Tidak Ada Organisasi Yang Bebas Dari Fraud
Tidak Ada Organisasi Yang Bebas Dari Fraud
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu akuntansi, selain
memberikan manfaat juga menjadi salah
satu sumber masalah. Salah satu
permasalahan yang terjadi adalah adanya
kecurangan (fraud). Laporan keuangan
merupakan salah satu bagian yang rentan
terhadap perilaku kecurangan. padahal,
laporan keuangan merupakan sumber
informasi penting dalam organisasi. Ikatan
Akuntan Indonesia (2001) mendefinisikan
kecurangan sebagai:(1) salah saji yang
timbul dari kecurangan dalam pelaporan
keuangan
yaitu
salah
saji
atau
penghilangan secara sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan
untuk mengelabuhi pemakai laporan
keuangan, (2) salah saji yang timbul dari
perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
(seringkali disebut dengan penyalahgunaan
atau penggelapan) berkaitan dengan
pencurian aktiva entitas yang berakibat
laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Teori segitiga kecurangan (fraud
triangle)
menjelaskan
bahwa
pada
dasarnya terdapat tiga faktor yang
menyebabkan
seseorang
melakukan
kecurangan (fraud) yaitu kesempatan
(opportunity), tekanan (pressure) dan
rasionalisasi (rasionalization). Cabang fraud
terdiri atas
Assets Misappropriation
(penyalahgunaan asset), Fraud Statement
(kecurangan laporan keuangan) dan
korupsi.
Wilopo (2006) menyatakan bahwa
salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk meminimalisir tindakan kecurangan
adalah
melalui
peningkatan
sistem
pengendalian intern. Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah dijelaskan bahwa
pengendalian intern merupakan proses
yang intergral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efesien,
keandalan
pelaporan
keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Wilopo
(2006)
menyatakan
bahwa
peningkatan efektivitas pengendalian intern
akan mampu menekan kecurangan dan
perilaku tidak etis.
Selain
peningkatan
efektivitas
sistem pengendalian faktor lain yang dapat
mempengaruhi
terjadinya
kecurangan
(fraud) adalah ketaatan terhadap aturan
akuntansi. Standar akuntansi seringkali
dijadikan alasan pembenaran (rasionalisasi)
oleh para pelaku kecurangan (fraud)
Laporan keuangan merupakan bagian yang
paling
rentan
terhadap
perilaku
kecurangan. Pada dasarnya standar
akuntansi dibuat selain bertujuan untuk
menyeragamkan format laporan, juga
bertujuan
untuk
mempermudah
pemeriksaan. Wilopo (2006) menyatakan
bahwa manajemen perusahaan harus
melaksanakan aturan akuntansi untuk
mengatasi permasalahan keagenan. Hal ini
didukung pernyataan Kusumastuti (2012)
yang menyatakan bahwa jika manajemen
perusahaan tidak melaksanakan aturan
Model
1
R
R Square
a
.795
.633
Adjusted R Square
.619
Efektivitas SPI
Ketaatan Aturan Akuntansi
Kesesuaian Kompensasi
Good Governance
Constant
R
R Square
Adjusted R Square
F hitung
Sig. F hitung
Sumber : data primer diolah 2014
Undstandartized
Coefficient
B
Std.
Standardize
d
Coefficient
Beta
Error
.134
.128
.153
.077
-.178
-.202
-.289
-.253
-.279
-.340
-.440
-.206
= 51.409
= 0,795
= 0,633
= 0,619
= 47,352
= 0,00
Sig
-2.079
-2.663
-2.865
-2.677
.040
.009
.005
.009