Anda di halaman 1dari 25

KASUS 1

BY : KELOMPOK 8

SOAL 1
Pernyataan Standar Auditing tentang pertimbangan atas
Kecurangan dalam Audit atas Laporan Keuangan menjelaskan
bahwa auditor harus mempertimbangkan apakah dalam suatu
informasi mengindikasikan bahwa terdapat satu atau lebih factor
resiko kecurangan. Dalam hal ini, factor resiko kecurangan
merupakan masalah potensial atau indicator kecurangan
potensial. Adapun tiga kondisi yang memicu kecurangan
(berdasarkan fraud triangle) antara lain insentif atau tekanan
untuk melakukan kecurangan, adanya kesempatan untuk
melakukan kecurangan, dan sikap yang membenarkan perilaku
curang (rasionalisasi). Selanjutnya, berdasarkan hasil diskusi
dengan Langgeng Santoso,
a. Sebutkan factor resiko apa saja yang mungkin dihadapi KAP
saat menerima perikatan audit! Pastikan anda mendiskusikan
seluruh item yang membutuhkan perhatian khusus selama audit.
b. Bagaimana auditor harus melakukan tindakan lanjutan untuk
setiap masalah potensial pada setiap factor resiko kecurangan
jika perikatan diterima!

JAWAB
a. Factor resiko yang mungkin dihadapi KAP saat menerima
perikatan audit seperti yang dijelaskan dalam PSA No. 25.02
yaitu:
Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam
penjelasan tentang tanggung jawab dan fungsi auditor
independen yang berbunyi sebagai berikut: Karena sifat
bukti audit dan karakteristik kecuurangan, auditor dapat
memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, bahwa
salah saji material terdeteksi. Risiko audit adalah risiko yang
timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material
Setiap menerima perikatan audit, KAP harus selalu siap
untuk menghadapi risiko kecurangan maupun risiko salah
saji material. Hal ini akan selalu ada dalam setiap perikatan
audit, terlepas dari kenyataan perusahaan yang diaudit
tersebut sudah terbuka atau belum.

JAWAB
b. Auditor harus melakukan tindakan lanjutan untuk setiap
masalah potensial pada setiap factor resiko kecurangan
jika perikatan diterima, hal ini sesuai dengan PSA No.
25.34 Seksi 312, yaitu:
Dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, auditor harus menggabungkan semua salah saji
yang tidak dikoreksi oleh entitas tersebut sedemikian rupa,
sehingga memungkinkannya untuk mempertimbangkan
apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan salah secara material dalam hubungannya
dengan jumlah indi-vidual, subtotal, atau jumlah
keseluruhan dalam laporan keuangan. Pertimbangan yang
bersifat kualitatif juga mempengaruhi kesimpulan yang
diambil oleh auditor dalam menentukan materialitas salah
saji

SOAL 2
Berdasarkan atas diskusi pada kasus
ini, siapkan laporan audit yang dibuat
oleh KAP Umar dan Rekan pada akhir
tahun 2009. Mengapa opini yang
disajikan berbeda dari laporan audit
standar (wajar tanpa syarat)?

SOAL 3
Perusahaan tengah mempertimbangkan
penawaran saham pada public untuk
mendanai rencana pengembangan
perusahaan. Langkah-langkah apa saja
yang harus diambil oleh perusahaan
sebelum menerbitkan saham ke public?
Bagaimana ketentuan yang diatur pada
Sarbanes-Oxley Act. berdampak pada
keputusan ini? Apa hubungan antara
penjualan saham ke public dengan
persyaratan pelaporan keuangan
perusahaan?

JAWAB
a. Langkah-langkah yang harus diambil oleh
perusahaan sebelum menerbitkan saham ke public
sesuai dengan UU No. 25 tahun 2007 tentang
penanaman modal, maka perusahaan harus:
Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik
Melaksanakan tanggung jawab social perusahaan
Membuat laporan tentang kegiatan penanaman
modal dan menyampaikannya kepada Badan
Koordinasi Penanaman Modal
Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar
lokasi kegiatan usaha penanaman modal
Mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan

JAWAB
b. Ketentuan yang diatur pada Sarbanes-Oxley Act.
berdampak pada keputusan tersebut, karena dengan
diterbitkannya undang-undang ini diharapkan akan
meningkatkan standar akuntabilitas korporasi,
transparansi dalam pelaporan keuangan,
memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau
organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan
kecurangan serta membuat perhatian pada tingkat
sangat tinggi terhadap corporate governance. Dalam
hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua
perusahaan public untuk membuat suatu system
pelaporan yang diselenggarakan oleh komite audit
sehingga memungkinkan bagi pegawai atau pengadu
(whistleblowers) untuk melaporkan terjadinya
penyimpangan.

JAWAB
c. Hubungan antara penjualan saham ke
public dengan persyaratan pelaporan
keuangan perusahaan adalah jika suatu
perusahaan menjual saham ke public
maka mau tidak mau perusahaan
tersebut harus menyajikan laporan
keuangan dengan standar yang berlaku
umum dan peraturan perundangundangan yang berlaku sehingga
laporan keuangan tersebut dapat
diterima secara umum.

SOAL 4
Jelaskan mengapa penerimaan klien
yang merupakan perusahaan public
akan memberikan dampak pada KAP!
Bagaimana dampak keputusan
Langgeng Santoso untuk menawarkan
saham ke public dapat mempengaruhi
keputusan KAP Adi Susilo dan Rekan
dalam menerima atau tidak perikatan
audit dengan PT Maju Makmur?

JAWAB
Penerimaan

klien yang merupakan


perusahaan public akan memberikan dampak
pada KAP karena asset yang dimiliki sangat
banyak dan kompleks, sehingga proses audit
yang dilakukan harus lebih luas dan signifikan
karena hasil audit yang dikeluarkan akan
sangat berpengaruh, bukan hanya untuk
pihak kreditur namun para pemegang saham,
dan pengguna eksternal lainnya. Selain itu,
pihak KAP juga harus lebih teliti dan hati-hati
dalam melakukan proses audit, karena
hasilnya nanti juga akan berpengaruh
terhadap nama baik KAP itu sendiri.

JAWAB
Dampak

keputusan Langgeng Santoso untuk


menawarkan saham ke public dapat
mempengaruhi keputusan KAP Adi Susilo dan
Rekan dalam menerima atau tidak perikatan
audit dengan PT Maju Makmur, karena
perusahaan yang sudah go public sangat
kompleks dalam pelaporan keuangannya,
sehingga tentu KAP akan bekerja ekstra keras
dalam mengaudit. Namun hal tersebut
terbayar karena pihak KAP secara otomatis
dapat memperluas pasar sehingga akan
semakin terkenal dengan adanya pengalaman
mengaudit perusahaan yangtelah go public.

RISET KELOMPOK
Pergantian

auditor (auditor changes) adalah suatu tindakan


pengambilan keputusan yang direncanakan oleh perusahaan
go public untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka.
Auditor changes merupakan salah satu tindakan pengambilan
keputusan yang umum dilakukan bagi perusahaan yang go
public untuk meningkatkan keuntungannya. Tindakan
pergantian auditor tersebut dilakukan dengan penuh
pertimbangan karena akan berdampak besar bagi perusahaan,
seperti: tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan
modal di perusahaan, ketelitian dan keakuratan data yang
disajikan oleh KAP yang dipilih dan saran yang nantinya akan
diberikan oleh KAP berdasarkan hasil audit kepada perusahaan
tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh pergantian auditor (auditor changes)
dari kantor akuntan public (KAP non-big Four) dengan luas
jaringan regional atau local menjadi KAP Big Four yang
memiliki jaringan internasional terhadap peningkatan nilai laba
bersih saham perusahaan manufaktur di Indonesia.

Pergantian

auditor secara wajib dengan secara sukarela


bisa dibedakan atas dasa pihak mana yang menjadi focus
perhatian dari isu tersebut. Jika pergantia auditor terjadi
secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi
klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib,
perhatian utama beralih kepada auditor.
Ketika klien mengganti auditornya ketika tidak ada aturan
yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi
adalah salah satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri
atau auditor dipecat oleh klien. Manapun diantara
keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada alas an
mengapa peristiwa itu terjadi dan kemana klien tersebut
akan berpindah. Jika alas an pergantian tersebut adalah
karena ketidaksepakatan atau praktik akuntansi tertentu,
maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang
dengan mereka klien akan bersepakat. Jadi, focus perhatian
peneliti adalah pada klien.

Sebaliknya,

ketika pergantian auditor terjadi karena peraturan


yang membatasi tenure, maka perhatian utama beralih kepada
auditor pengganti, tidak lagi kepada klien. Berbeda dengan
pergantian sukarela yang bisa terjadi karena pertengkaran
antara klien dengan auditor, pada pergantian wajib yang terjadi
adalah pemisahan paksa oleh peraturan. Ketika klien mencari
auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki
oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang
dimiliki auditor. Ketidaksimetrisan informasi ini logis karena klien
pasti memilih auditor yang kemungkinan besar akan lebih
mudah untuk sepakat tentang praktik akuntansi mereka.
Sementara itu, auditor bisa jadi tidak memiliki informasi yang
lengkap tentang kliennya. Jika kemudian auditor bersedia
menerima klien baru, maka hal ini bisa terjadi karena auditor
telah memilki informasi yang cukup tentang klien baru itu atau
auditor melakukannya untuk alasan lain, misalnya alas an
financial. Jadi jelas bahwa pada pergantian sukarela, perhatian
bukan pada alasan mengapa klien mengganti auditor, melainkan
pada alasan mengapa auditor bersedia menerima klien baru.

Opini

audit merupakan suatu symbol kepercayaan public


terhadap kredibilitas dan kehandalan informasi yang
terkandung dalam suatu laporan keuangan. Dalam
perkembangannya, peran opini audit menjadi penting
dalam kaitannya dengan citra perusahaan di mata para
pengguna laporan keuangan, diantaranya para
pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah dan
masyarakat umum. Terdapat berbagai factor yang
mempengaruhi opini audit, diantaranya adalah
perubahan dalam dewan direksi, komite audit, dan
kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Dewan direksi
mewakili pihak manajemen merupakan pihak yang
bertanggungjawab atas pelaporan keuangan
perusahaan, termasuk kecukupan pengungkapan yang
diperlukan, salah satunya mengenai rencana
manajemen untuk mengatasi masalah yang berkaitan
dengan kelangsungan hidup perusahaan.

Dalam

penyusunan laporan keuangan, dewan direksi dapat


dibantu oelh komite audit. Salah satu tugas komite audit
adalah memastikan bahwa asumsi going concern
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan, dan
pengungkapan yang diperlukan telah cukup diungkapkan.
Kinerja dewan direksi dan komite audit dalam proses
penyusunan laporan keuangan sebagaimana telah
dipaparkan akan mempengaruhi auditor dalam memberikan
opini going concern. Selain itu, proses pernyataan opini
auditor juga dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan
keuangan perusahaan yang diaudit dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum, auditor juga harus
mempertimbangkan masalah kesangsian terhadap
kelangsungan hidup perusahaan. Pentingnya peranan opini
audit dapat menimbulkan praktik opinion shopping, yaitu
praktik penggantian auditor (auditor switching) dalam
rangka memperoleh opini audit yang diinginkan.

Tujuan

penelitian ini adalah menganalisis hubungan


antara perubahan dewan direksi dengan opini audit
going concern dan auditor switching; menganalisis
hubungan antara komite audit dengan opini audit
going concern; menganalisis hubungan antara kondisi
kesehatan keuangan perusahaan dengan opini audit
going concern dan auditor switching; dan menganalis
hubungan opini audit going concern terhadap auditor
switching. Penelitian ini dilakukan terhadap
perusahaan selain bank dan lembaga keuangan
lainnya yang berada di Indonesia. Data dikumpulkan
melalui observasi terhadap laporan keuangan dan
pengolahan data menggunakan metode binary regresi
logistic dengan program SPSS versi 16.0, dengan nilai
signifikansi yang ditetapkan sebesar 10%.

Hasil

uji hipotesis menunjukkan bahwa (1)


perubahan dewan direksi mempunyai
hubungan yang negative dan signifikan
terhadap opini audit going concern, (2)
komite audit memiliki hubungan yang
negative dan signifikan terhadap opini audit
going concern, (3) kondisi kesehatan
keuangan perusahaan yang diproksi dengan
H-score memounyai hubungan yang
negative dan signifikan terhadap opini audit
going concern, (4) opini audit going concern
mempunyai hubungan positif dan signifikan
terhadap auditor switching.

Agar

diperoleh hasil yang lebih baik,


maka dalam penelitian selanjutnya
perlu menambah jumlah perusahaan
yang dijadikan sampel dan variablevariabel yang digunakan seperti audit
fee dan kualitas audit. Sebaliknya, opini
audit going concern hanya
diklasifikasikan dari opini audit wajajr
tanpa pengecualian. Selain itu, dapat
memfokuskan objek penelitian pada
jenis usaha tertentu misalnya
perusahaan manufaktur.

Dalam

melakukan audit, perilaku auditor


merupakan titik penentuan bagaimana auditor
tersebut melaksanakan tugasnya. Hendaknya
dalam melaksanakan tugasnya, auditor selalu
menjaga perilakunya agar dapat berhubungan baik
dengan klien tidak hanya dari segi sopan santun
maupun tata karma saja tetapi juga harus selalu
bertindak sesuai dengan kode etik profesi atau
yang biasa disebut dengan istilah GAAS (General
Accepted of Auditing Standard) atau jika di
Indonesia disebut dengan SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik) serta pada GAAP
(General Accepted Accounting Principal) atau di
Indonesia disebut dengan SAK (Standar Akuntansi
Keuangan).

Jika

perilaku auditor kurang baik maka akan sulit


untuk melakukan audit secara baik terhadap
perusahaan yang diauditnya sehingga hasil
auditnya pun menjadi kurang baik atau malah lebih
buruk. Perilaku yang baik, ramah, sopan,
memahami, menghormati, disiplin, professional,
dan tegas harus ditetapkan oleh auditor dalam
melaksanakan tugasnya. Dimana profesionalisme
merupakan suatu atribut individual yang penting
tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan
suatu profesi atau tidak. Seorang akuntan public
yang professional harus memenuhi
tanggungjawabnya terhadap masyarakat, klien
termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku
semestinya.

Berdasarkan

keputusan pemerintah kita, penugasan


audit dibatasi selama 5 tahun. Hal ini semata-mata
bertujuan untuk mencegah terjadinya hubungan yang
tidak sehat seperti pada kasus Enron dengan KAP
Anndersen yang berujung pada kehancuran dari
kedua belah pihak tersebut. Kecurigaan yang timbul
akibat hubungan yang terjalin cukup lama antara KAP
dengan kliennya. Klien juga seharusnya menaati
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
mengganti auditornya begitupula dengan pihak
auditor yang dapat mengajukan pengunduran diri jika
pihak klien memaksakan kehendaknya kepada auditor
sehingga mengakibatkan laporan audit menjadi tidak
berkualitas akibat desakan kepentingan klien
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai