melafalkan secara bergantian, kemudian


yang tadinya melafalkan sekarang diganti mengartikan dengan
formasi pembagian tugas seperti tadi. Yaitu dimulai dari siswa yang
duduk di sebelah kanan menunjuk kata kemudian yang sebelah kiri
mengartikannya. Begitu seterusnya kemudian bergantian. Menunjuk
kata mulai dari urut kemudian secara acak sampai temannya bisa
melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3.
c. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran pada siklus I
ini,

peneliti

menyampaikan

materi

tentang

melafalkan

dan

mengartikan surat Al Maidah ayat 3 baik secara perkata dan per


kalimat. Dan yang paling terakhir merupakan bisa melafalkan dan
mengartikan surat Al Maidah ayat 3secara keseluruhan itu sendiri.
Dalam pelaksanaannya guru melaksanakan tindakan pembelajaran
dengan cukup lancar dari awal sampai akhir karena sudah sesuai
dengan prosedur yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran

(RPP).

Tetapi

ada

beberapa

siswa

mengikuti

pembelajaran kurang begitu antusias, yaitu dengan bergurau, lesu,


tidak konsentrasi dan bahkan ada yang ramai dikarenakan siswa dalam
mempraktikkan bersamasama masih banyak yang bergurau.
d. Evaluasi
Tahap

berikutnya

dari

pembelajaran

pokok

bahasan

melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3 ini setelah


pelaksanaan yaitu evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis secara

individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dilaksaanakan. Pada siklus I ini hasil belajar siswa yang diperoleh
sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal
sebelum pelaksanan tindakan, namun masih belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus
I adalah nilai rata-rata 67,5. Dengan keaktifan siswa sebesar 70,4%
diperoleh dari hasil observasi kolaborator ketika melihat proses
pembelajaran berlangsung.
Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran
dengan diberi motivasi oleh guru. Selain itu juga digunakan untuk
membangkitkan

semangat

siswa

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran, karena pembelajaran akan lebih menarik tidak hanya


guru yang aktif tetapi siswa juga bisa berperan aktif. Jadi dengan
siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran pastilah akan
banyak yang paham karena ada minat dari diri siswa itu sendiri.
Dengan demikian, diharapkan sikap ketergantungan siswa
akan guru yang selalu memberi masukan bisa teratasi, karena dengan
termotivasi

siswa

mengembangkan

bisa

materi

mengikuti
pembelajaran

secara
sendiri

aktif
di

dan
rumah

bisa
di

perpustakaan dan tempat lain yang kondusif karena termotivasi.


Sehingga keaktifan siswa dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Sedang dari pihak orang tua ternyata walaupun sudah diarahkan oleh
peneliti, masih banyak orangtua yang belum maksimal dalam

memotivasi anak mereka sendiri. Oleh karena kesibukan, kurang


pemahaman akan cara dan pentingnya motivasi dari guru kepada
siswanya sendiri maupun pemahaman tentang motivasi itu sendiri oleh
guru.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus I, kemudian dilakukan
refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil
refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Guru diharapkan mampu meningkatkan pengelolaan waktu dalam
kegiatan pembelajaran materi melafalkan dan mengartikan surat Al
Maidah ayat 3 yang diterapkan di kelas XII-C SMA 1 PGRI
Majalengka,

karena kalau tidak diatur sedemikian terencana

banyak siswa yang bergurau ketika mengikuti guru melafalkan


bersama-sama.
2) Dalam penyampaian secara ceramah yang pokok-pokok saja,
sehingga bisa lebih banyak waktu ketika melakukan di lakukan
bersama siswa, sehingga siswa ikut berperan aktif.
3) Guru bersama kolaborator memantau siswa secara terbagi agar
siswa tidak ramai ketika melakukan tebak kata dan arti bersama
teman sebangkunya.
4) Lebih menekankan kepada guru untuk memaksimalkan motivasi
mereka, meluangkan waktu untuk mereka dalam memotivasi. Dan
peneliti lebih menanamkan tentang pemahaman tentang motivasi

itu sendiri baik macam-macam motivasi, cara dan kapan baiknya


memberikan motivasi itu sendiri.
5) Untuk mempermudah siswa dalam membantu pemahaman awal
pada siklus II, peneliti bersama kolaborator menyusun skenario
dalam proses pembelajaran pokok bahasan melafalkan dan
mengartikan kata dan kalimat surat Al Hujurat ayat 13 dibuat
kelompok kecil ketika menirukan sehingga permasalahannya akan
lebih terlihat ketika ada yang merasa kesulitan. Hasil belajar siswa
belum mencapai indikator yang ditentukan sehingga perlu
dilakukan peningkatan aktivitas belajar di siklus II.

3. Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini guru kembali menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam perencanaan ini peneliti juga
meminta bantuan terhadap guru PAI berkaitan materi yang akan
diajarkan pada siklus II ini. Selain perencanaan yang dibuat untuk
siklus II ini, peneliti juga mewawancarai orangtua siswa tentang peran
mereka selama pelaksanaan pada siklus I. Pada sebelum pelaksanaan
siklus I sudah diberi masukan oleh kolaborator, bagaimana cara
memotivasi siswa dan bagaimana caranya. Setelah guru diberi
pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya motivasi guru,
dan diharap selalu memotivasi siswa mereka guna kemajuan siswa

mereka sendiri, kemudian peneliti mulai membagi siswa dalam


kelompok kecil untuk belajar di rumah.
Merangsang para orangtua untuk memantau perkembangan
pelajaran anak mereka di sekolah. Setiap siswa di bentuk kelompok
dengan anggota yang rumahnya berdekatan supada mempermudah
akses berkumpul. Dan juga memotivasi siswa karena dengan belajar
bersama siswa akan ada teman untuk bertanya ketika ada kesulitan
yang kira-kira bisa diselesaikan mereka sendiri.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas XII-C SMA PGRI
1 Majalengka yang juga dilakukan oleh peneliti. Karena supaya yang
telah direncanakan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh
peneliti. Pada siklus II ini, materi yang disampaikan tentang
melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat tetapi berbeda dengan
materi yang disampaikan pada siklus I. pada siklus I materi yang
disampaikan adalah surat Al Maidah ayat 3. Sedangkan yang
disampaikan pada siklus II ini adalah surat Al Hujurat ayat 13. Karena
sama-sama melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat, jadi hampir
sama dengan materi pada siklus I. Pada pembelajaran siklus II ini guru
menguraikan materi dengan metode konvensional dengan waktu
singkat, hanya materi-materi pokok saja.
Karena siswa sudah mulai pengalaman tentang pembelajaran
yang peneliti tempuh. Karena juga materi yang dipelajari hampir sama
dengan materi yang dipelajari pada siklus I. Tetapi sebelum proses

pembelajaran dilakukan siswa di tanyai tentang motivasi yang


diberikan orangtua mereka masing-masing. Dari tindakan siklus II ini,
secara garis besar guru sudah mampu melaksanakan tindakan
pembelajaran

dengan

baik

sehingga

siswa

dapat

mengikuti

pembelajaran secara antusias.


Pada pelaksanaan praktik siklus II ini lebih ditekankan untuk
selalu aktif di kelompok masing-masing. Dan ketua kelompok sebagai
koordinator sekaligus sebagai penanggung jawab kepada anggotanya
yang ketika di rumah masih mengalami kesulitan. Baru serasa
kesulitannya berat dipasrahkan kepada guru dalam hal ini peneliti
sebagai pengajarnya. Dan penekanan jugauntuk guru untuk serius
dalam memotivasi anak mereka sendiri.
c. Observasi
Dari pengamatan aktivitas siswa yang terjadi selama proses
belajar mengajar. Pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan dari
pada siklus I yaitu siswa semakin antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran. Terbukti siswa mengikuti pembelajaran dengan lebih
aktif dan bersemangat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa
sudah memahami arti penting pemahaman materi dalam pembelajaran
dan ketika melihat hasil wawancara tentang pemberian motivasi
orangtua yang meningkat.
Hasil tersebut juga terbukti karena siswa sudah mendapatkan
pengalaman dari siklus I dan bimbingan dari orangtua mereka
masingmasing

dalam

pembelajaran

materi

melafalkan

dan

mengartikan kata dan kalimat surat Al Hujurat ayat 13. Dalam siklus
II ini sebagian besar kelompok sudah ada kerjasama yang baik antara
anggota kelompok masing-masing sehingga dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi sesama anggota kelompoknya, walaupun
masih tetap di bawah bimbingan guru dan orangtua ketika di rumah.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengelolaan tindakan
yang peneliti lakukan pada siklus II, diperoleh data bahwa kinerja
guru sudah optimal. Hal ini dikarenakan guru sudah mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui tahapan-tahapan
yang ada dalam pembelajaran secara keseluruhan dan sesuai denga
waktu yang ditentukan. Pada siklus II ini hasil belajar siswa
meningkat bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus
sebelumnya yaitu nilai minimal siswa atau KKM adalah 70 dengan
ketuntasan belajar rata-rata 74,5. Dan keaktifan siswa mencapai 76 %
diperoleh dari observasi kolaborator ketika proses belajar berlangsung.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus II kemudian dilakukan
refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil
refleksi tersebut adalah pada pelaksanaan siklus II yang dipandang
sudah cukup dalam meningkatkan baik pemberian motivasi guru,
keaktifan siswa ketika di sekolah dan ketika belajar kelompok,
maupun pada hasil belajar dengan dibuktikan dari hasil tes mereka
yang selalu meningkat pada materi melafalkan dan mengartikan kata

dan kalimat surat Al Hujurat ayat 13. Pemberian motivasi dari guru
untuk meningkatkan hasil belajar kelas XII-C SMA PGRI 1
Majalengka sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

B.

Pembahasan
Setelah melihat hasil dari penelitian bisa kita lihat bahwa dalam
pembelajaran pada siklus I menghasilkan rata-rata 67,5, setelah di lakukan
pembelajaran pada siklus II rata-rata naik menjadi 74,5. Jadi pembelajaran
pada materi melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah
ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13 melalui pemberian motivasi guru terhadap
siswa bisa meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa kelas
XII-C SMA PGRI 1 Majalengka tahun pelajaran 2010/2011.
Dan untuk melanjutkan peningkatan prestasi pada siswa dalam proses
pembelajaran mata pelajaran PAI dan mata pelajaran yang, peneliti masih
melanjutkan untuk selalu memberi motivasi kepada para siswa, untuk
kemajuan baik prestasi maupun semangat untuk berkembang demi masa
depan mereka. Karena sudah terbukti bisa meningkatkan prestasi belajar dan
semangat siswa dan kalau bisa ditingkatkan.
Dalam pemberian motivasi tersebut, yang telah dilakukan juga bisa
ditingkatkan dengan penyediaan buku-buku bacaan di sekolah yang memadai
dengan jumlah siswa dan juga bervariasi untuk memotivasi siswa belajar
siswa. Selain itu yang terpenting juga guru dalam membimbing siswa juga
ditingkatkan supaya hasilnya juga semakin baik.

Dan tidak kalah penting yaitu peran orang tua di rumah, kerja sama
guru bersama orang tua harus baik dalam memantau perkembangan anak
secara bersama-sama. Ketika di sekolah guru penuh dalam memantau tetapi
ketika di rumah pastilah akan kurang dari pantauan guru, oleh karenanya
orang tua di sini peran pentingnya, baik dalam pergaulan membimbing
belajar, perlengkapan belajar dan sebagainya. Oleh karena untuk hasil yang
lebih optimal kedepannya, guru dan orang tua harus bekerja sama, tidak
hanya guru yang memberi motivasi kepada anak saja, tetapi orang tua juga
sama. Ketika motivasi yang telah guru berikan dalam penelitian telah berhasil
meningkatkan prestasi belajar siswa, apalagi ditambah dengan motivasi orang
tua pastilah akan lebih baik lagi

Anda mungkin juga menyukai