Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana cara mengukur diameter bumi?

Dengan menggunakan Trigonometri :)


Eratosthenes adalah orang yang pertama kali memperkirakan dan mengukur dengan akurat keliling dan diameter bumi.
hebatnya dia hidup pada sekitar tahun 240 sebelum masehi!
Eratosthenes hidup di Syene dan menyadari di pada hari tertentu dalam suatu musim, matahari bersinar tepat dipuncak kepala
(titik Zenith). sedangkan pada hari yang sama di kota kelahiranya di Alexandria (sekarang Mesir), matahari berada di sudut
kemiringan 7,2 derajat ke selatan dari titik puncak Zenith.
Dengan perkiraan kasarnya bahwa Alexandria berada di sebelah utara dari Syene, ia menyimpulkan bahwa jarak dari
Alexandria ke Syene adalah 7,2/360 dari total keliling Bumi.
Jarak antara kedua kota tersebut diketahui dari para pedagang/pengelana sekitar 800 km. Dia mendapatkan angka akhir 700
stadia (ukuran yang dipakai saat itu) per derajat, (menghasilkan perkiraan keliling Bumi adalah 252.000 stadia) yang berarti
keliling Bumi adalah sekitar 39.690 km. begitulah kira2
Untuk ukuran diameter matahari, jaman dahulu tidak bisa dilakukan pengukuran yang akurat sampai para astronom mengamati
transit Venus. transit venus adalah saat dimana venus terlihat melewati matahari (gerhana) yang dapat diamati dari bumi
dengan menggunakan teleskop.
Dengan pemandangan dari berbagai lokasi, para astronom dapat menentukan paralaks dan karenanya jarak mutlak untuk
Venus. Mengetahui jarak relatif terhadap planet-planet dari Hukum Kepler, mereka dapat melakukan pengukuran di luar jarak
ke Matahari.
Ada beberapa perbedaan dalam hasil dari berbagai pengamat, tetapi jarak yang cukup akurat dengan Matahari (sekitar 150
juta kilometer) berasal dari data pada tahun 1835 oleh astronom Encke.
Berikut jari-jari orbit, yang sekarang kita tahu rata-rata sekitar 150 juta kilometer. Mengetahui jari-jari orbit dan dengan
mengukur ukuran jelas dari matahari di langit, para astronom dapat dengan mudah menentukan diameter matahari dengan
cermin, jarak refleksi, kemiringan dan lain-lain menggunakan rumus trigonometri atau geometri.

Bagaimana cara mengukur keliling bumi?

Pada suatu hari ia mengamati, bahwa pada tanggal 21 Juni, semua sumur di Siena (sekarang disebut Aswan,
sebuah tempat di tepi sungai Nil, Mesir) memantulkan cahaya matahari pada permukaan airnya sehingga
dapat dilihat sampai ke dasarnya, tidak ada bagian yang gelap. Artinya saat itu di sana matahari benarbenar tegak lurus dengan permukaan bumi.
Sementara itu pada saat yang sama di Alexandria, suatu kota di utara Syene, tugu-tugu membentuk
bayangan, yang berarti matahari tidak tegak lurus di atas kepala. Fenomena ini membuat Erathostenes yakin
bahwa bumi berbentuk bulat (pada saat itu masih kuat anggapan bahwa bumi berbentuk datar seperti meja).
Bukan itu saja, melalui peristiwa ini ia juga berhasil menghitung keliling bumi. Dengan mengukur sudut
bayangan tugu di Alexandria dan mengukur jarak Syene-Alexandria maka dapat ditentukan berapa besar
keliling bumi.
Dengan pemahaman geometri dan matematikanya, Erathostenes kemudian menghitung keliling bumi. Dia
mengukur sudut bayangan tugu yang terbentuk di Alexandria, yang ia peroleh sebesar 7,2 derajat (kira-kira
1/50 dari sudut seluruh permukaan bumi (360 derajat)). Sedangkan jarak antara Syene dan Alexandria
adalah 5000 stadia. Stadia adalah satuan panjang yang biasa digunakan oleh orang yunani kuno. Satu stadia
kira-kira sama dengan 185 m.
Erathostenes menganggap bahwa besar sudut antara kota Syene dan Alexandria (7,5 derajat) adalah kirakira 1/50 dari sudut seluruh permukaan bumi (360 derajat). Oleh karena itu, persamaan di atas dapat
diselesaikan untuk mencari keliling bumi, yaitu:

Keliling Bumi = 50 x Jarak Syene_Alexandria = 50 x 5000 stadia = 250.000 stadia = 46.250 km (250.000 x
0,185).

Hasil tersebut hanya meleset sekitar 15% dari perhitungan modern. Namun demikian, apa yang telah
dilakukan Erathostenes merupakan penemuan yang spektakuler untuk masa itu, mengingat peralatan yang
dipakainya sangat sederhana, dan dilakukan 2.200 tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai