1.
Gambar 1
Fase Reaksi dalam Detonasi Bahan Peledak
2.
Energi Kerja
Selama proses peledakan, terdapat tipe energi yang dilepas yaitu, energi
kerja dan energi terbuang. Dua jenis energi kerja dihasilkan saat bahan peledak
bereaksi yaitu energi kejut dan energi gas. Walaupun kedua jenis energi ini
dilepas bersaaman saat proses detonasi. Proporsi dari kedua energi ini dapat
diatur pada keadaan tertentu.
Saat bahan peledak digunakan dalam keadaan terbuka, seperti
penyumbatan bongkah dengan lumpur (biasa disebut plaster shooting) atau
untuk pembongkaran bagian struktur, sebuah bahan peledak dengan energi kejut
yang tinggi biasa digunakan. Saat bahan peledak digunakan dalam lubang bor
dan tertutup dengan material stemming, bahan peledakak dengan energi gas
biasa digunakan
Untuk memberikan gambaran tentang 2 tipe energi kerja, dapat
dibandingkan antara reaksi bahan peledak lemah dan bahan peledak kuat.
Bahan peldak lemah yang dapat terbakan atau deflagrasi dengan sangat cepat.
Bahan peledak ini bisa memiliki kecepatan reaksi 2000 s/d 4000 ft/s. Bahan
peledak ini tidak menghasilkan energi kejut akan tetapi hanya menghasilkan
ekspansi gas. Contohnya : black powder. Bahan peledak kuat menghasilkan
energi kejut dan energi gas. Jika reaksi berhenti saat cartridge digunakan
sebagian dan tekanan telah teruji, maka tekanan akan naik sealama reaksi
hingga
tekanan
maksimum
dicapai.
Sedangkan
bahan
peledak
hanya
Tekanan energi kejut dalam reaksi terjadi sebelum energi gas dilepas.
Energi
kejut
sacara normal
menghasilakan
tekanan
yang
lebih
tinggi
dibandingkan energi gas yang dilepas, bagaimanapun juga energi kejut hanya
bertahan dalam waktu yang sebentar. Setelah energi kejut keluar, energi gas
dilepas. Energi gas dalam bahan peledak yang mengalami detonasi lebih besar
daripada energi gas yang dilepas dalam bahan peledak lemah. Dalam bahan
peledak kuat, terdapat dua tekanan yang berbeda dan terpisah. Tekanan kejut
yang merupakan tekanan peralihan yang berjalan pada kecepatan detonasi
bahan peldak. Tekanan ini diperkirakan berjumlah 15 % dari total energi kerja
yang tersedia dalam ledakan. Tekanan gas berjumlah 85 % dalam energi kerja.
Tekanan gas ini akan menjaga kekuatan dalam lubang bor.
Gambar 2
Pelepasan Energi Bahan Peledak
Energi Kejut
Energi kejut yang terpancar pada batuan menimbulkan tekanan detonasi
pada bahan peledak. Tekanan detonasi merupakan fungsi dari berat jenis bahan
peledak (kg/cm3) dengan jumlah detonasi yang dikuadratkan. Ini merupkan
bentuk enrgi kinetik. Tekanan detonasi merupakan tekanan yang didesak oleh
gelombang detonasi yang tersebar melewati kolom bahan peledak. Tekanan
detonasi dapat dihitung dengan rumus :
P = 4.18 x 10-7 Sge Ve2/(1 + 0.8 Sge)
Dimana,
P
SGe
Ve
Gambar 3
Detonasi Bahan Peledak Kuat dan Bahan Peledak Lemah
Gambar 4
Peledakan Bongkah menggunakan metode mud capping
3.
ammonium nitrat, yang terikat dalam campuran minyak dan lilin. Secara
mikroskopis strukturnya menyerupai sarang lebah. Ketebalan selaput minyak dan
lilin yang memisahkan tetesan adalah kurang dari 1/10.000 mm. Ini melibatkan
area kontak yang sangat besar antara bahan bakar-minyak dan lilin dan
oksidator-amonium nitrat. Akibatnya pembakaran bahan peledak yang diperoleh
menjadi cepat dan penuh. Membran minyak dan lilin juga melindungi setiap
tetesan amonium nitrat dan membuat bahan peledak sangat tahan air.
Gambar 5
Strutur EMULITE secara mikroskopis
Hot spot, yang hanya sepersepuluh dari milimeter diameter, bertindak sebagai
gradien density dalam bahan peledak dan secara efektif merambatkan
gelombang kejut energi untuk memanaskan
Gambar 6
Sensitivitas dari beberapa bahan peledak dalam pengujian hentakan
Gambar 7
Bulk Strength Relative Reolit A14
Gambar 8
Geometri peledakan Nordklak, Gotland
Gambar 9
Pola pemboran akhir setelah penggantian bahan peledak
KESIMPULAN
Gambar 10
Deskripsi skematis keadaan ideal dan tidak ideal
DAFTAR PUSTAKA
Halaman 51 52.
Konya, C.J, 1990, Explosives Energy, Surface Blast Design, Prentice
Hall, Halaman 1 5
Holmberg, Roger, 1999, Bulk Emulsion Explosive : A Case Studies,
Dyno Nobel, Halaman 617 627