Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA
Kasus:
Seorang laki laki umur 40 tahun, telah bekerja selama 10 tahun sebagi buruh pabrik textile
datang kedokter mengeluh beberapa hari pendengarannya berkurang. Tempat kerja penderita
tersebut sangat bising dan para karyawan tidak memakai pelindung telinga. Tempat tinggal
otang tersebut terletak di dekat bandara.
Step 1 :

Kebisingan bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu
kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian. 1)

Pendengaran kemampuan untuk mengenali suara yang dihasilkan dari makhluk


hidup. 2)

Pelindung Telinga alat untuk menutup telinga untuk mengurangi kepaparan bising
ke dalam telinga.

Gangguan pendengaran perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat


kesulitan dalam melakukan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami
pembicaraan.

Telinga merupakan suatu organ yang mampu mendeteksi atau mengenal suara dan
juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. 3)

Step 2 :
1. Apa yang menyebabkan pendengaran pasien tersebut berkurang?
2. Bagaimana pengendalian kebisingan dalam kasus ini?
3. Gejala pasien pendengarannya berkurang ?
Step 3 :
1. Faktor - faktor penyebab gangguan pendengaran:

Pecahnya gendang telinga


Frekuensi suara yang buruk
Suara keras dan kebisingan
Frekuensi waktu (lamanya bekerja)

Jarak dari sumber suara


Intensitas suara yang terlalu tinggi
Usia Karyawan
Ketulian yang ada sebelum bekerja
Tekanan dan frekuensi bising tersebut
Jarak dari sumber suara
Gaya hidup bekerja di luar tempat kerja (Pre-employment hearing impairment)
Ketuaan karena proses regenerasi (usia) 1)

2. Bagaimana pengendalian kebisingan dalam kasus ini?


Menggunakan alat pelindung telinga. Alat pelindung diri yang dipaki harus
mampu mengurangi kebisingan hingga mencapai level TWA atau kurang dari itu,
yaitu 85 dB. Ada 3 jenis alat pelindung pendengaran, yaitu:
1) Sumbat telinga (earplug), dapat mengurangi kebisingan 8-30 dB. Biasanya
digunakan untuk proteksi sampai dengan 100 dB. Beberapa tipe dari sumbat
telinga antara lain : formable type, costum-molded type dan premolded type.
2) Tutup telinga (earmuff), dapat menurunkan kebisingan 25-40 dB. Digunakan
untuk proteksi sampai dengan 110 dB.

3) Helm (Helmet), mengurangi kebisingan 40-50 dB. 1)


Memberi peredam suara pada mesin
Memberi peredam pada tempat tinggal yang dekat dengan sumber suara yang

keras
Diberi tembok pembatas

3. Apa yang dirasakan/ dikeluhkan pasien saat mengalami penurunan pendengaran?


Gangguan komunikasi: sering salah paham
Gangguan psikologi (stress, sulit tidur, pusing)
Telinga sering berdengung
Terjadi peningkatan tekanan darah
Terjadi sumbatan pada saluran pendengaran
Step 4: Skema
Step 5: Sasaran Belajar
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Jenis-jenis gangguan pendengaran beserta penjelasannya


Mekanisme mendengar
Faktor umum yang memengaruhi gangguan pendengaran
Menjelaskan pengaruh kebisingan terhadap kesehatan, serta jenis kebisingan
Klasifikasi bunyi yang ditangkap oleh indra pendengaran
Anatomi telinga

Step 7:
1. Jenis-jenis gangguan pendengaran (tuli)
Sesuai dengan letak kelainan, gangguan pendengaran (tuli), dibagi menjadi 3:
a) Tuli Konduktif (Conductive Hearing Loss)
Terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau kerusakan
pada telinga luar atau telinga tengah.
Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif ialah atresia liang
telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, osteoma liang telinga.
Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah tuba
kalar/sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis,
hemotimpanum dan dislokasi tulang pendengaran.
b) Tuli Sensorineural / perseptif / tuli saraf (Sensorineural Hearing Loss)
Pada tuli sensorineural kelainan terdapat pada telinga dalam. Dibagi dalam tuli
sensorineural koklea dan tuli sensorineural retrokoklea.
Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia (kongenital), labirintis (oleh
bakteri/virus), intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina,
asetasol atau alkohol. Selain itu juga dapat disebabkan tuli mendadak (sudden
deafness), trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan bising.
Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut
pans serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak dan kelainan otak
lainnya.
Kerusakan telinga oleh obat, pengaruh suarar keras dan usia lanjut akan
menyebabkan kerusakan pada penerimaan nada tinggi di bagian basal koklea.
Presbikusis ialah penurunan kemampuan mendengar pada usia lanjut.
c) Tuli Campur (Mixed Hearing Loss)
Tuli campur disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural.
Tuli campur dapat merupakan 1 penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan
komplikasi ke telinga dalam; atau merupakan 2 penyakit yang berlainan, misalnya
tumor nervus VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif). 4)
Gangguan pendengaran juga dibedakan menjadi tuli sebagian (hearing impaired) dan tuli
total (deaf).
a) Tuli sebagian (Hearing impaired) adalah keadaan fungsi pendengaran berkurang
namun masih dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan atau tanpa alat bantu
dengar.

b) Tuli total (Deaf) adalah keadaan fungsi pendengaran yang sedemikian terganggunya
sehingga tidak dapat berkomunikasi sekalipun mendapat perkerasan bunyi
(amplikasi). 4)

Gangguan pendengaran karena kebisingan pada tempat kerja


a) Tuli sementara (Temporary Treshold Shift = TTS)
Dakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi, tenaga kerja
akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara. Biasanya waktu
pemaparannya terlalu singkat. Apabila kepada tenaga kerja diberikan waktu istirahat
secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali pada ambang dengar semula
dengan sempurna.
b) Tuli menetap (Permanent Treshold Shift = PTS)
Biasanya akibat waktu paparan yang lam (kronis). Biasanya PTS dipengaruhi
oleh: tingginya level suara, lama pemaparan, spektrum suara, kepekaan individu,
keadaan kesehatan, temporal pattern (bila kebisingan yang kontinyu maka
kemungkinan terjadi PTS lebih tinggi), pengaruh obat-obatan (beberapa obat dapat
memperberat ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara. Misalnya:
quinine, aspirin, streptomycin, kansmycin, dll) 1)
2. Mekanisme pendengaran
Skema:
Gelombang Bunyi Liang Telinga Menggetarkan membran timpani Tulana
tulang pendengaran Telinga dalam melalui jendela oval Cairan limfa pada koklea
Jendela Bulat Organ organ Corti terangsang Saraf Audiotori ke otak Suara
terdengar.
Pada Proses mendengar di awali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang di alirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran
tersebut menggetarkan membran timpani di teruskan ke telinga tengah melalui rangkaian
tulang pendengaran yang akan mengaplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang
pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakkan

tingkap lonjong hingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran

diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa sehingga akan


menimbulkan gerak relatif antar membran basilaris dan membran tektoria.

Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi


stereosilia sel-sel rambut hingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik
dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
melepaskan neuro transmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada
saraf audiotorios, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke konteks pendengaran di
lobus temporalis. 4)

3. Faktor umum yang memengaruhi gangguan pendengaran


Beberapa penyebab ketulian temporer/sementara adalah:

Wax saluran telinga mengeluarkan cerumen (zat lilin yang membantu untuk
melindungi dan melumasi jaringan) yang dapat memblokir saluran telinga,
menyebabkan tuli konduktif jangka pendek.

Benda asing mirip dengan kotoran telinga, benda asing yang terjebak di dalam
saluran telinga (seperti ujung cotton bud) sementara dapat menyebabkan gangguan
pendengaran.

Kelebihan lendir serangan flu, demam atau alergi lainnya dapat menyebabkan
kelebihan lendir yang dapat menghalangi tabung Eustachio telinga.

Infeksi telinga termasuk otitis externa (infeksi telinga luar) dan otitis media
(infeksi telinga tengah). Cairan dan nanah tidak mengizinkan konduksi penuh suara.

Obat obat-obatan tertentu, termasuk aminoglikosida dan klorokuin, dapat


menyebabkan tuli sementara pada orang yang rentan. 5)

Penyebab gangguan pendengaran:


Gangguan herediter - beberapa jenis ketulian yang turun temurun, yang berarti orang
tua mewariskan gen cacat untuk anak-anak mereka. Dalam kebanyakan kasus, tuli

turun temurun disebabkan oleh kelainan pada telinga bagian dalam.


Gangguan genetik - mutasi genetik mungkin terjadi: misalnya, pada saat konsepsi
ketika ayah sperma bergabung dengan ibu telur. Some of the many genetic disorders
that can cause deafness include osteogenesis imperfecta, Trisomy 13 S and multiple

lentigines syndrome. Beberapa kelainan genetik yang dapat menyebabkan ketulian

termasuk imperfecta osteogenesis, trisomi 13 S dan beberapa sindrom lentigines.


Prenatal eksposur terhadap penyakit - bayi akan lahir tuli atau dengan gangguan
pendengaran jika mereka terkena penyakit tertentu di dalam rahim, termasuk rubella
(campak Jerman), influenza dan gondok. Faktor-faktor lain yang dianggap
menyebabkan tuli bawaan termasuk paparan metil merkuri dan obat-obatan seperti

kina.
Kebisingan - suara keras (seperti tembakan senjata, petasan, ledakan dan konser
musik rock) dapat merusak mekanisme lembut di dalam telinga. Jika Anda berdiri di
samping seseorang, namun harus berteriak untuk didengarkan, Anda dapat yakin

bahwa kebisingan cukup keras untuk merusak telinga Anda.


Trauma - seperti perforasi gendang telinga, tengkorak retak atau perubahan tekanan

udara (barotrauma).
Penyakit - penyakit tertentu dapat menyebabkan tuli termasuk meningitis, gondok,
cytomegalovirus dan cacar air. Sebuah kasus yang parah penyakit kuning juga

diketahui menyebabkan ketulian.


Penyebab lain - penyebab lain dari ketulian termasuk Penyakit Meniere dan paparan
bahan kimia tertentu. 5)

4. Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan:


Gangguan fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal
metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat

menyebabkan pucat dan gangguan sensoris


Gangguan psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
susah tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan penyakit, psikosomastik seperti gastritis, penyakit jantung koroner, dan

lain-lain.
Gangguan komunikasi
Gangguan keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti nyeri

kepala, mual dan lain-lain.


Gangguan terhadap pendengaran (ketulian)
Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan
terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius karena dapat menyebabkan
hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat bersifat progresif atau

awalnya bersifat sementara tetapi bila bekerja terus-menerus di tempat bising tersebut
maka daya dengar akan menghilang secara menetap. 1)
Jenis-jenis kebisingan:

Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, kebisingan dapat dibagi atas:


a) Bising yang mengganggu (Irritating noise) : intensitas tidak terlalu keras. Misalnya:
mendengkur.
b) Bising yang menutupi (Masking noise) : bunyi ynag menutupi pendengaran yang
jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan
keselamatan, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari
sumber lain.
c) Bising yang merusak (Damaging/Injurious noise) : bunyi yang intensitasnya
melampui nilai ambang batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi
pendengaran. 1)

5. Klasifikasi bunyi yang ditangkap oleh indra pendengaran


Pembagian frekuensi bunyi:
1) Infrasonik (frekuensinya 0-16 Hz)
Contohnya adalah getaran tanah dan gempa. Dampak yang dapat ditimbulkan adalah
rasa tak nyaman, fatique, perubahan penglihatan, rasa nyeri.
2) Audiosonik / daerah pendengaran (frekuensinya 16 20.000 Hz)
Kepekaan telinga terhadap frekuensi 16 - 4.000 Hz.
3) Ultrasonik (frekuensinya >20.000 Hz)
Digunakan untuk pengobatan, destruksi, diagnosis. 2)
Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20 18.000 Hz. Untuk
pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500 2.000 Hz. Oleh karen aitu, untuk
memeriksa pendengaran dipakai garputala 512 Hz, 1.024 Hz dan 2.048 Hz. 4)

Suara yang dapat didengar, dapat dibagi menjadi 3 yaitu:


1) Bunyi (frekuensi 20 - 18.000 Hz) merupakan frekuensi nada murni yang dapat
didengar oleh telinga normal.
2) Nada murni (pure tone), hanya mempunyai satu frekuensi, dinyatakan dalam jumlah
getran per detik.
3) Bising, merupakan bunyi yang mempunyai banyak frekuensi. Dibedakan antara NB/
Narrow Band (terdiri atas beberapa frekuensi dan spektrumnya terbatas) dan WN/
White Noise (terdiri dari banyak frekuensi dan spektrumnya luas).

6. Anatomi telinga

DAFTAR PUSTAKA
1. Buchari. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. 2007. Diunduh
dari: http://fkusu.ac.id.
2. Bioakuistik. Pembekalan dari dr. Wahyu Budi Martono, Sp THT, Msi Med.
3. Telinga. Diunduh dari: http://id.wikipedia.org/wiki/telinga
4. Arsyad Soepardi, Efiaty., Iskandar Nurbaiti., Bashiruddin, Jenny., Dwi Restuti, Ratna.
2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher E/6.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
5. Deafness

range

of

causes.

Diunduh

http://www.betterhealth.vic.gov.au/Bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Deafness__a_range_of_causes?open

dari:

Anda mungkin juga menyukai