Anda di halaman 1dari 33

BAB 4

KONVERTER AC/AC

4.1 PENDAHULUAN
Suatu switch thyristor dihubungkan antara sumber AC dengan beban yang
mengalir dapat dikontrol dengan berbagai nilai tegangan rms-nya yang digunakan
ke beban.Tipe rangkaian daya ini dikenal sebagai AC Voltage Controllers.Pemakaian
AC Voltage Controllers kebanyakan digunakan pada industrial heating,load
transformer tap charging,light control,speed control of polyphase,induction motor
and AC magnet control.
Ada 2 tipe control secara umum dipakai yaitu :
1. ON-OFF Control
2. PHASE ANGEL Control
AC Voltage Control diklarifikasikan kedalam 2 tipe yaitu :
1. Single phase controllers
2. Three phase controllers
Kedua tipe ini masing-masing dibagi atas :
a. Unidirectional atau Half wave control
b. Bidirectional atau Full Wave Control

4.2 PRINSIP KONTROL ON-OFF


Prinsip control On-Off dapat dijelaskan dengan sebuah pengendali gelombang
penuh atau satu fasa seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1(a). Saklar
thyristor menghubungkan sumber AC dengan beban untuk tn, saklar ditutup dengan
sebuah gerbang penghambat pulsa untuk to waktu On, tn, biasanya terdiri dari
sejumlah integral siklus. Thyristor akan On pada tegangan nol melalui tegangan
masukan AC. Pulsa-pulsa gerbang untuk thyristor T 1 dan T2, dan bentuk gelombang
masukan dan keluaran diperlihatkan pada gambar 4.1(b).
Persamaan matematis :

Vs=Vm sin t

(4.1)

Untuk dibeban is connected n cycle disconnecting m cycle

n
V o=
2V s2 sin 2 t . d ( t )

2 (n+m) 0

Vs

n
=V s K ,
n+m

1 /2

(4.2)

K=Duty Cycle

n = Switch On
m = Switch Off

Gambar
4.1
Kontrol
ON-OFF

Arus Maksimum Thyristor,

m=

Vm
R

(4.3)

I
I

m=

n
I
2 (n+m) 0 m sint .d (t )

Im n
K . Im
=

( n+m )

(4.4)

Arus rms dari thyristor,

n
Ir =
I
2 (n+m) 0 m sin t .d (t )

1/ 2

Im
I K
n
= m
2 ( n+m )
2

(4.5)

Contoh 4.1 :
Suatu AC Voltage Controller beban R= 10 Ohm, tegangan input rms 120V 60Hz,
dengan m=75 dan n=25 cyclus. Hitunglah :
a.
b.
c.
d.
e.

Tegangan Output rms


Daya output
Power factor
Arus rms
Peak thyristor maximum current dan rms current

Jawab :
Diketahui :
Vs = 120V, f=60Hz
R = 10 ohm
m= 75 cyclus; n= 25 cyclus

Ditanyakan :
a. Vo (rms)
b. Po

= ..?
= ..?

c. PF
d. Io
e. Im,IR

= ..?
= ..?
= ..?

Penyelesaian :

V m= 2.120=169,7 V
K=

n
25
25
=
=
=0,25
n+m 25+75 100

Maka :
a.

V o ( rms )=V s K
120 0,25=60 V
I o ( rms )=

V o (rms) 60
= =6 Ampere
R
10

b.

Po=I o . R=62 .10=360 Watt

c.

PF=

Po
, dimanaVA =Vs . Is=120 x 6=720 Watt
VA

360
=0,5lagging
720

Atau Bisa juga PF= K = 0,25=0,5


d.

I o ( rms )=6 Ampere

e. The peak Thyristor

I m=

V m 169,7 V
=
=16,97 A
R
10

n
I m=
I sin t . d ( t )
2 ( n+m ) 0 m

Imn
K . Im
=

( n+m )

0,25 x 16,97
=1,35 A

Arus rms Thyristor,

n
I R=
I sin t .d (t)
2 n( n+m) 0 m

1 /2

Im
I K
n
= m
2 ( n+m )
2

( 16,97 ) 0,25
=4,24 A
2

4.3 PRINSIP KONTROL FASA (Phase angel Control)


Prinsip control fasa dapat dijelaskan berdasarkan gambar 4.2(a). Energi yang
mengalir kebeban dikontrol dengan menunda sudut tembak thyristor T1. Gambar
4.2(b) mengilustrasikan pulsa-pulsa gerbang thyristor T1 dan bentuk gelombang
tegangan masukan dan keluarannya. Dengan adanya diode D1, daerah hanya dapat
bervariasi antara 70,7% dan 100%

Tegangan keluaran dan arus masuk tidak simetris mengandung komponen DC.
Jika ada sebuah trafo masukan akan dapat menyebabkan masalah kejenuhan.
Rangkaian ini adalah pengendali setengah gelombang satu fasa dan cocok hanya
untuk beban resistif berdaya rendah, seperti pemanasan dab pencahayaan, karena
aliran daya dikontrol oleh setengah gelombang positif tegangan masukan, jenis
pengontrol ini dikenal juga dengan pengontrol banyak arah(Unidirectional).

Persamaan matematis :

V s=V m sin t

(4.6)

2V s sin t
Delay angel T1 --- t=

Rms output voltage,

( [

1
V o=
2

( [

Vs

2V s sin t . d ( t )+ sin t . d (t)


2

1 /2

2
2

])

( 1cos 2t ) . d ( t ) + ( 1cos 2 t ) . d (t )

[ (

1
sin 2
2 +
2
3

1/ 2

)]

1 /2

])

(4.7)

GAMBAR
4.2
KONTROL
SUDUT 1
FASA

Nilai tenggangan output rata-rata,

( [

1
V dc =
2

1/ 2

2 Vs sin t . d ( t ) + 2 V s sin t . d ( t )
2

])

(4.8)

2Vs
(cos 1)
2

Contoh 4.2 :
Single phase AC Voltage controller R=10 Ohm, tegangan input Vs=120V,60Hz,delay
angle T1 =/2.Hitunglah :
a.
b.
c.
d.

Vo(rms)
= .?
PF input
= .?
Vdc (Average) = .?
Idc
= .?

Jawab:
Diketahui :
Vs = 120 V, f=60Hz
R = 10 Ohm
= /2
Dintanyakan :
a.
b.
c.
d.

Vo(Rms)
= .?
PF input
= .?
Vdc (Average)
= .?
Idc (Avarage)= .?

Penyelesaian :
a.

V 0 ( rms )=120

3
4

103,92V
b. PF-

I 0 ( rms ) =

V 0 ( rms ) 103,92
=
=10,392 A
R
10

Load power,

P0=I 0 . R=(10,392)2 .10=1079,94 Watt


2

VA=V s . I 0=120 x 10,392=1247,04 VA

PF=

c. Vdc =

P0 1079,94
=
=0,866 Lagging
VA 1247,04

2
120 =27 V

d. Idc =

V dc 27
=
=2,7 Ampere
R
10

Catatan :
Tanda negative berarti arus input selama setengah siklus positif kurang
dibandingkan arus masukan selama setengah siklus negative. Jika ada sebuah
masukan trafo, inti trafo dapat terjadi saturasi. Pada prakteknya control
unidirectional ini tidak dapat digunakan.

4.4 Pengontrol Dua Arah Satu Fasa Dengan Beban Resitif


Masalah arus masukan DC dapat dicegah dengan menggunakan control
dua arah atau gelombang penuh.Pengontrolan satu fasa gelombang penuh dengan
beban resitif, rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 4.3(a). Selama tegangan
masukan setengah siklus positif, daya yang mengalir dikontrol oleh beberapa sudut
tunda dari thyristor T1, dan Thyristor T2 mengontrol daya selama tegangan
Gambar
4.3setengah
pengontrol
gelombang
penuh
1 fasa yang dihasilkan pada thyristor T1
masukan
siklus
negative.
Pulsa-pulsa
o
dan T2 terpisah 180 . Bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran
dan sinyal gerbang T1 dan T2 diperlihatkan pada gambar 4.3(b).

Persamaan matematis :

V s=V m sin t

(4.9)

V s sin t

Delay angel T1 dan T2 -- 1 = 2 =


Rms output Voltage,

( [

1 /2

2
V 0=

2V s sin t . d ( t )
2

( [

4 V s2

])

1/ 2

( 1cos 2 t ) . d ( t )

[(

1
Si n 2
Vs
+

])

1 /2

)]

Arus Beban rms,

I o ( rms )=

V o (rms)
R

(4.11)
VA = Vs.Is

Po=I o . R Watt
2

Faktor Daya Input, PF

PF=

[(

Po V 0 1
sin 2
= =
+
VA V s
2

(4.12)

)]

1/ 2

(4.10)

Arus rata-rata Thyristor,

I A=

1
2 V s sin t . d ( t )
2 R o

2 V s cos ( +1)
2 R

(4.13)

Arus rms thyristor,

( [

1
I R=
2 R2

1/ 2

2 V s sin t . d ( t )

2V

( 1cos 2t ) . d ( t )
4 R2

])

1 /2

(4.14)

[(

V
1
sin 2
s
+
2
2 R

1/ 2

)]

Contoh 4.3 :
Sebuah single phase full wave AC Voltage Controller dengan beban resitif R=10
Ohm, tegangan input rms 120 V 60 Hz, delay angel T1,T2 1, 2, =/2. Hitungla :
a.
b.
c.
d.

Rms output voltage Vo


Input Power Factor, PF
Average Current Thyristor, IA
Rms current of thyristor, IR

Jawab :

Diketahui :
Vs = 120Volt, F=60Hz
R = 10Ohm
= /2

Ditanyakan :
a. Vo (rms)= ..?
b. PF
= ..?
c. IA
= ..?

d. IR

= ..?

Penyelesaian :
a. Rms output Voltage,

V o ( rms )=

120
=84,85 Volt
2

b. Rms load current,

I o ( rms )=

V o (rms) 84,85
=
=8,485 Ampere
R
10

VA=Vs . Is=120 x 8,485=1018,2VA


Po=I o2 . R=(8,485)2 .10=719,95 Watt

[(

P
V
1
sin 2
PF= o = o =
+
VA Vs

1/ 2

)]

719,95
=0,707lagging
1018,2

c. Average Thyristor Current,

1
I A=
2 V s sin t . d ( t )
2 R
2 Vs

cos ( 1)
2 R
2 x 120

=5,7 A
2 .10
d. Rms Thyristor Current,

( [

1
I R=
2 R2

1/ 2

2 V s sin t . d ( t )

])

2 V s2

( 1cos 2 t ) . d ( t )
4 R2

[(

V
1
sin 2
s
+
2
2 R

1 /2

1/ 2

)]

120
=6 A
2 x 10

4.5 Pengontrol satu fasa dengan beban Induktif


Telah diuraikan pengontrol satu fasa dengan beban resistif pada bagian 4.4
pada prakteknya, hamper semua beban adalah bersifat induktif. Pengontrol
gelombang dengan beban RL ditunjukkan pada gambar 4.4(a). Kita asumsikan
bahwa Thyristor T1 Firing pada waktu setengah siklus positif dan membawa arus
beban. Karena induktansi pada rangkaian, arus thyristor T1 tidak akan menuju nol
pada t=, ketika tegangan masukan mulai menjadi negative, Thyristor T1 akan
Gambar rangkaian 4.4 pengontrol gelombang penuh 1 fasa beban RL
terus terhubung sampai arus i1 jatuh menjadi nol pada t=. Sudut konduksi
thyristor T1 adalah
daya beban

dan tergantung pada sudut tunda dan sudut factor

. Bentuk gelombang dan pulsa-pulsa gerbang diperlihatkan pada

gambar 4.4(b).
Sinyal-sinyal gerbang thyristor dapat berupa pulsa-pulsa pendek untuk
pengontrol dengan beban resitif. Namun demikian pulsa-pulsa pendek tersebut
tidak cocok untuk beban induktif. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar 4.4(b).
Ketika thyristor T2 firing pada

t= + , thyristor T masih terhubung karena


1

beban induksi. Pada saat arus thyristor T1 jatuh menjadi nol dan T1 menjadi off pada

t==a+ , pulsa gerbang thyristor T telah berhenti dan mengakibatkan T


2
2
tidak menjadi On. Hasilnya hanya thyristor T1 akan beroperasi, yang mengakibatkan
gelombang tidak simetris pada arus dan tegangan keluaran. Kesulitan ini dapat
diatas dengan menggunakan sinyal-sinyal gerbang yang kontinyu dengan masa
durasi (-) seperti pada gambar 4.4(c). Namun demikian,pulsa gerbang yang
kontinyu akan menyebabkan meningkatnya rugi saklar thyristor dan memerlukan
trafo isolasi yang lebih besar untuk rangkaian gerbang.Biasanya digunakan pulsapulsa dengan durasi pendek untuk mengatasi masalah ini seperti gambar 4.4(d).

Persamaan matematis :
Vs= VL + VR

di
+ R . i1 ( t )= 2V s sin t
dt

(4.15)

i 1=

2 V s . sin ( t )+ A
Z

Z = [ R 2+ ( ) 2 ]

A 1=

1 /2

etR / L

(4.16)

, t= , i 1=0

(4.17)

R a
( )( )
2 V s
.sin ( t ) . e L w
Z

(4.18)

i 1=

2 V s
Z

[sin ( t )sin ( ) . e

Sudut ,Saat

sin ( t ) . e

R a
)( t )
L w

i 1 ke zero dan T ke off,didapat


1

)( )
L

Dimana =extending angel

( [

2
V 0 ( rms )=
2

1 /2

2
S

2 V sin t . d( t)

])

(4.19)

i 1 ( t= ) =0 ,

2t
1cos . d ( t)

(4.20)

4 V 2s

[(

1
sin 2
V s=
+

1/4

)]

Arus rms thyristor,

( [

1
I R=
2

1 /2

2
1

])

i . d (t )

( RL )( wa t)

sin ( t )sin ( ) . e

. d (t )

1
1/ 2


Vs

(4.21)

sin2
2

Vs

2 R

I 0 ( rms ) =( I 2R + I 2R )= 2. I R

(4.22)

Arus rata-rata thyristor,

I A=

1
i . d (t)
2

( )( )] d .(t )
[
sin ( t ) sin ( ) e

2 Z

2Vs

R
L

a
t
w

Catatan :
1.

=0, makasin ( )=sin ( )=0 ; ==

2.

< <

(4.23)

BAB 5
KONVERTER DC/DC (Chopper)

5.1 PENDAHULUAN
Pada banyak aplikasi industry, diperlukan untuk mengubah sumber
tegangan dc tetap menjadi sumber tegangan dc yang bersifat variable. DC Chopper
mengubah secara lansung dari dc ke dc dan biasanya hal ini biasa disebut disebut
converter dc ke dc.Chopper dapat disebut sebagai dc, sama dengan trafo ac
dengan mengsuplai tegangan yang variable secara terus menerus. Seperti trafo,
chopper dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan sumber tegangan dc.
DC Chopper merupakan rangkaian yang mengkonversi input DC yang
tidak dikontrol ke output DC yang dikontrol dengan tingkat tegangan yang
diinginkan.Ada dua macam cara pengolahan daya : tipe linier dan tipe
peralihan(Switching).Tergantung dari jenis aplikasinya, masing-masing tipe memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Namun dalam perkembangannya, tipe peralihan Nampak semakin terlihat
kepopulerannya terutama karena kelebihannya dalam mengubah daya secara jauh
ebih efisien dan pemakaian komponen ukurannya lebih kecil. Pengubah daya DC-DC
(DC-DC Converter) tipe peralihan dikenal juga dengan sebutan DC Chopper.
DC Chopper dimamfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan
keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban.
Daya masukan dari proses DC-DC tersebut adalah berasal dari sumber daya DC
yang biasanya memiliki tegangan masukan yang tetap.
Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai
adalah dengan cara pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran
dan sisi masukan pada rangkaian yang sama.Komponen yang digunakan untuk
menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah swith (Solid State
electronic switch) seperti misalnya Thyristor,MOSFET,IGBT,GTO.
Chopper secara luas digunakan untuk mengkontrol perputaran motor
traksi pada automobile elektrik, mobil trolley,kapal pengangkut, truk forklift dan
lain-lain. Chopper menghasilkan putaran yang baik, efisiensi yang tinggi dan
respons dinamik yang tepat.
Selain itu dapat pula digunakan untuk pengereman regenerative pada
motor-motor DC untuk mengembalikan energy pada sumber, dan hal ini
menghasilkan adanya penghematan energy transportasi dengan adanya
penghentian yang sering dilakukan. Chopper digunakan pada regulator tegangan dc

dan juga digunakan pada penghubung dengan inductor,untuk membangkitkan


sumber arus dc,terutama untuk pembalik arus.
Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu
penaikan tegangan (step-up)dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi
dari tegangan masukan, dan penurunan tegangan(step-down) dimana tegangan
keluaran lebih rendah dari tegangan masukan.

5.2 PRINSIP KERJA DC CHOPPER


DC Chopper mempunyai Prinsip kerja diantara lain :
a. Prinsip kerja step-Down
Prinsip kerja step down dapat dijelaskan melalui gambar 5.1(a).Ketika saklar
SW ditutup selama waktu t1,tegangan masukan Vs muncul melalui beban.Bila
saklar tetap off selama waktu t2, tegangan melalui beban dan arus beban
juga ditunjukkan pada gambar 5.1(b)
Tegangan keluaran rata-rata diberikan oleh :

V o=

t1
t
1
Vodt= 1 V s =ft V s =k V s

T 0
T

(5.1)

Dan arus beban rata-rata,

I a=

Va
=k V s / R
R

(5.2)

Dengan T adalah periode chopping, k=t 1/T adalah duty cycle chopper, dan f
adalah frekuensi chopping. Nilai rms tegangan keluaran ditentukan dari :

1/ 2

( [ ])

1
V 0 ( rms )=
T

kT

2
o

v . dt

k V s

(5.3)

kT
kT
V 2o
V 2s
1
1
2
Pi= v o . dt = .
dt =k
T 0
T 0 R
R

(5.4)

Gambar 5.1 Chopper Step-down dengan beban resistif

Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada rugi-rugi pada chopper maka


daya masukan pada chopper sama dengan daya yang diberikan dengan, resistansi
masukan efektif yang dilihat dari sumber adalah :

R 1=

Vs
Vs
R
=
=
I k V s/ R k

(5.5)
Duty cycle k dapat divariasikan dari 0 sampai 1 dengan bervariasi
menurut t1, T dan f. Maka tegangan keluaran V0 dapat divariasikan dari 0 sampai Vs
dengan mengatur k, dan aliran daya dapat diatur melalui :
1. Operasi pada frekuensi konstan.
Frekuensi chopping f(atau periode chopping T) dijaga tetap dan waktu on t1
divariasikan. Lebar pulsa bervariasi dan control jenis ini dikenal dengan nama
control pulse-width-modulation(PWM).
2. Operasi Pada frekuensi yang variable

Frekuensi chopping f bervariasi. Pada waktu on t 1 atau pada waktu off t2 dijaga
tetap. Ini disebut modulasi frekuensi.Frekuensi divariasikan untuk batasan yang
lebar untuk mendapatkan batasan tegangan keluaran yang penug.Kontrol jenis ini
membangkitkan harmonisa pada frekuensi yang tidak bias ditentukan sehingga
akan sangat sulit untuk merancang filter.

Contoh 5.1 :
Chopper dc gambar diatas (Gambar 5.1), dengan nilai tahanan R=10 Ohm, dan
Vs=220V, Voltage drop 2V,Frekuensi chopping f=1 kHz, duty cycle 50%. Hitung :
a.
b.
c.
d.
e.

Tegangan output rata-rata


Tegangan rms output
Efesiensi
Tahanan input efektif
Harga rms dari komponen fundamental dari teganga harmonic keluaran

Jawab :
Diketahui :
R= 10 Ohm, Vs=220 V, Voltage drop=Vch 2 V, frekuensi chopping
F= 1 kHz, Duty Cycle=k=50%=0,5
Dintanyakan :
a.
b.
c.
d.
e.

V0
=
V0(rms)
N
=
Ri
=
V0(t) =

.?
= .?
.?
.?
.?

Penyelesaian :
a.

V 0=k V s=( 0,5 ) . ( 2202 ) =109V

b.

0,5

V 0 ( rms )= k V s =

c. Daya Keluaran :

1 /2

kT
(V sV )
V 2o
. dt= .
R
R
0
ch

dt=k

V s V ch
R

kT

1
P0=
T 0
0,5

2202
=2376,2Watt
10

Daya masukkan :

P 1=

kT
kT
Vs ( V s V ch )
Vs ( VsVch )
1
V
.
i
dt=
.
dt=k

s
T 0
R
R
0

0,5

n=

( 220 ) .(2202)
=2398 Watt
10

P0 2376,2
=
x 100 =99,09
P1 2398
Vs
Vs
R 10
=
= =
=20 Ohm=R a
I a (k . V )2 k 0,5

d.

R i=

e.

2 k
1cos sin 2 nt

Vs
2 n ft +

n . n =1
2 n k cos
sin
Vs
V 0 (t )=k V s +

n . n=1
n=1,

2 k
1cos sin ft

2 k cos 2 f +
sin
V
V 1 ( t )= s

2202
[ sin (2 .1000 t) ]=140,06 sin (6283,2 t)

140,06
=99,04 V
2

b. Prinsip kerja step-up


Chopper dapat digunaka untuk menaikkan tegangan dc.susunan kerja
untuk operasi step-up ditunjukkan pada gambar. Bila saklar dibuka selama
waktu t2, energy yang tersimpan pada inductor akan dipindahkan kebeban
melalui diode D1 dan arus inductor menjadi jatuh. Dengan asumsi bahwa
arus yang mengalir adalah tetap, bentuk gelombang untuk inductor
ditunjukkan pada gambar 5.2.

Gambar 5.2 susunan kerja untuk operasi step-up

Bila chopper di On-kan, tegangan yang melalui inductor adalah ;

V L =L

di
dt

(5.6)

Dan ini memberika arus ripple puncak pada inductor,

I=

Vs
t
L 1

(5.7)

Tegangan keluaran instantaneous adalah :

V 0=V s+ L

t1
I
1
=V s 1+ =V s
t2
t2
1k

( )

(5.8)
Bila sebuah kapasitor CL dihubungkan dengan beban seperti terlihat pada
garis putus-putus pada gambar 5.3, Tegangan keluaran akan tetap dan V 0 akan
menjadi nilai rata-rata Va. Instantaneous bahwa tegangan yang melalui beban dapat
dinaikkan dengan memvariasikan duty cycle, k dan tegangan keluaran minimum
adalah Vs bila k=0.
Namun demikian chopper tidak dapat On terus- menerus shingga k=1. Untuk
nilai k yang cenderung menuju satu, tegangan keluaran menjadi sangat besar dan
sangat sensitive untuk mengubah nilai k, seperti terlihat pada gambar 5.3(a).
Prinsip ini dapat diaplikasikan untuk memindahkan energy dari satu sumber
tegangan ke lainnya seperti terlihat pada gambar 5.3(a). Rangkaian ekivalen untuk
mode-mode operasi ditunjukkan pada gmabar 3.11(c). Arus inductor untuk mode I
diberikan sebagai berikut.

V s= L

di 1
dt

(5.9)

Dan dinyatakan sebagai,

I 1 ( t )=

Vs
t+ I 1
L

(5.10)

Gambar 5.3 susunan gelombang arus

Dimana i1 adalah arus mula untuk mode 1. Selama mode 1, arus harus menungkat
dan kondisi yang penting adalah,

di
>0 Untuk V s >0
dt
Arus untuk mode 2 diberikan sebagai berikut,

V s= L

di 2
+E
dt

(5.11)

Dan penyelesaian adalah ;

i 2 ( t )=

V sE
t+ I 2
L

(5.12)
Dengan I2 adalah arus mula untuk mode 2. Untuk system yang stabil, arus
harus turun dan kondisi yang memenuhi adalah;

di2
<0 dan V s < E
dt
Bila kondisi ini tidak memenuhi, arus inductor akan tetap naik dan akan
menjadi tidak stabil. Maka, kondisi untuk pemindahan daya yang terkontrol adalah :

0<V s< E
Persamaan (5.12) menyatakan bahwa sumber tegangan Vs, Harus lebih kecil
dari tegangan E agar transfer daya dari sumber yang tetap (atau Variable)
ketegangan DC tetap bias dilakukan, pada pengereman elektris motor-motor dc,
dengan motor-motor bekerja sebagai generator dc, tegangan terminalnya akan
jatuh bila kecepatan mesin berkurang. Chopper dapat memindahkan daya
kesumber dc tetap atau rheostat.
Bila chopper di-on-kan, energy akan dipindahkan dari sumber Vs ke inductor
L. dan bila chopper di-off-kan sejumlah energy yang tersimpan pada inductor akan
dipindahkan ke baterai E.
5.3 RANCANGAN RANGKAIAN CHOPPER
Yang paling diharapkan untuk rancangan ragkaian komtasi adalah mendapat
sesuatu yang memuaskan waktu turn-off untuk mensaklar thyristor utama ke-off.
Analisis-analisis dari bentuk persamaan untuk chopper klasik, memperlihatkan
bahwa waktu turn-off tergantung pada tegangan kapasitor komutasi V c.
Adalah sangatlah lebih sederhana merancang rangkaian komutasi bila
induktansi sumber dapat diabaikan atau arus beban tidak tinggi, tetapi dikasus arus
beban lebih tinggi induktansi kesasar yang selalu muncul dalam praktek. Induktansi
sumber membuat persoalan rancangan non-linier dan metode interactive
diharapkan menghitung komponen komutasi dari piranti daya tergantung pada
induktansi seumber dan arus beban.
Tidak ada aturan yang tetap untuk merancang rangkaian chopper dan
berbagai rancangan dengan tipe rangkaian yang terpakai. Perancangan memiliki
batasan-batasan luas dari pilihan dan nilai komponen L m, C. komponen dipengaruhi
oleh tegangan puncak dan tegangan yang diizinkan. Batas-batas tegangan dan arus
komponen Lm,C dan piranti memberikan batasan maksimum.
Langkah-langkah dalam perancangan :
1. Identifikasi tipe-tipe operasi untuk rangkaian chopper.
2. Hitung rangkaian equivalen sesuai tipe.
3. Hitung arus dan tegangan sesuai tipe dan bentuk gelombangnya.
4. Evaluasi nilai komponen komutasi Lm, C yang cocok dengan batas
rancangan.
5. Hitung batas tegangan dan arus dari komponen dan piranti.

Kita dapat mencatat bahwa tegangan keluaran berisi harmonic-harmonik, sehingga


filter tipe C, tipe L dan LC bias dihubungkan ke output yang diharapkan untuk
mengurangi keluaran harmonic.
Sebuah chopper dengan beban induktif yang tinggi seperti ditunjukkan pada
gambar 5.4. arus beban ripple diabaikan( I =0 . Bila arus beban rata-rata
adalah Ia , arus beban puncak adalah

1cos 2 fk
( )sin 2 nf
Ia
sin 2 k . cos 2 nft+
n n=1

I
i nh ( t )=kI a + a
n n=1

(5.13)

Komponen fundamental (n=1), arus harmonis yang dibangkitkan chopper


pada bagian masukan diberikan,

i Ih ( t ) =

Ia
I
sin 2 k . cos 2 ft+ a ( 1cos 2 k ) sin 2 ft

(5.14)

Nilai Harmonis ke-n pada sumber dapat dihitung,

i ns ( t )=

1
I nh=
2
1+(2 f ) L e Ce

1
2
nf
1+( )
f0

Gambar 5.4 bentuk gelobang arus masukan chopper

(5.15)

Dimana f adalah frekuensi chopper dan

f 0=1/ ( 2 Le C e )

adalah frekuensi

resosinansi system. Bila (f/f0) >>1, yang merupakan kasus umum, arus hermonis
ke-n pada sumber menjadi,

I ns =I nh

( nff )
0

(5.16)

Frekuensi chopping yang tinggi mengurangi jumlah elemen filter masukan.


Namun frekuensi harmonis yang dibangkitkan oleh chopper pada sumber line juga
meningkat, hal ini dapat menyebabkan masalah interfensi terhadap sinyal control
dan komunikasi.
Gambar 5.5 Chopper dengan filter masukan

Gambar 5.6 rangkaian pengganti untuk arus harmonik

Contoh 5.2 :
Diinginkan merancang chopper komutasi impulse seperti gambar rangkaian berikut
(gambar 5.7), dioperasikan dengan sumber tegangan Vs=220V dan arus beban
puncak Im=440A. tegangan keluaran minimum harus harus lebih kecil 5% Vs dan
arus resonansi puncak dibatasi menjadi 80% Im . waktu turn-off diingkan Ioff = 25

dan induktansi sumber L=4 H . Hitunglah :


a. Nilai komponen LmC
b. Frekuensi chopping maksimum yang diinginkan
c. Rating semua komponen dan divais asumsikan bahwa arus ripple
diabaikan.

Gambar 5.7 Chopper tiga thyristor impuls-commutated

Jawab :
Diketahui :
Vs

= 220 V

Im

= 440 A

Ioff

= 25 s

Vo(min)

= 0,05 x 220 = 11 V

= 4 H

L
Ditanyakan :

a. LmC
= ?
b. Fchopping
= ?
c. Rating Komponen
= ?
Penyelesaian :
a. Waktu turn-off adalah :

t off =

V s. C
L C Vs.C
= V s+ I m s
=
+ LC
Im
C I
Im

Atau

V s .C 2 2
V s . C 2 2V 2 .C t off
t off
=t off +

=Ls C
Im
Im
Im

( )

Dengan mengsubtitusikan nilai : 25C2 29C + 625 = 0 didapatkan C=87,4

atau 28,6 F . Pilih nilai C terkecil yaitu 28,6 F

b. Tegangan lebih adalah

V =440

Tegangan Kapasitor adalah

4
=160 V
30

V c =V s =220+160=380Volt

Arus resonansi puncak adalah :

I p =380

30
=0.8 x 440=352
Lm

Atau Lm = 34,96

dibulatkan 30 F .

Misalkan nilai Lm = 35 H

dan arus balik

t r= 35 x 30=101,8 S , waktu turnoff menjadi

t off =380 x

t d=220 x

30
( 440
)=25,9 s dan diperoleh nilai

30
( 440
)=15 s dan waktu komutasi

t c =25,9+15=40,9 s .
Frekuensi chopping dapat ditentukan melalui kondisi tegangan minimum
sebagai berikut :

f [ ( 220 x 110,8 ) + ( 0,5 x 40,9 ) x ( 380+220 ) x 106 ] atau f =317 Hz

Gambar 5.8 bentuk gelombang contoh 5.2

C. Penentuan rating peralatan dan piranti :


T1 :

Arus rata-rata Iav = 440 A ( asumsi duty cycle k=1)


Arus puncak Ip = 440 + (0,8x 3340)=792 A
Arus rms maksimum karena beban Irms = 440 A
Arus rms karena resonansi balik.

Anda mungkin juga menyukai