Gonorrhea
Hanne Dianta Pramono
G99141126
Pendahuluan
Gonorrhea
Kencing nanah atau gonore adalah
penyakit menular seksual yang
disebabkan olehNeisseria
gonorrhoeaeyang biasanya menginfeksi
lapisan dalam uretra penyebab tersering
infeksi menular seksual.
Penularannya melalui hubungan
kelamin baik melalui genito-genital, orogenital, ano-genital
Definisi
gram negatif
epitel kolumner
pada uretra,
endoservix,
rectum,
pharynx,
konjungtiva
membran
mukosa ke
membran
mukosa lain
Epidemiologi
200 juta/
Tahun
tersering IMS
abad ke-20.
laki-laki :
perempuan
1,2:1
usia 15-29
tahun
Laki-laki yang
berhubungan
seksual sesama
jenis risiko
Patofisiologi
invasi bakteri diplokokus gram negatif ,
Laki-laki :
Diagnosis
Terapi
Medikamentosa
CDC merekomendasikan semua pasien yang terinfeksi Neisseria
gonorrhoeae juga diberikan terapi terhadap infeksi Chlamydia
trachomatis, karena gonore biasanya disertai dengan infeksi
Chlamydia trachomatis.
Guideline terapi gonore oleh CDC merekomendasikan dual terapi
antibakteri yaitu dari golongan sefalosporin ditambah
azitromisin, meskipun hasil kultur tidak menunjukkan adanya
Chlamydia trachomatis.
Regimen yang direkomendasikan yaitu seftriakson 250 mg IM
dosis tunggal dan azitromisin 1 g oral dosis tunggal.
Sebagai dual terapi maka kedua obat tersebut diberikan pada hari
yang sama.
Dosis tunggal injeksi dari golongan sefalosporin lain yang dapat
digunakan adalah :
seftizoksim 500 mg IM,
sefoksitin 2 g IM ditambah probenesid 1 g oral,
sefotaksim 500 mg IM.
Regimen alternatif yang diberikan jika tidak tersedia seftriakson
adalah cefixime 400 mg oral dosis tunggal dan azitromisin 1
Terapi
Non Medikamentosa
Status Pasien
Status Pasien
Nama
: Tn. A
Umur
: 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Sales
Status
: belum menikah
Status Pasien
Keluhan utama:
Status Pasien
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat Alergi
Status Pasien
Riwayat penyakit
keluarga
Riwayat Alergi
Status Pasien
DIAGNOSIS :
Urethitis Gonorrhea
TERAPI :
Non medikamentosa
Jangan melakukan hubungan seksual sejak
7 hari setelah mendapatkan terapi atau
jika belum menunjukkan perbaikan gejala
untuk menghindari penularan.
Membawa pasangannya untuk ikut
diperiksa dan diterapi (menghindari gejala
pingpong).
Setia kepada pasangan.
Medikamentosa :
Antibakteri
Analgetik
Pembahasan
Cefixime
Mekanisme kerja : Cefixime bersifat
bakterisid dan berspektrum luas terhadap
mikroorganisme gram positif dan gram negatif,
seperti sefalosporin oral yang lain.Mekanisme
kerja cefixime adalah menghambat sintesis
dinding sel. Cefixime memiliki afinitas tinggi
terhadap penicillin-binding protein (PBP) 1 (1a,
1b, dan 1c) dan 3, dengan site aktivitas yang
bervariasi tergantung pada jenis bakterinya.
Cefixime stabil terhadap -laktamase yang
dihasilkan oleh beberapa bakteri, dan
mempunyai aktivitas yang baik terhadap
bakteri penghasil -laktamase.Penetrasi ke
dalam sputum, tonsil, jaringan mukosal sinus
Pembahasan
Cefixime
Indikasi : Infeksi saluran kemih tanpa
komplikasi yang disebabkan oleh E.coli dan
Proteus mirabilis, Otitis media yang disebabkan
oleh H. influenzae (strain -laktamase positif
dan negatif), Moraxella catarrhalis (sebagian
besar adalah beta-laktamase positif) dan
Streptococcus pyogenes, faringitis dan
tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes, bronkitis akut dan bronkitis kronis
dengan eksaserbasi akut yang disebabkan oleh
Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus
influenzae (strain -laktamase positif dan
Pembahasan
Cefixime
Dosis : Kapsul :Dewasa dan anak-anak
dengan berat badan 30 kg, dosis harian yang
direkomendasikan adalah 50-100 mg, diberikan
per oral dua kali sehari. Untuk infeksi yang
berat dosis dapat ditingkatkan sampai 200 mg,
diberikan dua kali sehari.Sirup kering (setelah
diencerkan) :Dosis harian yang lazim untuk
pediatrik adalah 1,5-3 mg/kg berat badan
diberikan peroral dua kali sehari.Untuk infeksi
yang berat, dosis dapat ditingkatkan sampai 6
mg/kg berat badan diberikan dua kali sehari.
Pembahasan
Cefixime
Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat
shock, hipersensitif atau alergi terhadap
cefixime.
Hati-hati terhadap reaksi hipersensitif, karena
reaksi-reaksi seperti shock dapat terjadi, hamil
dan laktasi.
Efek samping : mual, muntah, diare,
stomatitis, glositis, sakit kepala, pusing, reaksi
kulit, anemia, granulositopenia, anemia
hemolitik, peningkatan sementara SGOT/SGPT,
leukopenia, trombositosis.
Pembahasan
Azithromycin
Mekanisme kerja : obat antibiotik golongan
makrolid ini bekerja dengan menghambat
sintesis protein kuman dengan jalan berkaitan
secara reversibel dengn ribosom subunit 5OS.
Azithromycin merupakan antibiotik golongan
makrolid yang sensitif terhadap Chlamydia
Indikasi : infeksi saluran nafas atas dan
bawah, kulit dan struktur kulit, uretritis dan
servisitis non gonore karena Chlamydia
trachomatis
Pembahasan
Azithromycin
Pembahasan
Azithromycin
Efek samping : mual, rasa tidak enak pada
perut, muntah, kembung, diare, gangguan
pendengaran, nefritis interstitial, gagal ginjal
akut, fungsi hati abnormal, peusing/vertigo,
kebingungan mental, sakit kepala, somnolen.
Interaksi : antasid, digoksin, zidovudin, derivat
ergot, kumarin, siklosporin, rifabutin.
Sediaan : tablet salut selaput 250 mg, 500 mg;
kapsul 250 mg, 500 mg; sirup 200 mg/5 ml
Pembahasan
Natrium diclofenac
Mekanisme kerja : OAINS menghambat
produksi prostaglandin dengan menghambat
kerja enzim siklooksigenase
Indikasi : bentuk inflamasi dan degeneratif
seperti artritis reumatik, spondilitis ankilosa,
osteoartritis, spondiloartritis, reumatik non
artikular.
Dosis : dewasa 100-150 mg/hari. Kasus derajat
sedang dan terapi jangka lama 75-100 mg/hari.
Anak lebih dari 1 tahun 0,5-2 mg/kgBB/hari.
Semua dosis harus diberikan dalam 2-3 dosis
Pembahasan
Natrium diclofenac
Kontraindikasi : tukak peptik, asma, urtikaria,
rinitis akut
Efek samping : jarang : perdarahan saluran
pencernaan, hematemesis, melena, tukak
lambung dengan atau tanpa perdarahan atau
perforasi, diare berdarah.
Interaksi : litium, digoksin, diuretik hemat
kalium, OAINS sistemik, antikoagulan,
siklosporin.
Sediaan : tablet salut enterik 25 mg, 50 mg;