Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

TINJAUAN UMUM TEORITIS


2.1. PENGERTIAN KONSULTAN, PERANCANGAN, PERANCANG, DAN
INTERIOR
2.1.1. Konsultan
Konsultan adalah seseorang atau badan yang memiliki keahlian khusus
dalam memberikan ide atau gagasan dengan cara konsultasi secara professional.
(Sumber: The American Institute of Architecs Handbook of Profesional Practise,
1988, hal 861). Konsultan (dalam bahasa Inggris, consultant) berarti penasehat
(kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia; Wojowasito, Prof, Dr, S. et ol, Malang
1980: hal 150). Sehingga, konsultan dapat diartikan sebagai seorang atau suatu
lembaga usaha yang ahli dalam suatu bidang tertentu yang memberi nasehat,
petunjuk maupun langkah-langkah yang ahli dalam bidang yang dikuasainya.
Konsultan juga merupakan partner pengambil keputusan dengan cara
memberikan pertimbangan atas berbagai alternatif, atau memberikan suatu analisa
yang mendalam atas permasalahan yang terjadi, tetapi semua keputusan tetap
berada pada pilihan klien.
2.1.2. Perancangan
Perancangan adalah hasil proses pemecahan masalah yang disertai dengan
pemikiran kreatif dan logis guna mencapai hasil yang optimal melalui
pengidentifikasian masalah, analisis, dan pengupayakan beberapa alternatif
pemecahan masalah, evaluasi. Berbeda dengan perencanaan adalah proses yang
dimulai dari timbulnya gagasan dasar atau ide yang nantinya dapat dikembangkan
menjadi desain atau rancangan. Jadi perancangan merupakan lanjutan dari
perencanaan.
2.1.3. Perancang
Perancang adalah seseorang atau badan usaha yang memiliki keahlian
berdasarkan pembagian tugas mengerjakan perancangan atau memberikan nasihat
atau jasa lain yang berhubungan dengan perancangan. Perancang juga sebagai

orang atau suatu usaha yang menggunakan keahlihan dan ilmu yang dikuasai
untuk mengerjakan perancangan atau memberikan masukan dan jasa yang
berhubungan dengan perancangan dan bertujuan sebagai pemecahan masalah
yang inovatif, efektif dan kreatif (Sumber : Buku Pedoman Hubungan Kerja
antara desainer Interior dan Pemberi Tugas, Himpunan Desain Interior Indonesia.
1989).
2.1.4. Interior
Interior adalah bagian dalam suatu ruang (Encyclopedia Americana, hal
215 Tahun 1984). Interior juga berhubungan erat dengan pengertian arsitektur
dalam mengatur elemen pembentuk ruang dan elemen pendukung ruang. Kata
interior berasal dari Bahasa Inggris yang berarti ruang dalam atau bagian dalam.
(Sumber: Kamus Inggris Indonesia, John M. Echols danHasan Shadily, halaman
327).
Konsultan Perancangan Interior
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diartikan Konsultan perancangan
interior adalah orang/badan usaha yang memiliki keahlihan dibidang jasa dalam
bidang interior baik dalam merancang dan sebagai pemecahan masalah yang ada
melalui gagasan, ide-ide ataupun saran, serta mewujudkannya sesuai dengan
kesepakatan dengan klien sehingga semua permasalahan yang ada dapat
terselesaikan melalui peracangan interior tersebut.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi seorang konsultan,
antara lain:
Memiliki ijin dan akte notaris sebagai konsultan perencana interior.
Memiliki kelengkapan organisasi seperti direktur, perencana (anggota staff

tenaga ahli yang berijasah di bidang teknik bangunan), administratif, dll.


Mempunyai persyaratan minimal kantor.
Mempunyai domisili yang tetap.
Memiliki referensi pengalaman kerja.

2.2.

DESAINER INTERIOR

Desainer interior adalah seorang profesional yang memenuhi kriteria


sebagai berikut:

Mampu dan kompeten secara kreatif memecahkan masalah-masalah yang

berhubungan dengan fungsi dan kualitas dari lingkungan ruang interior.


Menjalankan pelayanan jasa yang berhubungan dengan ruang interior
secara profesional, yang meliputi penyusunan program ruang, analisis
desain, perencanaan ruang, estetika, dan pengawasan pekerjaan secara
berkala di lapangan dengan menggunakan pengetahuan, khususnya dalam
konstruksi dan sistem-sistem bangunan interior berikut komponenkomponennya, peraturan alat-alat, bahan atau material, dan kelengkapan

akhirnya.
Mampu dan sanggup mempersiapkan gambar-gambar serta dokumen-

dokumen pelaksanaan yang berhubungan dengan desain interior.


Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat luas dan ruang yang
digunakan, perlindungan, kesehatan, dan keselamatan melalui bidang
profesinya.

2.2.1. Tugas dan Kewajiban Desainer Interior


Para konsultan perancang interior memiliki salah satu wadah untuk tempat
bertukar pikiran yang dapat memajukan dunia arsitektur interior Indonesia yaitu
HDII (HimpunanDesainer Interior Interior). Tugas dan kewajiban desainer
menurut HDII, yaitu :

Bertanggung-jawab penuh atas semua pekerjaan desain yang telah


diterimanya sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja hingga semua

pekerjaan selesai.
Bertanggung-jawab atas semua kesalahan kesalahan yang dibuat oleh
orang yang bekerja kepadanya (tukang) kecuali desainer dapat
membuktikan bahwa kesalahan tersebut dapat dihindarkan atau diketahui
sebelumny (Sumber : Buku Pedoman Hubungan Kerja antara desainer
Interior dan Pemberi Tugas, Himpunan Desain Interior Indonesia. 1989).

2.2.2. Hak dan Wewenang Desainer Interior

Desainer interior berhak menolak segala bentuk penilaian estetika atas


hasil tugasnya yang dilakukan oleh konsultan pengawas atau oleh Pemberi Tugas.
Desainer Interior berhak mengembalikan atau membatalkan tugas yang diberikan
kepadanya karena alasan-alasan:

Pertimbangan atas pelanggaran kode etik dan penyimpangan atas

pelanggaran kode etik dan penyimpangan atas prinsip-prinsip desain.


Akibat terjadinya hal di luar kekuasaan belah pihak (force majeure)
Akibat dari kelalaian atau penyimpangan Pemberi Tugas dalam
menjalankan perjanjian kerja.

2.2.3. Hak Khusus Desainer Interior yang Menyangkut Karya Cipta


Pada dasarnya, Desainer Interior bekerja dengan pemikiran proses kreatif
(penciptaan), karena itu seorang Desainer Interior juga memiliki hak-hak khusus
yang menyangkut Karya Ciptanya (Hak Cipta), seperti:
Hak kepemilikan atas desain
Semua gambar, sketsa gagasan, gambar desain, skema warna dan material,
dan semua materi desain yang tertuang dalam soft file serta uraian dan syaratsyarat kerja berikut rencana biaya yang tertuang dalam dokumen yang asli, tetap
menjadi hak milik Desainer Interior.
Hak pewujudan desain
Dengan membayar segala yang menyangkut pembuatan desain, Pemberi
Tugas mendapat hak untuk mewujudkan desain tersebut sebanyak satu kali saja.
Perwujudan ulang berdasarkan desain tersebut dengan atau tanpa perubahan
apapun, harus melalui persetujuan Desainer Interior.
Pemberi Tugas tidak berhak memperlihatkan atau mempublikasikan
desain-desain kapada pihak ketiga yang akan bisa menggunakan untuk
kepentingan sendiri atau pihak lain yang bertentangan dengan undang-undang
tentang Hak Cipta.

Hak Cipta

Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam undang undang


tentang Hak Cipta, hak cipta desain interior akan selalu merupakan hak Desainer
Interior dan oleh karenanya Desainer interior mempunyai hak untuk
mengumumkan dan memperpanyak desain, sketsa, gambar, model, atau maket,
dan hasil karta lainnya. Kecuali jika ada keberatan dari Pemberi Tugas yang dalam
hal ini menjadi pemilik hak pakai.
Desainer Interior barhak mewujudkan desainnya kembali kepada pihak
ketig, khususnya desain komponen interior, dengan pemberitahuan kepada
permberi tudas sebelumnya. Hal-hal mengenai pemilikan hak ini perlu di
tuangkan secara jelas di dalam perjanjian kerja.
Hak mencantumkan tanda nama.
Desainer Interior berhak mencantunkan nama Desainer Interior atau nama
perusahaan pada karya desainnya di tempat yang telah disepakati bersama.
Hak membuat dokumentasi dan penyiaran
Desainer Interior berhak membuat gambar maupun foto karya-karya
desainnya guna berbagai kepentingan, antara lain dokumentasi, referensi, dan
sebagainya, serta berhak menyiarkan, mempertunjukkan, dan memperbanyak
gambar atau foto-foto tersebut.
Hak mengubah desain.
Dalam proses pewujudan desainnya, Desainer Interior berkewajiban
bertindak sebagai pengawas berkala yang mempunyai wewenang secara tertulis
untuk memerintahkan kontraktor, melalui konsultan pengawas, mengadakan
perubahan-perubahan dan atau penyesuaian bila diperlukan dalam uraian dan
syarat-syarat serta gambar-gambar dengan atau tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari pemberi tugas, asalkan perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan prinsip
dan tujuan desain yang lebih baik. Ketentuan-ketentuan itu antara lain sebagai
berikut:

Memenuhi persyaratan konstruksi, demi keamanan, atau perubahan atas


pertimbangan estetika ruang interior.

Perubahan tidak mengakibatkan penambahan biaya pelaksanaan.


Tidak merugikan fungsi praktis dari ruang seperti yang diinginkan oleh

Pemberi Tugas.
Tidak memperlambat waktu penyelesaian pelaksanaan.

2.2.4. Tanggung Jawab Desainer Interior


Tanggung jawab seorang desainer, yaitu :

Seorang desainer bertanggung jawab atas koordinasi dengan pihak lain


apabila pekerjanya dipilih secara langsung oleh desainer dengan atau tanpa

persetujuan pemberi tugas.


Tanggung jawab seorang desainer untuk kesalahan-kesalahan yang ada di
lapangan tidak boleh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan jumlah

imbalan yang diterima oleh desainer.


Apabila kesalahan yang terjadi dilapangan sepenuhnya kesalahan dari
desainer maka desainer bertanggung jawab atas penggantian kesalahankesalahan tanpa ada pembatasan.

(Sumber : Buku Pedoman Hubungan Kerja antara desainer Interior dan Pemberi
Tugas, Himpunan Desain Interior Indonesia. 1989).
2.3.

PEMBERI TUGAS
Yang dimaksud dengan Pemberi Tugas adalah perorangan atau badan atas

nama siapa yang memberi penugasan secara kepada Desainer Interior untuk
mendapatkan pelayanan atas kebutuhannya dengan imbalan jasa profesi sesuai
ketentuan yang berlaku.
2.3.1. Tugas dan Kewajiban
Pemberi tugas berkewajiban memberi keterangan yang jelas tentang
aspirasi dan lingkup pekerjaan, kebutuhan dan keinginan, macam, luas dan batasbatas penugasan, serta program dan persyaratan desain interior yang dimaksud.
Semua keterangan Pemberi Tugas tersebut diharapkan akan bisa dipakai sebagai
acuan menuju penentuan kategori (golongan) dan klasifikasi (peringkat jenis
pekerjaan), biaya, dan imbalan jasa bagi desainer Interior yang akan diberu tugas.

10

Acuan tugas ini kemudian akan di lampirkan pada surat Perintah Kerja
yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas yang dikeluarkan olehPemberi Tugas.
Pemberi Tugas berkewajiban menyediakan atau menyiapkan kelengkapan datadata teknis dan informasi yang diperlukan oleh Desainer Interior dengan akurasi
dan keabsahan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pemberi Tugas berkewajiban, atas kesepakatan, untuk membayar kepada
Desain Interior yang menerima tugas suatu jumlah imbalan jasa. Pemberi Tugas
berkewajiban memberikan keputusan-keputusan atas usul-usuldesain yang
diajukan dan yang diperlukan oleh Desainer Interior guna dapat melanjutkan
tugasnya, dalam waktu yang telah disepakati, agar tidak mengganggu jadwal dan
tahap pekerjaan desain interior lainnya.
2.3.2. Hak dan Wewenang
Pemberi Tugas berhak mendapatkan salinan atau fotokopi berkas-berkas
desain interior dan 3 (tiga) jilid pelaksanaan. Dengan alasan yang bisa disepakati,
Pemberi Tugas berhak meminta agar Desainer Interior mengubah desain yang
telah disetujui sebelumnya, sebelum tahap pengembangan desain selesai.
Perubahan yang disepakati sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali, dengan konsekuensi
tanpa dikenakan kewajiban membayar imbalan jasa tambahan. Apabila perubahan
terjadi atas permintaan Pemberi Tugas pada tahap pekerjaan pengembangan
desain interior atau penyelesaian dokumen tender, maka Desainer Interior berhak
menuntut imbalan jasa tambahan sebagai penggantian biaya pekerjaan tambah
desain interior.
Pemberi Tugas berhak menuntut ganti rugi kepada Desainer Interior bila
terjadi keterlambatan penyelesaian tugasnya dari waktu yang telas ditetapkan,
yang semata-mata disebabkan oleh kelalaian pihak Desainer Interior. Pemberi
Tugas berhak membatalkan penugasan secara sepihak.

2.3.3. Tanggung Jawab Pemberi Tugas


Pemberi Tugas tidak lebih dari tanggung jawab untuk mempertimbangkan
segala aspek desain, spesifikasi, dan batasan-batasan tertulis lain yang menjadi

11

dasar pertimbangan desain interior. Perubahan atas hal-hal ini dan segala akibat
yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab pemberi tugas. Untuk itu, semua
keputusan perubahan tersebut hatus dituangkan dalam bentuk tertulis atas nama
Pemberi Tugas (Sumber: Buku Hubungan Kerja Desainer Interior Dengan
Pemberi Tugas, 2006 halaman 9-11)
2.4.

LINGKUPPEKERJAANDESAIN INTERIOR
Pekerjaan desain interior dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) lingkup

pekerjaan yang dikerjakan secara terpadu maupun berdiri sendiri. Ketiga lingkup
pekerjaan tersebut adalah:
2.4.1. LingkupPekerjaanPokok dan Utama
Suatu tugas dapat terdiri dari satu tahap pekerjaan atau, di mana tahap
pekerjaan dapat dilanjutkan setelah pekerjaan diselesaikan oleh Desainer Interior
dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
Pradesain(PrelimenaryDesign)

Mengolah

data

atas

dasar

informasi

tentang

proyek(Terms

Of

Requirements) serta membuat daftar pertanyaan tertulis atau kuesioner


untuk melengkapi data yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan

desain interior.
Membuat program ruang, skematik desain, dan penjelasan mengenai latar

belakang, filosofi konseptual, serta sketsa gagasan.


Pewujudan konsep pradesain seperti bagan organisasi ruang, gambar
denah dan peletakan perabot utama, citra ruang yang akan diwujudkan
dalam bentuk tiga dimensi, skema warna dan material yang akan dipakai,
serta estimasi awal biaya pelaksanaan. Pradesain dimaksudkan sebagai

bahan diskusi dan pertimbangan bagi Pemberi Tugas.


Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Pengembangan desain
Setelah pradesain disetujui oleh Pemberi Tugas, Desainer Interior
melanjutkan pekerjaan pengembangan desain dengan kelengkapan gambargambar denah seperti kondisi eksisting, furniture, plafon, titik lampu, titik

12

elektrikal, data, telepon atau telekomunikasi, rencana pemakaian material, partisi


berikut kusen dan pintu, finishing dinding, lantai dan plafon, pola lantai, serta
skema material dan warna. Termasuk juga gambar tampak potongan interior,
gambar detil, dan pengolahan (treatment) khusus yang akan menjadi bagian utama
dari dokumen pelelangan.
Dokumen pelelangan
Atas dasar pengembangan desain yang telah disetujui, disusun dokumen
pelelangan yang mencakup kelengkapan:

Gambar Kerja
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
SpesifikasiTeknis
Lingkup dan Volume Pekerjaan(Bill of Quantity)

Dokumen pelelangan harus dalam bentuk cetakan yang telah disetujui oleh
Desainer Interior dan Pemberi Tugas. Informasi yang telah dipersiapkan itu
kemudian dapat diterbitkan sebagai dokumen pelelangan atau dokumen lelang.
Pelelangan
Desainer Interior membantu Pemberi Tugas dalam mempersiapkan dan
menyelenggarakan pelelangan dengan cara:

Melakukan prakualifikasi atau kualifikasi pendahuluan dari calon

kontraktor yang akan diundang.


Menyiapkan dokumen lelang sesuai jumlah calon kontraktor yang

diundang.
Memberikan penjelasan teknis dan desain pada rapat penjelasan untuk

persiapan penawaran calon kontraktor.


Membantu Pemberi Tugas melakukan evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi

terhadap penawaran peserta lelang


Memberikan rekomendasi calon pemenang lelang kepada Pemberi Tugas.

Pengawasan berkala
Setelah dilakukan penunjukan kontraktor secara resmi oleh Pemberi
Tugas, Desainer Interior mulai melakukan tugas pengawasan berkala saat

13

melakukan kunjungan pengawasan berkala ke lokasi proyek, yaitu sebagai


berikut:

Sebelum pekerjaan pelaksanaan, mengadakan dan memimpin rapat awal


koordinasi dengan kontraktor, subkontraktor, pemasok, dan pihak lain

yang sangat terkait dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.


Melakukan pengawasan berkala di lokasi terhadap kuantitas dan kualitas

pekerjaan yang sedang dilaksanakan.


Memberi bimbingan dalam pelaksanaan pekerjaan bila diperlukan, tetapi

tidak berfungsi sebagai konsultan pengawas.


Membuat gambar-gambar penjelasan tambahan yang dianggap perlu untuk
lebih bisa dimengerti dan menjelaskan apa yang sudah dinyatakan dalam

gambar-gambar kerja pada dokumen pelaksanaan.


Mengetahui dan memberi persetujuan atas penilaian konsultan pengawas
terhadap pekerjaan kontraktor, sehingga kontraktor mendapatkan haknya

atas tahap pembayaran sesuai dengan prestasi yang telah dicapai.


Desainer Interior berhak menolak hasil pekerjaan yang ternyata tidak
sesuai dengan desain interior dan wajib memberikan solusi di lapangan

melalui rapat koordinasi dengan konsultan pengawas.


Menyiapkan defect list untuk penyempurnaan,

pelengkapan,dan

penyesuaian pekerjaan yang masih perlu dilakukan, sesuai dengan

ketetapan terhadap desain interior yang harus dilaksanakan.


Dalam pengawasan berkala, Desainer Interior bertindak mewakili Pemberi
Tugas dan dilakukan sedikitnya sekali dalam empat minggu dan sebanyakbanyaknya seminggu sekali.

2.4.2. Lingkup Pekerjaan Pelengkap dan Pendukung


Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mungkin
diperlukan dalam keadaan tertentu untuk melengkapi dan mendukung pekerjaan
desain, seperti pembuatan studi-maket ataupun model tiga dimensi dan gambar
perspektif (atau gambar 3 dimensi) dengan rendering khusus untuk keperluankeperluan tertentu, seperti publikasi, pemasaran dan sebagainya. Biaya untuk
melaksanakan kepentingan tersebut tidak termasuk dalam perjanjian kerja dan
merupakan biaya tersendiri yang terpisah.

14

2.4.3. Lingkup Pekerjaan Khusus


Pekerjaan lain yang memerlukan keahlian khusus di luar keahlian desain
interior, seperti gambar-gambar dan perhitungan konstruksi, termasuk gambargambar instalasi teknik lainnya yang harus dibuat oleh ahli-ahli khusus yang
diusulkan oleh Desainer Interior. Bila telah disepakati, para ahli itu akan ditunjuk
secara resmi oleh Pemberi Tugas.
Imbalan jasa untuk para ahli tersebut ditentukan secara terpisah dan
diajukan langsung kepada Pemberi Tugas. Bila para ahli tersebut bekerja atas
nama Desainer Interior, maka pembayaran imbalan jasa ditentukan oleh Desainer
Interior dan menjadi bagian dari imbalan jasanya. Dalam hal ini, Desainer Interior
menjadi penanggung jawab dari seluruh pekerjaan mereka (Sumber: Buku
Hubungan Kerja Desainer Interior Dengan Pemberi Tugas, 2006 halaman 14-18)
2.5.

IMBALAN JASA DAN PERGANTIAN BIAYA

2.5.1. Imbalan Jasa


Imbalan jasa adalah sejumlah dana sebagai imbalan yang diterima oleh
Desainer Interior atas pemanfaatan jasa keahliannya. Pengertian tersebut untuk
membedakan dengan penggantian biaya agar tidak terjadi kerancuan pengertian
dalam pelaksanaannya.
Nilai imbalan jasa ditentukan menurut ketentuan yang ditetapkan dalam
buku pedoman ini. Nilai imbalan jasa dan biaya-biaya dalam buku pedoman ini
adalah batas minimal yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Apabila diperlukan,
nilai imbalan jasa tersebut akan ditinjau kembali secara berkala oleh Himpunan
Desainer Interior Indonesia (HDII) sebagai institusi yang berwenang melakukan
perubahan-perubahan.
Pedoman ini merupakan dasar kesepakatan untuk perjanjian kerja.
Pengecualian atau ketentuan lain yang dibuat terkait dengan pedoman ini, tidak
boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
2.5.1.1.Jenis Imbalan Jasa

15

Setelah Desainer Interior memahami secara jelas lingkup pekerjaan, jasa


pelayanan serta menerima waktu pelaksanaan suatu pekerjaan desain interior,
maka Desainer Interior dapat mengajukan usulan imbalan jasa yang mengacu
kepada dasar perhitungan secara:
Persentase
Besarnya imbalan jasa ditentukan oleh persentase dari nilai rencana biaya
pelaksanaan pada kurun waktu tertentu sesuai dengan kategori dan klasifikasi atau
jenis proyek yang dilaksanakan. Cara ini menjadi acuan bagi perhitungan imbalan
jasa lainnya.
Meter Persegi
Meter persegi merupakan cara perhitungan nilai imbalan jasa dengan luas
total meter persegi area yang didesain dengan nilai satuan imbalan jasa. Nilai yang
dihasilkan dari perkalian persentase dengan rencana anggaran biaya pelaksanaan
dibagi dengan luas proyek yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan proyek.
Per Jam
Per jam dibuat dengan mernperhitungkan jumlah jam kerja efektifDesainer
Interior dalam pelaksanaan pekerjaan desain interior. Perhitungan per jam ini
didapat dari besaran upah dan biaya langsung dan tidak langsung dalam
penanganan proyek sesuai kualifikasi Desainer Interior yang bersangkutan.
Bila perhitungan jam kerja ini melebihi jumlah jam yang berlaku dalam
perjanjian kerja, diakibatkan oleh hal-hal di luar pekerjaan desain interior, maka
Desainer Interior dan Pemberi Tugas akan mengadakan perhitungan atas
penambahan jam kerja yang akan disepakati bersama.
Lumpsum
Lumpsum dibuat dengan mengacu kepada perhitungan persentase atau
meter persegi, dengan perhitungan tertentu digunakan untuk memperoleh suatu
nilai imbalan jasa yang tetap (flat fee).
2.5.2. Penggantian Biaya

16

Penggantian biaya adalah sejumlah uang atau bentuk lain di luar imbalan
jasa yang diterima oleh Desainer Interior dari Pemberi Tugas, sebagaipengganti
biaya-biaya yang telah dikeiuarkan dalam melaksanakan tugasnya. Biaya-biaya
tersebut diajukan oieh Desainer Interior kepada Pemberi Tugas dasar kesepakatan
yang tercantum dalam perjanjian kerja.
Tabel 2.1. Persentase Pembagian Imbalan Jasa
TahapPekerjaan

PersentasePembagian
ImbalanJasa

Sketsa gagasan /desain konseptual:


Pengelolahan data /konsep rencana dan 15%
program ruang.
Pra-desain.

15%

Pengembangan desain.

30%

Dokumen pelelangan (rencana kerja dan 20%


syarat-syaratnya).
Pelelangan.

5%

Pengawasanberkala.

15%
Total

100%

(Sumber: Buku Pedoman Perhitungan Besaran Imbalan Jasa Konsultasi Desain Interior, 2006,
halaman 1-2,14-15)

17

Anda mungkin juga menyukai