Klasifikasi Stroke
Klasifikasi Stroke
Anatomi Penting
A. carotis interna : 2/3 depan dari kedua belahan otak + subkortikal (lobus
frontalis, parietalis dan sebagian lobus temporalis.
A. vertebrobasiler : serebelum, korteks oksipital bagian posterior dan
batang otak
ADO (aliran darah otak)
otak/menit
ADO = CPP = (MAP ICP)
CVR
CVR
50-60
cc/100
gram
Stroke lakunar : oklusi salah satu cabang arteri penetrasi yang mensuplai darah ke
struktur bagian dalam otak. Karena arteri ini (penetrating arteries) hanya memiliki
sedikit hubungan kolateral maka disebut juga end arteries, sehingga obstruksi pada
arteri ini menyebabkan area infark yang hanya terbatas.
Infark lakunar adalah apabila ditemukan infark dengan ukuran < 15mm pada daerah
vaskularisasi suatu pembuluh darah kecil.
4.
2.
Stroke Hemoragik
a. Perdarahan intra serebral
b. Perdarahan subarakhnoid
Perjalanan klinis/stadium :
1. TIA : gejala < 24 jam
2.
3.
4.
Sumbatan kecil iskemik kompensasi kolateral dan vasodilatasi lokal gejala hilang
dalam 24 jam.
Lesi korteks : perbedaan kelumpuhan yang nyata antara lengan dan tungkai,
Sumbatan agak besar iskemik lebih luas penurunan ADO lbh besar kompensasi
Lesi subkorteks : kelumpuhan lengan dan tungkai sama beratnya, timbulnya
gejala pulih hari 2 minggu
gejala UMN lebih cepat.
Pemeriksaan penunjang
Bisa ditemukan hiperglikemia reaktif, bisa mencapai 250 mg.
Pemeriksaan EKG : pada sebagian kecil penderita stroke terdapat perubahan EKG,
bisa berarti kemungkinan mendapat serangan infark jantung, atau pada stroke
dpt terjadi perubahan-perubahan EKG sbg akibat perdarahan otak yg menyerupai
suatu infark miokard.
Foto toraks : melihat keadaan jantung (pembesaran ventrikel kiri? Hipertensi?),
kelainan paru (pengaruh kepada manajemen pasien dan prognosis buruk jika
disertai kelainan paru).
Indikasi CT scan
Pasien perburukan
Diagnosis : letak lesi, luas lesi dan komplikasi
Indikasi rawat inap
pd fase akut (1-2 mgg) bisa perburukan krn infark meluas atau krn edem
serebri atau krn komplikasi lain.
Mencegah kerusakan lebih lanjut
Memperbaiki kerusakan
Mencari faktor resiko untuk pencegahan stroke berulang (atasi
kegawatdaruratannya).
Indikasi pulang
Perbaikan pulih.
Manajemen stroke iskemik
ABC + sirkulasi + mencegah infeksi sekunder pada saluran napas dan saluran
kemih + stabilisasi nutrisi cairan dan elektrolit + mencegah decubitus dgn DVT +
mencegah timbulnya stress ulcer (pemberian antasida atau PPI) + pasang NGT
Anti-Hipertensi : MAP > 140 mmHg, obat pilihan : ACE inhibitor, Ca
blocker
Antiplatelet :
1). Cyclooxygenase ihbitors, contoh : aspirin, dosis 150-300 mg, dosis
maintenance 75 mg.
2). Adenosine diphospate (ADP) receptor inhibitor, contoh : klopidogrel,
dosis 80 mg.
3). Phosphodiesterase inhibitors, contoh : cilostazol (pletal)
4). Glycoprotein IIB/IIIA inhibitors, contoh : abciximab (ReoPro)
5). Adenosine reuptake inhibitors, contoh : dipiridamol (persantin),
dosis 300-600 mg sehari.
Anti hiperkolesterolemia : simvastatin 1 x 10 mg
Neuroprotektor : dgn memperbaiki aliran darah otak serta
metabolisme regional didaerah iskemia otak, contoh : cithicolin 3 x 500
mg, pentoxyfilline, pirasetam.
Asam folat
Manajemen stroke hemoragik
Antihipertensif
Manitol 20-25% dosis 0,75-1 mg/kgBB bolus diikuti 0,25-0,5 mg/kgBB
setiap 3-5 jam, komplikasi : hipotrnsi, hypokalemia, gangguan fungsi
ginjal krn hiperosmolaritas, gang jantung kongestif dan hemolysis.
Prognosis
Pada ICH volume darah > 60 cc maka resiko kematian sebesar 93% pd
perdarahan dalam dan 71% pada perdarahan lobar, perdarahan serebelar dgn
volume 30-60 cc resiko kematian 75%, perdarahan pons volume 5 cc bisa
berakibat fatal.
Edema serebri
Edema sitotoksik : gangguan pompa Na-K pada sel otak pembengkakan sel.
Contoh : pada stroke dan trauma
Talak : manitol
Edema vasogenik : kerusakan BBB permeabilitas kapiler rusak cairan serta
protein bertambah mudah memasuki ruangan ekstraseluler. Contoh : pada tumor
dan infeksi
Talak : dexametason
Belajar Pemeriksaan Fisik Neurologis
E4 spontan
M6 menurut perintah
GCS
E3 perintah verbal
E2 rangsang nyeri
E1 tidak ada reaksi
Dehidrasi
Hiponatremia
Hiperglikemia dan hipoglikemia (krn katekolamin release? Atau stress
respone meningkatkan steroid?)
Mata
TRM
V5
V4
V3
V2
baik, orientasi+
kalimat, disorientasi
kata2, tidak tepat
mengerang
Nervus
Kranialis
otak,
meningitis,
7) nistagmus
Hasil :
Lesi N. III : total (ptosis, sikap bola mata terlirik keluar dan bawah,
Motorik
Sensorik
Fungsi
cerebellar dan
koordina
si
Atetose : gerakan yg lbh lamban, spt gerak ular, dan melibatkan otot
bagian distal dan cenderung menyebar ke proksimal
Mioklonik : gerakan yg timbul krn kontraksi otot secara cepat,
sekonyong-konyong, sebentar, aritmik, asinergik dan tidak terkendali.
Tics : suatu gerakan yg terkoordinir, berulang dan melibatkan
sekelompok otot dalam hubungan yg sinergistik.
Proprioseptif : mencakup rasa gerak (kinetik), rasa sikap
(statognesia) dari otot dan persendian, rasa getar (pallesthesia), rasa
tekan-dalam, rasa nyeri-dalam otot.
Cara pemeriksaan : 1) rasa-gerak dan rasa-sikap dgn cara
menggerakkan jari-jari secara pasif dipegang dilateral dgn mata
pasien terpejam, tanyakan bisa merasakkan gerakan tsb? Arahnya
kemana atas atau bawah?
Eksteroseptif : mengurus rasa-raba, rasa nyeri, rasa suhu.
Cara pemeriksaan : 1) rasa raba dgn cara sepotong kertas, kapas atau
kain ujung dibuat sekecil mungkin, periksa seluruh tubuh bandingkan
bagian yang simetris, 2) rasa nyeri dgn cara menusuk jarum atau
peniti, periksa seluruh tubuh bandingkan bagian yang simetris, 3) rasa
suhu dgn cara tabung reaksi berisi air es (suhu 10-20) untuk rasa
dingin dan berisi air panas (40-50C) untuk rasa panas, periksa
seluruh tubuh bandingkan bagian yang simetris.
Hasil : anesthesia/hipestesia/normal/hiperestesia
Ataxia : gangguan koordinasi gerakan, gerakan jd terpecah-pecah
Tes rhomberg : cara pemeriksaan : berdiri dengan kedua kaki rapat
dan mata terbuka 30 dilanjutkan dengan mata tertutup. Hasil (+) jika
saat matanya ditutup pasien terhuyung dan jatuh.
Disdiadokinesia : ketidakmampuan melakukan gerakan yang
berlawanan berturut-turut. Cara pemeriksaan : suruh pasien
merentangkan tangan kedepan, suruh pasien supinasi-pronasi lengan
bawah bergantian dan cepat.
Jari-jari : cara pemeriksaan : pasien merentangkan tangan
kesamping, sambil tutup mata, lalu pertemukan jari-jarinya ditengah
depan. Lengan di sisi lesi akan ketinggalan dalam gerakan ini, dan
mengakibatkan jari sisi yang sehat melampaui garis tengah.
Jari-hidung : cara pemeriksaan : pasien disuruh menunjuk telunjuk
pemeriksa kemudian menunjuk hidungnya, berulang-ulang. Pada lesi
serebelar telunjuk tidak sampai di hidung tetapi melewatinya dan
sampai di pipi + tremor intensi.
Tumit-Lutut : cara pemeriksaan : pasien berbaring kedua tungkai
lurus, suruh menempatkan tumit di lutut kaki sebelahnya. Jika ada
kelainan terlihat pasien fleksi lutut berlebihan sehingga tumit
melampaui lutut dan sampai di paha.
Fungsi
luhur
suku-kata
Jika pasien afasia + gangguan repetisi kelainan patologis
melibatkan daerah peri-sylvian.
Pemeriksaan menamai (naming) :
Cara pemeriksaan : terangkan pada pasien dia akan disuruh
menyebutkan nama beberapa objek juga warna dan bagian dari
objek tersebut. Kita memperlihatkan : arloji, bolpoin, kacamata,
dll. Gunakan 20 objek.
Nilai membaca dan menulis untuk menilai adanya aleksia dan agrafia.
Pasien afasia selalu agrafia dan sering aleksia.
Jenis afasia :
Bentuk
afasia
Motorik
Sensorik
Global
Fungsi
otonom
Refleks
fisiologi
s
Refleks
patologi
s
Bicara
spontan
Tdk
lancar
Lancar
Tidak
lancar
Komprehensif
relative
trpelihara
tergangg
u
tergangg
u
Repetisi
Naming
Membaca
Menulis
tergangg
u
tergangg
u
tergangg
u
tergangg
u
tergangg
u
tergangg
u
Bervarias
i
tergangg
u
tergangg
u
tergangg
u
tergangg
u
tergangg
u
Miksi
Defekasi
Sekresi keringat
Bisep lengan semifleksi ketok tendon m. biseps pusat refleks
C5-C6 respon fleksi lengan bawah
Trisep lengan semifleksi ketok tendon m. triseps pusat refleks
C6-C8 respon lengan bawah ekstensi
Radius lengan bawah fleksi dan sedikit pronasi ketok prosesus
stiloideus radius pusat refleks C5-C6 respon lengan bawah fleksi
dan supinasi
Dinding perut menggores dinding perut dgn benda yg agak
runcing pusat refleks Th6-L1 respon m. rektus abdominis
kontraksi dgn terlihat pusar bergerak ke arah otot yg berkontraksi.
Otot perut
Patella
Achiles
Kremester
Sfinkter ani
Hoffman-tromner
Babinsky
Chaddock
Gordon
Gonda
Schaefer
Klonus lutut
Keadaan
psikis
Klonus tumit
Intelegensia
Tanda regresi. Cara pemeriksaan : 1) Refleks memegang (Grasp
reflex) dgn cara menaruh jari telunjuk dan tengah pemeriksa di
telapak tangan pasien (+) jika jari pemeriksa dipegang pasien. 2)
Refleks menetek (Suck reflex) dgn cara menyentuh bibir pasien
dengan sebatang pensil (+) jika bibir pasien dicucurkan secara
reflektorik seolah-olah mau menetek. 3) Snout reflex dgn cara
mengetuk bibir atas atau bawah (+) jika m. orbicularis oris
berkontraksi. 4) Refleks glabela dgn cara mengetuk glabella (+) jika
pasien memejamkan matanya. 5) refleks palmomental dgn cara
menggores kulit tenar (+) jika ada kontraksi otot mentalis
ipsilateral. 6) Refleks korneomandibular dgn cara menggores kornea
(+) jika ada pemejaman mata ipsilateral + gerakan mandibular ke
sisi kontralateral. 7) Refleks kaki tonik dgn cara menggores pada
telapak kaki (+) jika ada kontraksi tonik dari kaki berikut jarijarinya.
Demensia : dengan MMSE.
Pertanyaan
Orientasi
1.
Sekarang ini (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari)
2.
Kita berada di mana? (negara), (provinsi), (kota), (RS), (lantai)
Registrasi
3.
Sebutkan 3 objek : tiap satu detik, pasien disuruh mengulangi nama
ketiga objek tadi. Nilai 1 untuk tiap nama objek yang disebutkan benar.
Ulangi lagi sampai pasien menyebut dengan benar: buku, pensil,
kertas
Atensi dan Kalkulasi
4.
Pengurangan 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Hentikan setelah 5 jawaban, atau eja secara terbalik kata B A G U S
(nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan).
Mengenal kembali (recall)
5.
Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama objek di atas tadi
Bahasa
6.
Pasien disuruh menyebut : pensil, buku
7.
Pasien disuruh mengulangi kata : Jika tidak, dan atau tapi
8.
Pasien disuruh melakukan perintah : Ambil kertas itu dengan tangan
anda, lipatlah menjadi 2, dan letakkan di lantai
9.
Pasien disuruh membaca, kemudian melakukan perintah kalimat
pejamkan mata
10. Pasien disuruh menulis dengan spontan (terlampir)
11. Pasien disuruh menggambar bentuk (terlampir)
Hasil :
Nilai
max
5
5
3
3
2
2
2
1
1
1
30
Trauma Kepala
CKR
GCS 13-15
Pingsan < 10 menit
Defisit neurologis (-)
CT Scan normal
CKS
GCS 9-12
Pingsan > 10 mnt6
jam
Deficit neurologis (+)
CT Scan abnormal
Hematoma Epidural
Hematoma Epidural di
Fossa Posterior
Lucid interval (+)
Penurunan kesadaran
lucid interval tdk jelas
Late hemiparese
fraktur kranii oksipital
kehilangan kesadaran
kontralateral lesi
Pupil anisokor
cepat
Babinsky (+)
gang.serebelum,
kontralateral lesi
batang otak, dan
Fraktur daerah temporal
pernapasan
pupil isokor
CKB
GCS 3-8
Pingsan > 6 jam
Defisit neurologis (+)
CT Scan abnormal
Hematoma Subdural
sakit kepala
kesadaran menurun +/-
Fraktur
Basis
Kranii Fraktur
Basis
Kranii Fraktur
Basis
Kranii
Anterior
Media
Posterior
Rhinorea
Otorrhea
Bilateral battles sign
Bilateral Raccoon eye
Gangguan n. VII dan n.
anosmia
VIII
Duffuse axonal injury SAH traumatika
(DAI)
kaku kuduk
Prolonged koma
Disfungsi saraf otonom
Demam tinggi
nyeri kepala
bisa didapati gangguan
kesadaran