Anda di halaman 1dari 36

MARAH

Perasaan jengkel yang timbul


sebagai respon terhadap kecemasan
yang meningkat & dirasakan sebagai
ancaman oleh individu ( S. Sundeen,
1987)

Ungkapan reaksi perasaan terhadap


keadaan yang tidak menyenangkan
seperti kecewa, ketidakpuasan &
tidak tercapainya keinginan

Rentang Respon Marah

Asertif

Frustasi

Pasif

Agresif

Amuk

Klien mampu
mengungkapk
an marah
tanpa
menyalahkan
orang lain dan
memberikan
kelegaan

Klien gagal
mencapai
tujuan
kepuasan/ saat
marah dan
tidak dapat
menemukan
alternatif

Klien merasa
tidak dapat
mengungkapk
an
perasaannya,
tidak berdaya
dan menyerah

Klien
mengekspresik
an secara fisik,
tapi masih
terkontrol,
mendorong
orang lain
dengan
ancaman

Perasaan
marah dan
bermusuhan
yang kuat dan
hilang kontrol,
disertai amuk,
merusak
lingkungan

Asertif
Individu mampu mengungkapkan
rasa marah tanpa menyalahkan
orang lain & memberikan kelegaan
bagi individu.

Frustasi
Individu gagal mencapai tujuan,
kepuasan atau rasa marah serta
tidak dapat menemukan alternatif

Fasif
Individu tidak mampu
mengungkapkan perasaannya, klien
tampak pemalu, pendiam, sulit diajak
bicara karena rendah diri & merasa
kurang mampu

Agresif
Perilaku yang menyertai marah &
merupakan dorongan untuk
menuntut sesuatu yang dianggap
benar & destruktif (pendendam,
bermuka masam, kasar, keras
kepala) tetapi masih terkontrol

Amuk
Perasaan marah & bermusuhan yang
kuat disertai hilang kontrol, individu
dapat merusak diri sendiri, orang lain
& lingkungan (sturt Sundeen,1995)

Pengkajian marah
Presdisposisi
Biologis
Psikologis

Dorongan kebutuhan dasar yang


kuat
Frustasi & aggression theory (gagal
mencapai keinginan mendorong
perilaku agresif, Behavioritik theory
(respon belajar yang didukung
situasi)Eksistensial (positif
konstruktif >< negatif destruktif

Sosialcultur Sosial environment (norma


lingkungan membentuk individu
al

dalam ekspresi marah) sosial


learning theori (marah adalah reaksi

Presipitasi

Stress
Eksternal
Stress Internal

Gangguan fisik, kematian,


kehilangan
Putus hubungan dengan
orang berarti, kehilangan
cinta, penyakit

Faktor Perilaku

Fight or flight

Menyerang/ Meghindar

Assertivness

Terbaik/ Mengembangkan

Acting out/
violence

Membrontak/ kekerasan
amuk

Proses Kemarahan
Stress

Marah
Merasa tdk
adekuat

Merasa kuat

Menantang

Marah tak selesai

Marah memanjang

Mengungkapkan
secara verbal
Melarikan diri
Menjaga perasaan orang lain
Mengakhiiri marah
lega

Marah tak terungkap

Ketegangan menurun
Marah teratasi

Muncul rasa
bermusuhan

Marah pada
diri sendiri

Depresi psikososial

Marah pada
orang lain

Agresif amuk

ASKEP INDIVIDU YANG MARAH

Emosi :
Spiritual :
Fisik : muka merah, Tdk adekuat, tdk aman, Merasa diri kuasa,
pandangan tajam, rasa terganggu, dendam, Merasa diri benar,
jengkel
nafas pendek, keringat,
Keraguan, tak bermoral,
penyalahgunaan zat,
tensi meningkat

Intelektual :
Mendominasi, cerewet,
Kasar, berdebat,
meremehkan

kreatifitas terhambat

Sosial :
Menarik diri,
pengasingan,
Penolakan,
kekerasan,
ejekan, sindiran

Mekanisme Koping klien yang marah

Kegiatan sehari-hari
- Kopetensi kerja/disekolah olah raga &
permaianan.

Pertahankan ego
- Displancement
- Sublimasi
- Proyeksi
- Represi
- Reaksi Formasi

Displancement : Pemindahan emosi


secara
tidak wajar dari obyek
asal
kesebuah penganti yang
lebih sesuai.
Sublimasi
: mekanisme pertahanan di
bawah sadar dimana rangsangan
naluri, yang secara sadar tidak dapat
diterima, diungkapkan dalam bentuk
saluran yang dapat diterima oleh
dirinya sendiri & masyarakat.

Proyeksi : Komplik dalam diri sendiri pada


orang lain.
Represi : mekanisme pertahanan yang
tidak disadari dimana hal-hal yang
tidak dapat diterima ditolak keluar/
dibenamkan di alam bawah sadar
Reaksi Formasi :Pengembangan
mekanisme mental yang
mengendalikan dan menekan
komponen-komponen bawah sadar dari
harapan-harapan terlarang.

Pohon Masalah
REsti Mencederai
orang lain

Perubahan Persepsi
Sensori Halusinasi

PK
Inefektif Proses
Terapi

Isolasi Sosial
HDR Kronis

Koping Keluarga
Tidak Efektif

Berduka Disfungsional

Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perilaku Kekerasan
Resiko Mencederai diri sendiri dan
orang lain dan lingkungan
Perubahan persepsi sensori :
halusinasi
HDR kronis
Isolasi sosial
Berduka isfungsional
Inefektif Proses Terapi
Koping keluarga inefektif

Tanda dan gejala


Fisik
Verbal
Perilaku
Emosi
Intelektual
Spiritual
Sosial
Perhatian

Fisik

Muka merah dan tegang


Mata melotot / pandangan tajam
Tangan mengepal
Rahang mengatup
Wajah memerah dan tegang
Postur tubuh kaku
Pandangan tajam
Mengatup rahang dengan kuat
Mengepal tangan
Jalan mondar mandir

Verbal
Bicara

kasar
Suara tinggi, membentak atau
berteriak
Mengacam secara verbal atau fisik
Mengumpat dengan kata kata kasar
Suara keras
ketus

Perilaku
Melempar

atau memukl benda/

orang lain
Menyerang orang lain
Melukai diri sendiri/ orang lain
Merusak lingkungan
Amuk/ agresif

Emosi
Tidak

adekuat, tidak aman dan


nyaman
Rasa terganggu, dendam dan jengkel
Tidak berdaya , bermusuhan,
mengamuk, ingin berkelahi
Menyalahkan dan menutup

Intelektual
Mendominasi,

cerewet, kasar,
berdebat, meremehkan

Spiritual
Merasa

diri berkuasa, merasa diri

benar,
Mengkritik pendapat orang lain
Menyinggung Perasaan orang lain
Tidak perduli dan kasar

Sosial
Menarik

Diri
Pengasingan
Penolakan
Kekerasan
Ejekan
Sindiran

Perhatian
Bolos
Mencuri
Melarikan

diri
Penyimpangan seksual

Tindakan Keperawatan
BHSP

- Mengucap salam
- Berjabat tangan
- Menjelaskan Tujuan
- Membuat kontrak ( topik, waktu,
tempat)

Diskusikan

bersama klien mengnai


penyebab PK saat ini
Diskusikan perasaan klien jika terjadi PK
- Fisik, Psikologis, Sosial, Spiritual
Intelektual
Diskusikan bersama klien perilaku pada
saat marah secara verbal terhadap
orang lain, dirin sendiri, lingkungan

Diskusikan

dengan klien akibat


perilakunya
Diskusikan bersama klien cara
mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik, distraksi melalui pekerjaan seperti
membersihkan lantai, membuat bata
Cara asertif
Cara spiritual

Tindakan Keperawatan
Ajarkan

teknik assertif ; Menyatakan


secara langsung apa yang diinginkan
klien tanpa mengancam, misal : Saya
ingin keluar di sini jenuh.
Berbicara tegas & yakin misal :
Bisakah anda lebih memperhatikan
saya?
Menguraikan akibat tingkah lakunya
bila saya mengamuk, energi terkuras,
barang jadi rusak, orla terancam,
masalah belum tentu selesai.

Ajarkan

koping adaptif melalui


kegiatan fisik, musik, permainan

Latihan

ekspresi marah dg latihan


peran, memerankan respon yang
sesuai ketika marah.

Memberikan

touching/ reinforcemen
terhadap sikap assertif klien.

Menggali

& mendukung sumbersumber spiritual dalam mengatasi


kemarahan,misal :
- Bila marah wudhu
- Bila berdiri masih marah duduk
- Bila duduk masih marah terlentang
- Dengan shalat & sabar (doa)
- Rubah persepsi terhadap stressor

Anda mungkin juga menyukai