Anda di halaman 1dari 11

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

PENGARUH EFEKTIfITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL,


KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, PERSEPSI KESESUAIAN
KOMPENSASI DAN IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE
TERHADAP KECENDERUNGAN FRAUD
(STUDI EMPIRIS PADA SKPD DI KABUPATEN TABANAN)
1

Ni Luh Putu Purnama Sari ,


Gede Adi Yuniarta, 2I Made Pradana Adiputra

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {purnama. Pounick @gmail.com, gdadi ak @yahoo.co.id,


adiputraundiksha.gmail.com.}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas sistem
pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, persepsi kesesuaian kompensasi dan
implementasi good governance terhadap kecenderungan fraud secara parsial maupun
simultan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan menggunakan instrumen kuisioner. Penelitian ini
menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Penelitian dilakukan pada
SKPD di Kabupaten Tabanan. Obyek penelitian adalah persepsi pegawai bagian
akuntansi/keuangan pada setiap SKPD mengenai efektivitas sistem pengendalian
internal, ketaatan aturan akuntansi, persepsi kesesuaian kompensasi dan implementasi
good governance terhadap kecenderungan fraud. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 115 orang.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda yang
diolah dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara parsial efektivitas sistem
pengendalian internal berpengaruh signifikan negatif terhadap fraud, (2) ketaatan aturan
akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap fraud, (3) secara parsial
persepsi kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan negatif terhadap fraud,
implementasi good governance secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap
fraud dan (5) secara simultan efektivitas sistem pengendalian intern, ketaatan aturan
akuntansi, persepsi kesesuaian kompensasi dan implementasi good governance
berpengaruh simultan negatif terhadap kecenderungan fraud.
Kata kunci: fraud, pengendalian internal, good governance
Abstract
The study aimed at finding out the contribution of the effectiveness of internal
control system, adherence to accounting rules, appropriate compensation perception,
and the implementation of good governance on the fraud tendency both partially as well
as simultaneously. Ths study utilized a quantitative approach, using questionnaires to
collect the data in the forms of primary and secondary types. This study was conducted at
all SKPD office around Tabanan regency, focusing on the object such as the perception
of the accounting staffs at the SKPD offices about the effectiveness of internal control
system, adherence to accounting rules, appropriate compensation perception, and the

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
implementation of good governance on the fraud tendency. There were about 115
respondents selected based on the purposive sampling technique as the samples of the
study. The analysis was made by using multiple regression method supported by SPSS
version 19 for Windows program.
The results indicated that partially (1) the effectiveness of internal control system
had a negative, but significant effect on the fraud, (2) adherence to accounting rules had
a negative, but significant effect on the fraud, (3) appropriate compensation perception
had a negative, but significant effect on the fraud, and (4) the implementation of good
governance had a negative, but significant effect on the fraud, and (5) the effectiveness
of internal control system, adherence to accounting rules, appropriate compensation
perception, and the implementation of good governance had a simultaneous negative
effect on the fraud tendency.
Key-words: fraud, internal control, good governance

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu akuntansi, selain
memberikan manfaat juga menjadi salah
satu sumber masalah. Salah satu
permasalahan yang terjadi adalah adanya
kecurangan (fraud). Laporan keuangan
merupakan salah satu bagian yang rentan
terhadap perilaku kecurangan. padahal,
laporan keuangan merupakan sumber
informasi penting dalam organisasi. Ikatan
Akuntan Indonesia (2001) mendefinisikan
kecurangan sebagai:(1) salah saji yang
timbul dari kecurangan dalam pelaporan
keuangan
yaitu
salah
saji
atau
penghilangan secara sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan
untuk mengelabuhi pemakai laporan
keuangan, (2) salah saji yang timbul dari
perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
(seringkali disebut dengan penyalahgunaan
atau penggelapan) berkaitan dengan
pencurian aktiva entitas yang berakibat
laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Teori segitiga kecurangan (fraud
triangle)
menjelaskan
bahwa
pada
dasarnya terdapat tiga faktor yang
menyebabkan
seseorang
melakukan
kecurangan (fraud) yaitu kesempatan
(opportunity), tekanan (pressure) dan
rasionalisasi (rasionalization). Cabang fraud
terdiri atas
Assets Misappropriation
(penyalahgunaan asset), Fraud Statement
(kecurangan laporan keuangan) dan
korupsi.
Wilopo (2006) menyatakan bahwa
salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk meminimalisir tindakan kecurangan

adalah
melalui
peningkatan
sistem
pengendalian intern. Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah dijelaskan bahwa
pengendalian intern merupakan proses
yang intergral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efesien,
keandalan
pelaporan
keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Wilopo
(2006)
menyatakan
bahwa
peningkatan efektivitas pengendalian intern
akan mampu menekan kecurangan dan
perilaku tidak etis.
Selain
peningkatan
efektivitas
sistem pengendalian faktor lain yang dapat
mempengaruhi
terjadinya
kecurangan
(fraud) adalah ketaatan terhadap aturan
akuntansi. Standar akuntansi seringkali
dijadikan alasan pembenaran (rasionalisasi)
oleh para pelaku kecurangan (fraud)
Laporan keuangan merupakan bagian yang
paling
rentan
terhadap
perilaku
kecurangan. Pada dasarnya standar
akuntansi dibuat selain bertujuan untuk
menyeragamkan format laporan, juga
bertujuan
untuk
mempermudah
pemeriksaan. Wilopo (2006) menyatakan
bahwa manajemen perusahaan harus
melaksanakan aturan akuntansi untuk
mengatasi permasalahan keagenan. Hal ini
didukung pernyataan Kusumastuti (2012)
yang menyatakan bahwa jika manajemen
perusahaan tidak melaksanakan aturan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
akuntansi yang benar, maka kredibilitas
informasi pada laporan keuangan tidak
akan tercapai.
Selain faktor rasionalisasi, faktor lain
yang dapat memicu terjadinya kecurangan
adalah tekanan (pressure). Tekanan pada
karyawan
umumnya
muncul
karena
kompensasi yang tidak sesuai. Kompensasi
merupakan imbalan material yang diterima
seseorang sehubungan dengan atas
pekerjaan yang dilakukan. Fauwzi (2011)
menyatakan bahwa kompensasi bertujuan
agar manajemen dapat bertindak sesuai
keinginan pemilik perusahaan dan tidak
melakukan tindakan menyimpang.
Saat ini, organisasi sektor publik
dituntut untuk melaksanakan sistem
pemerintahan
yang
baik
(good
Governance).
Good
Governance
merupakan sistem pemerintahan yang
handal, pelayanan publik yang efesien serta
pemerintah yang akuntabel terhadap publik
(Rosjidi, 2010). Terdapat tiga prinsip dasar
dalam penyelenggaraan good governance
yaitu transaparansi, akuntabilitas dan
partisipasi. Willopo (2006) menyebutkan
bahwa salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi peluang
terjadinya fraud adalah melalui penerapan
prinsip-prinsip good governance secara
optimal.
Indonesia merupakan salah satu
negara dengan tingkat korupsi yang masih
tinggi. Berdasarkan hasil survey dari
transparency.org yang dipublikasikan tahun
2010 diperoleh data bahwa Indonesia
merupakan Negara terkorup no 5 sedunia
satu level di bawah Negara Kamerun.
Penelitian ini dilakukan di pemerintah
Kabupaten karena berdasarkan data dari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari
381 kasus korupsi yang terjadi selama
tahun 2004 sampai 2014, sebanyak 89
kasus korupsi terjadi di lingkup pemerintah
kabupaten atau Kota. Hal ini menunjukkan
bahwa tindakan kecurangan pada lingkup
pemerintah kabupaten/kota masih cukup
tinggi. Selain itu, penelitian ini dilakukan
pada SKPD di Kabupaten Tabanan karena
di luar prestasi yang telah dilakukan, masih
terdapat
kelemahan-kelemahan
pada
organisasi ini. Salah satunya adalah kasus
korupsi dana bantuan sosial oleh I Wayan
Sukaja selaku mantan ketua DPRD

Tabanan senilai Rp 445 juta (dikutip dari


balipost edisi 13 November 2012). Selain
itu,
terdapat
beberapa
dugaan
penyalahgunaan anggran salah satu
adanya dugaan markup harga pengadaan
lahan Rumah Sakit Tabanan (infokorupsi,
2014). Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk mengangkat judul
Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian
Intern, Ketaatan Aturan Akuntansi, Persepsi
Kesesuaian Kompensasi dan Implementasi
Good Governance Terhadap Fraud ( Studi
Empiris Pada SKPD di Kabupaten
Tabanan).
James A.Hall (2009) mendefinisikan
kecurangan (fraud) sebagai suatu tindakan
penipuan yang disengaja dilakukan yang
menimbulkan kerugian pihak lain dan
memberikan keuntungan bagi pelaku
kecurangan dan atau kelompoknya.
Menurut teori Fraud Triangle yang dikutip
dalam Najahningrum (2013) menyatakan
bahwa pada dasarnya kecurangan atau
fraud terjadi karena adanya tekanan
(pressure), peluang (opportunity) serta
rasionalitas (razionalization). Sementara itu,
terdapat tiga jenis kecurangan (fraud)
sebagaimana dikutip dari Amrizal (2004)
yakni penyalah gunaan asset (assets
misappropriation), kecurangan laporan
keuangan (fraud statement) dan korupsi
(corruption).
Willopo (2006) menyatakan bahwa
salah satu upaya untuk meminimalisir
tindakan kecurangan adalah dengan
peningkatan efektifitas sistem pengendalian
intern.
Sistem
pengendalian
intern.
Sehingga diduga terdapat pengaruh negatif
antara pengendalian intern terhadap fraud
dengan menarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Efektivitas sistem pengendalian
intern berpengaruh signifikan negatif
terhadap Fraud.
Wolk
and
Tearny
(1997)
sebagaimana dikutip dalam Rahmawati
(2012) menyebutkan bahwa kegagalan
penyusunan laporan keuangan yang
disebabkan karena ketidak taatan dapat
dideteksi melalui pernyataan standar yang
jelas. Standar akuntansi pemerintahan
(SAP) dibuat selain sebagai upaya untuk
penyeragaman laporan keuangan, juga
bertujuan untuk memudahkan pemeriksaan
guna meminimalisir terjadinya kecurangan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
(fraud). Hasil penelitian Wilopo (2006)
menyatakan bahwa ketaatan aturan
akuntansi berpengaruh negatif terhadap
fraud berdasarkan hal tersebut maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H2
:Ketaatan Aturan Akuntansi
berpengaruh signifikan negatif terhadap
fraud.
Rahmawati (2014) menyatakan
bahwa kompensasi merupakan balas jasa
yang diberikan oleh organisasi kepada
karyawan, yang dapat bersifat financial
maupun non financial pada periode yang
tetap. Martoyo (1994) sebagaimana dikutip
dalam Rahmawati 2014 menyatakan bahwa
tujuan pemberian kompensasi selain
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
ekonomi karyawan juga bertujuan untuk
menunjukkan penghargaan dan perlakuan
adil organisasi terhadap karyawannya.
Penelitian yag dilakukan Mustikasari (2013)
memperoleh hasil bahwa kesesuaian
kompensasi berpengaruh negatif terhadap
fraud. Berdasarkan hal ini diduga persepsi
kesesuaian
kompensasi
berpengaruh
negatif terhadap fraud dengan merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3 :Persepsi Kesesuaian Kompensasi
berpengaruh signifikan negatif terhadap
fraud.
Selain faktor diatas, penerapan
good governance juga erat kaitannya
dengan fraud. Forum For Corporate
Governance
in
Indonesia
(FCGI)
mendefinisikan Good Governance sebagai
seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham,
pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan
serta
para
pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak hak dan
kewajiban mereka, atau dapat dikatakan
sebagai suatu sitem yang mengarahkan
dan
mengendalikan
perusahaan
(Ratnayani, 2014)
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/15/M.PAN/2008 tentang Pedoman
Umum Reformasi Birokrasi Menteri Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara,menyatakan tujuan dari Good
Governance adalah terwujudnya birokrasi
yang bersih, birokrasi yang efesien, efektif

dan produktif, birokrasi yang transparan,


birokrasi yang melayani masyarakat serta
birokrasi yang akuntabel. Implementasi
good governace berorientasi pada proses,
sistem, prosedur dan peraturan yang
membuat suatu entitas bertindak dengan
suatu kerangka atau panduan dalam
rangka untuk mencapai tujuan dan
meningkatkan efektivitas dan efesiensi
dalam
menciptakan
kesinambungan
ekonomis dan tujuan sosial. Penelitian
Ratnayani (2013) memperoleh hasil bahwa
implementasi
good
governance
berpengaruh signifikan negatif terhadap
fraud. Sehingga dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H4
:
Implementasi
Good
Governance berpengaruh signifikan negatif
terhadap fraud.
Wilopo (2006) menyatakan bahwa
kecurangan (fraud) dapat diminimalisir
melalui peningkatan efektivitas sistem
pengendalian
internal,
peningkatan
ketaatan aturan akuntansi. serta penerapan
sistem kompensasi yang sesuai. Willopo
(2006) menyarankan untuk meminimalisir
fraud perlu diimplementasikan prinsipprinsip good governance. Berdasarkan hal
tersebut, maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H5
:
efektivitas
sistem
pengendalian intern, ketaatan aturan
akuntansi,
persepsi
kesesuaian
kompensasi dan implementasi good
governce secara simultan berpengaruh
negatif terhadap fraud.
METODE
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif,
dimana
pengumpulan data dilakukan melalui
kuesioner
dan
akan
dianalisis
menggunakan bantuan program SPSS.
Berdasarkan sumbernya, penelitian ini
menggunakan dua jenis data yaitu data
primer yang bersumber dari jawaban
responden yang dikumpulkan oleh peneliti
serta data sekunder berupa data atau
informasi yang diperoleh secara tidak
langsung dari objek penelitian mengenai
gambaran umum lokasi penelitian,struktur
organisasi serta data lainnya yang
digunakan dalam penelitian ini.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai pada SKPD di Kabupaten
Tabanan. Sementara responden penelitian
adalah kepala bagian keuangan dan
pegawai bagian keuangan/akuntansi pada
20 SKPD di Kabupaten Tabanan. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling
Jumlah populasi yang memenuhi kriteria
adalah sebanyak 210 orang Jumlah sampel
adalah sebanyak 138 orang.
Instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuisioner yang
akan disebar kepada responden. Setiap
pertanyaan pada kuisioner akan disediakan
lima alternatif jawaban yaitu (5) sangat
setuju, (4) setuju, (3) Netral, (2) tidak setuju
dan (1) sangat tidak setuju. Butir
pernyataan kuesioner untuk variabel
efektivitas sistem pengendalian intern,
ketaatan
aturan
akuntansi
persepsi
kesesuaian
kompensasi
dan
fraud
menggunakan instrument penelitian yang
dikembangkan
oleh
Willopo
(2006)
sementara untuk variabel implementasi
good governance menggunakan instrument
penelitian
yang
dikembangkan
oleh
Ratnayani (2013).
Uji Kualitas data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi pengujian
validitas dan pengujian reliabilitas. Sebelum
data dianalisis lebih lanjut dengan analisis
linear berganda, terlebih dahulu data akan
diuji dengan uji asumsi klasik yaitu uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan
uji
normalitas.
Metode
analisis
menggunakan analisis regresi linear
sederhana dan berganda, uji t, koefisien
determinasi(R2) dan uji F. Dalam uji
reliabilitas, semakin dekat nilai koefisien
keandalan dengan 1,0, maka akan semakin
baik. Data dikatakan reliable jika nilai alpha
cronbachs > 0,6 dengan tarif signifikan 5%,
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas,
uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas.
Uji hipotesis menggunakan analisis
regresi berganda yang digunakan untuk
melihat pengaruh beberapa variabel
independen terhadap variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah kuesioner yang disebar
dalam penelitian ini adalah sebanyak 138
buah yang merupakan sampel pada

penelitian ini, Sedangkan kuesioner yang


kembali dan memenuhi syarat untuk diolah
adalah sebanyak 115 buah.
Syarat minimum suatu kuesioner
dikatan valid adalah jika korelasi antara
butir dengan skor totalnya positif dan lebih
besar dari R tabel (R hitung >0,1562). Hasil
dari uji instrument validitas diperoleh bahwa
nilai Pearson Correlation untuk setiap butir
pernyataan lebih besar dari 0,1562
sehingga dapat dinyatakan valid. Hasil dari
uji instrument realibilitas yang diperoleh
untuk
variabel
efektivitas
Sistem
pengendalian intern adalah 0,903 untuk
ketaatan aturan akuntansi 0,617 untuk
variabel kesesuaian kompensasi 0,848, dan
untuk good governance adalah 0,846 serta
0,916 untuk variabel fraud. Karena seluruh
variabel mempunyai nilai Cronbachs Alpha
> 0,60 maka data dinyatakan reliable. Hasil
uji multikolonearitas menunjukkan nilai
tolerance dan VIF untuk variabel efektivitas
sistem pengendalian intern adalah 0,458
dan 2,183 , variabel Ketaatan aturan
akuntansi,memiliki nilai tolerance dan VIF
yaitu 0,579 dan 1,729. Untuk variabel
kesesuaian kompensasi mempunyai nilai
tolerance dan VIF masing-masing 0,328
dan 3,051 dan implementasi good
governance memiliki nilai tolerance dan VIF
sebesar 0,375 dan 2,669. Semua variabel
memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1
dan nilai VIF kurang dari 10 sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.
Hasil
uji
heteroskedastisitas
diperoleh nilai signifikansi untuk variabel
efektivitas sistem pengendalian intern
sebesar 0,848 variabel ketaatan aturan
akuntansi 0,627. Untuk variabel kesesuaian
kompensasi memiliki nilai signifikansi 0,977
dan variabel good governance sebesar
0,655. Nilai signifikansi untuk masingmasing variabel lebih besar dari alpha 5%
( > 0,05) sehingga dapat dinyatakan
model regresi terbebas dari masalah
heterokedastisitas. Normalitas data dilihat
dari uji plots pada gambar 1

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
Dari gambar tersebut terlihat data
menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya hal ini menunjukkan bahwa
data berdistribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 1 : Normalitas Data
Sumber : Data Primer Diolah,2014
2

Tabel 1 Hasil Koefisien Determinasi (R )


Model Summaryb

Model
1

R
R Square
a
.795
.633

Adjusted R Square
.619

Std. Error of the Estimate


2.457

a. Predictors: (Constant), Good_Governance, Keataantan_Aturan_Akuntansi,


Keefektivan_SPI, Persepsi_Kesesuaian_Kompensasi
b. Dependent Variable: Fraud
Sumber : data primer diolah, 2014

Dari tabel 1 dapat dilihat nilai R2 (R


Square) sebesar 0,633. Untuk pengujian
koefisien determinasi, nilai R2 menunjukkan
bahwa
besarnya
kontribusi
variabel
dependen
adalah
sebesar
63,3%
sedangkan sisanya 36,7% ditentukan oleh
variabel lain yang tidak teridentifikasi dalam

penelitian ini. Jadi, dapat disimpulkan


bahwa variabel efektifitas pengendalian
intern,
ketaatan
aturan
akuntansi,
kesesuaian kompensasi dan implementasi
good governance terkait fraud memiliki
hubungan yang cukup erat.

Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Variabel

Efektivitas SPI
Ketaatan Aturan Akuntansi
Kesesuaian Kompensasi
Good Governance
Constant
R
R Square
Adjusted R Square
F hitung
Sig. F hitung
Sumber : data primer diolah 2014

Undstandartized
Coefficient
B
Std.

Standardize
d
Coefficient
Beta

Error
.134
.128
.153
.077

-.178
-.202
-.289
-.253

-.279
-.340
-.440
-.206
= 51.409
= 0,795
= 0,633
= 0,619
= 47,352
= 0,00

Sig

-2.079
-2.663
-2.865
-2.677

.040
.009
.005
.009

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
Dari tabel 2 diketahui persamaan regresi
linear berganda adalah Y = 51,409 0,279
X1 0,340 X2 0,440 X3 0,206 X4.
Uji t dilakukan untuk mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen
secara parsial. Pada tabel 2 diperoleh nilai
thitung untuk variabel efektivitas sistem
pengendalian intern sebesar adalah 2,079
lebih besar dari ttabel yaitu 1,6736 yang
artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Dari
persamaan regresi menunjukkan koefisien
efektifitas sistem pengendalian intern
bernilai negatif yang berarti ada pengaruh
negatif (berlawanan arah) antara efektifitas
sistem pengendalian intern dengan fraud.
Variabel
ketaatan
aturan
akuntansi
menunjukkan nilai thitung sebesar 2,663
lebih besar dari ttabel yaitu 1,6736 yang
artinya H0 ditolak dan H2 diterima. Dari
persamaan regresi menunjukkan koefisien
ketaatan aturan akuntansi bernilai negatif
yang berarti terdapat pengaruh negatif
antara ketaatan aturan akuntansi terhadap
fraud. Hasil uji t untuk variabel kesesuaian
kompensasi diperoleh nilai thitung adalah
2,865 lebih besar dari ttabel yaitu 1,6736
yang artinya H0 ditolak dan H3 diterima. Dari
persamaan regresi menunjukkan koefisien
persepsi kesesuaian kompensasi bernilai
negatif yang berarti ada pengaruh negatif
antara persepsi kesesuaian kompensasi
dengan fraud. untuk variabel implementasi
good governance diperoleh nilai
thitung
sebesar 2,677 lebih besar dari ttabel yaitu
1,6736 yang artinya H0 ditolak dan H4
diterima.
Dari
persamaan
regresi
menunjukkan koefisien implementasi good
governance bernilai negatif yang berarti
terdapat pengaruh negatif
antara
implementasi good governance terhadap
fraud
Hasil uji simultan diketahui bahwa
bahwa hasil uji F diperoleh hasil besarnya
nilai Fhitung adalah 47,352 lebih besar dari
Ftabel 2,45 yang artinya H0 ditolak dan H5
diterima. Selain itu, nilai signifikansi untuk
variabel efektivitas sistem pengendalian
intern sebesar 0,040. Nilai signifikansi
variabel ketaatan aturan akuntansi sebesar
0,009. Untuk variabel
kesesuaian
kompensasi nilai signifikasinya sebesar
0,005 dan implementasi good governance
sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 maka

terdapat pengaruh yang signifikan. Jadi,


dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
Efektivitas Sistem Pengendalian Intern,
Ketaatan Aturan Akuntansi, Kesesuaian
Kompensasi dan Implementasi Good
Governance secara simultan berpengaruh
terhadap fraud pada SKPD di Kabupaten
Tabanan.
PEMBAHASAN
Pengaruh
Efektivitas
Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Fraud
Hasil uji statistik pada tabel 2
menunjukkan
hasil
bahwa
hipotesis
pertama (H1) yaitu efektifitas sistem
pengendalian intern berpengaruh signifikan
negatif terhadap fraud, yang ditunjukkan
dengan nilai thitung untuk variabel efektifitas
sistem pengendalian intern (X1) adalah (
2,079 > 1,6736) dan signifikansi (0,040<
0,05). Dengan demikian hipotesis pertama
dalam penelitian ini diterima. Nilai negatif
menunjukkan pengaruh yang berlawanan
arah yang artinya bahwa semakin tinggi
efektiktifitas sistem pengendalian intern
maka semakin rendah fraud (kecurangan)
pada SKPD di Kabupaten Tabanan. Hasil
penelitian yang sama dikemukakan dalam
hasil penelitian Fauwzi (2011) yang
menyatakan bahwa efektifitas sistem
pengendalian intern berpengaruh negatif
terhadap
kecenderungan
kecurangan
(fraud). Pengendalian intern merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi guna memberikan keyakinan
yang cukup akan tercapainya tujuan
perusahaan (Ratnayani, 2014). Meskipun
terdapat perbedaan pengendalian intern
yang diterapkan pada setiap organisasi,
namun pada dasarnya pengendalian intern
diberlakukan dengan tujuan yang sama
yaitu
untuk
melindungi
kekayaan
perusahaan. Hal ini didukung dari hasil
penelitian yang sama yang dilakukan oleh
Kusumastuti (2012) yang menyatakan
bahwa pengendalian intern berpengaruh
negatif terhadap fraud.
Teori tunggal sebagaimana dikutip
dalam Ratnayani (2014) menyatakan
bahwa
perusahaan-perusahaan
yang
melaksanakan pengendalian intern dalam
perusahaan tentu akan membantu mereka
dengan mudah mengecek kecurangan yang

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
terjadi, dan pada akhirnya akan mudah
mendeteksi kecurangan secara dini.
Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi
Terhadap Fraud
Hasil uji statistik pada tabel 2
menunjukkan
hasil
bahwa
hipotesis
pertama (H2) yaitu ketaatan aturan
akuntansi berpengaruh signifikan negatif
terhadap fraud ditunjukkan dengan nilai
thitung untuk variabel ketaatan aturan
akuntansi (X2) adalah nilai (2,663 >1,6736).
Selain itu, nilai signifikansi variabel ketaatan
aturan akuntansi adalah sebesar 0,009
lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis
kedua dalam penelitian ini di terima. Nilai
negatif menunjukkan pengaruh yang
berlawanan arah artinya semakin tinggi
tingkat ketaatan aturan akuntansi maka
semakin rendah fraud (kecurangan) pada
SKPD di Kabupaten Tabanan. Hasil
penelitian Wilopo (2006) menunjukkan
bahwa
ketaatan
aturan
akuntansi
berpengaruh
negatif
terhadap
kecenderungan
kecurangan
(fraud).
Artinya semakin taat anggota organisasi
terhadap aturan akuntansi yang berlaku
maka peluang untuk terjadinya fraud akan
semakin rendah. Hal ini karena dengan
ditaatinya aturan akuntansi yang berlaku
maka kegiatan pemeriksaan akan lebih
mudah dilakukan dan tindakan kecurangan
dalam laporan keuangan akan lebih mudah
terdeteksi.
Menurut Alpinista (2013), pada
dasarnya tidak ada organisasi yang
terbebas dari fraud (kecurangan). hal ini
karena permasalahan ini bermuara dari
manusia, the man behind the gun. Apapun
aturan dan prosedur yang diciptakan,
sangat dipengaruhi oleh manusia yang
memegang kuasa untuk menjalankannya.
Persepsi pegawai terhadap ketaatan aturan
akuntansi akan berpengaruh terhadap
terjadinya fraud. Wolk and tearney (1997)
sebagaimana dikutip dalam Willopo (2006)
menyatakan bahwa kegagalan penyusunan
laporan keuangan yang disebabkan karena
ketidaktaatan pada aturan akuntansi, akan
menimbulkan kecurangan perusahaan yang
tidak dapat dideteksi oleh auditor.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
ketaatan aturan akuntansi berpengaruh
terhadap fraud. Semakin tinggi tingkat

ketaatan aturan akuntansi maka akan


mampu menurunkan fraud pada SKPD di
Kabupaten Tabanan.
Pengaruh
Persepsi
Kesesuaian
Kompensasi Terhadap Fraud.
Bedasarkan hasil analisis statistik
ditemukan bahwa hipotesis ketiga (H3) yaitu
persepsi
kesesuaian
kompensasi
berpegaruh signifikan negatif terhadap
fraud, yang ditunjukkan dengan nilai thitung
untuk
variabel
persepsi
kesesuaian
kompensasi (X3) adalah (2,865> 1,6736)
dan signifikan (0,005 < 0,05) dengan
demikian hipotesis ketiga pada penelitian ini
diterima.
Semakin
tinggi
persepsi
kesesuaian kompensasi maka semakin
rendah fraud atau tindakan kecurangan
pada SKPD di Kabupaten Tabanan. Hasil
penelitian ini senada dengan hasil
penelitian yang dilakukan Mustikasari
(2013),
yaitu
persepsi
kesesuaian
kompensasi berpengaruh negatif terhadap
fraud. Tekanan ekonomi yang dialami
seseorang dapat menjadi faktor penyebab
seseorang
melakukan
tindakan
kecurangan. salah satu faktor penyebab
timbulnya fraud adalah karena adanya
tekanan (preassure). Tekanan yang dialami
oleh seseorang
akan menyebabkan
seseorang
berani
untuk
melakukan
tindakan kecurangan. Hasil penelitian
Johnson et al (2003) sebagaimana dikutip
dari Fitriana (2010) yang menyatakan
bahwa penipuan dan kecurangan yang
terjadi diperusahaan yang memiliki ekuitas
yang besar berbasis kompensasi. Upaya
meminimalisir
kecurangan
(fraud)
tergantung pada kekuatan kompensasi
yang ada dalam perusahaan. Semakin baik
persepsi kesesuaian kompensasi yang
dirasakan karyawan maka kecenderungan
untuk melakukan tindakan kecurangan pun
akan semakin kecil. Hasil penelitian ini
penelitian Fitriana (2010) menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat kesesuaian
kompensasi yang diterima pegawai dan
manajemen suatu perusahaan akan
menurunkan kecenderungan kecurangan
(fraud) yang dilakukan oleh pegawai dan
manajemen perusahaan tersebut.
. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa persepsi kesesuain kompensasi
berpengaruh negatif terhadap fraud. Hal ini

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
menunjukkan kompensasi yang diterima
oleh para pegawai telah sesuai dengan
kinerja dan tingkat pemenuhan kebutuhan.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
persepsi
kesesuaian
kompensasi
berpengaruh signifikan negatif terhadap
fraud pada SKPD di Kabupaten Tabanan.
Pengaruh
Implementasi
Good
Governance Terhadap Fraud.
Berdasarkan hasil analisis statistik
ditemukan bahwa hipotesis keempat (H4)
yaitu implementasi Good Governance
berpengaruh signifikan negatif terhadap
fraud, yang ditunjukkan dengan nilai thitung
untuk
variabel
implementasi
good
governance (X4) adalah (2,667 > 1,6736)
dan signifikansi (0,009 < 0,05). Dengan
demikian hipotesis kedua pada penelitian
ini diterima. Semakin baik implementasi
good governance maka semakin rendah
fraud atau tindakan kecurangan pada
SKPD di Kabupaten Tabanan. Hasil
penelitian ini senada dengan hasil
penelitian
Ratnayani
(2013)
yang
menyatakan bahwa implementasi good
governance berpengaruh signifikan negatif
terhadap fraud. Hal ini karena semakin
tinggi penerapan good governance pada
SKPD maka akan menurunkan kesempatan
(opportunity) untuk melakukan kecurangan.
Khairandy (2007) yang dikutip dalam
Ratnayani (2013) menyatakan bahwa
manajemen tidak cukup hanya memastikan
bahwa proses pengelolaan manajemen
berjalan
dengan
efisien.
Diperlukan
instrument baru, yaitu Good Governance
untuk memastikan bahwa manajemen
berjalan dengan baik. Hasil penelitian
Fitriatil Husna (2008) menyatakan bahwa
implementasi Good Corporate Governance
berpengaruh terhadap fraud. Hal ini karena
penerapan good corporate governance
menyebabkan manajemen perusahaan
menjadi lebih fokus dan lebih jelas dalam
pembagian
tugas,tanggungjawab
dan
pengawasannya.
United Nation Development Program
(UNDP)
mengemukakan
bahwa
karakteristik atau prinsip-prinsip yang
dikembangkan dala Tata Kelola Pemerintah
yang Baik (Good Government Governance)
adalah partisipasi masyarakat, tegaknya
supremasi
hukum,
transparansi,

berkeadilan, daya tanggap, berorientasi


konsesus,
efektivitas
dan
efesiensi,
akuntabilitas, visi strategis dan saling
keterkaitan. SKPD sebagai cermin kinerja
pemerintah daerah dituntut untuk tetap
menjalankan
dan
meningkatkan
implementasi good governace untuk
menekan sedini mungkin kecurangankecurangan yang terjadi.
Pengaruh
Efektivitas
Sistem
Pengendalian Intern, Ketaatan Aturan
Akuntansi, Kesesuaian Kompensasi dan
Implementasi
Good
Governance
terhadap Fraud.
Berdasarkan hasil uji F dapat dilihat
Fhitung > Ftabel yaitu 47,352 > 2,45. Dengan
signifikansi untuk masing-masing variabel
yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,040 untuk
variabel efektivitas sistem pengendalian
intern, 0,009 untuk variabel kataatan aturan
akuntansi, 0,005 untuk variabel persepsi
kesesuaian kompensasi dan 0.009 untuk
variabel implementasi good governance. Ini
berarti bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama (simultan)
efektivitas pengendalian intern, ketaatan
aturan akuntansi, persepsi kesesuaian
kompensasi dan implementasi good
governance terhadap fraud.
Hasil ini
didukung dengan hasil pengujian secara
parsial
variabel
efektivitas
sistem
pengendalian intern, ketaatan aturan
akuntansi,
persepsi
kesesuaian
kompensasi dan implementasi good
governance yang menyatakan bahwa
secara
parsial
variabel
tersebut
berpengaruh signifikan negatif terhadap
fraud. Hal ini berarti semakin tinggi
efektivitas sistem pengendalian intern,
semakin tinggi ketaatan aturan akuntansi,
semakin
baik
persepsi
kesesuaian
kompensasi
serta
semakin
optimal
implementasi good governance maka akan
semakin rendah fraud (kecurangan) yang
terjadi.
Teori
tunggal
(2010:231)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang
meminamilisir
kecurangan
yaitu
membangun struktur pengendalian intern
yang
baik,
mengefektifkan
sistem
pengendalian,
meningkatkan
kultur
organisasi yang dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance, mengefektifkan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
fungsi internal audit. Tingginya tingkat
penerapan
pengendalian
intern
dan
implementasi good governance yang diikuti
dengan kataatan terhadap aturan akuntansi
serta sistem kompensasi yang sesuai maka
akan mengurangi kecurangan dalam
organisasi.
Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian
Mustikasari
(2013)
yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
negatif
antara efektivitas pengendalian
intern, Ketaatan Aturan Akuntansi dan
Persepsi kesesuaian kompensasi terhadap
fraud.
Penelitian
Ratnayani
(2013)
menyatakan
bahwa
semakin
tinggi
penerapan pengendalian intern kas dan
implementasi good governance maka akan
semakin rendah kecurangan (fraud) yang
terjadi pada SKPD di Kabupaten Buleleng.
Fraud
(kecurangan)
dapat
diminimalisir dengan memahami dan
mencegah faktor-faktor penyebabnya. Teori
fraud triangle menyatakan bahwa pada
dasarnya terdapat tiga faktor utama yang
menyebabkan
terjadinya
fraud
(kecurangan) yaitu kesempatan, tekanan
dan rasionalisasi. Salah satu upaya yang
dapat
dilakukan
untuk
mengurangi
kesempatan untuk melakukan kecurangan
dalam organisasi pemerintah khususnya
SKPD adalah dengan meningkatkan
efektivitas sistem pengendalian intern dan
implementasi good governance.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka
diperoleh lima kesimpulan yaitu (1)
Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
secara parsial berpengaruh signifikan
negatif
terhadap fraud pada SKPD di
Kabupaten Tabanan. Hal ini berarti semakin
tinggi
tingkat
efektivitas
sistem
pengendalian intern maka semakin rendah
(fraud) kecurangan yang terjadi. (2)
Ketaatan aturan akuntansi secara parsial
berpengaruh signifikan negatif. terhadap
fraud (kecurangan) pada SKPD di
Kabupaten Tabanan. Hal ini berarti semakin
tinggi tingkat ketaatan terhadap aturan
akuntansi maka semakin rendah fraud
(kecurangan ) yang terjadi. (3) Persepsi
kesesuaian kompensasi secara parsial
berpengaruh signifikan negatif terhadap

fraud (kecurangan) pada SKPD di


Kabupaten Tabanan. Hal ini berarti semakin
tinggi ketaatan terhadap aturan akuntansi
yang berlaku maka semakin rendah fraud
(kecurangan) yang terjadi.(4 Implementasi
Good
Governance
secara
parsial
berpengaruh signifikan negative terhadap
fraud (kecurangan) pada SKPD di
Kabupaten Tabanan. (5) Secara simultan
dapat diketahui bahwa Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern, Ketaatan Aturan
Akuntansi,
Persepsi
Kesesuaian
Kompensasi dan Implementasi Good
Governance
berpengaruh
signifikan
terhadap fraud pada SKPD di Kabupaten
Tabanan.
Hal
ini
berarti
untuk
meminimalisisasi fraud (kecurangan) maka
perlu
ditingkatkan
efektivitas
sistem
pengendalian intern, ketaatan aturan
akuntansi,
persepsi
kesesuaian
kompensasi dan implementasi good
governance.
SARAN
Bagi SKPD di Kabupaten Tabanan
Efektivitas sistem pengendalian Intern perlu
ditingkatkan terutama pada pemisahan
fungsi yang tepat dan jelas dalam
organisasi. Implementasi prinsip-prisip good
governance perlu ditingkatkan agar kinerja
pemerintah semakin baik serta transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
dapat ditingkatkan. Selain itu, sistem
kompensasi yang baik serta peningkatan
ketaatan terhadap aturan yang berlaku
perlu ditingkatkan sehingga akan mampu
mengurangi kecurangan yang terjadi. Dan
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk
menggunakan responden yang lebih
banyak yakni pada kantor kecamatan.
Selain itu, Peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan
penelitian
dengan
menambah variabel lain seperti moralitas,
asimetri informasi, budaya organisasi, gaya
kepemimpinan serta audit internal.
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal,
2004,
Pencegahan
dan
Pendeteksian
Kecurangan
oleh
Internal
Auditor,
(http://
www.bpkp.go.id/unit/ investigasi /
cegah_deteksi.pdf, diunduh 15 April
2014)

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

Balipost. 2012. Dugaan Korupsi Bansos


Sukaja Ditahan Kejari Tabanan
http://www.balipost.co.id/mediadetail.
php?module=detailberita&kid=2&id=7
1492 diunduh tanggal 18 Agustus
2014
Fauwzi. Mohammad Glifandi Hari. 2011.
Analisis
Pengaruh
Keefektifan
Pengendalian
Internal,
Persepsi
Kesesuain Kompensasi, Moralitas
Manajem terhadap Perilaku Tidak Etis
dan Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi.
Skripsi
Universitas
Diponogoro
Fitriana,
Annisa.
2010.
Pengaruh
Pengendalian
Internal
dan
Kesesuaian Kompensasi terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi (Fraud) Pada Pura Group
Perseroan Terbatas di Kabupaten
Kudus. Skripsi Universitas Negeri
Semarang
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program IBM
SPSS17.
Semarang:
BPFE
Universitas Diponogoro
Hall. James A. 2009. Sistem Informasi
Akuntansi. Buku 1 Edisi 4. Jakarta.
Salemba Empat.
Husna, Fitriatil. 2008. Pengaruh Penerapan
Pengendalian
Intern
Kas
dan
Implementasi
Good
Corporate
Governance Terhadap Kecurangan
(Studi Empiris Pada Perusahaan
BUMN
di
Kota
Padang).
Padang:Artikel Ilmiah
Ikatan Akuntan Indonesia (2001). Standar
Profesional Akuntan Publik. Salemba
Empat, Jakarta
Infokorup.2014.http://infokorupsi.com/id/kor
upsi.php?ac=6512&l=pengadaanlahan-rs-internasional-tabanandugaan-mark-up-menguat
diunduh
pada 18 Agustus 2014

Kusumastuti, Nur Ratri. 2012. Analisis


faktor - Faktor yang Berpengaruh
Terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi
dengan
Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel
Intervening.
Skripsi
Universitas
Diponogoro
Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Faktorfaktor
yang
mempengaruhi
kecenderungan kecurangan (Fraud) :
Persepsi Pegawai Dinas Provinsi DIY.
Skripsi Universitas Negeri Semarang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2008 Tentang
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor:
PER/15/M.PAN/7/2008
tentang
pedoman umum Reformasi Birokrasi
Rahmawati, Ardiana Peni. 2012. Analisis
Pengaruh
Faktor
Internal
dan
Moralitas
manajemen
Terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi
(Studi
Pada
Dinas
Pengelolaan dan Aset Daerah Kota
Semarang).
Skripsi
Universitas
Diponegoro
Ratnayani, Ni Luh Ayu. 2013. Pengaruh
Pengendalian
Intern
Kas
dan
Implementasi
Good
Governance
terhadap Fraud (Studi Empiris di
SKPD Kabupaten Buleleng. Skripsi
Universitas Pendidikan Ganesha
Rosjidi.2010. Akuntansi
Sektor Publik
Pemerintah (Kerangka, Standar
dan Metode), Jakarta : Salemba
Empat
Wilopo 2006, Analisis faktor-faktor yang
berpengaruh
terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi: Studi pada perusahaan
publik dan badan usaha milik negara
di Indonesia, Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang, 21-69

Anda mungkin juga menyukai