Anda di halaman 1dari 4

TRIBUNPEKANBARU- Musim hujan mulai mengguyur Kota Pekanbaru.

Beberapa
titik jalan sudah mulai tampak digenangi air. Kondisi itu sama sekali tidak berubah
sejak ada permintaan perbaikan drainase di beberapa titik.
Saya mendesak pemerintah Kota Pekanbaru agar benar-benar memperhatikan
beberapa titik drainse jalan. Pasalnya, saat ini sudah masuk musim penghujan dan
beberapa titik jalan tersebut tergenang air hujan.
Parahnya titik-titik tersebut sama halnya dengan kondisi beberapa waktu lalu.
Persoalannya adalah pada drainase yang tidak ditata dan tidak dirawat dengan
baik.
Untuk wilayah Panam, kondisi yang pasti akan tergenang air hujan adalah simpang
Tabek Gadang-SM Amin kemudian di simpang tiga juga terdapat titik yang
tergenang air.
Saya melihat, kondisi jalan yang tidak rata serta tidak jelas alur air ke pembuangan
menjadi pokok permasalahan. Jadilah beberapa titik air hujan tidak bisa mengalir
dan akhirnya menggenang begitu saja.
Saya pikir, mestinya mulai dari sekarang Pemerintah Kota Pekanbaru sudah harus
membenahi kondisi drainase yang rawan terjadi banjir. Mesti dilakukan pengerukan
atau memperlebar drainase agar bisa menampung dan mengalirkan air hujan.
Masalah serupa seperti di Simpang Tabek Gadang-SM Amin jangan lagi terjadi. Air
yang menggenang tidak hanya mengganggu lalu lintas kendaraan, tetapi juga
merusak jalan yang sebelumnya sudah dibangun. Saya pikir sudah berulang kali
masyarakat menyampaikan aspirasi ini. Sudah semestinya pemerintah daerah
tanggap dan memperhatikannya.
Lakukan perbaikan mesti tidak secara keseluruhan. Secara bertahap setidaknya
sudah nampak pengaruh berkurangnya titik banjir. Air yang menggenang di jalan
memang sangat merugikan. Anggaran daerah akan semakin banyak terkuras hanya
untuk menyelesaikan masalah itu-itu saja. Demikian juga dengan kerugian yang
diderita pengendara. Mereka yang mastinya bisa mengakses jalan dengan cepat,
harus menjadi lama karena masalah banjir tersebut.
Jika pemerintah daerah melalui dinas terkait cepat respon, saya pikir akan ada
perkembangannya. Setidaknya ada pengaruh dari perbaikan tersebut. Dan
masyarakat bisa melihat ada kerja nyata dari pemerintah daerah.
Bagaimanapun musim penghujan tidak bisa dihentikan atau dielakkan. Hujan akan
turun sesuai dengan siklus waktunya. Jadi pemerintah daerah sudah harus mawas
jika siklus hujan itu sudah tiba. Masyarakat tentu hanya bisa berharap. Pekerjaan
dan realisasi ada di tangan pemerintah daerah.

Jika sejak awal sudah melakukan pembenahan, saya yakin antisipasi banjir sudah
bisa diakukan. Pemerintah hanya melihat titik mana saja lagi yang rawan terjadi
banjir.
Untuk titik yang sudah ada seperti Simpang Tabek Gadang tentu pemerintah daerah
sudah memahaminya. Jangan biarkan jalan rusak dan pengendara terkendala
karena air hujan yang menggenang. Semoga saja ada perubahan pada musim hujan
yang semakin dekat ini. (*)

PEKANBARU Persoalan banjir di ruas jalan utama seperti Jalan Jenderal


Sudirman, Tabek Gadang Panam, dan beberapa kawasan lain di Kota Pekanbaru
tidak kunjung teratasi hingga saat ini. Pemko pun dinilai tidak serius menangani
masalah ini.
Pengamat perkotaan Ir Mardianto Manan MT meminta wali kota untuk serius
menyelesaikan persoalan banjir di Kota Bertuah.
Wali kota jangan bingung dong. Kalau wali kotanya bingung, apalagi warganya,
sindir pengamat perkotaan Ir Mardianto Manan MT saat ditemui Riau Pos, Rabu
(18/7).
Mardianto pun memberi contoh persoalan banjir di Tabek Gadang.
Lihat saja banjir Simpang Tabek Gadang. Mari kita lihat kontur kotanya, mulai dari
simpang SKA, lalu terus simpang Jalan Ardat, kan terus menanjak ke atas kemudian
menuju Panam. Begitu juga dari Jalan Ring Road, kemudian sampai Tugu Songket,
berbelok ke kiri Jalan SM Amin, terus menuju Jalan HR Soebrantas, kita juga akan
mendapati jalan yang mendaki. Artinya, Panam itu berada pada dataran tinggi. Tapi
kok masih banjir?, ujarnya.
Mardianto yang juga ketua Jurusan Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi)
Fakultas Teknik UIR ini mengemukakan solusinya untuk Tabek Gadang di mana
harus diukur secara benar berapa pemangkasan yang bisa dibuatkan hantaran air
dengan kapasitas debit air yang cukup besar. Kemudian, alur air ditata sedemikian
rupa dengan pembuatan drainase yang memadai, sampai ke kawasan pembuangan
air.
Tidak seperti sekarang, ada drainase di depan SPBU SM Amin, tapi airnya tidak
mengalir. Karena apa? Ya karena tinggi, drainase tidak dalam, sama rata antara satu
ujung dengan ujung lainnya. Seharusnya di mana lebih tinggi, disitu dikeruk lebih
dalam. Dan buat kawasan tangkapan air yang memadai. Dulu ada wacana
dibebaskan lahan di Cipta Karya, untuk resapan air. Sampai sekarang, tidak juga

ada. Kalau tidak dilakukan upaya mengatasi yang konprehensif, tidak sepotongpotong, tidak mungkin Tabek Gadang akan banjir lagi. Tapi ingat, jangan mengatasi
satu titik banjir, menyebabkan titik banjir di tempat lain, makanya disebut
konprehensif, papar Mardianto.
Terhadap titik banjir lain, terutama di tengah kota. Mardianto menyebut Pemko
Pekanbaru seharusnya sudah sejak lama, merevitalisasi drainase yang saat ini
sudah tidak memadai menampung debit air yang tinggi.
Di tambah kawasan resapan sekitar yang drastis berkurang. Contohnya, kata dia,
semua kawasan resapan di depan ruko sudah disemenisasi, sehingga semua air
tertumpah ke jalan.
Dan Pemko Pekanbaru harus memikirkan dari sekarang, membebaskan dan
membangun kawasan tangkapan air seperti di taman kota samping Hotel Aryaduta
sebanyak-banyaknya. Kalau tidak begitu, titik banjir tidak akan berkurang, malah
semakin bertambah, walaupun tiap tahun ada program katanya mengatasi banjir,
tapi yang dilakukan proyek membangun drainase sepotong-sepotong, sebut dosen
Pascasarjana Sosiologi Perkotaan Universitas Riau ini.
Prioritas 14 Titik Banjir
Banjir yang melanda Kota Pekanbaru setiap hujan turun benar-benar menjadi
permasalahan Pemko Pekanbaru. Sempat menyatakan beberapa wilayah rawan
banjir sudah bebas kenyataan dilapangan berbeda.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) Pekanbaru Azmi
ST MT menyatakan tahun ini dia akan memperbaiki 14 titik daerah rawan banjir
yang ada di Pekanbaru.
Saya sudah melihat program yang ada di Dinas PU Pekanbaru ini karena
bagaimanapun saya baru. Dari sana Dinas PU memiliki program prioritas mengatasi
masalah banjir ini dengan memperbaiki 14 titik daerah rawan banjir. Baik drainase,
jalur air atau kegiatan lainnya. Ini juga akan kita lakukan tahun ini dan yang akan
dianggarkan pada APBD Perubahan nanti, terang Kepala Dinas PU Kota Pekanbaru,
Azmi ST MT kepada Riau Pos, Rabu (18/7) di Kantor Wali Kota Pekanbaru. .
Dijelaskannya, persoalan banjir yang kerap terjadi di Pekanbaru ini merupakan
tugas yang berat. Meski begitu, untuk mengatasi sementara daerah rawan banjir ini
tetap akan dilakukan Dinas PU.
Untuk menyelesaikan semuanya kita harus memiliki strategi. Bagaimana
membangun jalur air ke Sungai Kampar atau Siak, makanya ini memerlukan waktu
yang lama. Tidak hanya itu, kita juga akan menambah waduk penampungan yang
sebelum hanya ada empat buah yaitu waduk Diponegoro, waduk Cipta Karya,

waduk Garuda Sakti, dan waduk di Stadion Rumbai. Jadi sementara yang ada dulu
dimaksimalkan sebelum ke depan Pekanbaru benar-benar bebas dari bajir,
tegasnya.(eko/rpg)

Anda mungkin juga menyukai