Anda di halaman 1dari 25

Peripartum Kardiomiopati

Anggi Setyawan
J510155089

PENDAHULUAN

Penyakit jantung dapat ditemukan pada 1%4% dari kehamilan, dan biasanya dise-babkan
oleh penyakit jantung kongenital atau
penyakit katup jantung yang telah dipunyai
penderita sebelum hamil. Perubahan fisiologis
pada wanita hamil menyebabkan memberatnya kerja jantung sehingga kelainan jantung
yang semula asimtomatik dapat menimbulkan gejala gagal jantung pada saat penderita
tersebut hamil, terutama pada trimester
ketiga. (Danzell JD, 1998).

Yang

dimaksud dengan kardiomiopati


peripartum adalah gagal jantung yang
timbul pada bulan-bulan terakhir
kehamilan sampai dengan 5 bulan
setelah melahirkan, tidak ada faktor lain
yang menyebabkan gagal jantung, tidak
ada riwayat penyakit jantung
sebelumnya, adanya disfungsi sistolik
ventrikel kiri yang ditunjukkan oleh
ekokardiografi. (Pearson GD, et al., 2000).

TUJUAN
Mengetahui

etiologi kardiomiopati

peripartum
patogenesis kardiomiopati
peripartum
Mengetahui manifestasi klinis
kardiomiopati peripartum
Mengetahui cara mendiagnosa
kardiomiopati peripartum
Mengetahui penatalaksanaan
kardiomiopati peripartum

DEFINISI
Peripartum

cardiomiopati (PPCM)
adalah suatu keadaan kardiomiopati
idiopatik, berhubungan dengan
kehamilan, bermanifestasi sebagai
gagal jantung karena disfungsi
sistolik ventrikel kiri, biasanya terjadi
pada 1 bulan terakhir kehamilan
sampai 5 bulan masa postpartum

EPIDEMIOLOGI
Kardiomiopati

peripartum unik untuk


wanita hamil usia reproduktif. Di
Amerika didapatkan umur rerata
penderita 316 tahun, sedangkan di
India 31,813,7 tahun.

Sebagai acuan, umur rerata


kejadian PPCM adalah wanita antara
19-38 tahun.

ETIOLOGI
infeksi

viral yang bersifat


kardiotropik
genetic
stress oksidatif
apoptosis dan inflamasi
respon abnormal hemodinamik pada
kehamilan

MANIFESTASI KLINIS
Tanda

dan gejala awal PPCM


biasanya menyerupai temuan
normal fisiologis kehamilan,
termasuk oedem pedis, dyspneu
deff ort, ortopnea, paroxysmal
nocturnal dyspnea, dan batuk
persisten
Tanda dan gejala tambahan pasien
PPCM adalah: abdominal discomfort
sekunder terhadap kongesti hepar,

Kriteria framingham
Kriteria

PATOGENESIS
HEMODINAMIK
Respon

AUTOIMUN

Stress oksidatif
PPCM

Pemeriksaan Penunjang
Rontgen

Toraks: mengetahui Dispnea


akut, takikardia atau hipoksia.
Patchy infiltrates di daerah paru
bawah, dengan vascular
redistribution dan kardiomegali
menandakan gagal jantung kongestif

EKG
96%

mempunyai gelombang ST-T


abnormal dengan hipertrofi ventrikel
kiri

Beberapa

studi menemukan QRS


kompleks memanjang lebih dari 120
ms

Ecocardiograf
Ekocardiografi

dianjurkan diulang
sebelum pasien pulang, pada 6
minggu, 6 bulan dan kemudian
setiap tahun untuk menilai efikasi
terapi medis. Morfologi katup
jantung biasanya dalam batas
normal, tetapi dilatasi ventrikel kiri
bisa menyebabkan regurgitasi mitral
sekunder

MRI
MRI

sensitif untuk melihat trombus.


Magnetic resonance imaging dapat
mengukur kontraksi miokard secara
segmental dan dapat mengidentifi
kasi perubahan miokard secara
detail.

Penatalaksanaan
Pengobatanuntukkardiomiopatiperi

partumadalahsama
dengankardiomyopati dilatasi noniskemik lainnya. Namun, keadaan
janin haruslah dipertimbangkan

Non

Medikamentosa
Edukasi pasien, melakukan aktivitas
fisik yang sesuai dengan kondisi
klinis, intervensi diet dengan
pembatasan konsumsi garam,
mencegah asupan cairan berlebih,
menghindari penggunaan obat
golongan NSAID tanpa indikasi
mutlak

Medikamentosa
Inotropik:

Dopamin dan dobutamin


diberikan dengan dosis 2-20
g/kgBB/menit secara intravena.
levosimendan diberikan dengan
dosis awal 24 g/kgBB bolus
intravena selama 10 menit serta
dosis rumatan 0,1 g/kgBB/ menit
secara infus intravena selama 24
jam pertama

Digitalis
Digitalis

juga dapat digunakan


secara aman pada pasien hamil
dengan indikasi pada pasien gagal
jantung yang disertai fibrilasi atrium,
dosis 0,125 mg/hari pada pasien
gagal jantung dengan fungsi ginjal
normal.

Diuretik
Diuretik

dapat digunakan untuk


pengobatan gagal jantung kongestif
yang tidak dapat dikontrol dengan
restriksi natrium, Furosemid
10mg/hari (IV) dan 20 mg/hari (oral)
Beta blocker

Antikoagulan
Periode

peripartum merupakan suatu kondisi


peningkatan aktivitas prokoagulan, sehingga
obat golongan antikoagulan harus digunakan
secara hati-hati sesaat setelah melahirkan
Antikoagulan harus diberikan pada pasien
gagal jantung dengan fraksi ejeksi sangat
rendah karena trombus intramural ventrikel
kiri dan embolisme perifer terutama emboli
otak sering terjadi pada kardiomiopati

Obat

golongan antikoagulan dipakai


pada kondisi ini antara lain LMWH
(low molecular weight heparin) atau
antagonis vitamin K oral (warfarin)
LMWH diberikan secara injeksi
subkutan dosis 1 mg/kgBB setiap 12
jam
warfarin diberikan oral dengan target
INR berkisar antara 2,0-3,0

Daftar Pustaka
Sliwa

K, et al. Position statement on current state of kowledge on aetiology, diagnosis,


management, and therapy of peripartum cardiomyopathy: a position statement from the Heart

Failure Association of the European Society of Cardiology Working Group on Peripartum


Cardiomyopathy. European J. Heart Failure 2012;12:767-78.

Pearson GD, et al. Peripartum cardiomyopathy: National Heart, Lung, and Blood Institute and
Offi ce of Rare Diseases (National Institutes of Health) Workshop Recommendation and Review.
JAMA 2000; 283(9):1183-8.

Mishra VN, Mishra N, Devanshi. Review article: Peripartum cardiomyopathy. JAPI 2013;61:26873.

Lim CP, Sim DKL. Peripartum cardiomyopathy: experience in an Asian tertiary centre. Singapore
Med J 2013;54(1):24-7.

Carson MP. Peripartum cardiomyopathy. Emedicine online 2013.


http://emedicine.medscape.com/article/153153-overview.

Elkayam U, et al. Heart Failure; Pregnancy-asscociated cardiomyopathy: Clinical characteristics


and a comparison between early and late presentation. Circulation 2005;111:2050-5.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai