Bab Iv P5
Bab Iv P5
total
90,5 cm
0,004
0,0055
91,5 cm
0,0066
0,0065
0,0052
0,006
92 cm
0,0078
0,0065
0,0073
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
raiser
downcomer
total
0
0
0
0
90.4 90.6 90.8 91 91.2 91.4 91.6 91.8 92 92.2
fraksi kekosongan dalam cairan yang disebabkan oleh gas semakin bertambah.
Sesuai persamaan:
ULr (cm/s)
ULd (cm/s)
90,5 cm
91,5 cm
92 cm
13,66
12,80
8,91
20
18,75
13,04
25
20
15
Laju Sirkulasi (cm/s)
Raiser
10
Downcomer
5
0
90 90.5 91 91.5 92 92.5
tertahan di dalam cairan semakin besar. Artinya semakin besar nilai hold up gas
menjadikan laju sirkulasi gas menjadi lebih lambat.
Dari grafik diatas juga diketahui bahwa laju sirkulasi pada kolom downcomer
lebih besar dari pada kolom riser. Hal ini dapat ditinjau dari persamaan berikut:
Ulr.Ar = Uld.Ad
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa laju sirkulasi berbanding terbalik dengan
luas penampang kolom. Semakin besar luas penampang kolom semakin kecil laju
sirkulasinya. Sehingga laju sirkulasi pada kolom downcomer lebih besar dari pada
kolom riser. (Neves dkk., 2001)
4.3 Hasil Percobaan Pengaruh Ketinggian Terhadap KLa
Tabel 4.3 Pengaruh ketinggian terhadap KLa
V titran (ml)
KLa (L/s)
8,4
1,45514
10
9,6
0,72758
15
11
0,485061
20
11
0,363796
25
11
0,291037
V titran (ml)
KLa (L/s)
5,8
1,471763
10
5,9
0,735883
15
5,9
0,490588
20
5,9
0,367941
V Na 2 S2 O3 (
ml)
KLa (L/s)
1,478367
10
2,8
0,739191
15
2,8
0,492794
20
2,8
0,369595
0.68
0.66
KLa
0.64
0.62
0.6
90.6
91
91.4
91.8
92.2
90.4
90.8
91.2
91.6
92
Tinggi Kolom (cm)
Gambar 4.3 Hubungan Ketinggian Kolom Terhadap Koefisien Transfer Massa (KLa)
Gambar diatas menunjukkan semakin tinggi kolom maka koefisien transfer
massa (KLa) juga akan semakin besar pula. Nilai KLa menunjukkan kecepatan
spesifik dari perpindahan massa (gas teradsorbsi per unit waktu, per unit luas kontak,
per beda konsentrasi). Nilai KLa pada percobaan ini ditentukan dengan metode
sulfit. Metode ini berdasarkan pada reaksi reduksi natrium sulfit. Mekanisme reaksi
yang terjadi :
Reaksi dalam reaktor :
Na2SO3 + 0,5 O2 Na2SO4 + Na2SO3(sisa)
Reaksi saat analisa :
Na2SO3(sisa) + KI + KIO3 Na2SO4 + 2KIO2 + I2(sisa)
I2 (sisa) + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI
Konsentrasi natrium sulfit pada setiap variabel sama yaitu 0,05 N.
mol Na2 SO3 awal=V reaktor x
N Na 2 SO3
eq
Dengan konsentrasi yang sama pada setiap variabel maka jumlah mol natrium
sulfit bergantung pada volume cairan dalam kolom reaktor. Sedangkan volume cairan
tiap variabel berbanding lurus dengan ketinggian cairan dari masing-masing variabel
V = Ax h
Sehingga semakin tinggi cairan dalam kolom volume larutan akan semakin besar.
Sehingga jumlah mol natrium sulfit yang dibutuhkan semakin besar pula. Dengan
laju alir yang sama berarti jumlah mol oksigen yang dipasok sama. Sehingga
semakin banyak mol natrium sulfit jumlah oksigen yang dapat bereaksi juga
semakin besar. Inilah yang menyebabkan nilai KLa semakin meningkat dengan
bertambahnya ketinggian cairan dalam kolom reaktor.
4.4 Hasil Percobaan Hubungan Waktu Tinggal Terhadap KLa
1.6
1.4
1.2
1
KLa (L/s)
0.8
Variabel 1
0.6
Variabel 2
0.4
Variabel 3
0.2
0
0
10
15
20
25
30
Waktu (menit)
Gambar 4.4 Hubungan Waktu Tinggal Terhadap Koefisien Transfer Massa (KLa)
Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu tinggal maka
nilai KLa akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu
tinggal maka larutan tersebut semakin jenuh terhadap gas.
Reaksi dalam reaktor :
Na2SO3 + 0,5 O2 Na2SO4 + Na2SO3(sisa)
Reaksi saat analisa :
Na2SO3(sisa) + KI + KIO3 Na2SO4 + 2KIO2 + I2(sisa)
I2 (sisa) + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI
Dalam reaksi tersebut semakin lama jumlah natrium sulfit yang akan bereaksi
dengan oksigen semakin berkurang atau jenuh. Hal ini ditandai dengan perpindahan
massa cairan yang semakin kecil dengan harga KLa yang merupakan koefisien
perpindahan massa gas-cair akan menurun. Dengan demikian, harga KLa akan
semakin kecil dengan bertambahnya waktu. (Riris, 2011)