Anda di halaman 1dari 2

Cara Praktis Membentuk Kelompok di Kelas

Oleh :
Primma Russanti
Guru SD di Sekolah Ciputra
Citraland, Surabaya
Untuk siswa sekolah dasar, belajar dengan cara berkelompok merupakan salah satu cara bekerja
sama dengan orang lain. Selain itu belajar secara berkelompok dapat pula meningkatkan tolerasi
dengan cara belajar menerima dan mengharagai kelebihan dan kekurangan orang lain. Bahkan
metode ini dapat pula meningkatkan rasa percaya diri karena sebagian siswa merasa lebih nyaman
menyampaikan ide-idenya dalam kelompok kecil.
Namun sebagai guru dalam memilih anggota kelompok kadang-kadang hanya asal menunjuk dengan
hitungan 1,2,3 dan seterusnya. Sering pula sebagai guru, kita cenderung memperhatikan satu aspek
saja dalam menunjuk anggota kelompok, misalnya berdasarkan persamaan kompetensi akademik.
Padahal keanekaragaman individu dalam kelompok sebenarnya justru memperkaya dinamika
kelompok karena mereka akan melengkapi kekurangan orang lain dengan kelebihan dari masingmasing individu. Ketika keanekaragaman ini bertemu dalam satu tim, secara langsung maupun tidak
langsung semua anggota akan belajar hal baru dari orang lain. Misalnya, siswa pemalu akan belajar
dari anggota tim yang pandai mengungkapkan pendapat secara logis dan runtut atau siswa yang
biasa menjadi pengikut akan belajar bagaimana memimpin dan mengatur kelompok dari anggota tim
yang punya jiwa kepemimpinan.
Banyak sekali cara membentuk kelompok heterogen yang dapat memperkaya dinamika tim, antara
lain:
Bulan kelahiran
Cara ini mudah sekali. Setiap siswa berbaris berdasarkan urutan bulan dalam satu tahun tanpa
bersuara. Artinya ketika mereka berbaris, mereka tidak boleh bertanya, berkomentar, atau mengatur
orang lain dengna bersuara. Mereka harus berbaris dari siswa yang lahir bulan Januari dengan
tanggal yang paling awal sampai bulan Desember dengan tanggal paling akhir. Jangan lupa bahwa
guru harus member batasan waktu, misalnya 5 menit saja. Setelah itu, guru harus mengecek benar
tidaknya urutan tanggal dan bulan. Kemudian guru baru menghitung berapa siswa yang dibutuhkan
dalam setiap kelompok. Supaya game ini bermakna bagi siswa, guru sebaiknya bertanya tentang
strategi apa yang digunakan agar pembentukan kelompok seperti ini sukses. Tujuan refleksi ini
adalah mengajak siswa agar merenungkan manfaat apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini.
Seandainya suatu saat melakukan kegiatan yang sama, mereka juga akan melakukannya secara
efektif. Cara ini dapat dimodifikasi dengan cara mengurutkan siswa berdasarkan ukuran sepatu,
tinggi badan, atau lamanya tidur dalam sehari.
Stik es krim
Jangan membuang stik es krim karena ada manfaatnya. Tulislah nama siswa pada stik es krim.
Masukkan semua stik es krim yang sudah bernama ke dalam wadah, kocok-kocok. Setelah itu ambil
secara acak beberapa stik, jumlahnya tergantung berapa anggota dalam setiap kelompok.
Puzzle kalender
Guru dapat memanfaatkan kalender bekas untuk puzzle. Caranya, tentukan terlebih dahulu berapa
kelompok yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan. Kemudian tentukan pula berapa jumlah anggota
dalam setiap kelompok. Jika setiap kelompok beranggotakan empat orang, maka guru menggambar
kepingan puzzle sebanyak lima bagian dalam setiap lembar kalender karena yang sekeping
potongan akan diletakkan di meja sebagai acuan bagi siswa untuk menemukan pasangan kepingan

puzzle. Pelaksanaan di kelas jga mudah. Setiap siswa akan mendapatkan satu keeping puzzle
kalender. Mereka akan bergerak untuk menenukan pasangan puzzle. Ingatkan kepada siswa untuk
tidak bersuara agar kelas terkendali.
Angkamu angkamu
Ini adalah cara membentuk tim dengan menuliskan soal hitungan. Guru menuliskan soal
penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan, atau hitung campur di dalam sebuah kertas kecil.
Hasil dari soal hitungan tadi dalam setiap kelompok harus sama. Misalnya, jika guru menginginkan
satu kelompok terdapat empat anggota, maka guru membuat soal hitungan sebanyak 4, yang
apabila sudah selesai dihitung, hasilnya sama. Contoh, 3x4 +2=; 20-5=; 30:2=. Hasil dari setiap soal
adalah 15. Jadi siswa yang mendapat soal dengan hasil 15, maka mereka akan membentuk satu
kelompok.
Judul yang hilang
Guru dapat memanfaatkan beberapa judul filem, buku cerita, tokoh kartun, tokoh wayang, tokoh
pahlawan, atau nama artis untuk membentuk tim. Caranya mirip dengang puzzle. Guru menuliskan
nama atau judul dalam selembar kertas kecil, misalnya Gatotkaca dan Arjuna. Potonglah kata
Gatotkaca menjadi 2 bagian dan kata Arjuna menjadi 2 bagian. Kemudian tentukan pula jenis nama
yang sama dalam kelompok lain, misalnya satu kelompok dengan nama pahlawan, sementara
kelompok lain dengan nama gunung. Hasil potongan nama tadi dibagian kepada setiap siswa. Siswa
yang mendapat potongan nama-nama wayang akan menjadi satu tim, misalnya siswa A mendapat
kata Gatot, siswa B mendapat kata Kaca, siswa C mendapat sukukata Arju, dan siswa D mendapat
sukukata na maka mereka berkumpul menjadi satu kelompok.
Sebagai guru di sekolah dasar, kita harus kreatif dan selektif memilih strategi mengajar agar suasana
kelas lebih hidup. Dengan menggunakan cara-cara di atas, sebenarnya siswa tidak hanya bermain
ketika membentuk kelompok, tetapi juga bekerja sama dan belajar menerima satu dengan lainnya.
Masih banyak cara lain untuk membentuk tim dalam kelas, yaitu dengan mencari ide di Internet.

Anda mungkin juga menyukai